EKSPERIMEN
FISIKA MODERN
INTERFEROMETER MICHELSON
A. Latar Belakang
Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
bagaimana benda dan materi di alam semesta bergerak serta perilakunya dalam
lingkup ruang dan waktu. Fisika sering kali dikaitkan dengan energi dan gaya.
Fisika sendiri berasal dari bahasa Yunani, Physikos yang artinya berkaitan
dengan aspek alam pada tingkat mikroskopik dan submikroskopik, dimana
ilmu ini sendiri memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana alam semesta
bekerja, mulai dari aktivitas dari planet yang dibahas dalam astronomi fisika
samnpai pada kegiatan sehari-hari. Dalam ilmu fisika memiliki berbagai
cabang ilmu yang lain salah satu diantaranya adalah fisika optik.
Bidang optik ini dikenal sebagan bidang studi yang membahas cahaya, yang
merupakan area riset yang penting pada fisika modern. Studi mengenai cahaya
dimulai dengan munculnya era optic klasik yang mempelajari besaran optic
seperti intensitas, frekuensi/panjang gelombang, polaritas dan fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar, seperti refleksi, refraksi,
interferensi, difraksi, dispersiserta polaritas. Puncak dari studi optic klasik
adalah, cahaya didefenisikan sebagai gelombang elektromagnetik dari
fisikawan James Clerk Maxwell hasil ini semakin menegaskan bahwa cahaya
tidak lain adalah sebuah bentuk gelombang. Karena gelombang dipahami pada
masa itu membutuhkan sebuah medium untuk merambat, maka untuk
gelombang cahaya dihipotesiskan merambat melalui sebuah medium yang
disebut eter hal ini memicu serangkaian penemuan dan pemikiran.
Dugaan tentang medium rambat cahaya eter) ini menarik minat dua orang
fisikawan yaitu A. A. Michelson dan Morley. Pada tahun 1887 dengan
menggunakan sebuah interferometer yang disebut interferometer Michelson
kedua fisikawan ini melakukan eksperimen untuk merumuskan hubungan
antara gerak relatif bumi terhadap eter. Namun, eksperimen mereka justru
menunjukkan bahwa eter sebagai medium perambatan gelombang cahaya tidak
ditemukan keberadaannya. Dimana percobaan interferometer Michelson ini
dilakukan dengan mengikuti desain dan prinsip yang sama seperti milik Young
berupa percobaan celah ganda, awalnya percobaan interferometer Michelson
di gunakan untuk membuktikan adanya eter, namun tidak terbukti, akhirnya
interferometer Michelson di gunakan untuk menentukan panjang gelombang
cahaya dan untuk menentukan jarak yang sangat pendek serta untuk mengamati
sifat medium optik. Maka dalam praktikum interferometer Michelson ini
dilakukan dengan tujuan diantaranya; menjelaskan prinsip kerja/konsep
interferometer Michelson serta mengukur panjang gelombang sumber cahaya
yang digunakan dalam percobaan ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latang belakang diatas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja/ konsep interferometer Michelson?
2. Bagaimana cara mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang
digunakan dalam percobaan?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas diperoleh tujuan eksperimen diantaranya
adalah mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan prinsip kerja/konsep Interferometer Michelson
2. Mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan dalam
percobaan.
D. Manfaat
1. Secara teori
a. Mampu menjelaskan prinsip kerja/konsep Interferometer Michelson
b. Mampu mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan
dalam percobaan.
2. Secara praktis
Interferometer Michelson dapat digunakan untuk berbagai macam
aplikasi. Interferometer dapat menjadi perangkat yang sangat berguna
dalam industri. Interferometer dapat digunakan untuk mengukur getaran
permukaan, simpangan, kecepatan partikel, temperatur dan sebagainya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hari/Waktu
Hari/Tanggal : Selasa/16 November 2021
Waktu : 13.10 – 15.40 WITA
Tempat : Lab. Fisika Modern, Jurusan Fisika FMIPA, UNM
B. Alat dan Bahan
1. Perangkat alat Interferometer Michelson
Lensa, berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke beam splitter
Beam Splitter, berfungsi untuk memecah berkas sehingga setengah
berkas cahaya diteruskan ke cermin 1 dan setengah sisanya lagi
dipantulkan menuju cermin 2.
Cermin M1 dan M2, berfungsi memanulkan kembali cahaya ke beam
splitter. M1 dapat digeser untuk mengubah panjang lintasan optic,
sedangkan M2 cermin tetap.
Layar pengamatan/viewing screen, berfungsi untuk menampilkan frinji
hasil interferensi cahaya yang terbentuk.
Mikrometer, berfungsi mengatur jarak perpindahan cermin 1
Kompensator, berfungsi untuk memastikan fase gelombang yang
mengalami pembiasan tetap memiliki fase yang sama dengan fase
cahaya awal.
2. Set pelengkap alat Interferometer 1 set
3. Laser He-Ne model 155 1 buah
4. Laser Aligment Bench 1 buah
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Terukur
Jumlah frinji (N)
Jarak pergeseran (dm)
2. Variabel Terhitung
Panjang gelombang (λ)
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Jumlah frinji (N), adalah jumlah pola interferensi yang terbentuk berupa
pola gelap terang yang berbentuk lingkaran.
2. Jarak pergeseran, adalah nilai satu skala milimeter pada alat yang
berhubungan dengan pergeseran cermin sebesar 1 mm. Besar pergeseran
berhubungan dengan perubahan pola interferensi gelap-terang atau frinji,
yang dinyatakan dalam satuan 𝜇𝑚.
3. Panjang gelombang (λ), jarak lintasan yang dipancarkan oleh laser He-Ne
2𝑑𝑚
yang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan λ = dengan
𝑁
satuan µ𝑚 dan nm
E. Prosedur Kerja
Perangkat dan prosedur disetel seperti gambar dibawah
A. Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan pengamatan maka diperoleh hasil pengamatan seperti pada
table 4.1.
NST Mikrometer = 10-6 m = 1 μm = 1000 nm
Δx Mikrometer = 0,5×103 nm
Tabel 4.1. Hubungan jumlah frinji dan pergeseran cermin
Jumlah Frinji (N) Pergeseran dm (μm)
20 │7.0 ± 0.5│
40 │14.0 ± 0.5│
60 │20.0 ± 0.5│
80 │26.0 ± 0.5│
100 │34.0 ± 0.5│
120 │40.0 ± 0.5│
140 │46.0 ± 0.5│
160 │52.0 ± 0.5│
180 │59.0 ± 0.5│
200 │65.0 ± 0.5│
220 │72.0 ± 0.5│
240 │78.0 ± 0.5│
260 │84.0 ± 0.5│
280 │90.0 ± 0.5│
300 │96.0 ± 0.5│
320 │102.0 ± 0.5│
340 │109.0 ± 0.5│
360 │116.0 ± 0.5│
380 │122.0 ± 0.5│
400 │128.0 ± 0.5│
B. Analisis
Plot Grafik
140
y = 0.3223x
R² = 0.9995
120
100
dm (×103 μm)
80
60
40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Jumlah Frinji (N)
632,8 𝑛𝑚 − 644,6 𝑛𝑚
% diff = | 632,8 𝑛𝑚 + 644,6 𝑛𝑚 | × 100%
2
11,8
% diff = | | × 100%
636,7
% diff = 1,84 %
C. Pembahasan
Dalam ekperimen berjudul “Interferometer Michelson” dilakukan dengan dua
tujuan diantaranya adalah menjelaskan prinsip kerja/konsep interferometer
Michelson dan mengukur panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan
dalam percobaan. Pada dasarnya eksperimen ini dilator belakangi oleh
keingintahuan Michelson terkait medium rambat cahaya yang disebut dengan eter,
Michelson merancang sebuah alat yang disebut dengan interferometer Michelson
dengan prinsip yang hampir sama denga percobaan dari Thomas Young. Michelson
inin menyelidiki seberapa besar pengaruh eter terhadap cepat rambat cahaya. Dalam
percobaannya ini eter diasumsikan bahwa ia bergerak relative terhadap laju
pergerakan cahaya. Dimana dalam eksperimen ini sebuah berkas cahaya
menumbuk cermin pemecah berkas, dari cermin pemecah berkas ini berkas cahaya
ada yang dipantulkan da nada yang di teruskan, berkas cahaya yang diteruskan
inilah yang diasumsikan bergerak relative dengan eter, maka dari itu perkiraan
bahwa berkas cahaya yang bergerak relative dengan eter akan lebih cepat tiba pada
layar pengamatan, namun kecepatan berkas cahaya yang dipantulakn yang
diteruskan ini tidak memiliki perbedaan, inilah yang membuktikan bahwa tidak
ditemukannya eter.
Interferometer Michelson tidak hanya dapat digunakan untuk membuktikan
ada tidaknya eter, akan tetapi dapat pula digunakan dalam penentuan sifat-sifat
gelombang lebih lanjut, misalnya dalam penentuan panjang gelombang cahaya
tertentu, pola penguatan interferensi yang terjadi, dalam istilah interferensi dikenal
dua macam interferensi, yaiti interferensi konstruktif yang memiliki beda fase
minimum 0⁰ sampai kelipatan bilangan bulat selanjutnya, interferensiyang
terbentuk adalah interferensi yang saling menguatkan, dan menghasilkan pola-pola
terang. Kemudian interferensi destruktif adalah interferensi yang memiliki beda
𝑛
fase minimum 𝜆 sampai kelipatan bilangan ganjil selanjutnya sehingga
2
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Prinsip kerja dari ekperimen interferometer Michelson ini adalah
menggunakan seberkas cahaya laser (He-Ne) yang ditenbakkan melalui lensa
cembung yang memfokuskan berkas cahaya pada beam splitter, beam splitter
ini berfungsi memecah berkas sehingga 50% cahaya yang jatuh padanya
dipantulkan dan 50% cahaya sisanya diteruskan. Berkas cahaya yang
dipantulkan bergerak menuju M2 dan berkas cahaya yang diteruskan bergerak
menuju M1. Cermin M1 dan M2 kemudian memantulkan kembali berkas-berkas
cahaya tersebut ke beam splitter (cermin pemecah berkas). Setengah dari
masing-masing hasil pantulan dari cermin M1 dan M2 diteruskan ke layar
pengamat (viewing screen), dan teramati pola-pola lingkaran gelap-terang-
gelap-terang konsentris (memiliki pusat yang sama). Jika kedua berkas cahaya
tersebut memiliki jarak tempuh atau panjang lintasan optic yang sama maka
akan terjadi interferensikonstruktif yang dapat teramati sebagai pola terang.
Jika cermin M1 digerakkan ¼ λ menuju beam splitter maka panjang lintasan
optik akan berkurang sebesar ½ λ sehingga terjadi interferensi destruktif yang
dapat diamati sebagai pola gelap.
2. Panjang gelombang laser Ne-He yang digunakan dalam percobaan
Interferometer Michelson ini diperoleh sebesar 644,6 nm dengan presentase
perbedaan dengan panjang gelombang laser Ne-He secara teori (632,8 nm)
sebesar 1,84%.
B. Saran
1. Untuk praktikan, diharapkan agar lebih memahami materi ataupun teori yang
digunakan dalam praktikum agar dapat lebih mudah dalam menjawab tugas
responsi, melakukan praktikum, serta menyimpulkan hasil praktikum yang
lebih tepat.
2. Untuk asisten pembimbing, diharapkan agar mendampingi praktikan saat
pengambilan data agar tidak terjadi kesalahan data.
3. Untuk laboran, agar mengawasi kualitas alat yang digunakan sebelum
praktikum berlangsung, agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Tippler. (2001). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Edisi Ketiga. Jakarta: PENERBIT
ERLANGGA.
Warsito, W., Suciyati, S. W., & Yusuf, A. S. (2015). Analisis Pola Interferensi Pada
Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi Ketebalan Bahan
Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan Sensor
Charge Couple Device (CCD). Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika,
3(2).