TINJAU PUSTAKA
z = r + jx.
Penyesuai stub sering diartikan sebagai bagian dari saluran transmisi yang
impedansi karakteristiknya biasanya sama dengan saluran utama dengan ujung
terbuka atau terhubung singkat, dan dihubungkan secara paralel dengan saluran
utama. Untuk dapat menyesuaikan impedansi dua media yang dihubungkan,
dilakukan dengan mengatur panjang stub l dan jarak dimana stub dipasang, dan
yang diukur dari salah satu media, sehingga didapatkan penyesuaian impedansi.
Tujuan dari rangkaian matching ini adalah untuk mengubah impedansi,
sehingga konektor pada sisi saluran transmisi, yaitu konektor pada posisi 2L (di
sisi kiri stub 2), memiliki impedansi sama dengan impedansi Dari bentuk
gelombang saluran transmisi. Impedansi pada 2L dalam diagram Smith (Gambar
2.4) berada pada titik yang matching. Stub 2 adalah yang mengoreksi komponen
reaktif yang ada di posisi kanan, yaitu 2R. Nilai komponen reaktif di sana tidak
diketahui, tetapi di 2R yang dipelajari dengan metode stub tunggal adalah
perubahan fiktif dalam suatu impedansi. Pada Gambar 2.4, bergerak lebih jauh ke
kanan . admitansi di sisi kiri stub 1 atau pada posisi 1L dapat diperoleh dengan
memutar impedansi 2R berlawanan arah jarum jam. Oleh karena itu, secara
umum, karena infleksi berada di tengah, lingkaran yang cocok berputar
berlawanan arah jarum jam hingga 180o xL/λ. Apa yang dilakukan berlaku untuk
semua kasus dimana terdapat jarak antara stub L.
Kabel koaksial pada dasarnya adalah jenis kabel yang menggunakan dua
konduktor. Bagian tengah kabel berupa inti kawat yang kokoh, ditutup dengan
sekat, kemudian dibungkus kembali dengan kawat berlapis konduktor. Jenis kabel
ini biasanya digunakan untuk jaringan bandwidth tinggi. Selain itu, kabel koaksial
dapat menarik tembaga (kawat perantara). Kabel ini juga biasa digunakan untuk
mengirimkan data sinyal frekuensi dengan amplitudo pada kisaran di atas
300kHz. Karena kabel ini dapat membawa frekuensi tinggi, sistem transmisi ini
pada dasarnya menggunakan kabel koaksial dengan kapasitas saluran yang cukup
besar.
Kabel koaksial juga memiliki kecepatan yang cukup baik untuk transfer
data, sehingga kabel koaksial juga merupakan media yang memungkinkan
perangkat keras komputer dapat terhubung dengan perangkat lain. Selain itu,
kabel koaksial memiliki fungsi tambahan untuk berbagi broadband atau sinyal
frekuensi tinggi.
Kabel coaxial terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Thick coaxial cable (mempunyai diameter lumayan besar)
Kabel koaksial jenis ini dispesifikasi berdasarkan standar IEEE 802.3
10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, kabel jenis
ini biasa disebut sebagai standard Ethernet atau thick Ethernet, atau hanya
disingkat ThickNet. Jenis kabel koaksial ini yaitu RG-6 yang dimana jika
digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut :
a. Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50 Ohm (dianjurkan
menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu
buah resistor 50 Ohm 1 Watt, sebab resistor mempunyai disipasi
tegangan yang lumayan lebar).
b. Maksimum 3 segment denga peralatan terhubung (attached devices) atau
berupa populated segment.
c. Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external
transceiver).
d. Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk
dalam hal ini repeaters.
e. Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500
meter).
f. Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500
meter).
g. Setiap segment harus diberi ground.
h. Jarak maksimum antara tap atau percabangan dari kabel utama ke
perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
i. Jarak minimum antara tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Kabel koaksial RG-58 dengan inti padat 50 Ohm. Kabel ini memiliki
kerugian daya yang kecil dan sangat berguna untuk aplikasi seperti instalasi
antenna seluler. Kabel coaxial RG-58 memiliki lapisan jaket paling luar berwarna
putih, hitam atau abu-abu.
RG-58/U adalah jenis kabel koaksial yang sering digunakan untuk sinyal
daya rendah dan koneksi RF. Kabel ini memiliki impedansi karakteristik baik 50
Ohm atau 52 Ohm. “RG” awalnya indicator satuan untuk kabel RF massal di
Joint Electronics, tipe penunjukan system militer AS. Ada beberapa versi yang
meliputi perbedaan bahan inti (padat atau dikepang kawat) dan perisai (cakupan
70% sampai 95%).
Diameter luar RG-58 adalah sekitar 0,2 inci (5mm). RG-58 menunjukkan
sekitar 25 pF/ft (82 pF/m) kapasitansi dan dapat mentolerir maksimum 300 V
potensial (1800 W). plain RG-58 kabel memiliki pusat konduktor padat. RG-
58A/U memiliki 7 atau 19 pusat untai konduktor fleksibel.
RG-58 dalam versi RG-58A/U atau RG-58C/U pernah banyak digunakan
dalam “tipis” Ethernet (10BASE2), dimana ia memberikan panjang segment
maksimum 185 meter. Namun, telah hamper sepenuhnya digantikan oleh twisted
pair seperti cat 5, cat 6 dan kabel yang sama dalam aplikasi jaringan data.
Kabel RG-58 dapat digunakan untuk frekuensi yang cukup tinggi. Pelemahan
sinyal tergantung pada frekuensi, misalnya dari 3.3 dB/100 feet pada 50 MHz ke
kaki 21.5 dB/100 pada 1 GHz.
Pada beban impedansi tidak riil, beban akan dijadikan riil dengan
menambahkan suatu saluran transmisi dan diputakan sampai impedansi beban itu
ke posisi tegangan maksimum (pada sumbu riil positif), atau ke posisi tegangan
minimum (pada sumbu riil negatif).
2.12 Matlab
Dalam perancangan laporan akhir ini bahasa komputer yang akan digunakan
untuk membuat program penyesuaian impedansi adalah Matlab. Matlab
adalah platform pemrograman yang menggunakan bahasa berbasis matriks
sehingga umumnya digunakan untuk menganalisis data, membuat algoritma, serta
menciptakan pemodelan dan aplikasi.
Pertama dirilis di tahun 1970 oleh MathWorks, Matlab adalah salah satu
platform yang paling banyak digunakan untuk mengolah angka dan bahasa
pemrograman. Ada banyak sekali hal yang kamu bisa lakukan dengan Matlab,
khususnya yang terkait dengan ilmu di bidang teknik, matematika, dan sains.
Konektor jenis HF dan VHF dibuat pada awal 1930-an , saat teknologi
HF/VHF cukup baru. Dahulu VHF yang dalam banyak eksperimen radio amatir,
sebagian besar dengan alasan teknik mulai bereksperimen dan bekerja di daerah
perbatasan VHF sekitar 1926. Segera setelah itu mulai berkembang ke radio FM
dan televisi maka mulai dipakai dan dinamakan kelompok konektor VHF.
Produsen konektor VHF dan pengguna semua menyatakan bahwa korektor
jenis ini pada umumnya memiliki impedans karakteristik tidak konstan dan cocok
untuk digunakan hingga 200 atau 300 Mhz saja, tergantung pada kualitas
produksi. Mereka juga menyatakan bahwa konektor HF/VHF dapat digunakan
hingga 500 Mhz dengan kinerja yan berkurang. Konektor VHF sebelumnya
memang sebenarnya sama sekali tidak cocok untuk digunakan di atas 300 Mhz.
Mungkin pengecualian untuk ini akan terjadi bila system murah dan kasar
diperlukan di mana kerugian dan sinyal yang baik untuk radio kebisingan adalah
sedikit perhatian. Namun, bahkan untuk frekuensi serendah 144 Mhz, jika
kerugian yang rendah dan sinyal yang baik untuk rasio kebisingan sangat
diinginkan, penggunaan jenis VHF konektor tidak dianjurkan.
Konektor VHF masih memiliki tempat dalam banyak aplikasi di mana
konektor RF yang kuat tapi ekonomis diperlukan, tetapi untuk aplikasi serius
penggunaannya harus dibatasi dibawah 100 Mhz. Tipe N jauh lebih unggul dalam
kinerja, dan juga harus dicatat konektor jenis BNC mirip dalam kinerja dengan
jenis N, tetapi memiliki kelemahan.
Konektor SMA adalah jenis umum dan murah, tetapi kurangnya presisi
mempengaruhi daya tahan dan kinerja, dapat menyebabkan keausan meningkat
ketika di sambungkan dengan lainnya (presisi) konektor. SMA konektor hanya
dinilai untuk jumlah yang sangat terbatas dari siklus koneksi dan harus diperiksa
sebelum setiap penggunaan. Sebuah konektor SMA standar dirancang untuk
interkoneksi menjadi 12,4 GHz. Untungnya, SMA yang baik adalah dapat
digunakan untuk 18 GHz disebagian besar kabel, dan jika dibangun dengan baik
dengan kerugian yang lebih besar dan kembali kerugian yang lebih rendah untuk
24 GHz.
Sebagian besar konektor SMA memiliki koefisien refleksi tinggi dari
konektor lain yang tersedia untuk digunakan sampai 24 GHz karena kesulitan
untuk jagkar dukungan dielektrik.