Anda di halaman 1dari 30

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik


KD No. : 3.8 dan 4.8
Kelas/Semester : X/2 (dua)
Materi Pokok : Rangkaian Arus Bolak-Balik
Alokasi Waktu : 4 x 10 JP (@ 45 menit)
Pertemuan ke- : 1-4
Tanggal : 9 Januari 6 Februari 2017
===========================================================================
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kepedulian (kerjasama, toleransi, rukun),
sopan santun, mau menerima saran dari orang lain, dan menunjukkan sikap percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif baik kepada keluarga, teman, masyarakat maupun alam sekitar sebagai
upaya menempatkan diri dalam pergaulan di lingkungan sosial.
3. Memahami dan menganalisis pengetahuan yang bersifat fakta, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahu tentang IPTEK, seni, budaya, humaniora, makhluk ciptaan Tuhan,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar, serta menerapkan
wawasan dan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Menalar, menyajikan dan mengkaji pengetahuan faktual dalam bahasa jelas dan rasional dalam
karya yang konkret dan estetis terkait dengan pengembangan dari materi yang telah dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan, dan
mencerminkan perilaku beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar
3.8. Menganalisa rangkaian arus bolak-balik
4.8. Mendefinisikan rangkaian arus bolak-balik

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menjelaskan tentang analisa rangkaian sinusoida yang meliputi tegangan dan arus
sinusoida, nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif
2. Menghitung nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif pada rangkaian sinusoida
3. Menjelaskan respon elemen pasif pada rangkaian listrik bolak-balik yang meliputi resistor,
induktor dan kapasitor
4. Menghitung arus listrik yang mengalir pada resistor, induktor dan kapasitor
5. Menjelaskan tentang rangkaian seri/paralel RL, RC dan RLC
6. Menghitung rangkaian seri/paralel RL, RC dan RLC
7. Menjelaskan teori resonansi pada rangkaian bolak-balik
8. Menjelaskan daya dan faktor daya pada rangkaian bolak-balik
9. Menghitung daya pada rangkaian resistif, induktif dan kapasitif
10. Menjelaskan konsep fasor dan bilangan kompleks
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan tentang analisa rangkaian sinusoida yang meliputi tegangan dan arus
sinusoida, nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif
2. Menghitung nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif pada rangkaian sinusoida
3. Menjelaskan respon elemen pasif pada rangkaian listrik bolak-balik yang meliputi resistor,
induktor dan kapasitor
4. Menghitung arus listrik yang mengalir pada resistor, induktor dan kapasitor
5. Menjelaskan tentang rangkaian seri/paralel RL, RC dan RLC
6. Menghitung rangkaian seri/paralel RL, RC dan RLC
7. Menjelaskan teori resonansi pada rangkaian bolak-balik
8. Menjelaskan daya dan faktor daya pada rangkaian bolak-balik
9. Menghitung sistem tiga fasa yang meliputi hubungan bintang dan hubungan segitiga
10. Menjelaskan konsep fasor dan bilangan kompleks

E. Materi Pembelajaran
Berikut materi pembelajaran yang dibahas kali ini.
1. Analisa rangkaian sinusoida
Tegangan dan arus sinusoida
Arus dan tegangan listrik bolak-balik atau alternating current (AC) yaitu arus dan
tegangan listrik yang arahnya selalu berubah-ubah secara kontinu/periodik terhadap
waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Arus bolak-balik (AC) digunakan secara
luas untuk penerangan maupun peralatan elektronik.
Dalam hukum Faraday bahwa adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh
kumparan akan menyebabkan timbulnya ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dan
jika antara ujung-ujung kumparan tersebut dihubungkan dengan sebuah kawat
penghantar akan mengalir arus listrik melalui penghantar tersebut. Berdasarkan prinsip
hukum Faraday inilah dibuat sebuah generator atau dinamo, yaitu suatu alat yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (energi gerak) menjadi energi listrik.
Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk tegangan dan arus
listrik sinus soidal, yang berarti besarnya nilai tegangan dan kuat arus listriknya sebagai
fungsi sinus yang sering dinyatakan dalam diagram fasor (fase vektor).
Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai
fungsi waktu, yaitu :

Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida. Dengan
demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan :

Dengan :
V = Tegangan Listrik AC
I = Arus Listrik AC
Vmax = Tegangan maksimum
Imax = Arus maksimum
= Kecepatan sudut (2f)
Nilai sesaat
Nilai sesaat dalah nilai yang berubah ubah terhadap waktu di dalam suatu periode
tertentu. Misalnya tegangan v(t), arus i(t), dan daya p(t). merupakan tegangan, arus
dan daya sesaat. Sehingga arus sesaat dapat diketahui dengan:
= sin
= sin
Nilai efektif
Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik adalah kuat arus dan tegangan bolak-
balik yang dianggap setara dengan arus atau tegangan searah yang menghasilkan
jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang sama.
Nilai efektif juga biasa disebut dengan Nilai rms (rms = root mean square) atau nilai
akar rata-rata kuadrat.Untuk menghitung tegangan dan arus efektif pada gelombang
sinus dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :

=
2

=
2
Nilai maksimum
Nilai maksimum adakah nilai yang ditunjukkan oleh osiloskop. Nilai maksimum ada
pada tegangan yang di sebut Vm (V maksimum) dan arus yang disebut Im (I
maksimum).

2. Respon elemen pasif


Resistor (sefasa)
Beban resistor tidak menyebabkan adanya geser fasa antara arus dan tegangan pada
rangkaian ac. Apabila pada sebuah resistor diterapkan tegangan bolak-balik maka
arus dan tegangan sefasa seperti ditunjukan pada gambar grafis sinusoida dan vector
berikut ini :
Bila tegangan U = V = Um sin t diberikan pada rangkaian dengan tahanan R maka
arus dalam rangkaian adalah sebagai berikut :



sin
=

= sin

Dengan demikian dapat mengerti bahwa R = (Um/Im) dan gelombang arus, bersamaan
fasanya dengan tegangan,atau beda fasa antara arus dan tegangan adalah nol. Bila
impedansi kita nyatakan dengan Z maka impedansi untuk R adalah secara vektoritas
dapat ditulis sebagai berikut :
= < 0
Induktor (lagging)
Apabila arus yang berubah-ubah mengalir melewati induktor maka pada induktor
tersebut terbangkit ggl. Arus ac adalah arus yang berubah-ubah. Hubungan antara arus
dan tegangan suplai pada induktor dapat juga secara grafis sinusoida ditunjukkan dalam
gambar berikut ini .

Induktor dalam rangkaian ac memiliki reaktansi yang dinotasikan dengan simbol ,


dan ini mempunyai nilai sebagai berikut :

= Ohm

Dimana : U adalah tegangan pada induktor
I adalah arus ac yang melewati induktor
Jika induktor disuplai dengan tegangan bolak balik sinusoida maka reaktansi induktif
= 2 ohm, dalam satuan Herz (Hz) dan L adalah induktansi induktor dalam
satuan Henry (H).
Kapasitor (leading)
Hubungan antara arus dan tegangan ac pada kapasitor ditunjukkan dalam bentuk grafis
dan vektoris seperti gambar berikut ini.

Terlihat dari gambar di atas bahwa arus yang melewati kapasitor memiliki fasa 90
mendahului tegangan yang diterapkan padanya. Kapasitor dalam rangkaian ac
memiliki reaktansi kapasitif yang dinotasikan dengan simbol .

= Ohm

Dimana : U adalah tegangan pada kapasitor
I adalah arus ac yang melewati kapasitor
Jika kapasitor disuplai dengan tegangan bolak-balik sinusoida maka reaktansi kapasitor
1
= Ohm
2
3. Rangkaian seri/paralel
Rangkaian seri RL
Rangkaian R-L seri , sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya
pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan seri adalah
sama besar. Arus (i) tertinggal 90 terhadap tegangan induktor ( ). Tidak terjadi
perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor ( ) dan arus (i).
Rangkaian seri RC
Rangkaian R-C seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah kapasitor yang
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya
pembagian tegangan secara vektoris. Arus (I) yang mengalir pada hubungan seri adalah
sama besar. Arus (I) mendahului 90 terhadap tegangan pada kapasitor ( ). Tidak
terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor ( ) dan arus (I).
Melalui reaktansi kapasitif ( ) dan resistansi (R) arus yang sama = sin .
Tegangan efektif () = berada sefasa dengan arus. Tegangan reaktansi kapasitif
( ) = . tertinggal 90 terhadap arus. Tegangan gabungan vektor (V) adalah
jumlah nilai sesaat dari ( ) dan ( ), dimana tegangan ini juga tertinggal sebesar
terhadap arus (I).

Rangkaian seri RLC


Rangkaian R-L-C seri, sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor
yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya
pembagian tegangan di ( ), ( ) dan ( ) secara vektoris. Arus (I) yang mengalir pada
hubungan seri adalah sama besar. Arus (I) tertinggal 90 terhadap tegangan induktor
( ). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor ( ) dan arus (I).
Suatu alat listrik arus bolak-balik dapat juga memiliki berbagai macam reaktansi,
seperti misalnya hubungan seri yang terdiri dari resistor (R), reaktansi induktif ( ) dan
raktansi kapasitif ( ). Dengan demikian besarnya tegangan total (V) sama dengan
jumlah dari tegangan pada resistor ( ), kapasitor ( ) dan tegangan pada induktor ( ).
Dengan banyaknya tegangan dengan bentuk gelombang yang serupa, sehingga terjadi
hubungan yang tidak jelas. Oleh karena itu hubungan tegangan lebih baik dijelaskan
dengan menggunakan diagram fasor.

Rangkaian paralel RL
Rangkaian R-L paralel, sifat dari rangkaian paralel adalah terjadi percabangan arus dari
sumber (I) menjadi dua, yaitu arus yang menuju induktor ( ) dan arusyang menuju
resistor ( ). Sedangkan tegangan jatuh pada induktor ( ) danresistor ( ) sama besar
dengan sumber tegangan (V).

Gambar hubungan arus secara vektoris pada rangkaian R-L paralel.

Hubungan paralel (sejajar) antara resistor (R) dan induktor (L) dalam rangkaian arus
bolak-balik. Pada kenyataannya hubungan demikian dapat pula merupakan hubungan
yang mewakili suatu peralatan elektronik, misalnya sebuah oven dengan tusuk daging
yang berputar (motor dengan resistor pemanas yang dihubungkan paralel).
Rangkaian paralel RC
Rangkaian R-C paralel, sifat dari rangkaian paralel adalah terjadi percabangan arus dari
sumber (I) menjadi dua, yaitu arus yang menuju kapasitor ( ) dan arus yang menuju
resistor ( ). Sedangkan tegangan jatuh pada kapasitor ( ) dan resistor ( ) sama besar
dengan sumber tegangan (V). Gambar dibawah memperlihatkan hubungan arus secara
vektoris pada rangkaian R-C paralel.

Gambar hubungan arus secara vektoris pada rangkaian R-C paralel.

Hubungan paralel dua resistor yang terdiri dari resistor murni (R) dan reaktansi
kapasitif ( ), dimana pada kedua ujung resistor terdapat tegangan yang sama besar,

yaitu v = vm sin t. Arus efektif yang melalui resistor (R) adalah = berada


sefasa dengan tegangan (V). Arus yang mengalir pada reaktansi kapasitif =

mendahului tegangan sejauh 90. Sedangkan arus gabungan (I) diperoleh dari jumlah
nilai sesaat arus ( ) dan ( ). Arus tersebut mendahului tegangan (V) sebesar sudut
().
Dalam diagram fasor, tegangan (V) sebagai besaran bersama untuk kedua resistansi
diletakkan pada garis t = 0. Fasor arus efektif ( ) berada sefasa dengan tegangan (V),
sedangkan fasor dari arus reaktansi kapasitif ( ) mendahului sejauh 900. Arus
gabungan (I) merupakan jumlah geometris dari arus efektif ( ) dan arus reaktansi
kapasitif ( ), atau diagonal dalam persegi panjang ( ) dan ( ). Sudut antara tegangan
(V) dan arus (I) adalah sudut beda fasa .
Rangkaian paralel RLC
Rangkaian R-L-C paralel, sifat dari rangkaian paralel adalah terjadi percabangan arus
dari sumber (I) menjadi tiga, yaitu arus yang menuju arus yang menuju resistor ( ),
induktor ( ) dan kapasitor ( ). Sedangkan tegangan jatuh pada resistor ( ), pada
induktor ( ) dan pada kapasitor ( ) sama besar dengan sumber tegangan (V). Gambar
rangkaian R-L-C paralel dibawah memperlihatkan hubungan arus secara vektoris pada
rangkaian R-L-C parallel.
Suatu rangkaian arus bolak-balik yang terdiri dari resistor (R), reaktansi induktif ( )
dan reaktansi kapasitif ( ), dimana ketiganya dihubungkan secara paralel. Fasor
tegangan (V) sebagai sumber tegangan total diletakan pada t = 0. Arus efektif ( )
berada sefasa dengan tegangan (V). Arus yang melalui reaktansi induktif ( ) tertinggal
sejauh 900 terhadap tegangan (V) dan arus yang melalui reaktansi kapasitif ( )
mendahului sejauh 90 terhadap tegangan (V). Arus reaktif induktif ( ) dan arus
reaktif kapasitif ( ) bekerja dengan arah berlawanan, dimana selisih dari kedua arus
reaktif tersebut menentukan sifat induktif atau kapasitif suatu rangkaian. Arus
gabungan (I) adalah jumlah geometris antara arus efektif ( ) dan selisih arus reaktif
( ) yang membentuk garis diagonal empat persegi panjang yang dibentuk antara arus
efektif ( ) dan selisih arus reaktif ( ).

Gambar hubungan arus secara vektoris pada rangkaian R-L-C paralel.

4. Resonansi
Resonansi pada umumnya terjadi jika gelombang mempunyai frekuensi yang sama dengan
atau mendekati frekuensi alamiah, resonansi adalah suatu gejala yang terjadi pada suatu
rangkaian AC yang mengandung elemen induktor dan kapasitor. Resonansi pada rangkaian
AC terjadi jika reaktansi induktif (XL) sama dengan reaktansi kapasitif (XC). Dalam suatu
rangkaian yang mengandung unsur induktif dan kapasitif, terdapat suatu harga frekuensi
yang menyebabkan reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif 69 saling menghilangkan,
sehingga didapat karakteristik rangkaian sebagai resistor murni maka tegangan dan arus
rangkaian menjadi sefasa. Resonansi pada rangkaian seri dinamakan resonansi seri dan
resonansi pada rangkaian paralel dinamakan resonansi paralel.
5. Daya dan faktor daya
Daya
Dalam rangkaian arus searah besarnya daya yang diserap dalam suatu beban listrik
ditentukan oleh nilai tahanan beban serta besar arus yang mengalir pada beban tersebut.
Pada rangkaian DC, daya dalam watt merupakan perkalian antara arus (I) dan tegangan
(U). Jadi P = UI.
Tetapi dalam rangkaian AC, persamaan P = UI hanya benar untuk harga sesaat saja
atau kondisi tertentu yaitu pada saat arus dan tegangan sefasa (beban resistif). Tetapi
dalam banyak hal beban-beban listrik tidak hanya terdiri dari resistansi saja, melainkan
kombinasi dari beberapa jenis tahanan. Misalnya resistansi dengan reaktansi induktif,
resistansi dengan reaktansi kapasitif atau kombinasi dari ketiganya. Oleh sebab itu
dapat di pastikan dalam banyak kondisi pada rangkaian arus bolak-balik akan terjadi
geseran fasa antara arus dan tegangan. Hal ini akan mempengaruhi perhitungan daya ,
dimana perkalian antara arus dan tegangan belum menghasilkan daya nyata dalam watt,
tetapi merupakan daya semu.
Hubungan vektoris antara daya nyata (watt) dan daya voltampere diperlihatkan dalam
segitiga daya seperti gambar berikut ini:
Segitiga daya dalam gambar di atas diperoleh dari segitiga impedansi yaitu dengan
mengalikan masing-masing sisinya dengan arus kuadrat. Proyeksi horizontal dari daya
voltampere (VA) adalah daya nyata (watt), sedangkan proyeksi vertikalnya adalah daya
voltampere reaktif (VAR)
Faktor daya
Perbandingan antara daya nyata (watt) terhadap perkalian arus dan tegangan
(voltampere) disebut faktor daya (pf). Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang
menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang
bisa kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya
(mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita
manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin
sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi
lain, faktor daya juga menunjukkan besar pemanfaatan dari peralatan listrik di
jaringan terhadap investasi yang dibayarkan.
Secara matematis faktor daya (pf) atau disebut Cos adalah sebagai berikut:
()
= () atau = =

Pada rangkaian induktif, arus tertinggal dari tegangan, oleh sebab itu rangkaian ini
memiliki faktor daya tertingggal atau lagging. Sedangkan pada rangkaian kapasitif,
arus mendahului tegangan, oleh sebab itu rangkaian ini memiliki faktor daya
mendahului atau leading.
6. Sistem tiga fasa
Hubungan bintang
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan
menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal
a b c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan
tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase
atau Vf.
Gambar Hubungan Bintang (Wye)
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap
saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang
dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
= 3 = 1,73.
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
=
= =
Hubungan segitiga
Pada hubungan segitiga (delta, ) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk
hubungan segitiga 3 fase.

Gambar Hubungan Segitiga (delta, )


Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama,
maka:
=
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut
dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
= 3 = 1,73
7. Fasor dan bilangan kompleks
Fasor
Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor
utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus dalam bentuk magnituda dan
sudut serta untuk analisis rangkaian reaktif. Contoh fasor diperlihatkan pada dibawah
ini.

Panjang panah fasor menyatakan magnituda dan sudut menyatakan posisi sudut
seperti pada bagian (a) untuk sudut positif. Contoh fasor pada bagian (b) mempunyai
magnituda 2 dan sudut fasa 45 . Bagian (c) mempunyai magnituda 3 dan sudut fasa
180 dan bagian (d) magnituda 3 dan sudut fasa 45 (+315). Perhatikan bahwa
sudut positif diukur berlawanan arah jarum jam dari referensi (0) dan sudut negatif
diukur searah jarum jam dari referensi (0).
Bilangan kompleks
Bilangan kompleks adalah kumpulan titik yang dibentuk oleh bilangan nyata dan
bilangan khayal, dalam bilangan kompleks. Bilangan kompleks dalam teknik listrik
digunakan untuk menggambarkan sifat arus listrik bolak-balik. Suatu bilangan
kompleks dapat ditulis dalam bentuk :
= +
Keterangan :
W = Bilangan Kompleks
a dan b = Bilangan nyata (bilangan real) yaitu bilangan nyata atau bilangan real dalam
matematika adalah suatu bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal.
Bilangan nyata meliputi bilangan rasional dan bilangan irasional.
j = Bilangan khayal (bilangan imaginar) yaitu bilangan khayal atau bilangan
imaginar adalah bilangan yang memiliki sifat i2 = -1.
Bilangan i diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik :
2 + 1 = 0
2 = 1
= 1

Dalam bilangan kompleks ada lima jenis operasi yang sering digunakan, yaitu
kesamaan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Misal diketahui dua bilangan kompleks yaitu :


P = a + jb
Q = c + jd
Maka:
Persamaan : P = Q , a = b, dan c = d
Penjumlahan : P + Q = ( a + c ) + j ( c - d )
Pengurangan : P - Q = ( a - c ) + j ( c + d )
Perkalian : P . Q = ( a + jb ) . ( c + jd)
= ac + j2bd + jbc + jad
= ( ac - bd ) + j ( bc + ad )
+
Pembagian : = .
+
(+)+()
=
2 + 2
+ +
= +
2 + 2 2 2

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Paparan, Diskusi, Tanya jawab

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
1. Pendidik memberi salam.
2. Pendidik mengkondisikan situasi
kelas dan mental peserta didik
sebelum pembelajaran dimulai.
Pendahuluan 20 menit
3. Pendidik meminta ketua kelas
memimpin doa bersama terlebih
dahulu sebelum memulai proses
pembelajaran.
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
1. Pendidik mempresensi kehadiran
peserta didik yang mengikuti
pembelajaran.
2. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
dan manfaat yang akan diperoleh
dari materi yang akan disampaikan
1. Stimulasi 1. Mengamati (Observing)
(Pemberian Peserta didik diminta untuk
Rangsangan) mengamati situasi dan peristiwa di
sekitarnya sehari-hari yang
berkaitan dengan analisa rangkaian
sinusoida dan respon elemen pasif
2. Menanya (Questioning)
2. Identifikasi Memberikan kesempatan kepada
Masalah peserta didik untuk untuk aktif
dalam menyampaikan pertanyaan 410 menit
yang berkaitan dengan analisa
rangkaian sinusoida dan respon
elemen pasif
3. Pengumpulan 3. Menalar (Associating)
Data Peserta didik menganalisis dengan
Kegiatan Inti
menyimak dan memperhatikan
secara kronologis dan sinkronis
dalam menalar materi yang
dijelaskan ketika pendidik
menyajikan materi mengenai
4. Pengolahan analisa rangkaian sinusoida dan
Data respon elemen pasif.
4. Mencoba (Experimenting)
Mendorong rasa ingin tahu dan cara
berpikir peserta didik yang kritis
dalam memecahkan masalah
mengenai analisa rangkaian
5. Pembuktian sinusoida dan respon elemen pasif
5. Mengkomunikasikan
(Communicating)
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
Membimbing peserta didik dalam
mengidentifikasi analisa rangkaian
sinusoida dan respon elemen pasif
dan memaparkan hasil
penyelesaian soal yang diberikan
dan dikerjakan secara pribadi.

1. Peserta didik diberi kesempatan


untuk mengomentari materi yang
telah disampaikan.
2. Pendidik menyampaikan dan
mengkaji ulang dari materi yang
Penutup diajarkan secara garis besar.
20 menit
3. Memberikan tugas kepada peserta
didik.
4. Melibatkan peserta didik untuk
menutup pelajaran dengan meminta
ketu kelas menutup dengan doa.

2. Pertemuan Kedua
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
1. Pendidik memberi salam.
2. Pendidik mengkondisikan situasi
kelas dan mental peserta didik
sebelum pembelajaran dimulai.
3. Pendidik meminta ketua kelas
Pendahuluan memimpin doa bersama terlebih 20 menit
dahulu sebelum memulai proses
pembelajaran.
4. Pendidik mempresensi kehadiran
peserta didik yang mengikuti
pembelajaran.
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
5. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
dan manfaat yang akan diperoleh
dari materi yang akan disampaikan
1. Stimulasi 1. Mengamati (Observing)
(Pemberian Peserta didik diminta untuk
Rangsangan) mengamati situasi dan peristiwa di
sekitarnya sehari-hari yang
berkaitan rangkaian seri/paralel RL,
RC, dan RLC
2. Menanya (Questioning)
2. Identifikasi Memberikan kesempatan kepada
Masalah peserta didik untuk untuk aktif
dalam menyampaikan pertanyaan 410 menit
yang berkaitan dengan rangkaian
seri/paralel RL, RC, dan RLC
3. Menalar (Associating)
3. Pengumpulan Peserta didik menganalisis dengan
Data menyimak dan memperhatikan
secara kronologis dan sinkronis
Kegiatan Inti dalam menalar materi yang
dijelaskan ketika pendidik
menyajikan materi mengenai
rangkaian seri/paralel RL, RC, dan
4. Pengolahan RLC
Data 4. Mencoba (Experimenting)
Mendorong rasa ingin tahu dan cara
berpikir peserta didik yang kritis
dalam memecahkan masalah
mengenai rangkaian seri/paralel
RL, RC, dan RLC
5. Pembuktian 5. Mengkomunikasikan
(Communicating)
Membimbing peserta didik dalam
mengidentifikasi rangkaian
seri/paralel RL, RC, dan RLC dan
memaparkan hasil penyelesaian
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
soal yang diberikan dan dikerjakan
secara pribadi.

1. Peserta didik diberi kesempatan


untuk mengomentari materi yang
telah disampaikan.
2. Pendidik menyampaikan dan
mengkaji ulang dari materi yang
Penutup diajarkan secara garis besar.
20 menit
3. Memberikan tugas kepada peserta
didik.
4. Melibatkan peserta didik untuk
menutup pelajaran dengan meminta
ketu kelas menutup dengan doa.

3. Pertemuan Ketiga
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
1. Pendidik memberi salam.
2. Pendidik mengkondisikan situasi
kelas dan mental peserta didik
sebelum pembelajaran dimulai.
3. Pendidik meminta ketua kelas
memimpin doa bersama terlebih
dahulu sebelum memulai proses
Pendahuluan pembelajaran. 20 menit
4. Pendidik mempresensi kehadiran
peserta didik yang mengikuti
pembelajaran.
5. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
dan manfaat yang akan diperoleh
dari materi yang akan disampaikan
1. Stimulasi 1. Mengamati (Observing)
(Pemberian Peserta didik diminta untuk
Kegiatan Inti Rangsangan) mengamati situasi dan peristiwa di
sekitarnya sehari-hari yang
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
berkaitan resonansi, daya dan faktor
daya
2. Identifikasi 2. Menanya (Questioning)
Masalah Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk untuk aktif 410 menit
dalam menyampaikan pertanyaan
yang berkaitan dengan resonansi,
daya dan faktor daya
3. Pengumpulan 3. Menalar (Associating)
Data Peserta didik menganalisis dengan
menyimak dan memperhatikan
secara kronologis dan sinkronis
dalam menalar materi yang
dijelaskan ketika pendidik
menyajikan materi mengenai
4. Pengolahan resonansi, daya dan faktor daya
Data 4. Mencoba (Experimenting)
Mendorong rasa ingin tahu dan cara
berpikir peserta didik yang kritis
dalam memecahkan masalah
mengenai resonansi, daya dan
faktor daya
5. Pembuktian 5. Mengkomunikasikan
(Communicating)
Membimbing peserta didik dalam
mengidentifikasi resonansi, daya
dan faktor daya
1. Peserta didik diberi kesempatan
untuk mengomentari materi yang
telah disampaikan.
2. Pendidik menyampaikan dan
Penutup
mengkaji ulang dari materi yang 20 menit
diajarkan secara garis besar.
3. Memberikan tugas kepada peserta
didik.
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
4. Melibatkan peserta didik untuk
menutup pelajaran dengan meminta
ketu kelas menutup dengan doa.

4. Pertemuan Keempat
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
1. Pendidik memberi salam.
2. Pendidik mengkondisikan situasi
kelas dan mental peserta didik
sebelum pembelajaran dimulai.
3. Pendidik meminta ketua kelas
memimpin doa bersama terlebih
dahulu sebelum memulai proses
Pendahuluan pembelajaran. 10 menit
4. Pendidik mempresensi kehadiran
peserta didik yang mengikuti
pembelajaran.
5. Pendidik menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
dan manfaat yang akan diperoleh
dari materi yang akan disampaikan
1. Stimulasi 1. Mengamati (Observing)
(Pemberian Peserta didik diminta untuk
Rangsangan) mengamati situasi dan peristiwa di
sekitarnya sehari-hari yang
berkaitan sistem tiga fasa hubungan
bintang & hubungan segitiga, fasor
dan dan bilangan kompleks
Kegiatan Inti 2. Identifikasi 2. Menanya (Questioning)
Masalah Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk untuk aktif 430 menit
dalam menyampaikan pertanyaan
yang berkaitan dengan sistem tiga
fasa hubungan bintang & hubungan
3. Pengumpulan segitiga, fasor dan dan bilangan
Data kompleks
Sintaks Model
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembelajaran
3. Menalar (Associating)
Peserta didik menganalisis dengan
menyimak dan memperhatikan
secara kronologis dan sinkronis
dalam menalar materi yang
4. Pengolahan dijelaskan ketika pendidik
Data menyajikan materi mengenai sistem
tiga fasa hubungan bintang &
hubungan segitiga, fasor dan dan
bilangan kompleks
4. Mencoba (Experimenting)
Mendorong rasa ingin tahu dan cara
5. Pembuktian berpikir peserta didik yang kritis
dalam memecahkan masalah
mengenai sistem tiga fasa hubungan
bintang & hubungan segitiga, fasor
dan dan bilangan kompleks
5. Mengkomunikasikan
(Communicating)
Membimbing peserta didik dalam
mengidentifikasi sistem tiga fasa
hubungan bintang & hubungan
segitiga, fasor dan dan bilangan
kompleks dan memaparkan hasil
penyelesaian soal yang diberikan
dan dikerjakan secara pribadi.
1. Peserta didik diberi kesempatan
untuk mengomentari materi yang
telah disampaikan.
2. Pendidik menyampaikan dan
mengkaji ulang dari materi yang
Penutup diajarkan secara garis besar.
10 menit
3. Memberikan tugas kepada peserta
didik.
4. Melibatkan peserta didik untuk
menutup pelajaran dengan meminta
ketu kelas menutup dengan doa.
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian Pengetahuan
Pertemuan Kedua
a. Kisi-kisi dan Soal
Kompetensi Jenis
Indikator Indikator Soal Soal
Dasar Soal
1. Menganalisa 1. Menjelaskan 1. Peserta didik Tes 1. Apa yang dimaksud
rangkaian tentang analisa dapat tertulis dengan nilai sesaat,
arus bolak- rangkaian mengidentifi bentuk nilai maksimum dan
balik sinusoida yang kasi analisa Essay nilai efektif?
2. Mendefinisi meliputi rangkaian Jelaskan!
kan tegangan dan sinusoida 2. Sebuah kabel
rangkaian arus sinusoida, yang diisolasi untuk
arus bolak- nilai sesaat, meliputi menahan tegangan
balik nilai tegangan dan 1000 volt DC.
maksimum arus Hitunglah harga
dan nilai sinusoida, efektif tegangan AC
efektif nilai sesaat, sinusoidal!
2. Menjelaskan nilai 3. Jelaskan respon
respon elemen maksimum, elemen pasif resistor,
pasif pada dan nilai induktor dan
rangkaian efektif. kapasitor pada
listrik bolak- 2. Peserta didik rangkaian bolak-
balik yang dapat balik!
meliputi : menjelaskan 4. Rangkaian R-L-C seri
resistor, respon dengan R = 90 , XL
induktor dan elemen pasif = 100 , dan XC = 40
kapasitor pada . Rangkaian ini
3. Menghitung rangkaian dihubungkan dengan
rangkaian bolak-balik tegangan bolak-balik
seri/paralel 3. Peserta didik dengan tegangan
RL, RC dan dapat efektif 220 V.
RLC menghitung Hitunglah : (1)
4. Menjelaskan rangkaian impedansi rangkaian,
teori resonansi seri/paralel (2) arus efektif yang
pada RL, RC dan mengalir pada
rangkaian RLC rangkaian dan (3)
bolak-balik tegangan efektif
antara ujung-ujung
induktor!
5. Resistor 20
dihubungkan paralel
dengan induktansi
2.387 mH disuplai
oleh sumber tegangan
60V, 1kHz. Hitunglah
: (a) arus di masing-
masing cabang, (b)
arus sumber, (c)
impedansi rangkaian

b. Pedoman Penskoran
Nomor Opsi Langkah Jawaban Soal Jumlah Opsi
Soal Jawaban
1. Nilai Sesaat :
Nilai sesaat dalah nilai yang berubah ubah terhadap waktu di
dalam suatu periode tertentu. Misalnya tegangan v(t), arus
i(t), dan daya p(t). merupakan tegangan, arus dan daya sesaat
Nilai efektif :
Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik adalah kuat arus
dan tegangan bolak-balik yang dianggap setara dengan arus
atau tegangan searah yang menghasilkan jumlah kalor yang
sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang 4
sama. Nilai efektif juga biasa disebut dengan Nilai rms (rms
= root mean square) atau nilai akar rata-rata kuadrat
Nilai maksimum :
Nilai maksimum adakah nilai yang ditunjukkan
oleh osiloskop. Nilai maksimum ada pada tegangan yang di
sebut Vm (V maksimum) dan arus yang disebut Im (I
maksimum).

2. Tegangan maksimum yang diizinkan adalah 1000 Volt.


Jadi :
Um = 1000 volt 4
Uef = 0.707
Um = 0.707 x 1000 = 707 Volt
3. Resistor :
Beban resistor tidak menyebabkan adanya geser fasa antara
arus dan tegangan pada rangkaian ac. Gelombang arus,
bersamaan fasanya dengan tegangan,atau beda fasa antara
arus dan tegangan adalah nol.
Induktor :
Pada elemen pasif induktor, apabila arus yang berubah-ubah
mengalir melewati induktor maka pada induktor tersebut
terbangkit ggl. Arus yang melewati induktor memiliki fasa 90 4
tertinggal dari tegangan yang diterapkan padanya.Induktor
dalam rangkaian ac memiliki reaktansi kapasitif yang
dinotasikan dengan simbol .
Kapasitor :
Pada elemen pasif kapasitor, arus yang melewati kapasitor
memiliki fasa 90 mendahului tegangan yang diterapkan
padanya. Kapasitor dalam rangkaian ac memiliki reaktansi
kapasitif yang dinotasikan dengan simbol .
4. 1) impedansi rangkaian
= 2 + ( )2

= (90)2 + (100 40)2


= 8100 + 3600
= 108,17
4

2) arus efektif yang mengalir pada rangkaian


220
= = 108,17 = 2,03

3) tegangan efektif antara ujung-ujung induktor


= = (2,03)(100) = 203

5. (a) Arus yang mengalir pada resistor


60
= = =3
20
Arus yang mengalir pada induktansi
60
= = =
2 2. (1000). (2387 103 ) 4
=4
(b) Dari phasor diagram, arus sumber

= 2 + 2 = 32 + 42 = 5

(c) Impedansi rangkaian


60
= = = 12
5

c. Instrumen dan Rubrik Penilaian


Nama Skor setiap nomor soal
No. Nilai
Siswa/Kelompok No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5
1
2
3

Perolehan skor peserta didik untuk setiap nomor soal, sebagai berikut:
1) Menjelaskan pengetahuan mengenai nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif !
a) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan benar skor 100
b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75
c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50
d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0

2) Menghitung harga efektif tegangan AC sinusoidal dari sebuah kabel diisolasi untuk
menahan tegangan 1000 volt DC!
a) Jika menjawab perhitungan dengan lengkap dan benar skor 100
b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75
c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50
d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0

3) Menjelaskan respon elemen pasif resistor, induktor dan kapasitor pada rangkaian
bolak-balik!
a) Jika menjawab 3 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor
100
b) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 75
c) Jika menjawab 1 poin penjelasan dengan benar skor 50
d) Jika menjawab 3 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0

4) Menghitung impedansi rangkaian, arus efektif yang mengalir pada rangkaian dan
tegangan efektif antara ujung-ujung induktor!
a) Jika menjawab 3 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor
100
b) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 75
c) Jika menjawab 1 poin penjelasan dengan benar skor 50
d) Jika menjawab 3 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0

5) Menghitung arus di masing-masing cabang, arus sumber, sudut phasa rangkaian,


dan impedansi rangkaian

a) Jika menjawab 3 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor
100
b) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 75
c) Jika menjawab 1 poin penjelasan dengan benar skor 50
d) Jika menjawab 3 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0

Rumus Konversi Nilai:



Nilai = = .......
5

Pertemuan Kelima
a. Kisi-kisi dan Soal
Kompetensi Jenis
Indikator Indikator Soal Soal
Dasar Soal
1. Menganalisa 1. Menjelaskan 1. Peserta didik Tes 1. Jelaskan apa yang
rangkaian teori resonansi dapat tertulis dimaksud dengan
arus bolak- pada menjelaskan bentuk faktor daya!
balik rangkaian resonansi Essay (Tuliskan rumus
2. Mendefinisi bolak-balik pada faktor dayanya)
kan 2. Menjelaskan rangkaian 2. Tiga buah kabel
rangkaian daya dan bolak-balik terhubung Y, 3-
arus bolak- faktor daya 2. Peserta didik Fasa, 120/208V
balik pada dapat Sumber dihubungkan
rangkaian menjelaskan dengan beban.
bolak-balik daya dan Impedansi per fasa
3. Menghitung faktor daya adalah 12300 .
sistem tiga 3. Peserta dapat Hitunglah fasa dan
fasa yang menghitung arus saluran melalui
meliputi sistem tiga beban!
hubungan fasa : 3. 3 kabel terhubung
bintang dan hubungan bintang (Y), 3 fasa,
hubungan bintang dan Sumber 120/208 V
segitiga hubungan dihubungkan ke
4. Menjelaskan delta beban setimbang
konsep fasor 4. Peserta didik terhubung-.
dapat Impedansi per fasa
dan bilangan menjelaskan adalah 12300 .
kompleks. konsep fasor Tentukanlah : (1)
dan bilangan tegangan fasa dan
kompleks saluran pada beban,
(2) fasa dan arus
saluran melalui
beban!
4. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan
fasor dan bilangan
kompleks!

b. Pedoman Penskoran
Nomor Opsi Langkah Jawaban Soal Jumlah Opsi
Soal Jawaban
1. Faktor daya adalah perbandingan antara daya nyata (watt)
terhadap perkalian arus dan tegangan (voltampere) disebut
faktor daya (pf). Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran
yang menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki
dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor
daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya
(mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang
diberikan sumber bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin
rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya 4

yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang


sama. Di sisi lain, faktor daya juga menunjukkan besar
pemanfaatan dari peralatan listrik di jaringan terhadap
investasi yang dibayarkan.
Secara matematis faktor daya (pf) atau disebut Cos adalah
sebagai berikut:
()
= () atau cos = =

2. Fasa tegangan pada beban diberikan sebagai berikut :

Van 12000
Vbn 120 1200
Vcn 120 2400 3
Tegangan saluransaluran pada beban diberikan sbb :

Vab 207.85300
Vbc 207.85 900
Vca 207.85 1200
Jadi, pada beban hubungan Y, fasa dan arus saluran adalah
sama
Van
Ia
Za
12000
Ia 10 300
1230 0

Sama halnya dengan fasa arus dari fasa b dan fasa c diberikan
persamaan menjadi :

I b 10 1500 A
I c 10 2700 A

3. Untuk sebuah beban terhubung-. Tegangan antar dua


saluran (atau fasa) adalah 20800 V.
1. Vab = VL = 208 V.
2. Arus fasa,
Vab 2080
I ab 17.33 30 A
Z ab 12300 3
Arus saluran,
I a 3 * I ab 300 A
I a 3 *17.33 600 A
I a 30.0 600 A

4. Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan


arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk
menyatakan gelombang sinus dalam bentuk magnituda dan
sudut serta untuk analisis rangkaian reaktif.
Bilangan kompleks adalah kumpulan titik yang dibentuk oleh
bilangan nyata dan bilangan khayal, dalam bilangan
kompleks. Bilangan kompleks dalam teknik listrik digunakan
untuk menggambarkan sifat arus listrik bolak-balik. Suatu 4
bilangan kompleks dapat ditulis dalam bentuk :
= +
Keterangan :
W = Bilangan Kompleks
a dan b = Bilangan nyata (bilangan real) yaitu bilangan nyata
atau bilangan real dalam matematika adalah suatu bilangan
yang dapat ditulis dalam bentuk desimal.
j = Bilangan khayal (bilangan imaginar) yaitu bilangan
khayal atau bilangan imajiner adalah bilangan yang memiliki
sifat i2 = -1.

c. Instrumen dan Rubrik Penilaian


Nama Skor setiap nomor soal
No Nilai
Siswa/Kelompok No. 1 No. 2 No. 3 No. 4
1
2
3

Perolehan skor peserta didik untuk setiap nomor soal, sebagai berikut:
1) Menjelaskan apa yang dimaksud dengan faktor daya !
a) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan benar skor 100
b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75
c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50
d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0

2) Menghitunglah fasa dan arus saluran melalui beban!


a) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor
100
b) Jika menjawab 1 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 50
c) Jika menjawab 2 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0

3) Menghitung fasa dan arus saluran melalui beban, pada tiga buah kabel terhubung Y,
3-Fasa, 120/208V Sumber dihubungkan dengan beban. Impedansi per fasa = 12300
!
a) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor
100
b) Jika menjawab 1 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 50
c) Jika menjawab 2 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0

4) Menjelaskan apa itu fasor dan bilangan kompleks!


a) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan benar skor 100
b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75
c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50
d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0
Rumus Konversi Nilai:

Nilai = = .......
4

I. Alat/Media/Sumber Belajar
1. Alat Pembelajaran
a. Spidol
b. Lembar Penilaian
c. Papan Tulis
d. OHP Whiteboard
e. LCD Projector
f. Laptop

2. Media Pembelajaran
a. Materi dalam bentukMicrosoft Powerpoint.dan flash.

3. Sumber Belajar
a. Siswoyo, 2008. Teknik Listrik Industri Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah
Menengah Kejuruan.
b. Nuraeni, Reni, 2014. Dasar dan Pegukuran Listrik 2. Jakarta Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
c. Gussow, Milton, 2004. Schaums Easy Outlines : Dasar Dasar Teknik Listrik.
Jakarta : Erlangga

Jakarta, 29 Agustus 2016


Ka.SMK Negeri 34 Jakarta Guru Mata Pelajaran,

Drs. H. Ansyori Bunyamin, M.Pd Neny Rochyati


NIP. 196310051987031017 NIP. 196001231990032002

Anda mungkin juga menyukai