Anda di halaman 1dari 10

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Arus bolak-balik atau altenating current (AC) merupakan arus dan tegangan listrik yang
besarnya berubah terhadap waktu dan mengalir dalam dua arah. Arus bolak-balik biasanya
dimanfaatkan untuk peralatan elektronik. Sumber arus bolak-balik prinsip kerjanya yaitu
terjadi perputaran kumparan dengan kecepatan sudut tertentu yang berada dalam medan
magnetik.
Jenis-jenis rangkaian dalam rangkaian AC adalah
1. rangkaian resistor
2. rangkaian induktor
3. rangkaian kapasitor
RANGKAIAN RESISTOR
Sebuah resistor akan dialiri arus bolak-balik ketika
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-
balik. Gambar 1, merupakan rangkaian resistor
dalam arus bolak-balik digunakan untuk
menurunkan potensial listrik dalam rangkaian
atau sebagai pembatas arus listrik yang masuk
sehingga arus dan tegangan dalam rangkaian
resistor mempunyai fase yang sama saat
Gambar 1. Rangkaian resistor pada arus bolak-balik
terhubung dengan sumber tegangan bolak-balik. (Sumber: myrightspot.com)

Gmabar 2, grafik terlihat bahwa tegangan


dan arus berada pada keadaan sefase artinya
mencapai nilai maksimum pada saat yang
sama. Sebuah resistor dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik, besarnya
tegangan pada resistor sama dengan
tegangan sumber. Di bawah ini merupakan
rumus tegangan resistor dan arus yang
Gambar 2. Grafik hubungan tegangan dan arus
mengalir melalui resistor.
terhadap waktu pada resistor
(Sumber: myrightspot.com)
Arus yang mengalir melalui resistor :

𝑉𝑅 𝑉𝑚
𝐼𝑅 = = sin 𝜔𝑡 = 𝐼𝑚 sin 𝜔𝑡
𝑅 𝑅
Tegangan pada resistor :

𝑉𝑅 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡

RANGKAIAN INDUKTOR
Sebuah induktor mempunyai hambatan yang
disebut reaktansi induktif saat dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik. Hambatan
atau reaktansi induktif bergantung pada frekuensi
sudut arus dan induktansi diri induktor atau dapat
dirumuskan sebagai 𝑋𝐿 = 𝜔 𝐿

Gambar 3. Rangkaian induktor pada arus


bolak-balik
(Sumber: myrightspot.com)

Berdasarkan Gambar 4, grafik terlihat bahwa


besar tegangan pada induktor adalah nol saat
arus induktornya maksimum, begitupun
sebaliknya. Artinya tegangan pada induktor
mencapai nilai maksimum lebih cepat serempat
periode daripada saat arus mencapai

Gambar 4. Grafik hubungan tegangan dan arus maksimumnya.


terhadap waktu pada induktor
Arus yang mengalir melalui induktor :
(Sumber: myrightspot.com)
𝑉𝑚 1 1
𝐼𝐿 = sin (𝜔𝑡 − 𝜋) = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 − 𝜋)
𝜔𝐿 2 2
Tegangan pada induktor :

𝑉𝐿 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
RANGKAIAN KAPASITOR
Sebuah kapasitor memiliki karakteristik yang dapat menyimpan energi dalam bentuk muatan
listrik ketika dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maupun tegangan searah.
Kapasitor yang dialiri arus bolak-balik akan timbul resistansi semu atau biasa disebut
dengan reaktansi kapasitif. Besar nilai reaktansi kapasitif bergantung pada besarnya nilai
kapasitansi kapasitor dan frekuensi sudut arus atau dapat dirumuskan sebagai :

1
𝑋𝐶 =
𝜔𝐶

Gambar 5. Rangkaian kapasitor pada arus Gambar 6. Grafik hubungan tegangan dan arus
bolak-balik terhadap waktu pada kapasitor
(Sumber: myrightspot.com) (Sumber: myrightspot.com)

Pada Gambar 6, grafik terlihat bahwa arus pada kapasitor maksimum saat tegangan kapasitor
bernilai nol, begitupun sebaliknya. Artinya, arus mencapai nilai maksimumnya seperempat
periode lebih cepat daripada saat tegangan mencapai nilai maksimumnya.
Arus yang mengalir melalui kapasitor :

1 1
𝐼𝐶 = 𝜔 𝐶 𝑉𝑚 sin (𝜔𝑡 + 𝜋) = 𝐼𝑚 sin(𝜔𝑡 + 𝜋)
2 2
Tegangan pada kapasitor :

𝑉𝐶 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
RANGKAIAN SERI RLC
Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan kapasitor
(C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun secara seri.
Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut
resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh
induktor disebut reaktansi induktif (XL), dan
hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut
reaktansi kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan
tersebut ketika digabungkan dalam disebut
impedansi (Z) atau hambatan total. Gambar 7. Rangkaian seri RLC
(Sumber: myrightspot.com)

Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus


(i) yang sama sehingga diagram fasor arus (Gambar 8)
diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (VR)
berada pada fasa yang sama dengan arus, tegangan (VL)
pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh
90º, dan tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC)
Gambar 8. Diagram fasor untuk I, tertinggal oleh arus sejauh 90o.
VR, VL, dan VC
(Sumber: myrightspot.com)

Diagram fasor dapat digunakan untuk mencari besar tegangan jepit seperti di bawah ini:

VR = Imax R sin ωt = Vmax sin ωt


VL = Imax XL sin (ωt + 90) = Vmax sin (ωt + 90)
VC = Imax XC sin (ωt – 90) = Vmax sin (ωt – 90)
Besarnya tegangan jepit dapat dihitung dengan menjumlahkan VR, VL, dan VC sehingga
menjadi:

𝑉 = √𝑉𝑅 2 + (𝑉𝐿 − 𝑉𝐶 )2
Keterangan :
V : Tegangan total/jepit (volt)
VR : Tegangan pada resistor (volt)
VL : Tegangan pada induktor (volt)
VC : Tegangan pada kapasitor (volt)

Besar arus adalah sama, sehingga besar tegangan pada masing-masing komponen R, L dan C
adalah:

VR = I R
VL = I XL
VC = I XC
Subsitusikan ke dalam rumus tegangan jepit sehingga hasil akhir diperoleh hambatan total
atau impedansi sebagai berikut:

𝑍 = √𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )2
Keterangan :
Z : Impedansi rangkaian seri RLC (ohm)
R : hambatan (ohm)
XL : Reaktansi induktif (ohm)
XC : Reaktansi kapasitif (ohm)

Rangkaian seri RLC memiliki beberapa kemungkinan:


1. Nilai XL < XC : rangkaian bersifat kapasitor, tegangan tertinggal terhadap arus dengan
beda sudut fase θ sebesar :

2. Nilai XL > XC : rangkaian bersifat induktor, tegangan mendahului arus dengan beda
sudut fase θ sebesar :

3. Nilai XL = XC : besar impedansi rangkaian sama dengan nilai hambatannya (Z=R), pada
rangkaian akan terjadi resonansi deret/seri, frekuensi resonansi sebesar :
Contoh soal
1. Tentukanlah besar tegangan maksimum yang dibutuhkan
agar dihasilkan kuat arus maksimum sebesar 4 A!

Diketahui: Jawab:
R = 60 Ω
XL = 120 Ω
XC = 40 Ω
Imax = 4 A
Ditanya: Vmax ?

Vmax = Imax Z = 4 (100) = 400 Volt


Jadi besar tegangan maksimum yang dibutuhkan adalah 400 Volt

2. Sebuah resistor 300 Ω, inductor 2 H, dan kapasitor 20 µF dirangkai secara seri serta
dihubungkan dengan sumber tegangan 200 Volt, 100 rad/s. Tentukanlah:
a. Reaktansi induktif, reaktansi kapasitif, dan sifat rangkaian
b. Impedansi
Diketahui: Jawab :
R = 300 Ω a.
L=2H
C = 20 µF= 20 x 10-6 F
ω = 100 rad/s
Karena XL < XC rangkaian bersifat kapasitif
Ditanya: XL, XC, Z dan sifat rangkaian ? b.
RANGKAIAN PARALEL RLC
Rangkaian paralel resistor (suatu komponen yang berfungsi untuk menahan tegangan atau
arus listrik pada suatu rangkaian listrik), induktor (suatu komponen yang terbuat dari lilitan
berfungsi menyimpan energi pada medan magnet yang
dihasilkan oleh arus listrik yang melewatinya),
dan kapasitor (suatu komponen yang terbuat dari dua keping
logam yang dirangkai sejajar yang dapat menyimpan energi
pada medan listrik) pada rangkaian arus bolak-balik.
Ketiga komponen tersebut jika dirangkai dengan sumber
tegangan atau arus listrik bolak-balik maka akan menghasilkan
pengaruh yang berbeda pada tegangan dan arus listrik.
Rangkaian tersebut dapat disimbolkan dengan R // L // C.
Gambar 9. Rangkaian R, L, dan
C dirangkai secara paralel
dengan arus listrik AC

Impedansi (Z) adalah nilai hambatan yang dihasilkan dari beban berupa resistor dengan
induktor / resistor dengan kapasitor / resistor dengan induktor dan kapasitor yang dirangkai
secara seri atau pun paralel. Untuk mengetahui nilai impedansi (Z) pada rangkaian paralel
resistor , induktor, kapasitor pada arus bolak-balik dapat dilakukan dengan cara menghitung
nilai reaktansi induktif (XL), dan reaktansi kapasitif (XC) dengan menggunakan rumus:
1. Rumus Reaktansi Induktif (XL) :

Keterangan :
XL = Reaktansi induktif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 3,14 atau 22/7
L = Nilai induktansi pada induktor (H)

2. Rumus Reaktansi Kapasitif (XC) :

Keterangan :
XC = Reaktansi kapasitif (Ω)
ƒ = Frekuensi (Hz)
π = 3,14 atau 22/7
C = Nilai kapasitas pada kapasitor (F)
Jika kedua nilai reaktansi telah diketahui, maka selanjutnya dapat menghitung
nilai impedansi (Z) pada rangkaian paralel resistor, induktor, dan kapasitor menggunakan
rumus berikut :

Keterangan :
Z = Impedansi (Ω)
R = nilai hambatan atau resistansi pada resistor (Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (Ω)

Arus listrik (I) total pada rangkaian paralel resistor, induktor, dan kapasitor dengan arus bolak-
balik dapat diketahui, jika arus listrik masing-masing pada beban telah diketahui kemudian
menghitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
I = Arus listrik total pada rangkaian (A)
IR = Arus listrik yang mengalir pada beban resistor (A)
IL = Arus listrik yang mengalir pada beban induktor (A)
IC = Arus listrik yang mengalir pada beban kapasitor (A)

Nilai tegangan (V) pada rangkaian tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus
yang berasal sari hasil substitusi rumus hukum ohm :

Keterangan:
V = Tegangan listrik pada rangkaian (V)
I = Arus listrik pada rangkaian (A)
Z = Impedansi (Ω)

Faktor daya dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut :


Keterangan :
R = Nilai hambatan atau resistansi pada resisitor (Ω)
Z = Nilai impedansi pada rangkaian (Ω)
Terdapat tiga kemungkinan sifat rangkaian arus bolak-balik apabila dirangkai dengan R, L, dan
C secara paralel yaitu :
1. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat resistif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor sama dengan arus listrik yang mengalir pada kapasitor IL = IC, arus
listrik total se fase dengan tegangan.
2. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat induktif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih besar dari pada arus listrik yang mengalir pada kapasitor IL >
IC, arus listrik total tertinggal (Lag) terhadap tegangan.
3. Rangkaian arus bolak-balik dikatakan bersifat kapasitif apabila nilai arus listrik yang
mengalir pada induktor lebih kecil dari pada arus listrik yang mengalir pada kapasitor IL <
IC, arus listrik total mendahului (lead) terhadap tegangan.

CONTOH SOAL
1. Suatu sumber tegangan bolak-balik memiliki nilai frekuensi
sebesar 50 Hz, dirangkai secara paralel dengan beban-bebannya
yang berupa resistor yang memiliki nilai hambatan 30 Ω,
Induktor yang memiliki nilai induktansi 300 mH, dan kapasitor
yang memiliki nilai kapasitas 50 μF. Berapakah nilai impedansi
pada rangkaian tersebut?
Diketahui : Jawab :
ƒ = 50 Hz Langkah pertama menghitung nilai reaktansi induktif (XL),
R = 30 Ω dan reaktansi kapasitif (XC) :
L = 300 mH = 0,3 H
C = 50 μF = 5 x 10-5 F
Ditanya :Z?
Selanjutnya menghitung nilai impedansi (Z) total pada rangkaian tersebut :

Sumber :
https://blog.ruangguru.com/rangkaian-arus-bolak-balik
https://blog.ruangguru.com/penjelasan-rangkaian-seri-rlc-pada-arus-bolak-balik
https://kusumandarutp.blogspot.com/2015/07/rangkaian-paralel-resistor-induktor-dan.html

Anda mungkin juga menyukai