Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN STUDI KASUS MEKANIKA

“Keseimbangan pada Kendaraan Roda Dua”

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Eko Hadi Sujiono, M.Si
Vicran Zharvan, S.Si., M.Si

Di Susun Oleh :
Syafiqatul Fuady (200104500002)
Raika Ramadhani (200104501014)
Rezha Juliyanti (200104501002)
Wanda Martina (200104502004)

PRODI FISIKA SAINS


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN PEMBELAJARAN 2021/2022
1. PENDAHULUAN
Sarana transportasi telah menjadi kebutuhan primer manusia. Salah satu
alat transportasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia
adalah kendaraan roda dua atau sepeda motor. Kendaraan roda dua memiliki
efisiensi bahan bakar yang tinggi serta lincah dalam menghadapi berbagai
macam kondisi jalan. Kekurangan dari kendaraan roda dua adalah faktor
desain yang kurang aman dan kurang nyaman serta keseimbangan yang
bergantung dari kondisi pengemudinya.
Sistem yang bekerja pada kendaraan roda dua tidak lepas dari konsep
fisika khususnya kinematika dan dinamika gerak. Ketika diperhatikan dengan
baik, maka timbul sebuah pertanyaan mendasar “mengapa ketika kendaraan
roda dua dalam keadaan diam maka kita tidak merasa seimbang sedangkan
apabila kendaraan roda dua tersebut bergerak kita merasa lebih seimbang?”
Hal ini menjadi dasar dalam penulisan makalah ini. Berdasarkan hal ini dapat
dibuat sebuah penelitian berkelanjutan mengenai stabilitas kendaraan roda
dua, untuk meningkatkan mutu kendaraan roda dua.

2. RUMUSAN KASUS
Bagaimana keseimbangan pada kendaraan roda dua?

3. KAJIAN TEORI
3.1 Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut
Rotasi atau perpindahan sudut suatu titik didefinisikan sebagai
perubahan posisi titik tersebut dengan jarak konstan terhadap titik lainnya.
Pada gambar 1, dapat ditinjau titik A pada roda yang berputar terhadap sumbu
O.
Gambar 2.1. Rotasi

Pada gambar, posisi awal yakni A bergerak menuju A’ dengan lintasan


sudut OA sebesar ∆θ dalam selang waktu ∆t. Jari-jari roda R sama besar
dengan panjang OA sehingga panjang lintasan (∆s) dari A ke A’ adalah R.∆θ,
dimana θ adalah besar sudut yang dinyatakan dalam satuan radian. Kecepatan
sudut roda ditulis melalui persamaan:

̇ ...........................................................................(2.1)

Sedangkan untuk persamaan kecepatan linear dan hubungan panjang


lintasan dengan besar sudut dapat diperoleh melalui persamaan berikut:

.............................................................(2.2)

Diperoleh persamaan yang menyatakan hubungan kecepatan linear


dengan kecepatan sudut dengan mensubtitusikan persamaan 2.1 dengan 2.2
yakni:
.......................................................................................................(2.3)
Dengan ω merupakan kecepatan sudut dengan satuan rad/s atau bisa
dinyatakan dalam satuan putaran per menit (rpm). Jika satu putaran sama
dengan 2π radian, maka hubungan dapat dinyatakan sebagai berikut:

......................................................................................................(2.4)

Dimana:

= kecepatan sudut (rad/s)


n = putaran per menit (rpm)

Jika roda tersebut bergerak dengan mengalami perubahan kecepatan


sudut (∆ω) dalam selang waktu ∆t, maka secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:

̇ ................................................................................................(2.5)

Kemudian subtitusikan persamaan 2.3 kedalam persamaan 2.5, maka


diperoleh:
.............................................................................................(2.6)

..........................................................................................................(2.7)

Dimana merupakan percepatan pada gerak translasi.

3.2 Torsi
Sebuah roda memerlukan adanya suatu gaya yang dikerjakan untuk
membuatnya bergerak atau berotasi. Gaya yang terjadi pada roda diberikan
pada salah satu titik dari titik pusat roda yang memiliki suatu jarak tertentu.
Hasil perkalian cros (×) antara vektor jarak ⃗ dengan gaya ⃗ disebut dengan
torsi . Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
⃗ ⃗ ⃗ ...................................................................................................(2.8)
Besarnya nilai torsi dipengaruhi tidak hanya oleh besarnya gaya, namun
juga oleh jarak gaya yang diberikan terhadap pusat rotasi yang disebut dengan
lengan gaya. Berdasarkan hukum Newton ke dua, dinyatakan = , dimana a
merupakan komponen percepatan partikel. Pada roda yang berputar, benda
mempunyai percepatan angular dengan besaran α pada sumbu putarnya,
maka:
........................................................................................................(2.9)
..................................................................................................(2.10)

maka persamaan 2.8 menjadi,

.................................................................................................(2.11)

dimana:
m : massa roda/benda (kg)
r : jari-jari roda/ jarak tegak lurus dengan gaya (m)
α : percepatan angular (rad/s2 )

3.3 Momen Inersia


Berdasarkan hukum Newton ke dua, gerak linear dari sebuah partikel
atau benda dipengaruhi langsung oleh massanya. Pada 16 gerak rotasi dari
benda tegar, ditunjukkan bahwa besarnya momen inersia berbanding lurus
dengan produk inersia.

Gambar 2.2. Momen Inersia body

Momen inersia ditentukan sebagai hasil integral dari momen kedua


pada sumbu dari semua elemen massa dm yang menyusun body. Pada gambar
2, momen inersia body pada sumbu z dapat dituliskan sebagai berikut:

∫ ............................................................................................(2.12)

Dimana lengan momen (r) merupakan jarak tegak lurus terhadap sumbu
z menuju sembarang elemen dm. Karena persamaan di atas terdapat r, nilai I
berbeda untuk setiap sumbu yang akan dihitung.
Jika benda terbuat dari n partikel, maka momen inersia pada sumbu xx
dituliskan sebagai berikut:

∑ ......................................................................................(2.13)

Dimana rs merupakan jarak yang tegak lurus terhadap massa partikel


ms dari sumbu xx. Produk inersia dari benda berdasarkan sumbu koordinat
Oxyz dapat dinyatakan sebagai berikut:

∑ , ∑ , ∑ .......................................(2.14)
Dimana (x,y,z) merupakan koordinat yang menggantikan partikel. Dua
sumbu harus dispesifikkan untuk menentukan produk inersianya.
Jika sumbu yang digunakan dalam perhitungan melewati titik pusat massa
body G, maka momen inersia pada sumbu tersebut 17 dinyatakan dengan
IG. Ketika momen inersia dipusat massa body sudah diketahui, momen
inersia pada sumbu sejajar lainnya juga dapat ditentukan dengan
menggunakan teorema parallel-axis. Maka persamaan momen inersia di
sumbu sejajar lainnya dapat dituliskan sebagai berikut:

...........................................................................................(2.15)

Dimana:
: Momen inersia di titik pusat massa
m : massa body (kg)
d : jarak sumbu paralel terhadap titik pusat massa

3.4 Hukum Konservasi Energi


Penjumlahan antara energi potensial suatu benda dengan energi
kinetiknya biasa disebut dengan energi konservasi. Penjumlahan diantara
keduannya relatif konstan saat benda bergerak dari posisi satu ke posisi
lainnya. Sehingga secara model matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
....................................................................................(2.16)
Dimana:
T1: energi kinetik benda posisi awal
V1: energi potensial benda posisi awal
T2: energi potensial benda posisi akhir
V2: energi kinetik benda posisi akhir

3.4.1 Energi Kinetik


Energi kinetik suatu benda dibagi menjadi dua bagian, yakni energi
kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut:
Translasi:
...............................................................................................(2.17)

Dimana:
m: massa benda (kg)
: kecepatan pada titik pusat massa (m/s)
Rotasi:
…......................................................................................... (2.18)

Dimana:
: momen inersia di titik pusat massa
ω: kecepatan sudut benda (rad/s)
Saat benda termasuk bergerak dengan gerak bidang umum, maka
benda tersebut mempunyai kecepatan sudut ω dan pada titik pusat massanya
terdapat kecepatan vG. Sehingga energi kinetiknya yakni:
................................................................................(2.19)

3.4.2 Energi Potensial


Total berat dari benda dapat dianggap terkonsentrasi pada titik pusat
massanya, maka energi potensial gravitasi ditentukan dengan mengetahui
tinggi dari pusat massa benda diatas atau dibawah datum.
..............................................................................................(2.20)
...........................................................................................(2.21)
Dimana:
W : berat benda (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (m/s2 )
: jarak datum ke pusat massa (m)

3.5 Momentum Sudut


Sebuah partikel bergerak pada lintasan yang melingkar yang memiliki
jari-jari r dan kecepatan sudut sebesar ω, momentum sudut L relatif terhadap
pusat lingkaran sehingga dapat didefinisikan sebagai hasil kali momentum
linear p dengan jari-jari r.
….................................................................................................. (2.22)
Dimana, momentum linear = , dan kecepatan linear = maka
persamaan 2.22 menjadi:
= ( )
................................................................................................ (2.23)
Pada persamaan 2.12 dinyatakan , maka persamaan 2.23 menjadi:
= …..................................................................................................(2.24)
Dimana:
L : momentum sudut (kg m2 /s)
I : momen inersia (kg m2)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
Arah dari momentum angular dapat dihubungkan dengan arah putaran
sudut (ω) menurut hukum tangan kanan seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.17 dimana lipatan ke empat jari merupakan arah putaran partikel
atau benda dan ibu jari merupakan arah momentum sudutnya.

Gambar 2.3. Hukum Tangan Kanan Arah Momentum Sudut

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “Momentum sudut


(L) adalah tetap, baik besar maupun arahnya jika resultan momen gaya yang
bekerja pada partikel sama dengan nol.” Hal ini dapat dibuktikan melalui
persamaan berikut ini: Diketahui sebelumnya bahwa hubungan torsi dengan
gaya ditunjukkan pada persamaan 2.8 sehingga:
…................................................................................................ (2.25)
.........................................................................................…(2.26)
…......................................................................................(2.27)

….................................................................................................(2.28)

Dengan mensubtitusikan persamaan 2.22 maka diiperoleh hubungan


torsi dengan momentum sudut sebagai berikut:

…...................................................................................................(2.29)

Dari persamaan diatas, saat benda yang berputar tidak diberi torsi (τ =
0) maka besar momentum angular adalah konstan. Jika 21 benda yang
berputar diberi torsi, maka momentum angular akan berubah mengikuti arah
torsi yang diberikan. Perubahan arah dari momentum sudut akibat torsi ini
akan mengakibatkan benda yang berputar tersebut mengalami perubahan
posisi/ rotasi pada bidangnya dan menyebabkan benda tersebut memiliki
kecepatan angular lain. Perubahan posisi berupa sudut (φ) dari benda yang
berputar ini disebut presesi, dan kecepatan angular nya disebut dengan
kecepatan angular presesi.
Pada koordinat Cartesian, momentum sudut dapat dituliskan
menggunakan principal axes of inertia sehingga persamaannya dapat
dituliskan sebagai berikut:
…...............................................(2.30)
Dimana:
: Momentum sudut pada sumbu I (kg m2 /s)
: Momen Inersia pada sumbu I (kg m2 )
: kecepatan sudut pada sumbu i (rad/s)

3.6 Gaya Berat


Galileo mengklaim bahwa semua benda yang dijatuhkan di dekat
permukaan Bumi akan bergerak jatuh dengan percepatan yang sama, ⃗, jika
gesekan udara dapat diabaikan. Gaya yang menyebabkan percepatan ini
disebut gaya gravitasi. Apabila kita menerapkan hukum kedua Newton pada
sebuah benda bermassa m yang jatuh bebas akibat gravitasi. Untuk
percepatannya, ⃗, kita menggunakan percepatan ke bawah akibat gravitasi, ⃗.
Sehingga, gaya gravitasi (gravitational force atau force of gravity) pada
sebuah benda, ⃗⃗⃗⃗⃗. dapat dituliskan sebagai:
⃗....................................................................................................(2.31)
Arah gaya ini ke bawah menuju ke pusat Bumi. Magnitudo gaya
gravitasi pada sebuah benda, mg, biasanya disebut sebagai berat (weight)
benda tersebut. Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda itu
bergerak jatuh. Ketika sebuah benda berada dalam keadaan diam di Bumi,
gaya gravitasi pada benda itu tidak hilang

3.7 Gaya Sentripetal dan Sentrifugal


Gaya sentrifugal merupakan suatu gerak yang menggambarkan
kecenderungan suatu benda mengikuti jalur melengkung (melingkar) yang
bergerak keluar atau menjauh dari titik pusat suatu kurva (Lohat 2009).
Sebetulnya, gaya sentrifugal bukanlah suatu gaya (karena gaya sentrifugal
merupakan gaya nonnewtonian), tetapi sentrifugal muncul karena adanya
momen inersia pada suatu benda yang bergerak melingkar. Momen inersia
merupakan suatu kecenderungan benda untuk mempertahankan bentuk
awalnya (Barattini 2012). Arah dari gaya sentrifugal adalah keluar (menjauh
dari titik pusat kurva) dalam arah yang sama dengan kecepatan suatu objek
tersebut, hal ini dikarenakan pada gerak melingkar, arah dari kecepatan
(velocity) akan berubah-ubah dan kelajuan dari benda tersebut (speed)
bernilai tetap (Barattini 2012).
Arah kecepatan selalu menyinggung lintasan sehingga selalu berubah-
ubah setiap kali terjadi perubahan posisi benda. Perubahan kecepatan hanya
mungkin terjadi jika ada percepatan. Jadi, selama benda bergerak melingkar
beraturan, pada benda selalu ada percepatan. Percepatan tersebut hanya
mengubah arah benda, tanpa mengubah lajunya. Perubahan kecepatan yang
demikian hanya mungkin jika arah percepatan selalu tegak lurus arah
kecepatan benda. Arah percepatan selalu searah jari-jari ke arah pusat
lingkaran.
Untuk kendaraan yang bergerak pada jalan yang melingkar, percepatan
ke pusat dihasilkan oleh gaya gesekan permukaan jalan dengan roda. Jika
gaya yang bekerja pada benda bermassa m adalah Fc, maka besar percepatan
ke pusat memenuhi
......................................................................................................(2.32)

Nilai percepatan ke pusat dapat dihitung pula dari laju benda yang
bererak melingkar.

Gambar 2.4. Menentukan Percepatan Sentripetal

Untuk menunjukkan hubungan tersebut, perhatikan Gambar 2.4. Mula-


mula benda berada di titik A. Jika tidak ada percepatan ke arah pusat ,
maka setelah selang waktu t benda akan berada di titik B dengan menempuh
jarak sejauh vt. Tetapi karena adanya percepatan ke arah pusat maka benda
dari titik B ditarik ke titik C sehingga tepat berada kembali di keliling
lingkaran. Besarnya perpindahan selama t akibat adanya percepatan ke arah
pusat ac adalah . Dengan demikian, jarak titik pusat lingkaran ke titik

C menjadi . Segitiga OAB adalah segitiga siku-siku. Dengan

menggunakan teorema Phitagoras didapatkan :


[ ] [ ]

.................................................................................(2.33)

Misalkan selang waktu mendekati nol sehingga suku kedua di ruas kiri
dapat diabikan. Maka didapatkan :

Sehingga percepatan ke arah pusat memenuhi persamaan :

.......................................................................................................(2.34)

Gaya yang dialami benda ke arah pusat memenuhi persamaan :

....................................................................................................(2.35)

Gaya yang diungkapkan oleh persamaan (2.35) disebut gaya sentripetal dan
percepatan dalam persamaan (2.34) disebut percepatan sentripetal.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Keseimbangan kendaraan roda dua pada saat diam
Gaya gravitasi bekerja pada sebuah benda ketika benda itu bergerak
jauh. Ketika sebuah benda berada dalam keadaan diam di bumi,gaya gravitasi
pada benda itu tidak hilang. Menurut hukum ke II Newton, gaya neto pada
sebuah benda yang diam adalah nol. Hal ini berarti terdapat suatu gaya lain
pada benda yang mengimbangi gaya gravitasi. Gaya tersebut disebut dengan
gaya normal. Sehingga pada saat kendaraan roda dua dalam keadaan diam
maka satu-satunya gaya yang ada adalah gaya berat dari kendaraan tersebut.
Sesuai dengan persamaan 2.31 yaitu ( W = m x g ).Gaya berat ini timbul
karena adanya gaya gravitasi yang “menarik” massa benda menuju pusat
bumi. Gaya gravitasi inilah yang membuat kendaraan roda dua jatuh apabila
tidak distandar.
4.2 Keseimbangan kendaraan roda dua pada saat bergerak
Stabilitas sangat terkait dengan pengendalian gerak kendaraan baik
pada kecepatan konstan ataupun pada saat ada percepatan. Saat roda
kendaraan roda dua berputar, maka roda akan mempertahankan diri pada
putarannya. Fenomena disebut dengan efek giroskopik. Giroskop adalah
suatu benda padat yang bebas bergerak ke arah lainnya sambil berputar pada
suatu sumbu karena diberi gaya eksternal. Sumbu rotasi giroskop dapat
mengubah orientasi sistem dalam ruang, hal inilah yang disebut dengan efek
giroskopik.
Efek giroskopik dapat terjadi dalam dua kondisi, yakni sumbu rotasi
giroskop harus mampu mengubah orientasi dalam ruang, dan kecepatan sudut
rotasi giroskop pada porosnya harus sangat besar dibandingkan dengan
kecepatan sudut dari sumbu giroskop ketika berorientasi. Saat giroskop diberi
torsi eksternal, giroskop cenderung bergerak tegak lurus terhadap momentum
angular torsi yang diberikan. Gerakan yang diakibatkan dari torsi eksternal
yang diberikan inilah yang dinamakan presesi. Dengan bertambahnya
kecepatan, torsi mesin akan menurun secara hiperbolis. Hal ini sesuai dengan
kebutuhan traksi pada kendaraan dimana pada kecepatan yang cukup tinggi,
kebutuhan traksi tidak lagi besar.
Secara fisika benda yang bergerak pada garis melengkung maka benda
akan mendapatkan gaya yang arahnya menjauhi pusat lengkungan yang
disebut dengan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal turut andil dalam menjaga
keseimbangan kendaraan. Gaya sentrifugal semakin besar terasa apabila
sepeda semakin cepat.
Dengan meningkatkan kecepatan kendaraan roda dua, membuat gaya
yang muncul bukan hanya gravitasi yang menarik motor ke bawah, tetapi
juga gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal merupakan gaya penyeimbang yang
mampu mengimbangi berat badan pengendara dan kendaraan. Seperti yang
telah diketahui pada persamaan 2.35 yaitu, apabila kecepatan (v) dari
kendaraan pelan, gaya sentrifugal yang timbul juga akan menjadi kecil.
4.3 Kecepatan minimum kendaraan roda dua agar berada dalam posisi
seimbang
Untuk mengetahui bagaimana dinamikan roda yang sesungguhnya,
maka roda tidak dipandang sebagai partikel akan tetapi harus dilihat sebagai
bodi kaku. Ketika roda menggelinding, maka pusat putaran roda sesaat adalah
di titik kontak antara roda dengan jalan. Secara analitis sebenarnya roda yang
menggelinding melakukan gerak translasi dan rotasi centroidal sekaligus
bersama-sama.
Adanya torsi (T) pada roda dan atau gaya dorong lateral (P) pada jarak
tertentu dari titik kontak roda dengan jalan dapat menimbulkan percepatan
roda. Diagram gaya kearah horizontal sistem tersebut ditunjukkan pada
gambar 2 dimana F adalah gaya reaksi jalan. Besar dan arah gaya inersia (ma)
yang terjadi sama dengan besar dan arah resultan gaya dan bekerja melalui
pusat gravitasinya. Sedang besar dan arah momen inersia centroidal (Ia) yang
terjadi sama dengan resultan momen yang bekerja. Persamaan gerak roda
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut

Gambar 3.1. Dinamika gerak roda

∑ ........................................................(3.1)
dimana;
m = massa roda
a = percepatan translasi
I = momen inersia massa roda
a = percepatan angular
Untuk gerak tanpa slip sehingga persamaan 2 dapat
disederhanakan menjadi
∑ ...................................................................................................(3.2)
( = + I: momen inersia massa roda terhadap sumbu yang melalui A)

Sehingga diperoleh kecepatan minimum kendaraan roda dua agar berada


dalam keseimbangan :

√ .................................................................................................(3.3)

4.4 Peran anggota kelompok


1. Raika Ramadhani
- Mencari literatur atau referensi
- Menyelesaikan bagian pendahuluan
- Memberi pendapat pada rumusan masalah.
- Membantu menyelesaikan hasil dan pembahasan
2. Reza Julyanti Ramba
- Mencari literatur atau referensi
- Memberi pendapat pada bagian penyelesaian.
- Membantu menyelesaikan kajian teori
3. Syafiqatul Fuady
- Mencari literatur atau referensi
- Membantu menyelesaikan kajian teori
- Membantu menyelesaikan hasil dan pembahasan
4. Wanda Martina
- Mencari literatur atau referensi
- Membantu menyelesaikan kajian teori
- Memperbaiki bagian yang salah.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
1. Saat kendaraan roda dua dalam keaadaan diam maka satu-satunya gaya
yang ada adalah gaya berat dari kendaraan. Gaya berat ini timbul karena
adanya gaya gravitasi yang menarik massa benda menuju pusat bumi.
Gaya gravitasi inilah yang membuat kendaraan roda dua tidak seimbang
dan jatuh apabila tidak distandar.
2. Saat kendaraan roda dua bergerak terdapat efek giroskopik yang bekerja
mempertahankan putaran roda, serta gaya sentrifugal yang berperan
menjaga keseimbangan kendaraan. Kedua hal tersebut sangat
berpengaruh pada kecepatan kendaraan. Sehingga semakin cepat
kendaraan maka akan semakin seimbang.
3. Kecepatan minimum kendaraan roda dua agar berada dalam posisi
seimbang yaitu


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajudin. (2016). Fisika Dasari 1. Bandung: ITB.


Dewanto, Joni., Bambang Sudarsono. 2003. Pemodelan Sistem Gaya Dan Traksi
Roda. Jurnal Teknik Mesin. 5( 2): 64 – 69
Giancoli, Douglas C.. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Kresnoadi. 2018. Fisika Kelas 10 | Membedah Berbagai Gaya Fisika di Motor
Jokowi dan Dilan. https://www.ruangguru.com/blog/motor-jokowi-
dan-dilan (Diakses pada tanggal 6 Oktober 2021)
Ksamawati, Wayan Eka Putri. 2017. Rancang Bangun Mekanisme Stabilisasi
Double-Gyroscope Pada Kendaraan Roda Dua. Tugas Akhir
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
LAMPIRAN BUKTI

DISKUSI KELOMPOK

Anda mungkin juga menyukai