:
:
6 Oktober 2009
30 Oktober 2009
Abstrak
Penggunaan analogi dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak, membangun keterkaitan
antara sesuatu yang baru dipelajari dengan sesuatu yang sudah dipahami, berinteraksi lebih baik terhadap suatu topik
yang baru, dan mengatasi adanya kesalahan dalam konsep. Model Pengajaran dengan Analogi (ADAGlynn) pada topik
resonansi dalam rangkaian LC telah dilaporkan dalam tulisan ini. Pada umumnya, pemahaman siswa terhadap mekanika
lebih baik dibandingkan terhadap listrik. Dengan demikian, gerakan pegas-massa dapat dijadikan konsep analogi
sedangkan konsep rangkaian LC sebagai targetnya. Dari model tersebut dapat disimpulkan bahwa rangkaian LC memiliki
analogi dengan gerakan pegas-massa dalam hal mengaitkan antar besaran fisisnya, kecuali dalam dimensinya.
Kata Kunci: Pengajaran dengan Analogi (ADA-Glynn), rangkaian LC, gerakan pegas-massa.
Abstract
Use of analogy can help student to visualize abstract concepts, to relate their new information to their prior knowledge, to
result in better interaction with a topic, and to overcome existing misconceptions. The Teaching-with-Analogies (TWAGlynn) Model in LC resonance has been reported here. Generally, students have a better understanding in mechanics than
electricity. Therefore, a spring-mass motion can be considered as an analogy concept while an LC circuit as a target. From
this model, it is concluded that an LC circuit has analogies with a spring-mass motion in relating their physical variables,
except in their dimension.
Key words: Teaching-with-Analogies (TWA-Glynn),LC circuit, spring-mass motion.
1. Pendahuluan
Analogi merupakan keserupaan cara memandang
dua konsep yang berbeda [1]. Konsep yang pertama
adalah konsep yang dikenal dengan baik sedangkan
konsep yang kedua adalah konsep yang baru atau tidak
begitu dikenal.
Sebagian ilmu fisika merupakan konsep yang
abstrak sehingga tidak mudah untuk dipahami, kecuali
jika dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari. Pemakaian
analogi merupakan jembatan untuk mencapai tujuan di
antaranya membantu siswa dalam memvisualisasikan
konsep yang abstrak, membangun keterkaitan antara
sesuatu yang sudah dipahami dengan sesuatu yang baru
dipelajari [2], berinteraksi lebih baik terhadap suatu topik
yang baru, dan mengetahui adanya kesalahan dalam
konsep. Dengan demikian, siswa akan lebih termotivasi
dan lebih percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan
yang baru.
Para ilmuwan terdahulu, seperti Maxwell, Keppler,
dan Rutherford, sudah menggunakan analogi ketika
mencetuskan teori-teori barunya. Hingga kini, pemakaian
105
106
2. Metode
Dengan merujuk kembali Model Pengajaran
dengan Analogi (ADA-Glynn) [3,9], enam langkah
berikut harus dilakukan pengajar untuk menarik analogi
antara rangkaian LC dengan gerakan pegas-massa:
a) Mengenalkan konsep target.
Konsep target adalah konsep yang tidak umum atau
tidak diketahui dengan baik dan akan diajarkan
kepada siswa.
b) Mengulas ulang secara lengkap konsep analogi.
Konsep analog adalah konsep yang umum atau
diketahui dengan baik dan biasanya telah lebih
dahulu diajarkan kepada para siswa.
c) Mengidentifikasi atau mencari fitur-fitur atau atributatribut relevan antara target dan analogi.
Mengumpulkan seluruh fitur/atribut baik dari konsep
target dan konsep analog untuk diidentifikasi.
d) Memetakan keserupaan antara konsep-konsep
analogi dan target.
Proses pembandingan seluruh fitur/atribut yang
diperoleh tersebut disebut pemetaan. Jika terdapat
banyak fitur/atribut serupa, sebuah analogi dapat
ditarik atau diambil. Makin banyak fitur/atribut
serupa berarti analoginya makin baik.
e) Mengidentifikasi atau mencari keadaan pengecualian
yang mana analogi tersebut tidak bekerja.
Fitur-fitur atau atribut-atribut yang tidak serupa
merupakan pengecualian dari analogi tersebut.
f) Mengambil kesimpulan-kesimpulan tentang konsepkonsep target.
(c)
(b)
(d)
3. Pembahasan
Pembelajaran mengenai pegas, kapasitor, dan
induktor di sekolah menengah atas dilakukan pada
jenjang kelas yang berbeda. Analisis gerakan pegasmassa diberikan di kelas XI semester 1 sedangkan
rangkaian LC di kelas XII semester 1. Pada umumnya,
pemahaman siswa terhadap mekanika lebih baik
dibandingkan terhadap listrik.
Oleh karena itu,
pembelajaran mengenai resonansi pada rangkaian LC
(hambatan diabaikan) [10] sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan konsep analogi pembelajaran resonansi
pada gerakan pegas-massa (gesekan diabaikan) [11].
Konsep rangkaian LC dapat dijadikan sebagai konsep
target sedangkan konsep gerakan pegas-massa sebagai
konsep analog.
Berikut ini akan dibahas analisis rangkaian LC
pada Gambar 1 sebagai konsep target.
Kasus (a)
menunjukkan kapasitor pelat sejajar yang mula-mula
dalam keadaan penuh muatan dan saklar S terbuka
sehingga energi akan tersimpan seluruhnya dalam medan
listrik (E) di antara pelat kapasitor. Selanjutnya pada
kasus (b), saklar S ditutup sehingga muatan akan mengalir
secara bertahap dari pelat kapasitor ke induktor. Ketika
pelat kapasitor mengalami pengurangan muatan, medan
listrik di antara pelat kapasitor berkurang sedangkan arus
listrik yang mengalir ke induktor bertambah. Akibatnya,
medan magnetik di sekitar induktor bertambah.
Akhirnya, kapasitor akan kosong muatan dan arus listrik
yang mengalir ke induktor akan mencapai maksimum.
(a)
f1 =
1
2 LC
(1)
UC =
Q2
2C
(2)
UL =
LI 2
2
(3)
dan
uE =
E2
2
(4)
dan
uB =
B2
2
(5)
107
(a)
(c)
(b)
(d)
EP =
k x2
2
(7)
EK =
m v2
2
(8)
dan
4. Diskusi
Persamaan (1), (2), (3) dalam analisis rangkaian
LC dan Persamaan (6), (7), (8) dalam analisis gerakan
pegas-massa memiliki keserupaan besaran-besaran yang
terlibat di dalamnya. Analogi besaran-besaran tersebut
dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Analogi besaran-besaran dalam rangkaian LC
dan gerakan pegas-massa.
Rangkaian LC
Induktansi, L
Kapasitansi, C
Muatan pelat kapasitor, Q
Arus, I
Gerakan pegas-massa
Massa benda, m
(Tetapan pegas)-1, k-1
Simpangan, x
Kecepatan, v
f2 =
1
2
k
m
(6)
Frekuensi osilasi LC
Sebanding dengan akar
-1
(kapasitansi)
Berbanding terbalik dengan
akar induktansi
Memiliki tetapan
kesebandingan (2)-1
5. Kesimpulan
Dengan melihat atribut-atribut yang dibandingkan
pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4 dapat
disimpulkan bahwa konsep rangkaian LC memiliki
analogi dengan konsep gerakan pegas-massa. Perlu
diperhatikan bahwa terdapat pula perbedaan dimensi dari
besaran-besaran dalam rangkaian LC dengan dimensi
besaran-besaran dalam gerakan pegas-massa walaupun
dimensi frekuensi osilasi dan energi pada keduanya sama.
Referensi
[1] S.M. Glynn, Method and Strategies: The TeachingWith-Analogies Model, Science and Children, 44(8),
52-55 (2007).
[2] S.M. Glynn and T. Takahashi, Learning from
analogy-enhanced science text, Journal of Research
in Science Teaching, 35, 1129-1149 (1998).
[3] Khairurrijal, N. Kurniasih, E.J. Mustopa, dan
M. Abdullah, Konsep Medan Listrik Menggunakan
Analogi Konsep Medan Gravitasi untuk Pengajaran
di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pengajaran Fisika
108