Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN VI

PENGENALAN INTERFEROMETER

I Tujuan
1.

Memahami prinsip kerja interferometer

2.

Menentukan panjang gelombang cahaya

3.

Membandingkan

panjang

gelombang

yang

diperoleh

menggunakan Michelson mode dan Fabry-perot mode.

II Alat dan Bahan


1.

Adjustable mirror

2.

Lens 18 mmFL

3.

Viewing screen (layar)

4.

Componen holder (6 buah)

5.

Movable mirror

6.

Beam spiliter

7.

compensator plate

8.

Interferometer precision

9.

Laser He Ne(Helium-neon)

10. Bangku Laser He Ne(Helium-neon)

dengan

III Dasar Teori


Laser diperoleh dari singkatan Light Amplification by Stimulated of
Radiation, yaitu sebuah berkas cahaya yang bersifat monokromatik dan koheren
yang diperoleh dari adanya emisi radiasi yang terstimulasi. Alat ini menggunakan
efek mekanika kuantum, pancaran terstimulasi yang menghasilkan cahaya seperti
pengertian diatas. Proses pembentukan laser dari sebuah medium penguat yang
berfungsi sebagai amplifier optical yang diletakkan dalam resonator atau piranti
optik yang sesuai ketika disatukan atau dirangkai dengan cahaya dari sumber
lainnya.
Beberapa jenis laser, seperti laser dye dan laser vibronik benda-padat dapat
memproduksi cahaya lewat jangka lebar gelombang.Properti ini membuat mereka
cocok untuk menciptakan detak sinyal sangat pendek dari cahaya. Jenis yang lain
adalah laser HeNe menggunakan metode tumbukan non elastik atom-atom, juga
digunakan pelucutan elektron. Laser inilah yang digunakan sebagai sumber untuk
mengetahui pola interferensi pada Interferometer Michelson.
Percobaan interferensi pertama kali dilakukan oleh Thomas Young pada
tahun 1801. dalam percobaan yang menjelaskan bahwa difraksi merupakan gejala
penyebaran arah yang dialami oleh seberkas gelombang cahaya ketika melalui
suatu celah sempit di bandingkan dengan ukuran panjang gelombangnya. Jika
pada difraksi tersebut berkas gelombangnya melalui dua celah sempit maka ketika
dua gelombang atau lebih tersebut bertemu atau berpadu dalam ruang medanmedan tersebut akan salin menambahkan dengan megikuti prinsip superposisi.
Pada percobaan Young hanya menjelaskan pola interferensinya saja dan dapata
membuktikan bahwa cahaya merupakan gelombang.
Setelah percobaan Young, A. Michelson mendesain dan menciptakan
sebuah interferometer dengan prinsip yang sama digunakan oleh Young.
Interferometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang
atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat tinggi
berdasarkan penentuan garis-garis interferensi. A.Michelson mendesain sebuah
interferometer yang bertujuan untuk membuktikan adanya ether, dimana setiap

ether ini merupakan medium yang digunakan untuk penjalaran cahaya, tetapi
tidak terbukti. Seiring dengan perkembangan, interferometer Michelson
dipergunakan untuk menemukan panjang gelombang cahaya, menentukan jarak
yang sangat pendek serta untuk mengamati medium optik.
Michelson memiliki solusi untuk mengukur dan memastikan keberadaan
eter. Michelson membangun sebuah perangkat cukup akurat untuk mendeteksi
angin eter. Perangkat yang dirancang, kemudian dikenal sebagai interferometer,
dikirim satu sumber cahaya putih melalui setengah silvered cermin yang
digunakan untuk membagi cahaya datang menjadi dua berkas. Setelah keluar dari
beams splitter Cahaya akan diteruskan dan dipantulkan sebesar 45 derajat
kemasing-masing cermin. Hasil pantulan kedua cermin ini akan berinterfensi satu
sama lain sehingga akan membentuk pola interferensi berbentuk cincin pada layar.
Jika bumi bergerak melalui media eter, maka akan ada keterlambatan salah satu
pantulan cahaya di salah satu permukaan beams splitter. Akibat keterlambatan ini
akan menghasilkan pola yang cacat pada layar. Sedikit perubahan dalam waktu
tempuh akan menghasilkan pergeseran posisi (gangguan frinji). Jika eter telah
berubah relatif terhadap matahari, maka bumi akan menghasilkan sebuah gerakan
putaran seragam 4% ukuran satu lintasan.
Beberapa kali versi dari percobaan Michelson-Morley telah menjadi biasa.
Lasers dan masers memperkuat cahaya oleh terpental itu berulang kali bolak-balik
di dalam hati-hati sesuai rongga, sehingga inducing tinggi energi atom dalam
rongga untuk melepaskan lebih ringan. Hasilnya adalah jalur yang efektif panjang
kilometer. Lebih baik lagi, terang emitted dalam satu rongga dapat digunakan
untuk memulai sama lain dalam mengatur jeram di sudut kanan, sehingga
membuat interferometer dari akurasi ekstrim.
Interferometer Michelson dibuat pertama kali oleh seorang fisikawan
Amerika A. A. Michelson. Secara umum alat ini berfungsi memecah sebuah
berkas cahaya menjadi dua bagian kemudian menggabungkan kembali kedua
berkas tersebut untuk membentuk sebuah pola interferensi. Alat ini dapat
digunakan untuk mengukur panjang gelombang sebuah gelombang.

Bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, interferometer


mengalami perkembangan pesat seperti percobaan yang dilakukan oleh Marie
Paul Auguste Charles Fabry (1867-1945) dan Jean Baptiste Gaspard Gustave
Alfred Perot (1863-1925). Dimana kedu tokoh tersebut melakukan penelitian
mengenai interferometer dengan mendesain ulang dari interferometer Michelson
secara signifikan berupa interferometer Fabry-Perot. Rancangan dasar dari desain
ini adalah terdapat dua plat dengan permukann sejajar dan jarak kedua plat dapat
diubah serta memiliki permukaan yang memantulkan sebagian sinar.
Sumber cahaya laser He-Ne dilewatkan pada lensa fokus dan berkas cahaya
tersebut diteruskan menuju adjustable mirror M2. Dari adjustable mirror berkas
cahaya sebagian dipantulkan dan diteruskan menuju moveble mirror M1. Berkas
cahaya dari M2 yang diteruskan oleh M1 akan dipantulkan dan diteruskan menuju
layar pengamatan. Dan dapat diamati pada layar berupa pola frinji berbentuk
lingkaran gelap-terang. Dengan variasi pergeseran pola frinjji akan diperoleh
pergesseran micrometer.
Pada M2 dan M1 terdapat pemantulan berulang-ulang dengan menggunakan
prinsip interferensi banyak berkas. Dengan prinsip tersebut dapat diapl,ikasikan
untuk pembuatan alat bernama Peron Etalon yang dipergunakan untuk
pengukuran panjang gelombang secara teliti. Berdasarkan manfaat yang diperoleh
dari interferometer Fabry-Perot, maka dilakukan percobaan interferometer FabryPerot dengan menggunakan sumber cahaya Laser He-Ne.
Interferensi adalah perpaduan dua grlombang yang mengikuti prinsip
superposisi. Syarat terjadinya interferensi:
1. Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki
frekuensi yang sama, kedua ini boleh nol tetapi tidak harus nol.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama
jika tidak interferensi yang di hasilkan kurang kontras

IV Prosedur Kerja

PENYELARASAN LASER
1. Meletakkan basic interferometer di atas meja laboratorium dengan
tombol mikrometer menunjuk ke arah yang dapat memudahkan
penglihatan .
2. Mengatur alat seperti pada gambar di bawah ini

3. Mengatur movable mirror sehingga tidak menghalangi lintasan laser


ke basic interferometer base.
4. Mengatur sinar laser agar tepat menembak ke tengah dari
interferometer base
5. Mengatur posisi movable mirror agar cahaya laser tepat menembak
ke tengah layar
6. Mengatur XY agar gambar yg terbentuk pada layar seperti yg
ditunjukkan pada gambar

MICHELSON MODE
1. Memasang alat seperti yang di tunjukkan pada gambar

2. mengatur kedudukan beam spliter dan kompensator sehingga


cahaya tepat berada di tengah layar.
3. Mengatur thumbscrews hingga cahaya yg ditampilkan pada layar
berbentuk seperti gambar berikut ini :

(X0)

4. Memutar micrometer secara perlahan-lahan berlawanan arah jarum


jam sehingga jumlah fring sebanyak 20 kali
5. Mencatat penunjukkan micrometer (X1) ke dalam table hasil
pengamatan
6. Mengulangi langkah 4-6 sebanyak 10 kali

FABRY-PEROT MODE
1. memasang alat seperti yang di tunjukkan pada gambar

2. Mengulangi langkah 2-8 pada Michelson mode

V Hasil Pengamatan
1. Michelson mode
No

Xo

X1

Dm (

1.

20

2.

20

13

3.

20

13

19

4.

20

19

25

5.

20

25

6.

20

13

7.

20

13

25

8.

20

20

9.

20

10.

20

14

Dm ( )

2. Fabry-Perot mode
No

Xo

X1

Dm (

1.

20

2.

20

13

3.

20

13

20

4.

20

20

5.

20

6.

20

13

7.

20

13

20

8.

20

20

9.

20

10.

20

14

Dm ( )

VI Analisa Data
1. Michelson Mode

Persentase kesalahan:

|
|

2. Fabry-Perot Mode

|
)

Persentase kesalahan:

|
|

|
)

VII Pembasahan
Interferometer adalah teknik superimposisi (menempatkan satu citra di
atas citra lain) gelombang (biasanya elektromagnetik) untuk mendapatkan
informasi mengenai gelombang tersebut. Interferometer dapat digunakan untuk
mengamati gejala interferensi. Interferometer Michelson dibuat pertama kali oleh
seorang fisikawan Amerika A. A. Michelson. Secara umum alat ini berfungsi
memecah sebuah berkas cahaya menjadi dua bagian kemudian menggabungkan
kembali kedua berkas tersebut untuk membentuk sebuah pola interferensi. Alat ini
dapat digunakan untuk mengukur panjang gelombang sebuah gelombang.
interferometer mengalami perkembangan pesat seperti percobaan yang dilakukan
oleh Marie Paul Auguste Charles Fabry dan Jean Baptiste Gaspard Gustave
Alfred Perot. Dimana kedu tokoh tersebut melakukan penelitian mengenai
interferometer dengan mendesain ulang dari interferometer Michelson secara
signifikan berupa interferometer Fabry-Perot. Rancangan dasar dari desain ini
adalah terdapat dua plat dengan permukann sejajar dan jarak kedua plat dapat
diubah serta memiliki permukaan yang memantulkan sebagian sinar. Pada
percobaan kali ini interferometer yang kami gunakan yaitu interferometer
Michelson dan Fabry-Perot.
Percobaan interferometer Michelson dan percobaan Fabry-Perot yang
menggunakan sumber cahaya Laser He-Ne. Laser diperoleh dari singkatan Light
Amplification by Stimulated of Radiation, yaitu sebuah berkas cahaya yang
bersifat monokromatik dan koheren yang diperoleh dari adanya emisi radiasi yang
terstimulasi. Interferensi adalah perpaduan dua grlombang yang mengikuti prinsip
superposisi. Syarat terjadinya interferensi:
3. Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki
beda fase yang selalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki
frekuensi yang sama, kedua ini boleh nol tetapi tidak harus nol.
4. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama
jika tidak interferensi yang di hasilkan kurang kontras

Percobaan interferometer Michelson yaitu dengan meletakkan laser sejajar


dengan beam splitter dan sesuai dengan penempatan alat pada interferometer base.
sehingga ketika sinar laser mengenai beam-spetter (pemecah sinar) terjadi
pemecahan sinar laser sehingga sinar tebagi menjadi dua. Berkas sinar pertama
diteruskan ke movable mirror (cermin bergerak) dan berkas sinar yang kedua
diteruskan ke adjustable mirror (cermin penyesuaian). Kedua berkas sinar tersebut
langsung terpantulkan dan diteruskan ke beam splitter. Setengah cahaya dari
movable mirror yang telah terpantul deteruskan melewati beam splitter sehingga
akan tampak pada layar pinggiran lingkaran gelap terang, sama halnya pada
cahaya yang telah terpantulkan dari adjustable mirror setengah cahaya tersebut
melewati beam spiller dan ditampakkan pada layar (viewing screen).
Percobaan interferometer Fabry-Perot yaitu dengan meletakkan laser
sejajar dua cermin parsial yakni adjustable mirror dan movable mirror membentuk
rongga reflektif. Ketika laser dinyalakan cahaya melewati lensa yang diletakkan di
depan laser dan sinar memasuki rongga adjustable tampak dua sinar yang masuk.
Terpantul atau berdifraksi bolak balik diantara movabble mirror dan adjusable
mirror. Setiap difraksi cahaya sebagian sinar diteruskan / ditransmisikan setelah
setiap sinar datang telah membelah. Karena sinar selalu berpisah dari sinar
tunggal maka sinar-sinar tersebut memiliki hubungan fase konstan. Hubungan
fase antara sinar ditransmisikan tergantung pada sudut di mana masing-masing
sinar memasuki rongga dan jarak antara dua cermin. Hasilnya adalah pola
pinggiran melingkar, mirip dengan pola Michelson, tetapi dengan pinggiran yang
lebih tipis, lebih cerah, dan lebih luas. Seperti hal dengan Michelson
Interferometer moveable bergerak menuju atau menjauh dari cermin tetap maka
pola pinggiran (fringe) bergeser.
Panjang gelombang yang diperoleh sesusai percobaan dengan panjang
gelombang pada percobaan interferrometer Michelson mode yaitu
dan pada percobaan interferrometer Fabry-Perot diperoleh panjang

gelombang sebesar

. Akan tetapi, pada literatur panjang

gelombang pada dua percobaan ini sebesar


jauh berbeda dengan pesentase kesalahan pada percobaan ini sebesar

sanga
.

Hal ini dapat disebabkan karena pada percobaan tidak dilakukannya pengukuran
skala yang tertera pada interferometer base, pengatan jumlah difraksi yang kurang
tepat dan pembacaan skala pada mikrometer, serta kemampuan alat dalam
melakukan percobaan ini.

VIII Kesimpulan
1. Interferometer adalah teknik superimposisi (menempatkan satu citra di
atas citra lain) gelombang (biasanya elektromagnetik) untuk mendapatkan
informasi mengenai gelombang tersebut.
2. Prinsip kerja interferometer Michelson mode yaitu ketika sinar laser
mengenai beam-spetter (pemecah sinar) terjadi pemecahan sinar laser
sehingga sinar tebagi menjadi dua. Berkas sinar pertama diteruskan ke
movable mirror (cermin bergerak) dan berkas sinar yang kedua diteruskan
ke adjustable mirror (cermin penyesuaian). Kedua berkas sinar tersebut
langsung terpantulkan dan diteruskan ke beam splitter. Setengah cahaya
dari movable mirror yang telah terpantul deteruskan melewati beam
splitter sehingga akan tampak pada layar pinggiran lingkaran gelap terang,
sama halnya pada cahaya yang telah terpantulkan dari adjustable mirror
setengah cahaya tersebut melewati beam spiller dan ditampakkan pada
layar.
3. Prinsip kerja interferometer Fabry-Perot mode yaitu ketika laser
dinyalakan cahaya melewati lensa yang diletakkan di depan laser dan sinar
memasuki rongga adjustable tampak dua sinar yang masuk. Terpantul atau
berdifraksi bolak balik diantara movabble mirror dan adjusable mirror.
Setiap difraksi cahaya sebagian sinar diteruskan / ditransmisikan setelah
setiap sinar datang telah membelah. Karena sinar selalu berpisah dari sinar
tunggal maka sinar-sinar tersebut memiliki hubungan fase konstan.
Hubungan fase antara sinar ditransmisikan tergantung pada sudut di mana
masing-masing sinar memasuki rongga dan jarak antara dua cermin.
Hasilnya adalah pola pinggiran melingkar, mirip dengan pola Michelson,
tetapi dengan pinggiran yang lebih tipis, lebih cerah, dan lebih luas.
4. Panjang gelombang pada percobaan interferometer Michelson dan FabryPerot yaitu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009.Percobaan Michelson Morley.


http://fisikaher.blogspot.com/2009/07/michelson-morleyexperiment.html(diakses 24 Desember 2014 20:11 WITA)
Anonim.2010.Interferometer Fabry Perot.
http://dunianiara.blogspot.com/2010/11/interferometer-fabryperot.html(diakses 24 Desember 2014 20:15 WITA)
Anonim.2011.Interferometer Michelson.
http://euphorialine.blogspot.com/2011/10/makalah-interferometermichelson.html (diakses 24 Desember 2014 20:00 WITA)
Anonim.2013.Intervensi Cahaya.
http://aminpasaribu.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-intervensicahaya-dan.html (diakses 24 Desember 2014 20:05 WITA)

Anda mungkin juga menyukai