ELEKTRONIKA ANALOG
Disusun oleh :
NIM : K2318040
2. Halimatush S.
3. M. Ivan S.
SURAKARTA
2019
I. JUDUL
Karakteristik Dasar OP-AMP
II. TUJUAN
1. Membuktikan karakteristik OP-AMP sebagai penguat.
2. Mengetahui pengaruh frekuensi terhadap penguatan.
Diagram Op amp mempunyai untai ekuivalen seperti terlihat pada gambar berikut :
1. Penguat linier
Penguat linier merupakan penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal
masukan, yang termasuk dalam penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat
inverting, penjumlah diferensial dan penguat instrumentasi.
2. Penguat tidak linier
Penguat tidak linier merupakan penguat yang bentuk sinyal keluarannya tidak
sama dengan bentuk sinyal masukannya, diantaranya komparator, integrator,
diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan pembangkit gelombang. (Nuryanto,
Lilik Eko : 2017)
Banyak jenis op amp yang oleh produsennya sudah dilengkapi dengan kompenssi
dalam yaitu dengan memasang kapasitor dalam op amp yang biasanya 30 pF. Kapasitor
ini mencegah agar op amp tidak berosilasi pada frekuensi tinggi. osilasi dicegah dengan
menurunkan penguatan (gain) op amp seiring dengan naiknya frekuensi. dari rangkaian
dasar didapatkan bahwa reaktansi sebuah kapasitor adalah turun seiring dengan naiknya
frekuensi (berbanding terbalik). Jika frekuensi naik 10 kali maka gain tegangan turun 10
kali. (Pujiono:2012)
5 Jumper Secukupnya
8 Osiloskop 1 buah
9 Multimeter 1 Buah
Analog
V. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Percobaan Pertama : Penguat Inverting
1. Rangkaian dibuat seperti di bawah.
1 Inverting
2 Non Inverting
VI. DATA HASIL PERCOBAAN
No Frekuensi Inverting Non-Inverting
1 10 Hz
2 20 Hz
3 30 Hz
4 50 Hz
5 100 Hz
(1) (2)
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Karakteristik Dasar OP AMP” dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 6 Desember 2019. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat
membuktikan karakteristik OP AMP sebagai penguat dan dapat mengetahui pengaruh
frekuensi terhadap penguatan. Untuk menguatkan analisis pada praktikum kali ini
digunakan dasar teori menurut Thomas Sri Widodo yakni penguat Operasional (OP-AMP)
adalah penguat gandeng langsung (direct coupled/dc) dengan perolehan tinggi yang
mempunyai impedans masukan tinggi dan impedans keluaran rendah. Istilah operasional
menunjukkan bahwa penambahan komponen luar yang sesuai penambahan, pengurangan,
perkalian, integrase dan differensial. Pada umumnya operasi-operasi ini digunakan untuk
operasi linear dan terkadang operasi non linear.
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah satu buah IC OP-AMP
741 yang berfungsi sebagai penguat sinyal , dua buah resistor yang berfungsi sebagai
penahan tegangan dan arus. satu buah sumber tegangan (baterai 8,85 volt) yang berfungsi
sebagai sumber tegangan rangakaian. Sebuah audio generator untuk pembangkit sinyal.
beberapa buah kabel jumper yang berfungsi untuk menghubungkan arus antar komponen
rangkaian. Kabel buaya sebgai penghubung rangkaian dengan osiloskop dan audio
generator. satu buah protoboard yang berfungsi untuk tempat merangkai komponen
rangakian. Osiloskop untuk mena,pilkan gambar gelombang yang terbentuk. satu buah
multimeter yang berfungsi untuk mengukur arus (I).
Agar praktikum berjalan lancar maka praktikan harus mengerti langkah kerja
praktikum kali ini. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat bahan
yang akan digunakan. Untuk percobaan pertama yakni penguat inverting, praktikan
merangkai alat pada protoboard seperti yang ada pada modul. Kemudian mengatur
frekuensi sinyal generator dan mengamati sinyal keluaran generator dan sinyal keluaran
dari OP AMP menggunakan osiloskop. Selanjutnya, mencatat setiap frejuensi dan
pengaruhnya terhadap penguatan dan mencatat juga nilai penguatan lalu dibuat
kesimpulan. Untuk percobaan kedua yakni penguat non inverting, kurang lebih langkah
kerjanya sama dengan percobaan pertama.
Pada percobaan pertama yakni penguat inverting terlihat bahwa gelombang yang
ditampilkan yakni sudah sesuai dengan dasar teori dimana untuk penguat inverting
gelombang input dan output harus beda fase dan pada frekuensi yakni 10 Hz, 20 Hz, 30
Hz, 50 Hz, 100 Hz dan hasilnya tampak bagus dan ketika frekuensinya semakin besar
maka gelombang yang nampak juga semakin rapat. Untuk percobaan kedua yakni
penguat non inverting, gelombang yang tampak pada osiloskop juga sudah sesuai dengan
dasar teori. Untuk gelombang input dan output pada tahap non inverting, gelombang yang
dihasilkan harus satu fase. Pada osiloskop sudah Nampak hasilnya sesuai dasar teosi
dimana ketika frekuensinya semakin besar, gelombang menampilkan perbedaan fase dan
juga semakin rapat jarak antar gelombang.
Dalam praktikum ini terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh
praktikan,yaitu praktikan yang kurang teliti dalam membaca multimeter, kurang
memperhatikan rangkaian seperti sering gerak gerak ketika mengukur. Dan ketika
merangkai rangkaian kurang memeperhatikan modul sehingga waktu terbuang banyak
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Op-Amp adalah IC analog yang berfungsi sebagai rangkaian penguat. Pada Op Amp
terdapat 2 rangkaian penguat yaitu rangkaian penguat inverting dan rangkaian
penguat non inverting. Pada rangkaian penguat inverting dihasilkan gelombang yang
beda fase dan pada pengaut non inverting dihasilkan gelombang yang sefase (satu
fase).
2. Pengaruh frekuensi terhadap penguatan ialah jika frekuensi semakin besar maka
periode akan semakin kecil sehingga gelombang yang dihasilkan akan semakin rapat.
X. DAFTAR ISI
Aditya, E & Achaddiad, R. (2017). Analisa Sinyal Keluaran Operational Ampliier
(LM 741) pada Penguatan Inverting dan Non- Inverting. Jurnal Fisika
Laboratorium Instrumentasi
Nuryanto, L. E. (2017). Penerapan Dari Op-Amp (Operational Amplifier). Orbith,
13(1).
Pujiono. 2012. Rangkaian Elektronika Analog. Yogyakarta: Graha Ilmu
Widodo, Thomas Sri. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta: Salemba Teknika
XI. LAMPIRAN
- Worksheet
- Buku dan Jurnal
Widodo, Thomas Sri. 2002
Pujiono. 2012
-
-
Jurnal Nuryanto, L E
Aditya dkk, 2017 : 3-4