Anda di halaman 1dari 6

MODUL 03

PERCOBAAN INTERFEROMETER MICHELSON

Rifky Alviandra, Rian Setiawan, Yohanes Siahaan


119110046, 119110003, 119110059
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Sumatera
Email: rifky.119110046@student.itera.ac.id

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum tentang interferometer Michelson. Dimana interferometer Michelson merupakan
sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur dan mengamati interferensi yang dihasilkan oleh cahaya
yang dapat dilihat dari cahaya pola gelap terang yang dihasilkan serta dapat menhitung panjang gelombang
yang dihasilkan. Pada praktikum interferometer Michelson kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati
gejala pola gelap dan terang pada pola interferensi dan menjelaskan tentang gejala pola interferensi yang terjadi
di layar televisi, menjelaskan kaitan eksperimen Thomas Young dengan interferometer Michelson serta
menjelaskan tujuan dalam menguji keberadaan ether. Setelah dilakukan praktikum dimana kita mengamati 2
permasalah yaitu, pengamatan pola interferensi tanpa vakum dan dengan menggunakan vakum. Dimana jika
tanpa menggunakan vakum alat yang digunakan tidak ditambahkan alat-alat lainnya Atau sesuai dengan alat
interferometer dan kita hanya langsung mengatur posisi cahaya dan mengatur arah cahaya ke arah mirror dan
menyatukan dua buah cahaya dan diletakan optik di arah cahaya tersebut maka akan terlihat hasil interferensi
pola gelap terang dan kita dapat melihat dan menghitung jumlah pola yang ada dari pusat ke pola terluar.
Sedangkan jika menggunakan vakum pada alat interferometer Michelson, maka akan ditambakan sebuah alat
berupa vakum yang diletakan di depan mirror yang akan menghadap ke arah beam spliter dan setelah itu kita
dapat melakukan variasi dengan menggunakan tekanan pada vakum tersebut. Setelah itu kita akan mendapatkan
hasil-hasil dari percobaan dimana perbedaan dm sangat berpengaruh terhadap hasil panjang gelombang dan
jumlah fringes atau pola gelap terang pada interferensi sedangkan jika menggunakan vakum, tekanan pada
vakum sangat mempengaruhi hasil dari jumlah fringes dan pola gelap dan terang interferensi.

Kata kunci: Interferometer Michelson, Interferensi, Fringes,Vakum

ABSTRACT

The Michelson interferometer has been done practicum. Where the Michelson interferometer is a tool commonly
used to measure and observe the interference produced by light that can be seen from the light and dark patterns
produced and can calculate the wavelength of the resulting light. In this Michelson interferometer practicum, it is
intended that students can observe the symptoms of dark and light patterns in interference patterns and explain the
symptoms of interference patterns that occur on television screens, explain the relationship between Thomas
Young's experiments with Michelson interferometers and explain the purpose of testing the presence of ether. After
doing the practicum where we observed 2 problems, namely, observing interference patterns without a vacuum and
using a vacuum. Where if without using a vacuum the tools used are not added other tools Or in accordance with
the interferometer tool and we just directly adjust the position of the light and adjust the direction of the light
towards the mirror and unite the two lights and place the optics in the direction of the light, the interference results
will be seen. light and dark patterns and we can see and count the number of existing patterns from the center to the
outermost pattern. Meanwhile, if you use a vacuum on the Michelson interferometer, a vacuum will be added which
is placed in front of the mirror that will face the beam splitter and after that we can make variations using the
pressure on the vacuum. After that we will get the results from the experiment where the difference in dm greatly
affects the results of the wavelength and the number of fringes or dark and light patterns on interference, whereas if
using a vacuum, the pressure in the vacuum greatly affects the results of the number of fringes and the dark and
light patterns of interference.

Keywords: Michelson Interferometer, Interference, Fringes,Vacuum


PENDAHULUAN sebuah pola interferensiyang berupa pola gelap dan
terang yang akan ditangkap oleh fotodetektor.
Interferensi dan difraksi adalah sebuah System pengukuran dengan alat interferometer
fenomena yang membedakan gelombang dari Michelson ini bekerja dengan cara mencacah
partikel. Interferensi merupakam superposisi dua perubahan pada pola interferensi pada saat cermin
gelombang atau lebih yang disatukan dalam satu bergeser. Di saat cermin bergerak intensitas cahaya
titik [1]. Hasil sebuah interferensi berupa pola yang ada pada pusat fringe dapat dicatat oleh
cincin yang dapat digunakan untuk menghitung fotodetektor dan dapat menghasilkan interferogram
besaran fisis yang berkaitan dengan interferensi, [4].
misalnya panjang gelombang, indeks bias, dan
ketebalan bahan [2]. Interferensi dengan fiber optik Jika sebuah berkas cahaya melewati subuah
dapat diamati dengan menggunakan interferometer celah maka celah tersebut akan dapat berfungs
Michelson. Pada interferometer Michelson sebagai sumber cahaya yang baru dan dapat
menggunakan sebuah alat yaitu berupa beam spliter menyebarkan sinarnya ke segala arah. Apabila
yang merupakan bagian penting dari sebagian cahaya dari celah berinterferensi, maka akan
interferometer termasuk interferometer Michelson. terbentuk suat pola yaitu pola interferensi. Pola
Beam spliter adalah alat yang berbentuk kubus yang tersebut dapat dilihat pada layar yang berupa pola
terdiri dari dua buah prisma segitiga. Dalam prisma garis terang dan gelap. Sebuah bidang gelombang
tersebut terdapat lapisan resin yang disesuaikan cahaya monokromatik yang pada celah tersebut
sehingga setngah cahaya optik melewatinya dan maka cahaya akan ter difraksi melalui sebuah celah.
setengah lagi di transmisikan [3]. Celah tersebut akan menghasilkan pola interferensi
pada layar. Garis sumbu yang dibuat di titik tengah
Pada dasarnya cahaya memiliki besaran antara dua celah terhadap layar merupakan sebagai
amplitudo, panjang gelombang, fase, serta acuan. Gelombang ini memiliki fase yang sama
kecepatan. Apabila cahaya melewati medium maka ketika melintasi kedua celah karena keduanya
kecepatannya akan mengalami perubahan. Jika memiliki fase sama ketika melintasi dua celah
suatu perubahan diukur, maka akan diperoleh karena keduanya merupakan bagian gelombang
informasi tentang objek. Pada interferensi, jika dua yang sama. [3]
gelombang berfrekuensi dan panjang gelombang
sama tetapi berbeda fase di gabung, maka METODA
gelombang yang dihasilkan adalah gelombang yang
amplitudonya tergantung dengan fase [2]. Dalam percobaan praktikum kali ini, dilakukan
Penggunaan interferometer ini tidak terbatas pada percobaan dengan menggunakan satu buah set
bidang fisika saja tetapi telah mencakup dalam rangkaian alat percobaan Interferometer Michelson.
bidang terapan. Perubahaan lintasan optis akan
mempengaruhi pada pola interferensi yang
dihasilkan. Pengukuran tersebut bisa dilakukan
pada orde panjang gelombang cahaya yang kita
gunakan. Pengukuran perubahan panjang
gelombang cahaya yang dilakukan dengan cara
mencacah perubahan pola interferensi. Akurasi data
yang dihasilkan dipengaruhi oleh getaran yang
ditimbulkan oleh alat atau system tersebut [4].

Pada system interferometer pembuatan system


interferometer yang dapat bekerja secara terkendali Gambar 1. Diagram Interferometer Michelson
dengan adanya bantuan alat seperti computer,serta
menerapkan pada pengukuran sebuah perubahan Teknik pengumpulan data dalam praktikum ini
panjang bahan yang dapat ditarik dengan sebuah menggunakan metode penelitian dengan mengamati
gaya. Lintasan optis merupakan salah satu berkas jumlah fringe pada layar dan menentukan jumlah
yang dibuat tetap dengan memasang cermin pada fringe yang melingkar dan tertera pada layar,
posisi yang tidak berubah. Cermin kita dapat sehingga diperoleh nilai dari pengukuran dari
letakan pada salah satu ujung bahan yang dapat panjang gelombang tanpa vakum dan nilai indeks
ditarik atau dapat diubah. Oleh karena itu bila refraksi udara (ni-nf) dengan menggunakan tekanan
bahan mengalami subuah perubahan dalam dari vakum.
panjang, maka hal ini akan dapat menyebabkan
Pada percobaan praktikum Interferometer Dimana kita telah mendapatkan nilai dari
Michelson ini dilaksanakan di Laboratorium dm(Mm) dan nilai N dari percobaan lalu untuk
Eksperimen Fisika I di Laboratorium Teknik 1 mencari nilai λ digunakan rumus yaitu.
Institut Teknologi Sumatera pada pukul 09.30 s.d
11.30 WIB. 2𝑑𝑚
𝜆=
𝑁
Pada proses pengolahan data dalam percobaan
Dengan : 1 dm(Mm) = 1 × 103 nm
ini terbagi menjadi 2 percobaan. Pada percobaan
pertama yaitu percobaan untuk mengukur panjang Dan telah didapatkan hasil dari λ yang telah
gelombang dengan tanpa vakum. Prosedur kerja nya dilakukan perhitungan seperti yang ada di dalam
yaitu dengan mengatur letak posisi sumber sinar tabel 1.
laser dan satu buah set percobaan interferometer
dengan sejajar berjarak 20 cm agar terlihat posisi
fringe nya yang melingkar.lalu, mengatur knob
mikrometernya sehingga pada lengan levelnya
kurang lebih paralel dengan sisi dasar dari
interferometernya, kemudian putar knob
mikrometernya dengan satu putaran penuh hingga
angka indeks nya nol. Kemudian tandailah fringe
yang terlihat pada layar dan hitung jumlah fringe
pada layar tersebut. jika fringe tersebut tidak terlihat
pada layar maka putar kembali knob
mikrometernya. Selanjutnya, pada percobaan kedua
yaitu dengam mengatur letak sumber sinar laser
dengan interferometer sejajar berjarak 20 cm. lalu,
menekan selang vakum dengan tekanan Gambar 2. Percobaan Interferometer Tanpa Vakum
5,10,15,20,25 CmHg dan juga pada skala (M2)
diatur pada ukuran 5 Mm, Kemudian atur juga baut Untuk percobaan kedua melakukan pengukuran
pengarahnya dari cermin sehingga pola interferensi interferensi dengan menggunakan vakum untuk
dapat terlihat jelas pada layar. dan juga usahakan mencoba menggunakan tekanan dalam mengamati
selang vakum tegak lurus pada sumber sinar laser pola interferensi.
kemudian tandai pola fringe nya yang melingkar
pada layar dan hitung jumlahnya. Table 2.Data Pengamatan Pola Interferensi (Vakum)

Tekanan
HASIL DAN PEMBAHASAN No dm(Mm) ∆m ni-nf
(CmHg)
Pada praktikum kali ini telah didapatkan data 1. 5 7 5 7 × 10−5
hasil percobaan dimana kita melakukan dua
percobaan yang pertama adalah pengukuran 2. 5 8 10 8 × 10−5
interferensi tanpa vakum dan yang kedua
pengukuran interferensi menggunakan vakum. 3. 5 9 15 9 × 10−5
Table 1.Data Pengamatan Pola Interferensi
4. 5 12 20 12 × 10−5
No dm(Mm) N λ 5. 5 13 25 13 × 10−5
1. 1 10 200

2. 2 12 333,33 Dimana dalam percobaan interferensi


menggunakan vakum nilai dm(Mm) sama yaitu 5Mm
3. 3 14 428,57 dan hasil ∆m didapatkan dari hasil percobaan dengan
menggunakan tekanan 5,10,15,20,25 CmHg. Dan
4. 4 16 500 pada percobaan ini kita haris mencari nilai (ni-nf)
dimana rumusnya adalah:
5. 5 18 555,55
∆m × λ0 Grafik (ni-nf) Terhadap
𝑛𝑖 − 𝑛𝑓 = Tekanan
2𝑑
15
Dimana : λ0 = λteori = 600nm
10

ni-nf
𝑑 = 3 × 10−2 𝑚
5
Untuk itu dapat dilakukan perhitungan dan
telah didapatkan hasil dari nilai (ni-nf) seperti yang 0
ada pada tabel 2. 5 10 15 20 25
Tekanan P(CmHg)
Gambar 4.Grafik (ni-nf) Terhadap Tekanan

Dari hasil tersebut dapat diketahui besar rata-rata


panjang gelombang yaitu 402,49nm. Jika
dibandingkan dengan panjang gelombang teori yaitu
sebesar 600nm, maka besar presenase kesalahan ukur
yang dilakukan oleh pengamat adalah 32,75%.

Adanya perbedaan panjang gelombang hasil


Eksperimen dengan panjang gelombang teori ini
Gambar 3.Percobaan Interferometer Dengan Vakum dapat disebabkan karena alat Interferometer
Michelson ini sangat sensitif dan rentan akan
Pada eksperimen kali ini, telah dilakukan gangguan. Selain itu pada percobaan kali ini
eksperimen Interferometer Michelson dimana dilakukan pengamatan yang masih manual dengan
eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui panjang menggunakan mata sehingga data yang didapatkan
gelombang suatu sumber cahaya. bisa saja kurang akurat.

Pada percobaan kali ini sebuah berkas cahaya KESIMPULAN


dari laser dipancarkan pada Interferometer Michelson
menuju beam splitter, kemudian berkas cahaya Pada eksperimen Interferometer Michelson dapat
menuju movable mirror (M1) dan sebagian lagi di diketahui besar rata-rata panjang gelombang yairu
refleksikan menuju fixed mirror (M2). Kemudian sebesar 403,49 nm. Dengan persentase kesalahan ukur
kedua berkas cahaya tersebut merefleksikan cahaya sebesar 32,75%. Hal ini disebabkan karena alat
menuju beam splitter, sebagian cahaya dari M1 di Interferometer Michelson sangat rentan akan
refleksikan oleh beam splitter menuju layar dan gangguan dan dilakukannya pengamatan secara
sebagian cahaya lain dari M2 di transmisikan oleh manual menggunakan mata. Dalam percobaan ini juga
beam splitter menuju layar pengamatan dan dapat membuktikan bahwa eter (suatu medium rambat
menghasilkan frinji atau pola gelap terang. cahaya dalam suatu ruang atmosfer) itu tidak ada,
karena didapatkan kecepatan gelombang yang sama
Dari eksperimen tersebut, didapatkan data saat datang dan refleksi. Dimana panjang gelombang
jumlah fringe terhadap tekanan yang dilakukan pada akan semakin meningkat setiap jumlah fringe
cermin yang terbaca oleh mata pengamat. Dari hasil bertambah dan tekanan yang diberikan pada vakum
data eksperimen tersebut, didapatkan grafik juga dapat mempengaruhi hasil intefernsi yang di
hubungan fringe dengan tekanan. tampilkan oleh alat interferometer Michelson.

DAFTAR PUSTAKA
Pada praktikum Interferometer Michelson,
didapatkan hasil pengamatan bahwa dari hasil grafik
antara antara nilai ni-nf terhadap tekanan ditunjukkan [1] Lailatul Faizah, "Eksperimen Interferometer
bahwa semakin besar tekanan yang diberikan oleh Michelson," Universitas Jember, Jember, Laporan
vakum maka akan semakin tinggi juga nilai ni-nf nya. 2018.
Hal ini berarti nilai p dan ni-nf berbanding lurus [2] Asma'ul Husna, "Interferometer," Institut Teknologi
ditunjukkan dengan kurva grafik. Sepuluh Nopember, Surabaya, 2017.
[3] Nur Hanifah Fitriana, Sri Yuliatun, Tri Maulani,
Adhimah , and Widowati Mustika Sholih,
"Pengaruh Suhu Terhadap Perubahan Pola
Interferensi Pada Fiber Optik," Unnes Physics
Journal, pp. 46-47, Februari 2018.
[4] Budi Setyahandana, Martanto , Ronny Dwi
Agusulistyo, and Agung Bambang Setyo Utomo,
"Sistem Interferometer Michelson Untuk Mengukur
Regangan Pada Mesin Uji Tarik," Jurnal Teknik
Mesin, vol. 14, pp. 65-67, Oktober 2013.

Anda mungkin juga menyukai