ADITYA WARDANI
170321612506
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang
E-mail: adityawardani50@gmail.com
PEMBAHASAN
Percobaan interferometer Michelson
menggunakan gejala interferensi.
Interferensi dapat terjadi jika pada
gelombang cahaya terjadi kapanpun dua
gelombang atau lebih bertumpang tindih Gambar (1.2) Pola gelap-terang
pada suatu titik. suatu pola interferensi Interferometer Michelson dengan sumber
teramati jika sumber-sumbernya koheren Laser He-Ne yang ditangkap oleh layar.
dan sumber-sumbernya menghasilkan
panjang gelombang yang sama. Dengan Berikut ini adalah hasil data pengamatan
menggunkan prinsip interferensi ini, percobaan interferometer Michelson:
interferometer Michelson dapat digunakan
No. Posisi M2 Posisi M2’ N menggunakan ralat kuadrat terkecil. Hasil
1. 0 1 10 analisis yang diperoleh adalah gradien b
2. 0 2 13 yang diperoleh sebesar 8,048 𝑥 106 m.
3. 0 3 20 Gradien b ini menggambarkan nilai panjang
4. 0 4 31 gelombang sinar laser He-Ne yang
5. 0 5 38 digunakan. Panjang gelombang laser yang
6. 0 6 50 diperoleh adalah (2,48 ± 0,077) 𝑥 10−7 𝑚
7. 0 7 56 dengan ralat relatif sebesar 3,13 % (3 AP).
8. 0 8 62 Berdasarkan teori, jangkauan
9. 0 9 69 panjang gelombang sinar laser warna merah
10. 0 10 81 adalah antara 620-750 nm (Sear dan
Tabel 1.1 data pengamatan percobaan Zemansky : 2016). Sehingga dari hasil
Interferometer Michelson pengukuran dan setelah dilakukan analisis
didapatkan bahwa besar panjang gelombang
Data yang diperoleh ini kemudian dianalisis cahaya yang digunakan masih belum bisa
dengan menggunakan ralat kuadrat terkecil, memenuhi jangkauan panjang gelombang
dan hasil analisis ditunjukkan pada tabel secara teoritis.
berikut ini: Dalam Abbasian dan Abdollahi
λ 248,49 𝑥 10−9 𝑚 International Nano Letters tahun 2013,
𝑆𝜆 7,7705 𝑥 10−9 dijelaskan penggunaan Interferometer
(λ ± 𝑆𝜆 ) (2,48 ± 0,077) 𝑥 10−7 𝑚 Michelson sebagai basis detektor gas
𝑅𝜆 3,13 % (3 AP) menggunakan transparansi yang diinduksi
Tabel 1.2 hasil analisis data secara elektromagnetik. Disini hanya
digunakan satu lengan cermin mekanik yang
Grafik Hubungan antara Jumlah pola bergerak, dimana terdapat kelemahan pada
terang (n) terhadap Pergeseran Lintasan
panjang waktu respon dapat mencapai
|𝑀2 ′ − 𝑀2 | sebagai berikut:
transien antara tingkat energi atom dan
Grafik Hubungan Antara Perubahahan Skala Dengan kecepatan gerakan yang tidak tetap. Namun
Pergeseran Pola Gelap Terang
telah mencapai banyak modifikasi antara
100 lain respon waktu dalam sub nanosekon,
Perubahan Skala