Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat kita menyalakan alat-alat elektronik ada di rumah, maka kita
sedang menggunakan arus bolak-balik untuk menghasilkan daya yang akan
digunakan untuk menjalankannya. Di dalam sebuah rangkaian, elektronik
memiliki banyak komponen-komponen yang fungsi dan perannya berbeda-
beda, sehingga rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Rangkaian Seri RLC merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari
resistor, induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau juga paralel
di dalam satu rangkaian. Rangkaian RLC seri ini disimbolkan untuk
rangkaian aliran listrik ketahanan, induktansi, dan juga kapasitansi yang tentu
saja disusun secara seri. Rangkaian RLC memang bisa digabung secara seri
dan paralel atau juga dikombinasikan keduanya. Rangkaian RLC yang
disusun seri ini dihantarkan oleh arus listrik AC atau searah dimana setiap
kompnen akan menerima besaran tegangan yang sama. Arus AC tersebut
pada simbol simbol R, L dan juga C akan mendapatkan hambatan pada
komponen tersebut. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi
dengan simbol Z. Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses
penggabungan dari simbol R, L dan C. Tiga buah elemen penting di dalam
rangkaian RLC ini bisa dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan output daya
yang diinginkan. Baik resistor, induktor dan kapasitor ini bisa dimasukkan ke
dalam rangkaian seri atau paralel yang tentu saja disesuaikan dengan
kebutuhan tersebut.
Resonansi terjadi dalam rangkaian seri ketika frekuensi supply
menyebabkan tegangan di L dan C menjadi sama dan berlawanan dalam fasa.
Sejauh ini kami telah menganalisis perilaku rangkaian RLC seri yang sumber
tegangannya adalah frekuensi tetap dari supply sinusoidal keadaan tunak.
Dalam rangkaian RLC seri terdapat titik frekuensi di mana reaktansi induktif
induktor menjadi sama nilainya dengan reaktansi kapasitif kapasitor. Dengan
kata lain, XL = XC. Titik di mana hal ini terjadi disebut titik Frekuensi
Resonansi, ( ƒr ) dari rangkaian, dan ketika kami menganalisis rangkaian RLC
seri, frekuensi resonansi ini menghasilkan Resonansi Seri. Rangkaian
Resonansi Seri adalah salah satu rangkaian terpenting yang digunakan dalam
rangkaian listrik dan elektronik. Mereka dapat ditemukan dalam berbagai
bentuk seperti pada filter listrik AC, filter kebisingan dan juga di rangkaian
penyetelan radio dan televisi menghasilkan rangkaian penyetelan yang sangat
selektif untuk menerima saluran frekuensi yang berbeda.
Untuk lebih memahami tentang bagaimanakah sifat resonansi pada
rangkaian RLC dan karakteristik masing-masing komponen-komponennya,
maka dilakukanlah percobaan ini agar lebih mudah memahami apa itu
resonansi
B. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menyelidiki pengaruh perubahan frekuensi sumber terhadap karakteristik
rangkaian R – L – C seri.
2. Menginterpretasi kurva respon frekuensi rangkaian R – L – C seri.
3. Menentukan frekuensi resonansi dan faktor kualitas rangkaian R – L - C
seri.
C. Manfaat Praktikum
a. Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh perubahan frekuensi sumber
terhadap karakteristik rangkaian R – L – C seri.
2. Mahasiswa dapat menginterpretasi kurva respon frekuensi rangkaian R
– L – C seri.
b. Manfaat Praktis
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran perubahan frekuensi sumber
terhadap karakteristik rangkaian R – L – C seri.
2. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi rangkaian RLC pada kehidupan
sehari-hari seperti pada rangkaian penala radio, caranya dengan
mengubah-ubah frekuensi melalui kondensator variabel.
BAB II
LANDASAN TEORI

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini dalam berbagai bidang
membuat banyak alat canggih diciptakan untuk memudahkan dalam kehidupan
sehari-hari termasuk bidang fisika. (Mustalim, 2018).
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari perilaku alam dalam berbagai
bentuk gejala untuk memahami apa yang mengendalikan dan menentukan
kelakuan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari
penguasaan konsep-konsep fisika melalui pemahaman (Musyfak, 2013).
Resonansi adalah proses bergetamya suatu benda ketika ada pengaruh
getaran benda lain, hal ini terjadi karena kedua benda tersebut memiliki frekuensi
yang sama. Resonansi RLC merupakan suatu gejala yang terjadi pada rangkaian
arus AC yang terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan kapasitor (C). Impedansi
total (Z) pada rangkaian RLC seri bergantung pada frekuensi arus listrik yang
dimasukkan (Mustalim, 2018).
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan element atau komponen listrik
yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan yang paling sedikit
mempunyai satu lintasan tertutup. Pada rangkaian listrik tersusun oleh rangaian
pasif maupun rangkaian aktif. Keberadaan dua komponen pasif induktor dan
kapasitor dalam rangkaian listrik secara bersamaan yakni rangkaian RLC akan
menghasilkan sebuah sistem diferensial (Maulinda, 2017).
Resonansi dalam rangkaian seri yaitu resonansi seri, sedangkan resonansi
dalam rangkaian paralel yaitu resonansi paralel (anti resonansi). Resonansi pada
rangkaian RLC terjadi ketika reaktansi kapasitif sama dengan reaktansi induktif
dan amplitudo tegangan 𝑉𝐿 = 𝐼𝑋𝐿 dan 𝑉𝐶 = adalah sama. Pada frekuensi
resonansi RLC impedansi mencapai nilai minimumnya dan arus mencapai nilai
maksimumnya. Misalkan kita mempunyai suatu sumber tegangan tetap V s (t), dan
dihubungkan dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu hambatan R,
induktansi L, dan suatu kapasitor C (Mustalim, 2018).
Untuk resonansi RLC seri misalkan kita mempunyai suatu sumber tegangan
tetap, Vs (t), dan kita hubungkan dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu
hambatan R, induktansi L, dan suatu kapasitor C yang dihubungkan seri seperti
pada gambar dibawah (Sutrisno, 1986).

Gambar 4.1 Rangkaian RLC seri


(Sumber : Elektronika 1 Dasar dan Penerapannya, 1986)
Impedansi total (Z) pada rangkaian RLC seri bergantung pada frekuensi arus
listrik yang dimasukkan. Reaktansi induktif berbanding lurus dengan frekuensi
dan reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi (Mustalim, 2018).
𝑉𝑠
Maka arus yang mengalir yaitu I = dengan tetegangan rms kmpleks
𝑍
1
sumber. Impedansi Z = R + j𝜔𝐿 + , mempunyai modulus sebesar :
𝐽𝜔𝐶

1
Z = √𝑅² + (𝜔𝐿 − )²
𝜔𝐿

𝑉𝑠
Sehingga I = 1
…(4.1)
√𝑅²+(𝜔𝐿− )²
𝜔𝐿

Vs (t) adalah suatu sumber tegangan tetap, artinya nilai rms Vs, tak bergantung
𝑉𝑠
kepada arus yang mengalir dalam rangkaian. Dari persamaan I = 1
,
√𝑅²+(𝜔𝐿− )²
𝜔𝐿

menunjukkan bahwa arus I berubah dengan frekuensi dan dapat mencapai nilai
maksimum untuk frekuensi dimana
1 1
𝜔𝐿 = atau 𝜔 = …(4.2)
𝜔𝐶 √𝐿𝐶

Jika dilukiskan grafik antara arus I dan 𝜔, maka akan diperoleh grafik berikut :
Gambar 4.2 Grafik antara arus terhadap frekuensi
(Sumber : Elektronika 1 Dasar dan Penerapannya, 1986)
Tampak bahwa arus mempunyai nilai besar di dekat frekuensi (Sutrisno, 1986).
Rangkaian RLC adalah suatu rangkaian listrik yang terdiri atas komponen
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) yang tersusun secara seri maupun
pararel. Konfigurasi ini membentuk suatu sistem osilator harmonik. Rangkaian
RLC yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini sering disebut rangkaian penala
(tuner) pada rangkaian resonansi.

Gambar 4.3 Rangkaian RLC Seri


(Sumber : Maulinda, 2017)
Untuk rangkaian RLC seri yang menggunakan arus AC yang terdiri atas elemen-
elemen rangkaian dan sumber arus yang menghasilkan tegangan bolak-balik V
tegangan yang berubah sesuai dengan waktu (Maulinda, 2017).
𝜔𝑜 𝐿
Kita lihat nilai Q yang didefinisikan sebagai Q = , ternyata mempunyai
𝑅

arti penting, sebab berhubungan dengan lebar resonansi. Makin besar nilai Q,
makin sempit lengkung resonansinya, dan berarti makin tinggi kualitas
resonansinya. (Q berasal dari kata bahasa inggris quality yang berarti kualitas).
2𝜋 2𝜋 𝐼² 𝐿 𝐼² 𝐿
Dengan menggunakan 𝜔𝑜 = , nilai Q dapat ditulis sebagai Q = = 2𝜋 𝐼² 𝑅𝑇 ,
𝑇 𝑇 𝐼² 𝑅

yang berarti :
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟
Q = 2𝜋 × ...(4.3)
𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑎
Definisi ini berlaku untuk gelombang mikro di dalam rongga resonansi, dan
bahkan juga berlaku untuk gelombang cahaya di dalam laser, yang rongga
resonansinya terdiri dari dua cermin (Sutrisno, 1986).
Frekuensi resonansi 𝜔0s, adalah frekuensi di mana bagian imajiner dari
impedansi masukan menjadi sama dengan nol. Dengan demikian, 𝜔0s = I / √𝐿𝑠 𝐶𝑠 .
Parameter Q0s rangkaian didefinisikan sebagai 2π kali rasio antara energi
maksimum yang tersimpan dalam rangkaian dengan energi yang hilang pada
rangkaian setiap periodenya. Dari definisi ini, kita menemukan bahwa Q 0s =
𝜔0sLs/Rs. Kedua frekuensi setengah daya 𝜔1s dan 𝜔2s didefinisikan sebagai
frekuensi-frekuensi di mana besar magnitudo impedansi √2 kali magnitudo
impedansi minimum. Ini juga merupakan frekuensi-frekuensi di mana tanggapan
arusnya adalah 70,7 persen tanggapan maksimumnya (Hayt, dkk., 2005).
Faktor kualitas Q diperoleh dari kurva resonansi, dimana kurva resonansi
adalah gambaran frekuensi alamiah sel yang mana terjadi resonansi dan ditandai
dengan peningkatan sinyal dan mencapai optimum pada frekuensi tersebut.
Kualitas Q merupakan nisbah antara frekuensi resonansi eksperimen dengan lebar
pita kurva resonansi. Faktor kualitas Q menyatakan nilai kerugian atau kehilangan
energi. Faktor Q didapat secara eksperimen dengan menentukan lebar pita
resonansi dengan cara mengurangkan frekuensi saat amplitudo sinyal maksimal
setinggi nilai optimumnya (Mitryana, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Hayt, WH., Kemmerly, JE., & Durbin, SM 2005, Rangkaian Listrik, 6th edn,
Erlangga, Jakarta.
Maulinda, KR., & Ishafit, I 2017, 'Pengembangan Laboratorium Virtual
Rangkaian RLC Seri Berbasis LabVIEW Untuk Pembelajaran Fisika SMA',
JRKPF UAD, vol. 4, no. 2, h. 91.
Mitrayana, M 2018, Aplikasi Spektroskopi Laser Pada Bidang Lingkungan Dan
Kedokteran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Mustalim, FR., & Rahmawati, E 2018, 'Rancang Bangun Alat Percobaan
Resonansi Rangkaian RLC Menggunakan Sistem Digital', Jurnal Inovasi
Fisika Indonesia (IFI), vol. 7, no. 2, hh. 54-55.
Musyafak, A., Linuwih, S., & Suhaldi, S 2013, 'Konsep Alternatif Mahasiswa
Fisika Pada Materi Termodinamika', Unnes Physics Education Journal, vol.
2, no. 3, h. 55.
Sutrisno, S 1986, Elektronika Teori Dan Penerapannya, 1st edn, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai