PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Interferensi
Fenomena gelombang yang terjadi bila dua atau lebih gelombang bertumpang tindih
daerah ruang yang sama dikelompokkan dalam interferensi. Bila dua gelombang
berfrekuensi sama merambat dalam arah yang sama dengan beda fasa yang tetap
waktu, maka akan terjadi keadaan dimana energi tidak disubtitusikan secara merata
dalam ruang, melainkan pada titik-titik tertentu terjadi energi maksimum dan pada
titik lainnya terjadi minimum. Peristiwa ini disebut interferensi. Interferensi adalah
interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat
membangun dan merusak jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang
baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut dan beda
fasenya adalah 180, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan (Tipler, 1998).
Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau lebih pada
suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua gelombang yag
mempunyai frekuensi, amplitudo, dan arah getaran sama yang merambat menurut
garis lurus dengan kecepatan yang sama tetapi berlawanan arahnya, menghasilkan
gelombang stasioner
(saling
Interferometer Michelson adalah salah satu jenis dari interferometer, yaitu suatu alat
yang digunakan untuk menghasilkan suatu pola interferensi. Interferometer
Michelson merupakan alat yang paling umum digunakan dalam mengukur pola
interferensi untuk bidang optik yang ditemukan oleh Albert Abraham Michelson.
Sebuah pola interferensi dihasilkan dengan membagi seberkas cahaya menggunakan
sebuah alat yang bernama pembagi sinar (beam splitter). Interferensi terjadi ketika
dua buah cahaya yang telah dibagi digabungkan kembali. Seperti halnya celah ganda
Young, Interferometer Michelson mengambil cahaya monokromatik yang berasal dari
sebuah sumber tunggal dan membaginya ke dalam dua gelombang yang mengikuti
lintasan-lintasan yang berbeda. Interferometer ini digunakan oleh Michelson untuk
percobaan Michelson-Morley bersama dengan Edward Morley. Pada percobaan
Michelson-Morley, interferometer menggunakan cahaya bintang sebagai sumber
cahaya. Cahaya bintang adalah cahaya yang memiliki koherensi temporal, namun
titik sumber cahaya itu memiliki koherensi spasial dan akan menghasilkan sebuah
pola interferensi (Hariharan, 2007).
Interferometer Michelson adalah percobaan Michelson-Morley yang memberikan
bukti untuk relativitas khusus dan dapat pula digunakan untuk berbagai macam
aplikasi yang berbeda. Interferometer Michelson telah digunakan untuk mendeteksi
gelombang gravitasi sebagai inti spektroskopi transformasi Fourier. Interferometer ini
juga digunakan untuk menghasilkan interferometer delay line yang mengubah
modulasi fase ke modulasi amplitudo di jaringan DWDM. Interferometri astronomi
pada prinsipnya menggunakan interferometer Michelson. Aplikasi lain dari
interferometer Michelson adalah pada OCT (optical coherence tomography) yang
merupakan teknik pencitraan medis (Tjia, 1994).
suatu alat yang digunakan unutuk mengukur panjang atau perubahan panjang dengan
ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis interferensi.
(Halliday, 1994).
Sebuah berkas cahaya yang berasal dari sumber cahaya monokromatik dipecah
menjadi dua buah berkas oleh cermin pemecah berkas M, yang membentuk sudut 45 o
terhadap arah berkas cahaya. Satu bagian pecahan berkas ditransmisikan secara
horizontal ke arah cermin M2, dan satu bagian pecahan berkas yang lainnya
dipantulkan secara tegak lurus ke arah cermin M 1. Kedua berkas ini kemudian
menempuh lintasan yang berbeda L1 dan L2. Setelah masing-masing berkas ini
dipantulkan dari M1 dan M2, kedua berkas ini selanjutnya digabungkan kembali di M
untuk menghasilkan sebuah pola interferensi, yang dapat diamati oleh teleskop atau
dijatuhkan pada sebuah layar seperti pada Gambar 2.1.
untuk kedua berkas cahaya ini ditentukan oleh selisih panjang lintasannya (Hariharan,
2007).
Prinsip kerja dari Interferometer sesungguhnya adalah Laser He-Ne memancarkan
cahaya ke arah lensa pembagi berkas (beam splitter) yang menyebabkan sinar akan
terbagi dua, yaitu sebagian menuju cermin M1 dan sebagian yang lain menuju cermin
M2. Pantulan cahaya masing-masing dari M1 dan M2 akan bersatu kembali pada lensa
pembagi (beam splitter) dan diteruskan ke layar pengamatan dengan menghasilkan
pola gelap-terang berbentuk cincin yang disebut frinji yang dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
sehingga sebagian dari berkas sinar itu muncul sebagai berkas sinar ke luar.
(Zemansky, 1994).
Interferensi satu berkas cahaya dapat dipandang sebagai sebuah gelombang dari
medan listrik-magnetik yang berosilasi yang diperoleh dengan menjumlahkan
gelombang-gelombang tersebut. Hasil penjumlahan itu akan memberikan intensitas
yang maksimum disuatu titik, apabila di titik tersebut gelombang-gelombang itu
selalu sefase. Pola interferensi yang misalnya berwujud lingkaran-lingkaran gelapterang dapat terjadi, hubungan fase antara gelombang-gelombang di sembarang titik
pada pola interferensi haruslaah tetap sepanjang waktu, atau dengan kata lain
gelombang-gelombang itu harus koheren. Syarat koheren tidak terpenuhi jika
gelombang-gelombang itu berasal dari sumber-sumber cahaya yang berlainan, sebab
setiap sumber cahaya biasa tidak memancarkan gelombang cahaya secara kontinu,
melainkan terputus-putus (Soedojo, 1992).
BAB III
METODE PENELITIAN
Pukul
Tempat
10
Papan optik
Laser pointer
Permukaan bidang kaca pertama
Permukaan bidang kaca kedua
Kaca pembagi sinar
Lensa konvergen
Layar
Tabung laser pointer
11
12
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
14
15
4.2 Pembahasan
Interferensi terjadi ketika dua buah gelombang datang bersama pada suatu tempat.
Hasil interferensi dapat diamati dengan syarat yang harus dipenuhi yaitu dua sumber
cahaya harus koheren dan memiliki beda fase yang selalu tetap (memiliki frekuensi
dan amplitudo yang sama). Interferometer Michelson merupakan seperangkat alat
yang digunakan untuk menghasilkan pola atau gejala interferensi. Sebuah pola
interferensi dihasilkan dengan membagi seberkas cahaya menggunakan sebuah alat
yang bernama pembagi sinar (beam splitter) yang dapat dibentuk dengan adanya laser
pointer (Zemansky, 1994).
Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah peralatan interferometer terdiri
dari 4 bagian pokok yaitu papan optik, sinar laser, bidang kaca kedua, kaca pembagi
sinar, lensa konvergen dan layar dimana sinar laser pointer diteruskan pada sebuah
kaca pembagi sinar yang mengenai cermin pertama dan cermin kedua yang
difokuskan dan dikembalikan lagi ke sumber cahaya kemudian menggunakan lensa
konvergen yang diletakkan diantara sumber cahaya di mana kaca pembagi sinar
16
digeser sejauh 45 dari posisi semula untuk membagi berkas sinar dari pantulan
sumber cermin pertama dan sumber cermin kedua yang digabungkan dan cahayanya
difokuskan pada lensa kovergen sehingga akan terbentuk sebuah pola gelap terang
berbentuk cincin atau princing pada layar. Selain itu percobaan ini dilakukan
sebanyak dua kali pengulangan agar hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan
teori.
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah untuk data pertama diperoleh
bentuk princing yang berbentuk pola gelap-terang dengan pola garis-garis yang tegak
secara vertikal dan begitu pun dengan hasil yang diperoleh pada data kedua.
Perbedaan dari kedua data tersebut ialah fokusnya sinar kelayar di mana pada data
pertama diperoleh pola gelap terang yang sangat jelas terlihat dibandingkan pola
gelap terang data kedua karena pencahayaan pada data petama lebih tinggi
dibandingkan pada data kedua yang terbilang rendah.
kerusakan pada alat terutama pada pengatur cahayanya yang menyebabkan dua buah
cahaya yang berasal dari cermin pertama dan cermin kedua tidak dapat bersatu
sehingga pola interferensi yang dihasikan tidak berbentuk cincin atau lingkaran.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu :
1. Prinsip kerja dari interferometer Michelson yaitu laser He-Ne memancarkan
cahaya merah ke arah lensa pembagi berkas yang menyebabkan sinar akan terbagi
dua yakni sebagian menuju permukaan bidang kaca pertama M1 dan sebagian
menuju permukaan bidang kaca kedua M2. Pantulan cahaya masing dari
permukaan bidang kaca M1 dan M2, akan bersatu kembali pada lensa pembagi
berkas dan diteruskan ke layar pengamatan dengan menghasilkan pola gelapterang berbentuk cincin yang disebut princing.
2. Princing-princing interferometer Michelson yang dihasilkan adalah pola gelapterang yang berbentuk garis yang tegak vertikal.
18
3. Bentuk princing yang terbentuk pada percobaan tidak sesuai dengan literatur yang
ada yang seharusnya pola interferensi yang dihasilkan adalah pola gelap terang
berbentuk cincin atau lingkaran.
5.2 Saran
Sebaiknya peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu kelayakannya terutama
pada komponen-komponen utama interferometer supaya hasil yang diperoleh dari
percobaan lebih sesuai dengan literatur yang ada.
19