Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI

JUDUL :

“ SISTEM PENGKONDISIAN SINYAL DENGAN OP-AMP”

TANGGAL PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021


PEMBIMBING : MUH. SALEH S.Si, M.Si
NAMA : MISRANI
NIM : 1912042013
JURUSAN/PRODI : FISIKA/PENDIDIKAN FISIKA
KELOMPOK : KELOMPOK II
ANGGOTA KELOMPOK : 1. MUH.RIFALDI
2. PUTRI ANGGRAENI

LABORATORIUM FISIKA UNIT ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA FMIPA UNM
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju banyak
yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Perkembagan
teknologi yang pesat ini ditandai denagn banyaknya peralatan yang telah
diciptakan dan dioperasikan baik itu secara manual ataupun otomatis.
Kuuntungan yang dapat dari perkembangan yang pesat dari bidang
mekatronika dapat membantu manusia dalam menyelesaikan beban tugasnya.
Sehingga waktu, tenaga, dan biaya yang digunakan dapat dihemat. Manusia
banyak yang merancang suatu alatyang dapat digunakan untuk mengontrol
sesuatu yang dapat menghasilkan kondisi tersebut.
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik berarus lemah yang
dioperasikan secara mengontrol aliran electron ataun partikel bermuatan listrik
dalam suatu alat seperti computer, alat elektronika, termikopel, semikonduktor,
dan lain sebagagainya. Ilmu yang mempelajarai alat-alat seperti ini adalah
cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk dan desain merupakan bagian dari
teknik elektro.
Sebuah penguat oprasional atau biasa disebut dengan oprational amplifier
merupakan suatu jenis penguat pada penguat elektronika dengan hambatan
yang memiliki arus searah. Dimana penguat ini memiliki faktor penguat yang
sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Adapun beberapa penguat
yaitu peguat diferensial yaitu suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat
sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukanny. Penguat oprasional ini
pada umunya tersedia dalam berbagai bentuk sirkuit terpadu dan yang paling
banyak digunakan merupakan rangkaian seri. Penguat ini jika dalam bentuk
rangkaian terpadu memiliki karaktersitik tersendiri. Dimana karakteristik dari
rangkaian terpadu ini sangat mendekati karakteristik yang dimiliki oleh
penguat oprasional ideal tanpa perlu mengetahui dan memperhatikan apa yang
terdapat didalamnya.
Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai
Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor,
Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga
memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada
rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau
Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional. Op-
Amp umumnya dikemas dalam bentuk integrated circuit (IC), sebuah IC Op-
Amp dapat terdiri dari hanya satu rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri
dari beberapa rangkaian Op- Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu
kemasan IC dapat dibedakan menjadi single Op-Amp, dual Op-Amp dan quad
Op-Amp. Ada juga IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp
disamping rangkaian utama lainnya.
B. Tujuan Praktikum
1. Menyelidiki karakteristik rangkaian penguat penjumlah inverting dan
mampu mengetahui persamaan tegangan outputnya.
2. Menyelediki karakteristik rangkaian penguat penjumlah non-inverting dan
mampu mengetahui persamaan tegangan outputnya.
3. Menyelidiki karakteristik rangkaian penguat pengurang/ diferensial dan
mampu mengetahui persamaan tegangan outputnya.
C. Manfaat Praktikum
Secara teori
1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian penguat penjumlah
inverting dan mampu mengetahui persamaan tegangan outputnya.
2. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian penguat penjumlah
non-inverting dan mampu mengetahui persamaan tegangan outputnya.
3. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian penguat pengurang/
diferensial dan mampu mengetahui persamaan tegangan outputnya.
Secara Praktis
Meningkatkan keterampilan dan kreativitas mahasiswa dalam memecahkan
masalah, yaitu dapat terampil dalam mensimulasikan percobaan dengan
menggunakan Multisim Live.
BAB II
LANDASAN TEORI

Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-


Amp) merupakan sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode,
dan transistor. Penyusunan dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian
yang terintegrasi atau yang biasa dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp
dalam aplikasinya biasa digunakan sebagai penguat. Pada rangkaian, Op-Amp
biasa dilambangkan seperti pada gambar 1. Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa
terdapat dua buah input, yaitu input inverting dan noninverting. Pada gambar 1
tersebut, terdapat pula dua sumber masukan sebagai sumber daya dari Op-Amp
tersebut, yaitu tegangan positif (+Vcc) dan tegangan negative (- Vee)
(Soedarto,2017:43).
Karena Op-Amp terdiri dari beberapa tingkat pengut diferential-amplifire dan
penguat lainnya pada tahap akhir rangkaian amplifier , dengan sendirinya
penguatan akhir pada output Op-Amp sangat tinggi. Idealnya penguat loop
terbuka Op-Amp adalah tak terhingga. Sesuai dengan keterbatasan terhadap
karsteristik komponen , maka pada umumnyapenguatan berkisar antara 50.000 s/d
200.000. seperti pada differential maka pada Op-Amp pun terjadi hal yang sama
pada kondisi common mode input (Zuhal, 2004).
Gambar 1. IC dan Kaki-kaki Op-Amp LM 741
Sumber : Soedarto,2017
Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu Kaki 1 : Offset Null. Kaki ini
berfungsi untuk mengontrol offset tegangan untuk meminimalkan kebocoran,
karena OpAmp berjenis differensial. b. Kaki 2 : Inverting Input.Kaki ini berfungsi
sebagai masukan pada OpAmp. Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini,
yaitu fasa sinyal keluaran akan berlawanan dengan sinyal masukan. c. Kaki 3 :
Non-Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada OpAmp. Sifat
keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berfasa
sama dengan sinyal masukan. d. Kaki 4 : V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai
sumber daya tegangan negatif pada Op-Amp agar dapat bekerja. e. Kaki 5 : Offset
Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki 1. f. Kaki 6 : Output. Kaki ini berfungsi
sebagai keluaran dari Op-Amp. g. Kaki 7 : V positif. Kaki ini berfungsi
sebagaisumber daya tegangan positif. h. Kaki 8 : Not Connected. Kaki ini
befungsi pelengkap kemasan standar komponen 8-pin. Kaki ini tidak terhubung ke
manapun pada rangakaian. Pengembangan rangkaian terpadu IC luar telah ada
sejak tahun 1960, pertama telah dikembangkan pada “chip” silikon tunggal.
Rangkaian terpadu itu merupakan susunan antara transidator, dioda sebagai
penguat beda dan pasangna Darlington. Kemudian tahun 1963 industri
semikonduktor Fairchild memperkenalkan IC OP-AMP pertama kali µA 702,
yang mana merupakan pengembangan IC OP-AMP yang lain sebelumnya, dimana
tegangan sumber (Catu Daya) dibuat tidak sama yaitu +UCC = +12 V dan -UEE =
-6 V, dan resistor inputnya rendah sekali yaitu (40 KW) dan gain tegangan (3600
V/V). IC tipe µA702 ini tidak direspon oleh industri–industri lain karena tidak
universal. Tahun 1965 Fairchild memperkenalkan IC MA709 merupakan
kelanjutan sebagai tandingan dari µA702. Dengan banyak kekhususan tipe µA709
mempunyai tegangan sumber yang simetris yaitu +UCC = 15 V dan –UEE = -15
V, resistan input yang lebih tinggi (400 KW) dan gain tegangan yang lebih tinggi
pula (45.000 V/V). IC µA709 merupakan IC linear pertama yang cukup baik saat
itu dan tidak dilupakan dalam sejarah dan merupakan generasi OP-AMP yang
pertama kali. Generasi yang pertama OP-AMP dari Motorola yaitu MC1537
(Soedarto,2017:44-47).
Penggunaan penguat operasional (opamp) sangat luas, terutama pada
bagian analog misal penguatan sinyal audio-video, pada radio untuk proses
pencampuran (mixer) sinyal dan pada konversi sinyal di letakkan pada proses
sampling dan multiplying. Op-amp ideal mempunyai karakteristik, penguatan
mode terbuka tak terhingga (AoL= ~), penguatan mode tertutup (Buffer= AcL) =
1, impedansi masukan tak terhingga (RIN= ~Ω), impedansi keluaran hampir sama
0 (Ro≈ 0Ω), Lebar pita penguatan (GBW=~), besar Vout = AV(V+-V-), dengan
Av digunakan disain pada penguatan mode terbuka (AoL). (Delta, 2020)
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Identifikasi Variabel
1. Variabel Terukur:
a) Tegangan Input/Vin (Volt)
b) Resistansi Resistor (Ω)
2. Variabel Terhitung:
a) Tegangan Keluaran/Vout (Volt)
B. Definisi Operasional Variabel
a) Tegangan Input/Vin merupakan tegangan masukan yang diberikan
kepada Op-Amp dengan satuan Volt.
b) Resistansi Resistor merupakan nilai hambatan suatu resistor yang
dihubungkan dengan sumber tegangan dan Op-Amp.
c) Tegangan Keluaran/Vout merupakan hasil dari tegangan masukan
kepada Op-Amp dalam satuan Volt.
C. Alat dan Bahan
a) Alat
1. Perangkat Aplikasi multisim yang terdiri atas:
 Op-Amp
 Resistor
 Tegangan sumber
 Pengukur Tegangan
 Ground
 Kabel (junction)
D. Prosedur Kerja
Kegiatan 1. penguat penjumlah inverting
1. Disiapkan aplikasi multisim pada link yang telah disediakan.
2. Dirangkai Op-Amp pada multisim dengan beberapa resistor dengan tiga
sumber tegangan seperti pada gambar di bawah

3. Dimasukkan nilai input V1,V2 dan V3 masing-masing -0.8V, 0.4V dan


0.2V serta nilai R1,R2,R3 dan Rf masing-masing 5 kΩ, 3 kΩ, 1 kΩ dan
10 kΩ
4. Di pasangkan alat ukur tegangan pada analysis dan annotation dalam
multisim masing-masing pada jalur V1, V2, V3 dan Vout pada Op-Amp
(alat ukur tegangan diletakkan tidak melewati resistor pada V1,V2 dan
V3)
5. Di klik tombol run pada bagian atas multisim, lalu di klik tombol stop.
6. Diklik tombol split pada bagian atas multisim untuk memunculkan grafik
bersamaan dengan rangkaian yang telah dibuat.
7. Pada grafik, di klik amplitido Vout untuk meperlihatkan hasil Vout
penguat penjumlah inverting yang didapatkan dari rangkaian.
Kegiatan 2. Penguat penjumlah non-inverting
1. Disiapkan aplikasi multisim pada link yang telah disediakan.
2. Dirangkai Op-Amp pada multisim dengan beberapa resistor dengan dua
sumber tegangan seperti pada gambar di bawah
3. Dirangkai V1 dan V2 dengan resistor R1 dan R2 dan diberikan sebuah
ground pada rangkaian V1 dan V2, kemudian dihubungkan pada bagian
non inverting (+) Op-Amp dan Rb dan Ra pada bagian inverting Op-Amp
dimana Rb dihubungkan dengan sebuah ground sesuai pada gambar.
4. Dimasukkan nilai input V1 dan V2 masing-masing 0.2V dan 0.6V
serta nilai R1,R2,RA dan RB masing-masing 5.1 kΩ, 2.7kΩ, 10 kΩ dan
5.1kΩ
5. Di pasangkan alat ukur tegangan pada analysis dan annotation dalam
multisim masing-masing pada jalur V1 dan Vout pada Op-Amp
6. Di klik tombol run pada bagian atas multisim, lalu di klik tombol stop.
7. Diklik tombol split pada bagian atas multisim untuk memunculkan grafik
bersamaan dengan rangkaian yang telah dibuat.
8. Pada grafik, di klik amplitido Vout untuk memperlihatkan hasil Vout
penjumlah non-inverting yang didapatkan dari rangkaian.
Kegiatan 3. Penguat pengurang/difrensial
1. Disiapkan aplikasi multisim pada link yang telah disediakan.
2. Dirangkai Op-Amp pada multisim dengan beberapa resistor dengan dua
sumber tegangan seperti pada gambar di bawah
3. Dirangkai V1 dengan resistor R1 dan R3 yang dihubungkan pada inverting
(-) dan V2 dengan R2 dan R4 kemudian dihubungkan dengan ground,
pada bagian non inverting (+) Op-Amp sesuai pada gambar.
4. Dimasukkan nilai input V1 dan V2 masing-masing 0.3V dan 0.8V
serta nilai R1,R2,R3 dan R4 masing-masing 1 kΩ, 5.1kΩ, 10 kΩ dan
4.7kΩ
5. Di pasangkan alat ukur tegangan pada analysis dan annotation dalam
multisim masing-masing pada jalur V1, V2 dan Vout pada Op-Amp
6. Di klik tombol run pada bagian atas multisim, lalu di klik tombol stop.
7. Diklik tombol split pada bagian atas multisim untuk memunculkan grafik
bersamaan dengan rangkaian yang telah dibuat.
8. Pada grafik, di klik amplitido Vout untuk meperlihatkan hasil Vout
penguat pengurang/difrensial yang didapatkan dari rangkaian.
E. Teknik Analisis Data

1. Lakukan pembacaan Amplitudo pada grafik di multisim sebagai Vout


untuk penguat penjumlah inverting, penguat penjumlah non-
inverting dan penguat pengurang/Difrensial.
2. Hitung Vout secara analisis data untuk penguat penjumlah dengan rumus:

-Vout = Rf ( VR 11 + VR 22 + VR 33 )
3. Hitung Vout secara analisis data untuk penguat penjumlah non-inverting
dengan rumus:

(
Vout = 1+
RA
RB
×)( R2
R 1+ R 2
×V 1+
R1
R 1+ R 2
×V 2 )
4. Hitung Vout secara analisis data untuk penguat pengurang/difrensial
dengan rumus:

Vout = -V1 ( RR 31 )+ V2( R 2+R 4R 4 )× ( R 1+R 1R 3 )


5. Hitung persen perbedaan Vout pada penguat penjumlah inverting,
penguat penjumlah non-inverting dan penguat pengurang/Difrensial
menggunakan multisim dengan secara analisis dengan rumus:

( )
Vout multism−Vout analisis
%diff = Vout multism+V out analisis ×100%
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Nilai Komponen pada Rangkaian Penguat Penjumlah Inverting
VIN (V) RIN (k ) Rf (k )
V1 V2 V3 R1 R2 R3
0.8 -0.4 0.2 5 3 1 10

Tabel 4.2 Nilai Komponen pada Rangkaian Penguat Penjumlah Non-Inverting


VIN (V) RIN (k )
RA (k ) RB (k )
V1 V2 R1 R2
0.4 0.6 1 2.7 10 5,1

Tabel 4.3 Nilai Komponen pada Rangkaian Penguat Pengurang/Diferensial


VIN (V) RIN (k ) R3 (k ) R4 (k )
V1 V2 R1 R2
0.3 0.6 1 5.1 10 4,7

B. Analisis Data
1. Penguat Penjumlahan Inverting
V1 V2 V3
-Vout = Rf (
R1
+ R2+ R3 )

0,8 −0,4 0,2


-Vout = 10 ( + + )
5 3 1
- Vout = 10 (0,16 – 0,13+0,2)
-Vout = 2,3 Volt
Vout Praktikum – Vout Teori
%diff = [ Vout Praktikum +Vout Teori ] x 100%
2
8,2211 v – 2,3 v
%diff = [ 8,2211 v +2,3 v ] x 100%
2
%diff = 56,27%
2. Penguat Penjumlahan Non Inverting
RA R2 R1
Vout = (1 + )( x V1+ x V2 )
RB R 1+ R 2 R 1+ R 2
10 2,7 1
Vout = (1 +( )) ( x 0,4+ x 0,6 )
5,1 1+ 2,7 1+ 2,7
Vout = (2,960) (0,29189 + 0 , 16216 )
Vout = 1,3439 Volt
Vout Praktikum – Vout Teori
%diff = [ Vout Praktikum +Vout Teori ] x 100%
2
0.9031 v – 1,3439 v
%diff = [ 0.9031 v +1,343988 v ] x 100%
2
%diff = 19,61%
3. Penguat Penguragan/Diferensial
R3 R4 R 1+ R 3
Vout = -V1 ( ) + (V2 ( ))( ¿
R1 R 2+ R 4 R1
10 4,7 1+ 10
Vout = -0,3 (
1
) + ( 0,6 (
5,1+ 4,7
)( 1
¿

Vout = -3 +( 0,6 (0,479592))(11)


Vout = 0,165330702 Volt
Vout Praktikum – Vout Teori
%diff = [ Vout Praktikum +Vout Teori ] x 100%
2
2.2530 v – 0,16533
%diff = [ 2.2530 v+ 0,16533 v ] x 100%
2
%diff = 86,32%
C. Grafik
1. Penguat Inverting

2. Penguat Non-Inverting
3. Penguat Diferensial

D. Pembahasan
Pada praktikum ini, secara umum tujuannya adalah untuk dapat mengetahui
cara penggunaan dan lebih mengenal aplikasi Op-Amp secara keseluruhan agar
dapat membuat ragkaian yang akan diuji cobakan. Percobaan ini dilakukan
sebanyak tiga kali yang mana membuat rangkaian penguat Inverting, penguat Non
Inverting serta penguat Diferensial dan kemudian dilakukan dengan penentuan
tegangan keluaran (Vout). Dimana pada saat melakukan percobaan membuat
rangkaian ketiga penguat tersebut, kita tidak boleh sembarang menempatkan
resistor dan komponen lainnya karena nanti akan menyebabkan kesalahan atau
kekeliruan. Maka dari itu, diperlukan arahan dan penuntun agar dapat
menggunakan aplikasi multisim ini dengan baik.
Dari percobaan yang dilakukan maka ada sedikit perbedaan yang muncul saat
nilai resistor dan tegangan yang di masukan. Dimana pada aplikasi Op-Amp
(multisim), nilai tegangan keluaran yang diperoleh dari penguat Inverting, Non
Inverting dan Diferensial secara berturut-turut adalah 8,2211 V, 0,9031 V dan
2,2530 V ini merupakan hasil dari praktikum yang dilaksanakan dan secara
analisis data di dapatkan yaitu 2,3 V, 1,343988 V dan 0,165330702 V. Dapat
diketahui bahwa nilai tegangan keluaran pada penguat Inverting, penguat Non-
Inverting, dan Penguat Diferensial tidak sesuai dengan teori dengan persen
perbandingan masing-masing berturt-turut 56,72%, 19,61%, 86,32%, ini mungkin
di akibatkan adanya kekeliruan pada saat pengambilan data yang akan dimasukan
pada multisim.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aplikasi Op-Amp merupakan aplikasi yang digunakan untuk simulasi
rangkaian penguat Op-Amp yang banyak pula digunakan uuntuk
simulasi rangkaian lainnya.
2. Penguat Inverting adalah salah satu rangkaian penguat yang mana
akan menguatkan sinyal masukan dan sinyal keluarannya memiliki
fase yang berbeda 180° dengan sinyal masukannya, penguat Non
inverting adalah salah satu rangkaian penguat yang mana akan
menguatkan sinyal masukan dan sinyal keluarannya akan memiliki
fase yang sama dengan sinyal masuknanya dan penguat Diferensial
adalah penguat yang berfungsi untuk menguatkan hasil operasi
pengurangan terhadap dua sinyal masukan yang diberikan.
3. Kurva yang didapatkan pada simulasi ini menunjukan seberapa besar
tegangan yang mengalir pada sebuah rangkaian dan tegangan
keluarannya juga.

DAFTAR PUSTAKA

Nuryanto, L. E. (2017). Penerapan Dari Op-Amp (Operational


Amplifier). Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa
dan Sosial, 13(1).

DELTA, A. A. S.(2020) DISAIN PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP) DUA


STAGE UNTUK APLIKASI ADC SIGMA DELTA (∑∆)
DENGAN KECEPATAN TINGGI MENGGUNAKAN CMOS
TEKNOLOGI AMS 0, 35 µm.

Zuhal, zhanggischan, (2004) Prinsip-Prinsip Dasar Elektronika. Jakarta 10270


LITERATUR

Anda mungkin juga menyukai