Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PROYEK MEKANIKA PENERAPAN DINAMIKA NEWTON

MELALUI KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK


(PRINSIP KERJA GERAK MELINGKAR PADA KINCIR ANGIN)

Oleh:
KELOMPOK VII
1. Nurafni Hamdika Putri (210103512002)
2. Aulyani (210103511007)
3. Amalia Duapadang (210103511004)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Eko Hadi Sujiono, M.Si
Vicran Zharvan, S.Si., M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
proyek yang berjudul “Penerapan Dinamika Newton Melalui Konversi Energi Angin
Menjadi Energi Listrik (Prinsip Kerja Gerak Melingkar Pada Kincir Angin” ini tepat
pada waktunya.
Adapun penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Mekanika. Terlebih dahulu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Eko Hadi Sujiono, M. Si., dan Bapak Vicran Zharvan, S. Si, M. Si. selaku Dosen
pengampu mata kuliah mekanika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang kami tekuni
ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Makassar, 15 Mei 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………....... i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..... ii

RINGKASAN……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN .......…………………………………………………. 1


A. Latar Belakang ...……...……………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ...…………………………………………………. 2
C. Tujuan ………….……………………………………………………. 2

BAB II LANDASAN TEORI ...…………………………………………………. 3

BAB III METODE PROYEK ...……………………………………….………….. 7


A. Alat dan Bahan ………………………………………........................ 7
B. Desain Proyek ……………………………………………………...... 7
C. Besar Anggaran ……………………..………………………………. 8
D. Prosedur Kerja ……….……………………………………………… 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………. 10


A. Hasil Proyek ................................…………………………………… 10
B. Pembahasan .……………………………………………………...…. 10

BAB V PENUTUP ……….…....………....……………………………………… 12


A. Kesimpulan …………………………………………………............. 12
B. Saran ……...………………………………………………………… 12

DAFTARPUSTAKA……………………………………………………………… 13

LAMPIRAN …………..…………………………………………………………… 14

ii
RINGKASAN

Pusat pembangkitan energi listrik yang mengubah energi kinetik angin menjadi
energi mekanik oleh turbin dan diubah lagi menjadi energi listrik oleh generator dengan
memanfaatkan kecepatan dan tekanan angin. Pembangkit energi listrik tenaga angin
merupakan pembangkit listrik nonkonvensional di Indonesia masih dalam tahap riset
sehingga belum dapat dikomersialisasikan. Angin adalah salah satu bentuk energi yang
tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) mengonversikan energi
angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin.
Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin,
sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan disimpan ke
dalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Baling-baling yang terkena hembusan angin
akan berputar sehingga membuat dinamo akan bekerja dan mengalirkan arus listrik pada
sebuah lampu. Tujuan dari dibuatnya proyek ini ialah untuk mengetahui prinsip kerja
kincir angin serta dapat membuktikan adanya pengaruh Dinamika Newton yaitu konsep
gerak melingkar.
Hubungan antara konsep gerak melingkar dengan prinsip kincir angin ialah
ketika baling-baling pada kincir angin menangkap hembusan angin dan dari putaran
baling-baling tersebut akan dihasilkan putaran motor yang selanjutnya diubah menjadi
energi listrik. Secara sederhana, angin yang dihasilkan setiap waktunya digunakan
untuk memutar turbin atau kincir angin. Ketika turbin atau kincir berputar, dorongan
dari putaran tersebut dapat diteruskan untuk memutar salah satu bagian pada generator
yaitu rotor di belakang kincir angin. Selanjutnya dari tahap tersebut, energi listrik
dapat dihasilkan. Seperti pada percobaan kami, lampu akan menyala ketika menerima
energi listrik dari dinamo yang berasal dari angin.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kebutuhan energi listrik terjadi akibat pertambahan
penduduk yang tinggi, tetapi hal ini tidak seimbang dengan peningkatan
penyediaan tenaga listrik, kapasitas daya terpasang masih tetap, sementara
kebutuhan masyarakat terus meningkat. Masyarakat Indonesia tergantung pada
pasokan listrik PLN, tidak hanya untuk kebutuhan penerangan tetapi juga untuk
mendukung kegiatan ekonomi. Akibat yang ditimbulkan adalah sering terjadi
pemadaman aliran listrik oleh PLN, terutama pada saat beban puncak. Hal ini
disebabkan oleh akibat pemakaian beban yang melebihi daya yang telah
disediakan. Kebutuhan energi listrik yang terus meningkat itulah, maka
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk membangun suatu pembangkit
tenaga listrik. Para perencana sistem juga harus dapat melihat kemungkinan-
kemungkinan perkembangan sistem tenaga listrik di tahun-tahun yang akan
datang. Maka dari itu diperlukan pengembangan industri listrik yang meliputi
perencanaan pembangkitan, sistem kontrol dan proteksi, serta sistem transmisi
dan distribusi listrik yang akan disalurkan hingga sampai pada konsumen.
Gerak melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan
berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat
bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu
membelokkannya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya
sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu
gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang
besarnya tetap dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak
benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran.
Gerak melingkar merupakan contoh sederhana lain dari suatu tempat di
mana peletakan suatu kerangka acuan padanya akan menyebabkan kerangka
acuan menjadi non-inersia, walapun gerak melingkar yang dimaksud memiliki
kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Ada banyak contoh tentang
gerak melingkar, misalnya gerak rotasi. Kecepatan putaran tetap adalah
kecepatan linier yang diubah selalu arahnya setiap saat (dipercepat) dengan
teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak berubah beraturan. Dalam gerak
1
melingkar baik yang vertikal, horisontal maupun di antaranya, terdapat
perbedaan pengamatan antara pengamat yang diam di atas tanah P₂ dengan
pengamat yang bergerak bersama obyek O yang diamati P₁, Pengamat P₂
dengan jelas melihat adanya gaya tarik menuju pusat yang selalu merubah arah
gerak obyek sehingga bergerak melingkar (tanpa adanya gaya ini obyek akan
terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tetapi P₁ tidak menyadari hal
ini. P₁ tidak mengerti mengapa ia tidak jatuh (meluncur) padahal ia membuat
sudut A dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-
akan menahan pengamat P₁ sehingga tidak jatuh. Penggunaan konsep gerak
melingkar beraturan pada kehidupan dan teknologi cukup banyak, misalnya
pada konsep atom khususnya konsep atom menurut Rutherford-Bohr,
peredaran bulan mengelilingi bumi, teknik pada pembuatan tikungan jalan,
penempatan satelit pada edarnya. Penerapan lain dalam kehidupan sehari-hari
yaitu kincir angin atau baling-baling.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan gerak melingkar pada prinsip kerja kincir angin
atau baling-baling sebagai alternatif menghasilkan energi terbarukan?
2. Bagaimana cara menganalisis kinerja angin?
3. Bagaimana cara mengetahui pengaruh kecepatan angin terhadap daya
yang dihasilkan kincir angin?
4. Bagaimana cara mengetahui torsi maksimum yang dihasilkan pada
beberapa kecepatan angin?
5. Bagaimana cara mengetahui daya maksimum yang dihasilkan pada
beberapa kecepatan angin?
6. Bagaimana cara mengetahui pengaruh pembebanan terhadap daya yang
dihasilkan kincir angin?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan hubungan gerak melingkar pada prinsip kerja kincir
angin atau baling-baling sebagai alternatif menghasilkan energi
terbarukan.
2. Mengetahui cara menganalisis kinerja angin.
3. Mengetahui pengaruh kecepatan angin terhadap daya yang dihasilkan
kincir angin.

2
4. Mengetahui torsi maksimum yang dihasilkan pada beberapa kecepatan
angin.
5. Mengetahui daya maksimum yang dihasilkan pada beberapa kecepatan
angin.
6. Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap daya yang dihasilkan
kincir angin.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

Mekanika newton atau sering disebut sebagai mekanika klasik, dalam


mempelajari mekanika, khususnya dinamika, kinematika hingga prinsip usaha, energi
dan momentum kesemuanya menggunakan prinsip hukum newton. Mekanika newton
adalah teori tentang gerak yang di dasarkan pada konsep massa dan gaya dan hukum-
hukum yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini dengan besaran kinematika dan
dinamika (Hamdi, 2016).
Sir Isaac Newton (1642-1727) adalah orang yang merintis mekanika,
merumuskan tiga dasar dinamika yang menjadi landasan mekanika untuk dunia makro.
Hukum-hukum Newton menyajikan konsep ruang-waktu yang terpisah dan bersifat
mutlak. Hasil-hasil pengukuran yang berlandaskan hukum Newton bernilai cukup akurat
untuk gerak berkelajuan rendah, namun gagal untuk gerak berkelajuan tinggi. Untuk
gerak berkelajuan tinggi yang mendekati laju cahaya, diperlukan teori relativitas khusus
Einstein (Anugraha, 2018).
Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica menyatakan tiga hukum
Newton. Pertama, setiap benda akan terus berada pada keadaan diam atau bergerak
dengan kelajuan tetap sepanjang lintasan lurus jika tidak dipaksa untuk merubah
keadaan geraknya itu oleh gaya-gaya yang bekerja padanya (Hukum I Newton). Kedua,
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda akan mengakibatkan terjadinya perubahan
momentum. Perubahan momentum tiap satu satuan waktu yang dialami oleh benda
tersebut berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya (Hukum II
Newton). Ketiga, jika suatu benda mengerjakan gaya (aksi) pada benda lain, maka
benda yang dikenai aksi akan melakukan gaya (reaksi) pada benda pertama yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan gaya aksi (Hukum III Newton) (Purwanto,
2014).

Dalam materi Dinamika Newton, kita juga membahas mengenai gerak melingkar,
dimana gerak melingkar terbagi atas dua, yaitu Gerak Melingkar Beraturan (GMB) dan
Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB). Dalam selang waktu yang sama besar
posisi sudut teta pada GMB ialah tetap namun pada GMBB besar posisi sudutnya akan
berbeda. Pada GMB besar kecepatan linear nya konstan namun arahnya berubah,
sedangkan pada GMBB nilai kecepatan linear dan arahnya pun berubah. Besar dan arah

4
kecepatan sudut pada GMB adalah konstan, tetapi pada GMBB besar dan arahnya
berubah. Pada GMB besar percepatan tangensial dan percepatan sudutnya sama dengan
nol, sedangkan pada GMBB besar percepatan tangensial dan percepatan ialah sudutnya
konstan (Hendrawati, 2016).
Pada GMB hanya terdapat percepatan sentripetal, namun pada GMBB terdapat
dua jenis percepatan, yaitu percepatan sentripetal dan percepatan tangensial. Percepatan
sentripetal hanya merubah arah kecepatan, sedangkan percepatan tangensial mengubah
besar kelajuan. Pada GMBB, besar perecepatan tangensial selalu konstan. Sehingga
kelajuan linier benda bertambah secara teratur. Selain kelajuan liniernya berubah, pada
GMBB kecepatan sudutnya juga berubah, perubahan kecepatan sudut setiap detik inilah
yang disebut dengan percepatan sudut. Dalam gerak melingkar terdapat dua jenis
besaran, yaitu besaran sudut (anguler) dan besaran linear (tangential). Besaran sudut
adalah besaran yang arah kerjanya melingkar atau membentuk sudut tertentu (untuk
besaran vektor) sedangkan besaran linear atau tangensial adalah besaran yang arah
kerjanya lurus (tidak membentuk sudut). Besaran sudut pada gerak melingkar meliputi
periode, frekuensi, posisi sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Sedangkan
besaran linear pada gerak melingkar adalah jari-jari, panjang lintasan, kecepatan linear,
percepatan tangensial, percepatan sentripetal dan percepatan total (Halliday, 2010).
Besaran-besaran fisis gerak melingkar terdiri dari, periode, frekuensi,
perpindahan sudut, pepindahan linear, kecepatan linear, kecepatan sudut, percepatan
tangensial, dan percepatan sudut. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan suatu benda
untuk melakukan satu putaran,
t
T= (2.1)
n
dengan n adalah jumalah putaran dan t adalah waktu (sekon). Frekuensi (f) adalah
jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satuan waktu.

t
f= (2.2)
n

Dari kedua persamaan tersebut terdapat hubungan antara periode dan frekuensi yang
ditunjukkan pada persamaan berikut:

1
T= (2.3)
f

5
Perpindahan pada gerak melingkar disebut perpindahan sudut (Δ𝜽). Perpindahan sudut
(Δθ) adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis θ
hingga posisi akhir garis θ dengan satuan SI untuk Δθ adalah rad. Pepindahan
Linear/panjang lintasan yang ditempuh benda tersebut untuk satu lingkaran penuh sama
dengan keliling lingkaran (2𝜋𝑟) dengan r adalah jari-jari lingkaran (Neny, 2020).
Berdasarkan kecepatan berputarnya, kincir angin ini terbagi menjadi dua.
Yang pertama adalah kincir angin dengan rotasi cepat. Kincir jenis ini umumnya hanya
memiliki sepasang baling-baling yang berputar. Hal tersebut mengurangi jumlah
permukaan kincir yang bergesekan dengan udara. Akibatnya, kincir bisa berputar lebih
kencang. Selaiknya, kincir angin dengan rotasi lambat memiliki banyak baling-baling
yang berputar. Jumlah permukaan kincir yang bergesekan dengan udara semakin.
Akibatnya, kincir berputar lebih lambat. Meskipun berputar lebih lambat, justru kincir
angin jenis ini sangat stabil. Hal tersebut karena getaran akibat peputaran kincir yang
bergerak lambat cenderung kecil. Hal itu juga yang menyebabkan kincir angin jenis
ini bisa beroprasi lebih lama (Wagner, 2016).
Cara kerja dari pembangkit listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin
memutar turbin angin. Angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk
memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah
energi gerak menjadi energi listrik. Ketika poros generator mulai berputar, akan
dihasilkan tegangan dan arus tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC (Alternating
Current). Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan. Skema kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2. 1 (Neny, 2020).

6
Gambar 2.1 Skema Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Pada baling-baling kincir terdapat gaya yang bekerja, maka besar torsinya dapat
diketahui. Torsi adalah perkalian vektor antara jarak sumbu putar dengan gaya yang
bekerja pada titik yang berjarak dari sumbu pusat. Berikut adalah penulisan rumusnya:
T =rF (2.4)
dengan T adalah torsi akibat putaran poros (N.m), R adalah jarak baling-baling kincir
(m), dan F adalah gaya (N). Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik
ditunjukkan pada persamaan dibawah ini:
1 2
Ek = m v (2.5)
2
dengan Ek adalah energi kinetik (joule), m adalah massa (kg) dan v adalah kecepatan
angin (m/s) (Halliday, 2010).

7
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis
Prinsip utama energi yang dihasilkan angin adalah mengubah energi
listrik yang dimiliki angin menjadi energi kinetik poros. Besarnya energi yang
dapat ditransferkan ke rotor tergantung pada massa jenis udara, luas area dan
kecepatan angin. Energi kinetik untuk suatu massa angin m yang bergerak
dengan kecepatan yang nantinya akan diubah menjadi energi poros dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
E= m v2
2
Karena massa bisa diganti dengan kerapatan udara ρ, luas area A dan kecepatan
angin v, maka dapat dianalisis:
m=ρAv
Sehingga daya yang dihasilkan oleh angin dapat ditulis sebagai berikut:
1 3
Pw = ρA v
2
Dimana,
Pw = Daya angin (Watt)
ρ = Kecepatan udara (kg/m³)
A = Luas area turbin yang dilewati angin (m²)
v = Kecepatan angin (m/s)

8
Selain itu, untuk menentukan kecepatan linear angin kita dapat
menggunakan persamaan berikut:
v=r ω b

Dimana,
v = Kecepatan linear (m/s)
r = Jari-jari piringan
ωb = Kecepatan sudut baling-baling (rad/s)
Dengan banyaknya pulsa dihitung dalam satuan waktu, maka:
2 πN
ω=
60
N = Jumlah putaran permenit (rpm)
ω = Kecepatan sudut piringan (rad/s)
Karena poros baling-baling dan piringan sama, maka:
ω=ω b
v=r ωb

v=r f ( m/ s )
p
Dimana,
f = Frekuensi, jumlah pulsa perdetik (Hz)
p = Jumlah celah pada piringan
Bila kecepatan angin bertambah, maka daya dan torsi bertambah. Untuk
maksud penyederhanaan, daya, torsi dan putaran dikelompokkan dalam relasi
berikut :
P
C p=
1
ρ⋅ A ⋅V 3
2
Hal tersebut terjadi pula pada torsi, sehingga koefisien torsi:
Q
Cq=
1 2
⋅ ρ ⋅v ⋅ A ⋅ R
2
Jika didefinisikan bahwa tip speed ratio (λ) adalah perbandingan antara
kecepatan
linier rotor dengan kecepatan angin sebelum sudu atau ditulis secara matematik:
ω⋅ R
λ=
v

9
Maka dengan menghubungkan persamaan di atas didapatkan persamaan:
cp
CT =
λ
Secara empiris besarnya koefisien torsi star (CTstar)
0,5
C Tstar =CT =
( λ ⋅ d )2
Dalam turbin angin dikenal bebarapa macam kecepatan sebagai dasar analisis
daya yang hendak dihasilkan, yaitu:
Vcut in : Kecepatan angin mulai bekerja untuk menghasilkan daya
Vcut in = 0,7 x Vrata-rata
Vrate : Kecepatan rencana yang dihasilkan daya maksimum
Vrate = 1,5 x Vrata-rata
Vfurling : Kecepatan bebas dimana turbin angin tidak menghasilkan daya lagi.
Vfurling = 3 x Vrata-rata
B. Analisa Data dan Perhitungan
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Februari 2011 di
Laboratorium Motor Bakar Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin (lampiran 1) dengan data sebagai berikut :
1. Kecepatan angin (v) = 3 m/s sampai 6 m/s
2. Temperatur ruangan (T) = 300 C
3. Diameter kincir (Dk) = 35 cm = 0,35 m
4. Jari-jari pulley (r) = 2 cm = 0,02 m
a. Kerapatan Udara
Dalam pengujian yang dilakukan diketahui bahwa suhu lingkungan
adalah 300C. Berdasarkan table kerapatan dan kekentalan udara pada 1 atm
(lampiran 6) maka kerapatan udara (ρ) adalah 1,151 kg/m3.
b. Daya Ideal Angin
Energi yang dimiliki oleh angin dapat diperoleh dari persamaan :
W = ½ ρAV
Dimana :
W = Energi angin (Watt)
ρ = Kerapatan udara (Kg/m3)
A = Area penangkapan angin (m2)
V = Kecepatan angin (m/s)
10
Contoh perhitungan untuk kecepatan angin 4 m/s
W = ½ ρAV
1
W= 1,151 × 3,14 × 0,1752 × 43
2
W = 3,7375 Watt
c. Torsi
Torsi dapat diperoleh dengan menggunakan system pengeremam
dengan menggantungkan beban pada pulley yang berputar. Atau dengan
persamaan :
Q=F×r
Dimana :
Q = Torsi (N.m)
F = Gaya pembebanan (N)
r = Jari – jari (m)
Contoh perhitungan torsi pada kecepatan angin 4 m/s, dan pembebanan 200
gr.
Q=F×r
200
Q= 9,81 × (2/100)
1000
Q = 0,0392 Nm
d. Daya Kincir
Daya kincir merupakan output dari daya angin, daya kincir dapat di
peroleh dengan persamaan :
P=Q×ω
Dimana :
P = Daya (Watt)
Q = Torsi (N.m)
ω = Jari – jari (rad/s)
Contoh perhitungan pada kecepatan 4 m/s, putaran 360 rpm dan
pembebanan 200 gr.
P=Q×ω
P = Q × 2πn/60
= 0,0392 × (2 × 3,14 ×360/60)
= 1,4786 Watt
11
e. Kinerja Kincir
Kinerja kincir merupakan perbandingan antara daya output dan
input dari kincir angin, dapat di tulis dengan persamaan :
P
ƞ= ×100 %
W
Sehingga;
1,4786
ƞ= ×100 %
3,7375
= 39,6 %
f. Ratio Kecepatan Ujung
Jika didefinisikan bahwa tip speed ratio (λ) adalah perbandingan
antara kecepatan linier rotor dengan kecepatan angin sebelum sudu atau
ditulis secara matematik:
ω.r
λ= V

Dimana :
λ = Ratio Kecepatan Ujung
ω = Kecepatan angular (rad/s)
r = Jari – jari
V = Kecepatan angin
Sehingga;
2 πn . r
λ=
V
2 ×× 3,14 ×360
× 0,175
= 60
4
= 1,7458
Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat pada table hasil perhitungan
(Lampiran 1).
C. Pembahasan
Pembangkit listrik tenaga angin menggunakan energi kinetik angin untuk
menghasilkan listrik. Pada dasarnya, prinsip kerja pembangkit listrik tenaga
angin melibatkan interaksi antara angin dan baling-baling (rotor) yang dipasang
pada kincir angin. Gaya angin yang bekerja pada baling-baling menghasilkan
momen (torsi) yang memutar generator dan menghasilkan energi listrik. Untuk

12
memahami dinamika pembangkit listrik tenaga angin, kita perlu mempelajari
prinsip-prinsip dasar dinamika Newton.
Analisis Dinamika Newton:
1. Hukum Pertama Newton (Inersia): Hukum ini menyatakan bahwa suatu
benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus dengan kecepatan
konstan jika tidak ada gaya yang bekerja padanya. Dalam pembangkit
listrik tenaga angin, baling-baling akan tetap diam jika tidak ada angin
yang menerpa. Begitu angin mulai bertiup, baling-baling akan
mengalami gaya angin dan mulai bergerak.
2. Hukum Kedua Newton (Hukum Percepatan): Hukum ini menyatakan
bahwa percepatan suatu benda sebanding dengan gaya yang bekerja pada
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massa benda. Dalam
konteks pembangkit listrik tenaga angin, baling-baling akan mengalami
percepatan yang sebanding dengan gaya angin yang diterimanya.
Semakin besar gaya angin, semakin besar percepatan baling-baling, dan
oleh karena itu semakin besar energi kinetik yang dihasilkan.
3. Hukum Ketiga Newton (Reaksi): Hukum ini menyatakan bahwa setiap
gaya aksi memiliki gaya reaksi yang sebanding, tetapi berlawanan arah.
Dalam pembangkit listrik tenaga angin, ketika baling-baling berputar
karena gaya angin, akan ada gaya reaksi yang bertindak pada angin itu
sendiri. Pada kincir angin dengan beberapa baling-baling, baling-baling
yang bergerak menghasilkan gaya reaksi pada baling-baling lainnya dan
mengubah arah aliran angin.
Baling-baling pada kincir angin menangkap hembusan angin dan dari
putaran baling-baling tersebut akan dihasilkan putaran dinamo yang selanjutnya
diubah menjadi energi listrik. Secara sederhana, angin yang dihasilkan setiap
waktunya digunakan untuk memutar turbin atau kincir angin. Ketika turbin atau
kincir berputar, dorongan dari putaran tersebut dapat diteruskan untuk memutar
salah satu bagian pada dinamo yang terletak di belakang kincir angin.
Selanjutnya dari tahap tersebut, energi listrik dapat dihasilkan.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kasus gerak kincir angin termasuk gerak rotasi karena lintasannya
berbentuk lingkaran dan memiliki sumbu putar yang tetap. Arah kecepatan
linier benda pada suat titik adalah searah dengan arah garis singgung lingkaran
pada titik tersebut. Jadi, pada gerak melingkar beraturan, vektor kecepatan linier
adalah tidak tetap karena arahnya selalu berubah, sedangkan kelajuan linear
tetap. Terdapat perbandingan antara kecepatan ujung sudut kincir angin yang
berputar melingkar dengan kecepatan angin yang melewatinya. Pada kincir
terdapat daya yang dihasilkan oleh poros kincir akibat daya angin yang melintasi
sudut-sudut kincir angin.
B. Saran
Setelah melakukan pembuatan proyek ini dan melakukan uji coba
terhadapnya, kami mendapat banyak manfaat. Tidak hanya mengerti teori tetapi
juga dapat mengaplikasikannya kedalam sebuah alat yang sederhana. Tindak
lanjut dari proyek ini yaitu kita dapat memperluas ruang pengetahuan kita.
Selain itu, kita dapat membuat alat yang lebih kompleks sehingga didapat
efisiensi alat atau mesin tersebut tinggi sehingga kerja yang dihasilkan juga lebih
maksimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anugraha.R.(2018). Pengantar Mekanika Klasik. Yogyakarta : UGM Press. Hamdi.


(2016). Energi Terbarukan. Jakarta : Premak Media.
Halliday, R., W. (2010). Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hendrawati, D., Sahid, Y. M. S., & Roihatin, A. (2021). ‘Pemanfaatan Potensi Energi
Angin di Mangunharjo Semarang Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
Skala Mikro’. Jurnal DIANMAS, 10(1).
Neny (2020). Modul Pembelajaran Fisika SMA. Diakses online pada:
http://repositori.kemdikbud.go.id.
Purwanto, Joko.(2014). ‘Hukum Newton Tentang Gerak Dalam Ruang Fase Tak
Komutatif’. Jurnal Kaunia, 10 (1) : 30-35, ISSN 1829-5266.
Wagner, H. J. (2018). Introduction to wind energy systems. In EPJ Web of Conferences
(Vol. 189, p. 00005). EDP Sciences.

15
LAMPIRAN

16
17

Anda mungkin juga menyukai