Anda di halaman 1dari 4

UJI RELIABILITAS

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas di antaranya metode tes ulang,
formula Flanagan, Cronbach’s Alpha, metode formula KR (Kuder-Richardson) – 20, KR
– 21, dan metode Anova Hoyt. Metode yang sering digunakan dalam penelitian adalah
metode Cronbach’s Alpha. Metode ini sangat cocok digunakan pada skor dikotomi (0 dan
1) dan akan menghasilkan perhitungan yang setara dengan menggunakan metode KR-20
dan Anova Hoyt. Reliabilitas berarti dapat dipercaya” Artinya, instrumen dapat
memberikan hasil yang tepat. Alat ukur instrument dikategorikan reliabel jika
menunjukkan konstanta hasil pengukuran dan mempunyai ketetapan hasil pengukuran
sehingga terbukti bahwa alat ukur itu benar-benar dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.

a. Reliabilitas Skala.
Untuk mengukur reliabilitas skala atau kuosioner dapat digunakan rumus
Cronbach’s Alpha sebagai berikut:

Formula

𝑘 ∑ 𝛿𝑏2
𝑟𝑡𝑡 = ⌈ ⌉ ⌈1 − ⌈ 2 ⌉⌉
𝑘−1 ∑ 𝛿𝑡

Keterangan :

rtt = koefisisien reliabilitas instrument (total tes)

k = banyaknya butir pertanyaan yang sahih

∑ 𝛿𝑏2 = jumlah varian butir

∑ 𝛿𝑡2 = varian skor total

Perhitungan uji reliabilitas skala diterima, jika hasil perhitungan rhitung > rtabel 5%.

b. Reliabilitas Tes
Untuk mengukur reliabilitas tes menggunakan rumus KR-20. Karena skor tes
bersifat dikotomi yaitu untuk jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
Adapun rumus KR-20 adalah sebagai berikut.

Formula:

𝑘 𝑣𝑡 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟𝑡𝑡 = ⌈ ⌉ ⌈1 − ⌈ ⌉⌉
𝑘−1 𝑣𝑡

Keterangan :

rtt = reliabilitas tes

k = banyaknya butir soal yang sahih

νt = varian total

p = proporsi subyek yang menjawab soal dengan benar

q = proporsi subyek yang menjawab soal dengan salah

Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Instrumen dapat dikatakan valid jika memenuhi kriteria bahwa rhitung > rtabel 5%

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:

0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang

0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah

-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)

Berdasarakan pada cara pengujian instrumen, makam reliabilitas instrumen dapat


dibagi menjadi dua yaitu, Reliabilitas Eksternal (External Reliability) dan Reliabilitas
Internal (Intenal Relability)
1. Reliabilitas Eksternal (External Reliability)
Reliabialitas eksternal didapatkan bila ukuran atau kriteria tingkat reliabilitasnya
berada di luar instrumen yang bersangkutan. Terdapat dua cara untuk menguji reliabilitas
suatu instrumen yaitu dengan metode bentuk paralel (equivalent method) dan metode tes
berulang (test-retest method)
a. Metode bentuk paralel (equivalent method)
Metode ini dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama
(equivalent), selanjutnya diujicobakan padaa sekelompok responden yang sama
(responden mengejadakan dau kali) kemudian dari hasil ujicoba tersebut dikorelasikan
dengan teknik korelasi product moment. Intrumen paralel atau ekuivalen adalah dua buah
instrumen yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetap butir-
butir pertanyaan/pertanyaan berbeda. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu
dan biaya yang lebih karena harus menyusun dua instrumen, dan harus tersedia waktu
yang lama untuk mencobakan dua kali tes.
b. Metode tes berulang (test-retest method)
Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pembuatan soal dua kali.
Pada metode ini peneliti hanya menyiapka satu perangkat instrumen, yang selanjutnya
diteskan dan dicatat. Kemudian diwaktu yang berbeda perangkat tersebut diteskan
kembali terhadap semua responden yang sama dan hasilnya dicacat. Kedua hasil tersebut
kemudia diuji menggunakan korelasi yang sama dengn metode paralel.
Metode ini sebenarnya memiliki kelemahan yang berkaitan dengan kemungkinan
responden yang masih ingat butir-butir soal pada tes yang pertama, sehingga dapat
berpengaruh pada hasil tes yang kedua. Waktu jeda antar tes menjadi masalah yang
tersendiri , karena bila waktu terlalu dekat ditakutkan masih banyak responden yang ingat
soalnya, namun bila terlalu lama kemungkinan kondisi responden sudah berbuah
misalnya responden telah belajar lagi.

2. Relaibilitas internal (Internal Reliability)


Reliabilitas jenis ini diperoleh dari menganalisis data dari satu kali pengumpulan
data. Berdasarkan pada sistem pemberian skor (scoring system) instumen, ada dua
metode analisis internal yaitu Instrumen Skor Diskrit dan Instrumen Skor Non Diskrit.
a. Instrumen Skor Diskrit.
Merupakan intrumen yang skor jawaban/responnya hanya dua, satu dan nol,
dengan kata lain benar dan salah. Untuk Instrumen skor diskrit tingkat reliabitiasnya
dapat dicari dengan menggunakan metode berikut, metode belah dua (split-hallf metode);
metode Flanagan; rumus Rulon; rumus K-R 20; rumus K-R 21; dan rumus Hoyt.
b. Instrumen Skor Non Diskrit.
Merupaka instrumen pengukuran yang dalam sistem skoringnya bukan satu dan
nol, tetapi bersifat gradual, yaitu ada penjelasan skor mulai dari skor tertinggi samoai
skor terendah. Hal ini umumnya terdapat pada tes bentuk uraian dan pilihan ganda, dan
instrumen non tes bentuk angket dengan skal Likert dan skala lajuan (ratting scale).
Interval skor dapat mulai dari 1 sampai 4; 1 sampai 5; dan sebagainya. Untuk instrumen
skor non diskrit dapat dianalisi menggunakan rumus Alpha.

Anda mungkin juga menyukai