Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK
MODUL II ANALISA RANGKAIAN

Kelompok : 4F
Kelas :F
Program Studi : S1-Teknik Elektro
Tgl Praktikum : 30 September 2020
Tgl Presentasi : 07 Oktober 2020
Nama Asisten : Diwita Augustine

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


INSTITUT TEKNOLOGI -PLN
JAKARTA
2020
4F
MODUL II
ANALISA RANGKAIAN

2.1. TUJUAN

1. Memahami konsep Analisa Rangkaian dari satu rangkaian yang terdiri dari sekumpulan
tahanan seri dan paralel.
2. Mempelajari hubungan arus dan tegangan pada rangkaian seri dan paralel.

3. Memahami konsep Transformasi Wye-Delta beserta persamaannya.

2.2 ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. 1 Unit PC.

2. Software NI Multisim.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

2.3 TEORI MODUL

2.3.1 Rangkaian Tahanan Secara Seri

Gambar 26. Rangkaian Tahanan Seri

Rangkaian seri dari R1, R2 dan R3 dihubungkan dengan sumber tegangan V, maka
arus yang melewati R1 = arus yang melewati R2 = arus yang melewati R3 = I. Sedangkan
jika meninjau tegangan pada masing-masing resistor, berlaku aturan yang disebut “Aturan
Pembagian Tegangan” yang berbunyi : Jika sejumlah N tahanan dirangkai secara seri dan
dihubungkan dengan sumber teganagn V, maka besarnya tegangan antara ujung-ujung
salah satu tahanannya, Rn, sama dengan tegangan antara rasio tahanan Rn, terhadap jumlah
tahanan yang diseri tersebut dengan tegangan sumbernya, V.
Aturan Pembagian Tegangan tersebut dapat ditulis dengan rumus :

Rn
XV
VRn = R 1+ R2 + R3+. . . +RN
Sehingga tegangan secara keseluruhan adalah sebagai berikut

VAD = VAB + VBC + VCD

Apabila dihubungkan dengan Hukum Ohm, maka tegangan di setiap resistor adalah
sebagai berikut :
VAB = I . R1

VBC = I . R2

VCD = I . R3

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
2.3.2 Rangkaian Tahanan Secara Paralel

Gambar 27. Rangkaian Tahanan Paralel

Rangkaian Paralel dari R2 dan R3 yang dihubungkan dengan sumber tegangan V


secara paralel, maka tegangan antara ujung-ujung R2 = Tegangan antara ujung-ujung R3
= V. Sedangkan jika meninjau arus pada masing-masing resistor, berlaku aturan yang
disebut “Aturan Pembagian Arus” yang berbunyi : Pada sejumlah N tahanan yang
dirangkai secara paralel dan dihubungkan dengan sumber tegangan V, maka besarnya arus
pada salah satu tahanannya, Rn, sama dengan perkalian antara rasio 1/Rn (=Gn) terhadap
jumlah seluruh konduktansi (G) yang diparalel tersebut dengan arus dari sumber
tegangannya.
Aturan Pembagian Arus tersebut dapat ditulis dengan rumus :
1
𝑥𝐼
𝑅𝑛
1 1 1 1
IRn + + + ⋯+
𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛

Sehingga arus listrik secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

I1 = I2 + I3

Apabila dihubungkan dengan Hukum Ohm, maka besarnya arus listrik di setiap
resistor adalah sebagai berikut :
𝑉𝑅2
𝐼2 =
𝑅2

𝑉𝑅3
𝐼3 =
𝑅3

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
2.3.3 Rangkaian Delta (Δ) dan Rangkaian Wye (Y)

Gambar 28. Rangkaian Delta

Gambar 29. Rangkaian Wye

Tahanan yang terangkai secara Delta dapat ditransformasikan ke Rangkaian Wye


begitu juga sebaliknya. Dari Gambar 28 dan 29, transformasi dari Delta ke Wye diperoleh
dari persamaan :
𝑅1.𝑅2
Ra= 𝑅1+𝑅2+𝑅3

𝑅2.𝑅3
Rb= 𝑅1+𝑅2+𝑅3

𝑅1.𝑅3
Rc= 𝑅1+𝑅2+𝑅3

Sedangkan transformasi dari Wye ke Delta diperoleh dari persamaan :

(𝑅𝑎.𝑅𝑏)+(𝑅𝑎.𝑅𝑐)+(𝑅𝑏.𝑅𝑐)
R1= 𝑅𝑏

(𝑅𝑎.𝑅𝑏)+(𝑅𝑎.𝑅𝑐)+(𝑅𝑏.𝑅𝑐)
R2= 𝑅𝑐

(𝑅𝑎.𝑅𝑏)+(𝑅𝑎.𝑅𝑐)+(𝑅𝑏.𝑅𝑐)
R3= 𝑅𝑎

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

TEORI TAMBAHAN

Analisis rangkaian listrik meliputi penentuan tegangan dan arus di berbagai elemen,
mengingat nilai-nilai elemen dan interkoneksi diantara rangkaiannya.

Dalam rangkaian linier, hubungan Voltase (V) dan arus (I) dari elemen sirkuit dan
persamaan yang dihasilkan oleh penerapan KCL ( Kirchhoff Current Law) pada titik
percabangan dan KVL (Kirchhoff Voltage Law) untuk loop menghasilkan jumlah yang
memadai dalam sebuah persamaan linear simultan yang dapat diselesaikan untuk
tegangan dan arus yang diketahui.

Langkah analisa listrik


Berbagai langka dalam analisis sirkuit linear adalah sebagai berikut:

1. Untuk semua elemen kecuali sumber arus, menetapkan variabel arus dengan
polaritas yang tidak tentu/acak. Untuk sumber arus, nilai arus dan polaritas yang
diberikan.
2. Untuk semua elemen kecuali sumber tegangan, menetapkan variabel tegangan
dengan polaritas berdasarkan tanda konvensi pasif. Untuk sumber tegangan,
tegangan dan polaritas.
3. Menulis persamaan KCL pada N? 1 node, di mana N adalah jumlah titik percabangan
di sirkuit.
4. Menuliskan ekspresi untuk variabel tegangan elemen pasif menggunakan
hubungan-v i.
5. Terapkan persamaan KVL untuk E? N – 1 loop independen, di mana E adalah jumlah
elemen dalam rangkaian. Dalam kasus sirkuit planar, yang dapat ditarik di pesawat
kertas tanpa tepi menyeberang satu sama lain, jerat akan membentuk satu set loop
independen. Untuk sirkuit nonplanar, menggunakan metode khusus yang
menggunakan teknik topologi untuk menemukan loop independen.
6. Memecahkan persamaan 2E untuk menemukan arus E dan E tegangan.

Contoh berikut menggambarkan penerapan stepsin analisis ini.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

Contoh 1 untuk rangkaian pada Gambar 1, menentukan tegangan di berbagai elemen.

 Menetapkan arus elemen I1, I2, I3, dan I4.


 Kemudian menerapkan KCL untuk node A, B, dan C untuk mendapatkan

I4 – I1 = 0, I1 – I2 = 0, dan I2 – I3 = 0.

 Pemecahan persamaan ini menghasilkan

I1 = I2 = I3 = I4.

 Menerapkan karakteristik hubungan-v i dari elemen nonsource,


 Akan di dapatkan

VAB = 2 I1, VBC = 3 I2, dan VCD = 5 I3.

 Menerapkan KVL untuk loop ABCDA,


 Menentukan

VAB + VBC + VCD + VDA = 0.

 Menggantikan tegangan dalam hal arus, didapatkan

2 I1 + 3 I1 + 5 I1 – 12 = 0.

 Menyederhanakan hasil dalam

10 I1 = 12

 untuk membuat

I1 = 1,2 A.

 Hasil akhir

VAB = 2,4 V; VBC = 3,6 V dan VCD = 6,0 V.


Dalam metode analisis rangkaian di atas, 2E persamaan pertama kali dibentuk dan
kemudian diselesaikan secara simultan. Untuk sirkuit besar, proses ini bisa menjadi sangat
rumit. Teknik yang ada untuk mengurangi jumlah yang tidak diketahui yang akan
diselesaikan secara simultan. Dua metode yang paling umum digunakan adalah metode
loop arus dan metode tegangan simpul.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
Loop Current Metode
Dalam metode ini, setiap satu variabel yang berbeda hal ini ditugaskan sebagai loop
independen. Arus elemen yang kemudian dihitung dari segi arus lingkaran. Menggunakan
arus elemen dan nilai-nilai, tegangan elemen terhitung. Setelah perhitungan ini, hukum
tegangan Kirchhoff ‘s diterapkan untuk masing-masing loop, dan persamaan yang
dihasilkan diselesaikan untuk arus lingkaran. Menggunakan arus lingkaran, arus dan
tegangan elemen kemudian ditentukan. Dengan demikian, dalam metode ini, jumlah
persamaan simultan yang harus diselesaikan adalah sama dengan jumlah loop
independen. Seperti disebutkan di atas, dapat ditunjukkan bahwa ini sama dengan E –
N + 1.

Contoh 2 mengilustrasikan teknik yang baru saja dibahas. Dapat dicatat bahwa dalam
kasus sirkuit planar, jerat dapat dipilih sebagai loop independen.

Gambar 2

Contoh 2. Dalam rangkaian pada Gambar 2, ditentukan tegangan 3-V resistor. Pertama,

 Perhatikan bahwa ada dua loop independen, yang merupakan dua jerat di sirkuit,
dan bahwa arus lingkaran I1 dan I2 dijelaskan seperti yang ditunjukkan dalam
diagram.
 Kemudian menghitung arus elemen sebagai

IAB = I1, IBC = I2, ICD= I2, IBD = I1 – I2, dan IDA = I1.

 Hitung tegangan elemen sebagai

VAB = 2IAB = 2 I1, VBC = 1 IBC = 1 I2, VCD = 4 I2, dan VBD = 3 IBD =3 (I1 – I2).

 Menerapkan KVL untuk loop 1 (ABDA) dan 2 (BCDB) dan menggantikannya dengan
tegangan dalam hal loop arus hasil dalam:

5 I1 – 3 I2 = 12
– 3 I1 + 8 I2 = 0

 Memecahkan dua persamaan, dan mendapatkan

I1 = 96 / 31 A dan

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
I2 = 36 / 31 A.

 Tegangan pada tahanan 3 ohm resistor adalah

3 ( I2 – I1) = 3 (96 / 31 – 36 / 31) = 180 / 31 A.


Penjelasan contoh dua

Ketika salah satu unsur dalam satu lingkaran adalah sumber arus, tegangan tidak dapat
ditulis menggunakan hubungan-v i elemen. Dalam hal ini, sumber arus tegangan harus
diperlakukan sebagai variabel yang tidak diketahui yang akan ditentukan.

Jika sumber arus hanya dalam satu lingkaran dan tidak untuk lebih dari satu lingkaran,
maka arus loop di mana sumber arus hadir yang di masukkan sama dengan nilai dari
sumber arus.

Untuk menentukan arus yang tersisa, tidak ada dibutuhan persamaan KVL untuk
sumber arus loop. Namun, untuk menentukan tegangan dari sumber arus, persamaan KVL
untuk sumber arus loop perlu ditulis. Persamaan ini disajikan dalam contoh 3.

Gambar 3

Contoh 3. Menganalisis rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 3 untuk menemukan


tegangan melintasi sumber arus. Arus loop ditugaskan seperti yang ditunjukkan. Hal ini
mudah dilihat bahwa I3 = – 2. Menulis persamaan KVL untuk loop 1 dan 2, akan
didapatkan:

Loop 1:

2(I1 – I2) + 4(I1 – I3) I4 = 0=>

I1 – 2 I2 = 6

Loop 2:

I2 + 3(I2 – I3) + 2(I2 – I1) = 0 =>

2 I1 + 6 I2 = 6.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
Memecahkan dua persamaan secara bersamaan, akan didapatkan

I1 = 3 / 4 A dan I2 = – 3 / 4 A.

Untuk menemukan VCD melintasi sumber arus, menulis persamaan KVL untuk loop 3
sebagai:

4(I3 – I1) + 3(I3 – I2) + VCD = 0 =>

VCD = 4 I1 + 3 I2 – 7 I3 = 14,75 V

Gambar 4

Penjelasannya

Hal ini menyangkut sebuah sumber arus yang umum untuk lebih dari satu loop. Solusi
untuk kasus ini diilustrasikan dalam contoh 4.

Contoh 1.4. Dalam rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 4, 2 Sebuah sumber arus
umum untuk loop 1 dan 2. Salah satu metode penulisan persamaan KVL adalah untuk
memperbaiki VBE sebagai diketahui dan menulis tiga persamaan KVL.

Selain itu, Dapat ditulis arus dari sumber arus sebagai I2- I1 = 2, memberikan
persamaan keempat. Memecahkan empat persamaan secara bersamaan, Anda
menentukan nilai dari I1, I2, I3, dan VBE. Persamaan ini adalah sebagai berikut

Loop 1:

2(I1 – I3) + VBE + 2 I1 – 12 = 0

=> 4 I1 – 2 I3 + VBE = 12.

Loop 2:

3(I2 – I3) + 4 I2 + I2 VBE = 0

=> 8 I2 – 3 I3 – VBE = 0.

Loop 3:

I3 þ 3(I3 – I2) + 2(I3 – I1) = 0

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
=> 2 I1 – 3 I2 + 6 I3 = 0.

Sumber hubungan arus:

– I1 + I2 + = 2.

Memecahkan atas hasil empat persamaan yaitu

I1 = 0,13 A, I2 = 2,13 A, I3 = 1,11 A, dan VBE = 13,75 V.

Metode alternatif untuk kasus ini (metode super lingkaran):

Metode ini menghilangkan kebutuhan untuk menambahkan variabel tegangan sebagai


diketahui. Ketika sebuah sumber arus umum untuk loop 1 dan 2, maka KVL diterapkan
pada loop baru yang disebut super lingkaran. Super loop diperoleh dari menggabungkan
loop 1 dan 2 (setelah menghapus elemen umum) seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5. Untuk rangkaian dipertimbangkan dalam contoh 4

Gambar 5

Loop ABCDEFA adalah super lingkaran diperoleh dengan menggabungkan loop 1 dan 2.
KVL diterapkan pada lingkaran super bukannya KVL diterapkan untuk loop 1 dan loop 2
secara terpisah. Berikut ini adalah persamaan KVL untuk super lingkaran ABCDEFA:

2(I1 – I3) + 3(I2 – I3) + 4 I2 + I2 + 2 I1 – 12 = 0

=> 4 I1 + 8 I2 – 5 I3 = 12

KVL Persamaan sekitar loop 3 ditulis sebagai:

2 I1 – 3 I2 + 6 I3 = 0

Sumber saat ini dapat ditulis sebagai:

I1 + I2 = 2

Pemecahan atas tiga persamaan simultan menghasilkan persamaan

I1 = 0,13 A, I2 = 2,13 A, dan I3 = 1,11 A.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

LANGKAH PERCOBAAN

1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 30. Percobaan Transformasi Wye-Delta

2. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.


3. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.
4. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.
5. Hitung nilai Resistansi Total dengan menggunakan kombinasi antara Transformasi
Wye- Delta, Seri dan Paralel.
6. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 31. Rangkaian Ekivalen

7. Atur nilai Tahanan Ekivalen (RT) menggunakan nilai Resistansi Total yang telah
dihitung sebelumnya.
8. Jalankan simulasi dengan menekan tombol Run atau F5.
Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika
Institut Teknologi-PLN
4F
9. Amati nilai arus yang terukur pada Multimeter DC dan catat pada Data Pengamatan.

10. Hentikan simulasi dengan menekan tombol Stop.

11. Bandingkan nilai arus yang terukur pada Rangkaian Kompleks (Gambar 30) dengan
Rangkaian Ekivalen (Gambar 31).

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

DATA PENGAMATAN

Vs R1 R2 R3 R4 R5 R6
I (mA)
(Volt) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
40 25 35 45 55 65 75 1,54

Vs (Volt) RT (Ω) I (mA)


40 26,073 1,54

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

RANGKAIAN PERCOBAAN

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

TUGAS AKHIR

1. Hitung secara matematis Resistansi Total (RT) pada percobaan di atas!


Jawab:

2. Hitung secara matematis nilai arus yang mengalir pada Rangkaian Ekivalen dengan
Reistansi Total berdasarkan Jawaban No.1!

Jawab:
𝑣
I=𝑅

40 𝑉
I = 26.073𝛺 = 1,534 𝐴

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
3. Bandingkan nilai arus pada Rangkaian Ekivalen sesuai hasil percobaan dan sesuai
hasil perhitungan Soal No.2 di atas!
Jawab:
Ipercobaan = 1,54 mA
Iperhitungan = 1,534 mA
𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 − 𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐾𝑅 = | | 𝑥100%
𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
1,54 𝑚𝐴 − 1,534 𝑚𝐴
𝐾𝑅 = | | 𝑥100%
1,534 𝑚𝐴
KR = 0,0039%

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

ANALISA

ANALISA (Andi Muhammad Irsal_201911072)

Pada praktikum modul 2 dengan judul Analisa rangkaian yang bertujuan memahami konsep
Analisa rangkaian dari satu rangkaian yang terdiri dari sekumpulan tahanan seri dan parallel,
mempelajari hubungan arus dan tegangan pada rangkaian seri dan parallel, dan memahami konsep
transformasi Wye-Delta beserta persamaannya. Analisa adalah menyederhanakan rangkaian menjadi
rangkaian ekivalen dan mempermudah dalam perhitungan. Analisa rangkaian adalah Langkah atau
proses untuk mengetahui besaran besaran dalam suatu rangkaian dan memecahkan permsalahan pada
rangkaian.

Ada macam macam Analisa rangkaian yaitu rangkaian seri, rangkaian parallel, aturan pembagi
arus, aturan pembagi tegangan, transformasi delta – wye dan sebaliknya, Analisa simpul (node), Analisa
mesh (loop), teori superposisi, dan teorema thebenin dan teorema Norton. Rangkaian seri adalah
rangkaian yang hanya ada satu jalur tempat arus listrik yang mengalir dari sumber arus listrik. Rangkaian
parallel adalah rangkaian yang memiliki lebih dari satu jalur tempat arus listrik yang mengalir dari
sumber arus listrik.

Aturan pembagi tegangan adalah cara mengetahui besarnya tegangan setiap hambatan yang
tersusun secara seri dan yang berbunyi : Pada sejumlah N tahanan yang dirangkai secara paralel dan
dihubungkan dengan sumber tegangan V, maka besarnya arus pada salah satu tahanannya, Rn, sama
dengan perkalian antara rasio 1/Rn (=Gn) terhadap jumlah seluruh konduktansi (G) yang diparalel
tersebut dengan arus dari sumber tegangannya. Aturan pembagi arus adalah cara mengetahui nilai arus
pada setiap hambatan atau arus yang mengalir pada titik titik percabangan dari hambatan tersusun secara
parallel dan yang berbunyi : Jika sejumlah N tahanan dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan
sumber teganagn V, maka besarnya tegangan antara ujung-ujung salah satu tahanannya, Rn, sama dengan
tegangan antara rasio tahanan Rn, terhadap jumlah tahanan yang diseri tersebut dengan tegangan
sumbernya, V.

Rangkaian seri memiliki sifat arus yang tetap dan tegangan menjadi kecil jika ada nilai hambatan
yang besar. Rangkaian parallel memiliki sifat nilai tegangan yang tetap tetapi arus listrik menjadi kecil
karena ada percabangan. Rangkaian Wye adalah rangkaian yang terdiri dari 3 buah komponen dimana
satu kaki dari tiap komponen saling terhubung di satu titik yang sama. Rangkaian delta adalah rangkaian
yang terdiri dari 3 buah komponen dimana satu kaki komponen terhubung dengan satu kaki komponen
lainnya. Pada modul ini terdapat hukum Ohm yang berbunyi bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu
kawat konduktor sebanding dengan tegangan atau beda potensial yang diberikan pada ujung ujungnya
dan tegangan berbanding terbalik pada tegangan.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F
Pada praktikum kali ini kita mendengarkan pemaparan teori dari bang irianda dan bang maruli
dan setelah itu kta memasuki room sesuai dengan kelompok masing-masing untuk melakukan percobaan
merangkai transformasi wye ke delta, setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan cara mengerjakan tugas
akhir dan peraktikum hari ini berakhir.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

KESIMPULAN

 Analisa rangkaian adalah Langkah atau proses untuk mengetahui besaran besaran dalam suatu
rangkaian dan memecahkan permsalahan pada rangkaian.
 . Rangkaian seri adalah rangkaian yang hanya ada satu jalur tempat arus listrik yang mengalir
dari sumber arus listrik
 Rangkaian parallel adalah rangkaian yang memiliki lebih dari satu jalur tempat arus listrik yang
mengalir dari sumber arus listrik.

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN
4F

PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK

Andi Muhammad Irsal (kerjain sendiri)

Laboratorium Rangkaian Listtrik dan Elektonika


Institut Teknologi-PLN

Anda mungkin juga menyukai