Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

PERBANDINGAN EFISIENSI SALURAN TRANSMISI JARAK


PENDEK DAN MENENGAH UNTUK SIRKIT GANDA

Riza Pranata1), Yusmartato2), Ramayulis Nasution3), Armansyah4)


1)
Alumni, 2,3,4)Dosen Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UISU-Medan
yusmartato@ft.uisu.ac.id: ramayulis@ft.uisu.ac.id; armansyah@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Pada dasarnya besarnya efisiensi pada saluran transmisi dapat dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang
diberikan pada suatu jaringan transmisi tersebut. Oleh karena itu saluran transmisi yang dialiri arus listrik
akan terdapat fluksi. Dengan timbulnya fluksi pada saluran transmisi akan terdapat kapasitansi yang dapat
mempengaruhi besarnya aliran daya dari pusat pembangkit sampai kepada pusat beban. Aliran daya dapat
pula dipengaruhi oleh tahanan dan induktansi yang terdapat pada penghantar. Pada tulisan ini penulis akan
membahas mengenai perbandingan efisiensi saluran transmisi jarak pendek dan menengah untuk sirkit ganda.
Dari hasil perhitungan nilai efisiensi untuk saluran transmisi jarak pendek dengan panjang saluran 25 mil
adalah 95,935 %, sedangkan untuk saluran transmisi jarak menengah dengan panjang saluran 75 mil adalah
88,633 %.

Kata-Kata Kunci : Transmisi, Efisiensi, Arus, Tegangan

I. Pendahuluan Dalam sistem MKS satuan untuk resistivitas


diberikan dalam ohm-meter, panjang dalam meter
Pada setiap penghantar yang dialiri arus listrik dan luas dalam meter kuadrat. Sistem yang lain
pasti akan terdapat fluksi pada penghantar tersebut, (CGS), satuan resistivitas diberikan dalam mikro
akibat timbulnya fluksi tersebut menyebabkan ohm-centimeter, panjang dalam centimeter dan luas
terjadinya medan listrik disekitar penghantar. Hal- dalam centimeter kuadrat.
hal yang tersebut di atas pada suatu saluran
transmisi arus bolak-balik dapat menimbulkan 2.2. Induktansi
masalah yang cukup serius, karena pada saluran Induktansi dapat didefenisikan berdasarkan dua
transmisi akan timbul konstanta-konstanta listrik. persamaan dasar sebagai berikut :
Konstanta-konstanta listrik yang ditimbulkan ini
akan menimbulkan efisiensi pada saluran transmisi. 1. Tegangan induksi pada suatu kumparan
Telah disebutkan mengapa permasalahan ini (konduktor) adalah sama dengan perubahan
hanya timbul pada saluran transmisi arus bolak- fluksi lingkup yang melingkupi kumparan
balik, hal ini disebabkan pada saluran transmisi arus (koduktor) tersebut.
searah tidak terdapat frekuensi. Seperti yang kita
ketahui reaktansi konduktif dan reaktansi kapasitif
akan bernilai nol jika frekwensi sama dengan nol.
Efisiensi pada saluran transmisi dipengaruhi
oleh beberapa hal :
1. Besarnya arus yang mengalir pada saluran
2. Resistansi pada saluran transmisi
3. Induktansi pada saluran transmisi
4. Kapasitansi pada saluran transmisi
Impedansi saluran ini mempunyai nilai yang
berbeda untuk panjang kawat berbeda pada jenis Gambar 1. Fluksi lingkup disekitar konduktor
dan ukuran kawat yang sama.
d
II. Tinjauan Pustaka V 
dt
Parameter Saluran Transmisi Di mana :
2.1. Resistansi V = Tegangan induksi pada kumparan (volt)
Resistansi dari suatu konduktor (kawat τ = Fluksi lingkup (Wb-turn)
penghantar) dapat ditentukan dengan persamaan :
2. Jika tengangan induksi pada kumparan tersebut
l
R sebanding dengan perubahan fluksi, sedangkan
A perubahan fluksi sebanding dengan perubahan
Di mana : ρ = Resistivitas arus, maka tegangan induksi juga akan sebanding
l = Panjang kawat dengan perubahan arus. Secara matematika dapat
A = Luas penampang kawat ditulis sebagai berikut :

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020 215


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

di 3.1.1. Analisa rangkaian ekivalen(2) saluran


V L
dt transmisi pendek
dari persamaan di atas diperoleh :

di d
L  (3)
dt dt
d
L
di
Di mana :
L = Induktansi kumparan (henry)

Jika persamaan di atas diintegralkan maka diperoleh Gambar 2. Rangkaian ekivalen saluran transmisi
: pendek

Li   Keterangan :
VS = Tegangan ujung pengiriman (line to netral)

L VR = Tegangan ujung penerima (line to netral)
(4)
i IS = Arus ujung pengiriman
τ dan i adalah besaran sesaat, dalam bentuk phasor IR = Arus ujung penerima
notasinya adalah :
  Persamaan tegangan pada ujung pengiriman :
iI VS  VR  ( R  j  L) I R
jadi :  VR  ( R  j X L ) I R

L  VR  z I R (5)
I Di mana :
Pada suatu konduktor besar induktansi Z  R  j L
tergantung dari fluksi magnet di luar dan di dalam
konduktor tersebut.
Dan persamaan arus pada ujung pengiriman adalah :
2.3. Kapasitansi
Kapasitansi adalah muatan persatuan beda IS = I R
potensial yaitu :
Dalam bentuk matrik adalah :
C
q
 farad  (20)
v VS = VR + z IR
Di mana : IS = 0 VR + IR
q = Muatan (coulomb)
v = Beda potensial (volt) Jadi :
VS  1 Z  VR 
Apabila ada suatu konduktor bermuatan, maka  I   0 1   I 
akan terjadi beda potensial antara dua titik disekitar  S    R
konduktor tersebut. Beda potensial kedua titik
adalah sama dengan energi dalam joule percoulomb 2.5. Efisiensi saluran transmisi
yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu muatan Efisiensi adalah perbandingan daya output
positif dari titik yang terendah ke titik yang lebih (daya ujung penerima) dengan daya input (daya
tinggi potensialnya. ujung pengirim), jadi :
P
2.4. Saluran Transmisi Jarak Pendek   R  100%
Pada saluran transmisi pendek kapasitansi PS
sangat kecil dan belum berpengaruh pada aliran Di mana :
daya dari pusat pembangkit ke pusat beban,  = Efisiensi
sehingga dapat diabaikan. Aliran daya hampir PR = 3 VR IR cos φ
dipengaruhi oleh tahanan dan induktansi.
PR = Daya pada ujung penerima
φR = Sudut antara VR dengan IR
Untuk saluran transmisi 3 phasa yang seimbang
cos φR = Faktor daya ujung penerima
dapat dianalisa satu persatu.
PS = 3 VS IS cos φS
PS = Daya pada ujung pengirim
φS = Sudut antara VS dengan IS
cos φS = Faktor daya ujung pengirim

216 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

3.2. Saluran Transmisi Jarak Menengah Y  Y 


Pada saluran transmisi jarak menengah y 
I 11  z VR  z I R  VR 
(panjangnya 50 – 150 mile), selain dari tahanan, 2 2 
induktansi dan kapasitansi dari saluran transmisi zY 2
Y zY
sudah mulai berpengaruh terhadap aliran daya.  VR  VR  IR
Sebagai pendekatan, pada rangkaian ekivalen 4 2 2
saluran transmisi jarak menengah, impedansi (z) Arus pada ujung pengirim adalah :
dikumpulkan di tengah-tengah saluran dan
admitansi paralel (Y) dikumpulkan sebahagian pada I S  I 11
y  IZ
sisi ujung pengirim dan sebahagian pada sisi
penerima, rangkaian seperti ini disebut “rangkaian Substitusikan persamaan di atas diperoleh :
nominal π”.
Jika impedansi seri (z) dikumpulkan zY 2 Y zY Y
sebahagian pada sisi penerima dan sebahagian pada IS  VR  VR  I R  VR  I R
4 2 2 2
sisi ujung pengirim, sedangkan admitansi paralel
 zY   zY 
(Y) dikumpulkan di tengah-tengah disebut Y   1 VR    1 I R
“rangkaian nominal T”.  4   2 
3.2.1. Analisa rangkaian ekivalen dengan 3.2.2. Analisa rangkaian ekivalen dengan
menggunakan rangkaian nominal – π menggunakan rangkaian nominal – T

Gambar 3. Rangkaian nominal – π


Gambar 4. Rangkaian nominal –T

Arus pada Y/2 sisi ujung penerima adalah :


Y Tegangan pada admitansi (Y) adalah :
IY1  VR z
2 Vy  VR  IR
Arus pada impedansi z : 2
I Z  I 1y  I R Arus pada admitansi (Y) adalah :

Substitusikan persamaan di atas : Iy = Y Vy


Y
I Z  VR  I R  z 
 Y VR  I R 
2  2 
Tegangan ujung pengiriman adalah : Maka arus pada ujung pengiriman adalah :
VS = z IZ + VR
IS = I y + I R
Substitusikan persamaan (7) dan (8) :
Y  Substitusikan persamaan di atas maka diperoleh :
VS  z  VR  I R   VR
2  zY
 2Y  I S  Y VR  IR  IR
  1 VR  z I R 2
 2   zY 
 Y VR    1 I R
Arus pada Y/2 sisi ujung pengirim adalah :  2 

Tegangan pada ujung pengiriman adalah :


Y
I 11
 VS z
y
2 VS  I S  Vy
Substitusikan persamaan di atas diperoleh :
2
Substitusikan persamaan-persamaannya maka
diperoleh :

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020 217


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

a. Konduktor
z zY  z Jenis konduktor : ACSR
VS   Y VR  I R  I R   VR  I R Nama sandi : Ostrich
2 2  2 Diameter luar : 0,680 in = 0,0568 ft
GMR (Ds) : 0,0220 ft
z z2 Y z z Hambatan (ohm/mile) : 0,3070 ohm/mile
 Y VR  I R  I R  VR  I R Jari-jari kawat : 0,0283 ft
2 4 2 2
b. Kapasitas beban
2 Tegangan : 150 KV
z z Y
 Y VR  VR  IR  z IR Daya : 125 MW
2 4 Frekuensi : 50 Hz
Fakror daya (cos ) :1
Jadi :
zY  zY  c. Panjang saluran
VS    1 VR  z   1 I R Saluran jarak pendek : 25 mile
 2   4  Saluran jarak menengah : 75 mile
Jarak antara kawat : 6 ft
III. Analisa
3.2. Penentuan Induktansi dan Kapasitansi
3.1. Data Saluran Transmisi Yang Digunakan Saluran
Untuk mendapatkan perbandingan yang jelas,
perlu dilakukan analisa rangkaiaan ekivalen dengan
3.2.1. Induktansi
menggunakan nilai tertentu. Oleh sebab itu jenis
konduktor, kapasitas beban, jarak antara kawat dan Jarak antara kawat = 6 ft
panjang saluran harus ditetapkan, jenis konduktor
dapat dipilih dari Tabel 1.

Tabel 1. Data jenis dan ukuran kabel


Reaktansi
Nama Diameter AC 60 Hz, GMR DS
sandi luar (in) 200 C (ft)
(  / mil )
Waxwing 0,609 0,3488 0,0198
Partridge 0,642 0,3452 0,0217
Ostrich 0,680 0,3070 0,0229
Maciin 0,684 0,2767 0,0222
Linoes 0,721 0,2737 0,0243
Oriole 0,741 0,2719 0,0255
Chokades 0,743 0,2342 0,0241
d = 6 ft
Ibis 0,783 0,2323 0,0264
f = 6 ft
Pamcan 0,814 0,1957 0,0264
Flicker 0,846 0,1943 0,0284 g = 62  62  72  8,48 ft
Hawk 0,858 0,1931 0,0289
Hen 0,883 0,1919 0,0304
Oapeny 0,879 0,1679 0,0284 h = 122  62  180  13,41 ft
Parakest 0,914 0,1669 0,0306
Dove 0,927 0,1663 0,0314 Induktansi / phasa :
Rook 0,977 0,1461 0,0327 12 13
d  g
Groabeak 0,990 0,1454 0,0335 L  0,7411 log 21 6    
Drake 1,108 0,1172 0,0378  r'  h
12 13
Tern 1,063 0,1188 0,0352  6   8,48 
L  0,7411 log 2 16
   
 0,022   13,41 
L  0,7411 log 1,122 x 16,51 x 0,86
L  0,7411 log 15,9  0,89 mH / mil / phasa

218 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

3.2.2. Kapasitansi XL = 0,274 Ω/mil


XLt = 0,274 Ω/mil x 25 mil
Jarak antara kawat = 6 ft XLt = 6,98 Ω

Impedansi saluran :
Z = Rt + j XLt
= 7,675 + j 6,98 Ω
Z = 10, 37  42,280
Arus beban :
PR
I
3 V R cos 
125 x10 6
I
3 x 150 x10 3 x 1
I = 481 Amp

Tegangan ujung penerima phasa ke netral :


150000
d = 6 ft VR   86605  00 Volt
f = 6 ft 3
g = 62  62 Tegangan ujung pengirim :
 72 VS = VR + Z . I
 8,48 ft VS = 86605  00 +
481  0 .10,37  42,280
0

VS = 86605  00 + 4987,97  42,280


h = 122  62 VS = (86605 + j0) + (3690,429 +
j3355,6)
 180 VS = 90295,4 + j 3355,6
 13,41 ft VS = 90357,729  2,1280

Kapasitansi / phasa : Tegangan ujung pengirim phasa ke phasa :


0,0388 VS = 90357,729  2,1280. 3
C
VS = 156504,17  2,128
12 13
d  g 0
log 21 6    
r h
Kapasitas daya ujung pengirim (PS) :
0,388
C 12 13 PS = 3 . VS . I
 6   8,48 
log 2  16
   PS = 3 . 156504,17 . 481 . cos (2,1280)
 0,0283   13,41  PS = 130296278,1 watt = 130,296 Mw
0,388
C
log 1,122 x 14,56 x 0,86 Efisiensi saluran :
PR
0,0388  x 100 %
C PS
log 14,566
125
C  0.0333  f / mile / phasa  x 100 %
130,296
  95,935 %
3.3. Efisiensi Saluran Transmisi Jarak Pendek
3.4. Efisiensi Saluran Transmisi Jarak
Jarak antara konduktor = 6 ft Menengah
Besar hambatan untuk jarak 25 mil Jarak antara konduktor = 6 ft

R = 0,307 Ω/mil Besar hambatan untuk jarak 75 mil :


Rt = 0,307 Ω/mil x 25 mil = 7,675 Ω R = 0,307 Ω/mil
Rt = 0,307 Ω/mil x 75 mil
Reaktansi induktif : Rt = 23,025 Ω
XL = 2πfL
= 2 x 3,14 x 50 x 0,89 x 10-3 Ω/mil

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020 219


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Reaktansi induktif : Besar arus pada ujung pengirim :


XL = 0,274 Ω/mil
IS = Y  ZY  1 VR   ZY  1 I R
XLt = 0,274 Ω/mil x 75 mil
 4   2 
XLt = 20,55 Ω
 30,8618  41,750 x 784,215 . 10 6  900 
I S  784,215 . 10  6  900   1
Admitansi saluran :  4 
Y = G + j C
Y = 0 + j2  f x 0,0333 x 10-6  30,861841,750 x784,215.10  6 900
8660500  

 148100
 2 
Y = j 2 (3,14) 50 (0,0333 x 10-6)
Y = j 10,4562 . 10-6
Y = 10,4562 . 10-6  900 mho/mil = 789,215 . 10-6  900 (0,00605  131,750 +1)
Yt = 10,4562 . 10-6  900 mho x 75 mil 86605 + 0,0121  131,750 + 1) 481  00
Yt = 785,215 . 10-6  900 mho = 0,4109  221,750 + 67,9169  900 + 5,8201
 131,750 + 480  00
Impedansi saluran : = (- 0,30655 – j 0,27361) + (j 67,9169) + (- 3,87549
Z = 23,025 + j 20,55 Ω + j 4,342) + (481)
Z = 30,8616  41,750 Ω = 476,8179 + j 71,98529
IS = 482,22  8,580 A
Tegangan pada ujung pengirim :
 ZY  Kapasitas daya ujung pengirim (PS) :
VS    1 VR  ZI
 2  PS = 3 VS I S cosS
 30,861841,750 x 784,215.106 900  = 3 x 168990,8066 x 482,22 x cos (6,270  8,580 )
VS    1 x 8660500
 2 
= 141031415 watt = 141,031 Mw
 30,861841,750 x 48100
= (0,0121  131,750 + 1) 86605  00 + Efisiensi saluran :
14844,5258  41,750 
PR
100 %
= 1047,9205  131,750 x 86605  00 + PS
14844,5258  41,750
= 125 100 %
= (- 697,791 + j 781,808) 86605 + (11074,8679 + j 141,031
9884,6975)
= 88,633 %
= 96982,0769 + j 10666,5055
VS = 97566,8877  6,27 Nilai hasil analisa di atas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tegangan ujung pengirim phasa ke phasa :
VS = 97566,8877 . 3  6,27
VS = 168900,8066  6,27 Volt

Tabel 2. Data hasil perhitungan


VR VS PR PS 
Jarak saluran
(kV) (kV) (MW) (MW) (%)
Saluran transmisi pendek 150 156,504 125 130,296 95,935
Saluran transmisi menengah 150 168,99 125 141,031 88,633

V. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab-bab 2. Dari hasil perhitungan nilai impedansi pada
sebelumnya diperoleh beberapa kesimpulan, antara saluran transmisi jarak pendek adalah
lain : 10,37  42,280 Ω, sedangkan nilai impedansi
1. Dari hasil analisa perhitungan nilai efisiensi untuk saluran transmisi jarak menengah adalah
untuk saluran transmisi jarak pendek dengan 30,8616  41,750 Ω.
panjang saluran 25 mil adalah 95,935 %, 3. Nilai impedansi pada saluran transmisi jarak
sedangkan untuk saluran transmisi jarak menengah jauh lebih besar dibandingkan
menengah dengan panjang saluran 75 mil dengan nilai impedansi pada saluran transmisi
adalah 88,633 %. Jadi nilai efisiensi saluran jarak pendek, hal ini disebabkan karena
transmisi akan semakin kecil jika jarak saluran semakin panjang saluran maka tahanan pada
transmisi semakin panjang. konduktor akan semakin besar.
220 Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

4. Untuk jenis dan ukuran konduktor yang sama, [8] M. Abdel S, 2000, High Voltage Engineering.
jika panjang konduktor ditambah maka rugi- Theory dan Practice.
rugi daya saluran akan bertambah besar. [9] Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia
5. Pada suatu saluran transmisi hilangnya daya (PUIL) 2000.
tidak dapat dihindarkan, ini disebabkan oleh [10] Robert. D. Evans. 1950. Electrical
adanya hambatan di dalam konduktor tersebut Transmisi and Distribusi, Oxford & IBH
dan reaktansi induktif maupun kapasitif pada Publishing,
saluran transmisi [11] S.L. Uppal, 1980, Electrical Power, New
Delhi.
[12] T.S. Hutauruk Msc, 1993, Transmisi Daya
Daftar Pustaka Listrik, Erlangga, Jakarta.
[1] Abdul Kadir, 1998, Transmisi Tenaga Listrik, [13] Turan Gonen, 1988, Electric Power
Jakarta: Universitas Indonesia Transmission System Engineering”, California
[2] Abdul Kadir, 1986, Pengantar Teknik Tenaga State University Sacramento, California
Listrik, Lp3ES. Jakarta [14] Tobing L. Bonggas, 2003, Peralatan
[3] Arismunandar, 1993, Teknik Tenaga listrik, Tegangan Tinggi, Penerbit PT. Gramedia
PT. Pradnya Paramita, Jakarta Pustaka Umum, Jakarta.
[4] Aslimeri, dkk, Dkk., 2008, Teknik Transmisi [15] Sudeshi Uppal B.A., Electrical Power,
Tenaga Listrik Jilid 3, Penerbit Direktorat Khanna Publisher New Delhi.
Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah, [16] Thayer, E.S.1924. Computing Tension in
Departmen Pendidikan Nasional. Transmission Line, Electrical World
[5] A. Arismunandar dan DR. S. Kuwuhara, 1991, Magazine, p. 72-73.
Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik Jilid [17] PT. PLN, Lot 1: Paiton – Kediri, Vol. 3,
III. Gadu induk, PT. Pradnya Paramita 500kV Transmission Lines Paiton–Kediri–
Jakarta, Cetakan Kelima. Klaten Projects, 1997.
[6] A.S. Pabla/Ir Abdul Hadi, 1991, Sistem [18] William D. Stevenson. Jr., 1982, Analisa
Distribusi Daya Listrik, Penerbit Erlangga, Sistem Tenaga, edisi keempat, diterjemahkan
Cetakan Kedua, Jakarta. oleh Budioni Ismail , Lembaga Penerbitan
[7] Warjiyono, 2015, Analisis faktor pemilihan Universitas Brawijaya, Jakarta Timur.
perguruan tinggi di Tegal berdasarkan
jenjang pendidikan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP), Jurnal
Evolusi Vol.3 No.2 .

Buletin Utama Teknik Vol. 15, No. 3, Mei 2020 221

Anda mungkin juga menyukai