Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM PENGUKURAN DASAR LISTRIK

TRANSFORMASI HUBUNGAN ∆−Y DAN Y −∆

Disusun Oleh :

NAMA : REINHARDT ORLAND IMMANUEL LEO

NIM : 42122042

KELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023
BAB I

TUJUAN PERCOBAAN

Setelah menyelesaikan praktikum, maka diharapkan dapat :

1. Membuktikan kebenaran nilai transformasi ∆ →Y dan Y →∆


2. Menjelaskan dan menyelesaikan bentuk rangkaian listrik dengan menggunakan
transformasi segitiga-bintang (∆→Y) dan bintang – segitiga (Y→∆)
BAB II

TEORI DASAR

Penyederhanaan rangkaian (Network Simplification) adalah suatu cara untuk


mempermudah perhitungan-perhitungan rangkaian listrik, seperti halnya
penyederhanaan rangkaian hubungan seri parallel. Kombinasi rangkaian yang agak
rumit dapat disederhanakan dengan mentransformasikan bentuk rangkaian, yang
umumnya disederhanakan dengan mentransformasikan bentuk rangkaian, yang
umumnya disederhanakan dengan transformasi segitiga – bintang (∆ → Y) dan bintang
– segitiga (Y → ∆).

Untuk menyederhanakan suatu rangkaian listrik, seringkali kita tidak dapat


menyederhanakan rangkaian tersebut dengan bentuk kombinasi seri dan paralel saja.
Bentuk lain yang sering digunakan adalah transformasi “Star-Delta” atau sebaliknya
sebagai alternatif. Rangkaian segitiga ialah 3 tahanan yang dirangkai menyerupai
segitiga, dilambangkaan dengan Δ. Dan rangkaian bintang adalah 3 tahanan yang
dirangkai menyerupai bintang, serta dilambangkan dengan Y.
A. Transformasi Segitiga – Bintang (∆ → Y)

Gambar 1. Transformasi Segitiga - Bintang

Transformasi rangkaian bintang-segitiga adalah teknik untuk mengubah suatu rangkaian


yang terhubung dalam konfigurasi bintang menjadi konfigurasi segitiga yang setara,
atau sebaliknya, dengan tujuan untuk mempermudah analisis rangkaian tersebut.
Transformasi ini juga disebut sebagai transformasi bintang-segitiga atau transformasi
delta-star.

Untuk mengubah rangkaian bintang menjadi segitiga, setiap simpul bintang diubah
menjadi simpul segitiga dan setiap resistor diubah menjadi resistor yang setara dalam
konfigurasi segitiga. Sementara itu, untuk mengubah rangkaian segitiga menjadi
bintang, setiap simpul segitiga diubah menjadi simpul bintang dan setiap resistor diubah
menjadi resistor yang setara dalam konfigurasi bintang.

Transformasi bintang-segitiga sangat berguna dalam analisis rangkaian listrik yang


kompleks, terutama dalam menghitung impedansi dan arus listrik. Namun, perlu diingat
bahwa transformasi ini hanya dapat dilakukan pada rangkaian yang simetris, yaitu
rangkaian yang memiliki resistansi yang sama pada setiap cabangnya.
Dapat dirumuskan, sebagai berikut :

Rab×Rca
=
RA Rab+ Rbc+ Rca

Rbc×Rab
=
RB Rab+ Rbc+ Rca

Rbc×Rca
=
RC Rab+ Rbc+ Rca

Jadi tahanan pengganti (equivalent) dari hubungan segitiga ke bintang adalah perkalian
dua buah tahanan yang mengapitnya, dibagi dengan jumlah ketiga buah tahanan pada
hubungan segitiga.

B. Transformasi Bintang – Segitiga (Y → ∆)

Gambar 2. Transformasi Bintang - Segitiga


Transformasi rangkaian segitiga-bintang adalah teknik untuk mengubah suatu rangkaian
listrik yang memiliki konfigurasi segitiga menjadi konfigurasi bintang, atau sebaliknya.
Transformasi ini biasanya digunakan pada rangkaian listrik tiga fasa, di mana ketiga
fasa tersebut terhubung dalam konfigurasi segitiga atau bintang.

Transformasi rangkaian segitiga-bintang dilakukan dengan mengubah setiap resistor


atau impedansi dalam rangkaian, serta mengubah hubungan antara simpul atau titik
dalam rangkaian. Dalam transformasi dari segitiga menjadi bintang, setiap simpul dalam
segitiga akan terhubung dengan simpul pusat bintang, sedangkan dalam transformasi
dari bintang menjadi segitiga, simpul pusat bintang akan terhubung dengan simpul-
simpul luar segitiga.

Dalam melakukan transformasi ini, penting untuk memperhitungkan nilai resistansi atau
impedansi masing-masing komponen, sehingga transformasi dapat dilakukan secara
akurat dan menghasilkan rangkaian yang setara. Transformasi rangkaian segitiga-
bintang dapat digunakan untuk memudahkan analisis dan perhitungan dalam rangkaian
listrik tiga fasa.

Dapat dirumuskan, sebagai berikut :

RaRb+ RbRc+ RcRa


=
RAB Rc

RaRb+RbRc + RcRa
=
RBC Ra
RaRb+ RbRc+ RcRa
=
RAC Rb

Jadi tahanan pengganti (equivalent) dari hubungan bintang ke segitiga adalah jumlah
dua buah tahanan yang mengapitnya, ditambah perkalian kedua buah tahanan tersebut
yang dibagi dengan tehanan yang ketiga (yang ada didepannya).

Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa

Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-
Z. Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan
untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara
bintang dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan
transformator tiga phasa secara umum :

  Hubungan Wye-wye (Y-Y)

Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan
sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar
30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan
sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan
sama dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral
yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :

Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.

 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)

Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik


tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio
setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder
yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ.
Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar  Pada hubungan ini tegangan
kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer (VLP=√3VPhP), dan
tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan phasa (VLS=VphS),
sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :
Gambar   Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.

 Hubungan Delta-wye (Δ-Y)

Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan


transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar
Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa
primer (VLP=VphP ), dan tegangan sisi sekundernya ( VLS=√3VphS), maka
perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :
GambarTransformator 3 phasa hubungan Δ-Y.

 Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)

Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka
perbandingan tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :


IL=√3Ip
Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa
BAB III

GAMBAR RANGKAIAN

Rangkaian Δ-Y

Gambar 3.1 Rangkaian Δ-Y

Hasil Tranformasi Rangkaian Δ-Y

(Gambar 3.2 Hasil transformasi rangkaian Δ-Y)


Rangkaian Δ-Y

Gambar 3.3 Rangkaian Y-Δ

Hasil transformasi rangkaian Y-Δ

Gambar 3.4 Hasil transformasi rangkaian Y-Δ


BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN

 Buat rangkaian seperti gambar 3.1


 Ukur arus yang melalui Amperemeter dengan tegangan sumber dengan
tegangan sumber yang berbeda-beda. Hasil percobaan masukkan dalam data
Table percobaan 5.1
 Hitungan tahanan total berdasarkan arus dan teganganny. Masukkan hasilnya
dalam data percobaan Table 5.1
 Cari tahanan total rata-ratanya. Masukkan hasilnya dalam data percobaan
Table 6.1
 Tranformasikan hubungan segitiga (titik ABC) pada gambar 3.1 menajdi
hubungan bintang dengan nilai tahanan Ra, Rb, Rc (titik ABC). Nilai Ra, Rb,
Rc harap dicatat sebagai laporan
 Buat rangkaian gambar 3.2 dengan nilai Ra, Rb, Rc adalah hasil transformasi
di atas. Hasilnya masukkan dalam data percobaan Table 5.2
 Buat rangkaian gambar 3.3 dan hasil pengukurannya masukkan dalam data
percobaan Table 5.3
 Tranformasikan hubungan bintang (titik ABC) gambar 3.3 menjadi hubungan
segitiga dengan nilai tahanan Ra, Rb, Rc. Nilai R2, R3, R4 harap dicatat sebagai
laporan
 Buat rangkaian percobaan gambar 3.4 dengan R2, R3, R4 adalah hasil
tranformasi di atas. Hasil pengukurannya masukkan dalam data percobaan
Table 5.4

Anda mungkin juga menyukai