Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH INTERFEROMETER MICHELSON

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang yang mengikuti prinsip superposisi.
Syarat terjadinya interferensi:
1. Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki beda fase yag selalu
tetap, karena itu keduanya harus memiliki frekwensi yang sama, kedua ini boleh nol tetapi
tidak harus nol.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama jika tidak interferensi
yang di hasilkan kurang kontras
Dalam praktikum ini akan kita bahas interferometer Michelson, tapi sebelumnya kita
pelajari dulu pengertian tentang interferometer.
Interferometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur panjang gelombang atau
perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan penentuan
garis-garis interferensi. Sebelum kita beranjak pada interferometer Michelson sebelumnya
telah ada ilmuan yang melakukan penelitian-penelitin yaitu Thomas Young. Nmaun Thomas
Young hanya menjelaskan tentang pola interferensinya saja. Sedangkan interferometer
Michelson di gunakan untuk menentukan panjang gelombang dan untuk mengamti sifat
medium optik.
Praktikum ini di lakukan agar mahasiswa atau praktikan mampu merancang
percobaan interferometer Michelson dan mengkalibrasi interferometer Michelson
dengan laser He-Ne. Diharapkan setelah melakukan percobaan ini praktikan memahami
konsep-konsep dasar fisika yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
dan praktikan mampu menganalisis dan membandingkan teori yang di dapat dengan
hasil eksperimen yang di peroleh,

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan kalibrasi interferometer Michelson dengan laser He Ne?
2. Bagaimana grafik hubungan antara jumlah frinji dengan pergeseran cermin?

3. Tujuan Praktikum
Menentukan panjang gelombang dengan menggunakan pola interferensi

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Interferensi adalah perpaduan dua grlombang yang mengikuti prinsip superposisi.


Syarat terjadinya interferensi:
1. Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki beda fase yag
selalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama, kedua ini boleh
nol tetapi tidak harus nol.
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama jika tidak interferensi
yang di hasilkan kurang kontras
(Tim penyusun fisika, hal. 14, 1999)
Interferometer adalah alat yang di gunakan untuk mengukur panjang gelombang
atau perubahan panjang gelombang dengan ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan
penentuan garis-garis interferensi. (Halliday, hal. 715, 1994)
Sebelumnya telah di lakukan percobaan oleh Thomas Young yang mendisain metode
untuk menghasilkan pola interferensi. Thomas menggunakan sebuah berkas cahaya tunggal
(monokromatis) dan celah sempit yang memancar menuju dua celah sempit atau sejajar dan
jaraknya berdekatan, celah-celah young dapat di gunakan untuk menentukan pola
interferensi.
Setelah itu A.Michelson melakukan percobaan dengan disain dan prinsip yang sama
seperti milik Young berupa percobaan celah ganda, awalnya percobaan interferometer
Michelson di gunakan untuk membuktikan adanya eter, namun tidak terbukti, akhirnya
interferometer Michelson di gunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya dan
untuk menentukan jarak yang sangat pendek serta untuk mengamati sifat medium optik

Sebuah berkas cahaya dari laser di pancarkan menuju beam spliter, sehingga berkas
cahaya sebagian di transmisikan menuju movable mirror (M1) dan sebagian lagi di
refleksikan menuju adjustable mirror (M2) kemudian kedua berkas cahaya tersebut
merefleksikan cahaya menuju beam spliter,sebagian cahaya dari M1 di refleksikan oleh beam
spliter menuju layer pengamatan dan sebagian yang lain cahaya dari M2 di transmisikan oleh
beam spliter menuju layer pengamatan dan menghasilkan frinji.
Disini akan di peroleh perbedaan fasa relative yang bergantung pada perbedaan panjang
lintasan masing-masing berkas sebelum mencapai titik pertemuan .
Pola interferensi berupa piringan gelap dan di kelilingi cincin gelap menurut ketentuan rumus

BAB 3
METODE PERCOBAAN

1. Alat dan Bahan


1. Meja Interferometer (precesion interferometer, OS-9255A)
2. Sumber Laser He-Ne (OS-9171) kegunaanya sebagai pemancar cahaya
3. Bangku Laser (OS-9172)
4. Perlangkapan Intrferometer Michelson:
Beam Splitter sebagai pembagi berkas cahaya menuju moveble mirror M1 dan adjustable
M2.
Compensator sebagai penyefase gelombang cahaya
Moveble Mirror
Adjustable Mirror
Convex Lens 18 nm untuk memfokuskan sumber cahaya

2. Cara Kerja
1. Menyusun peralatan eksperimen
2. Memposisikan laser He-Ne pada kedudukan didepan lensa sejajar bangku interferometer
Michelson,
3. Menutup M2, mengatur posisi M1 sehingga berkas pantulannya dapat dilihat dilayar dengan
cara yang sama mengatur posisi M2, sehingga cahaya dari M2 berimpit dari M1,
4. Memutar skrup pengatur pada M2 secara perlahan-lahan sehingga pola interferensinya
dapat dilihat jelas pada layer pengamatan ,
5. Mengatur posisi skrup micrometer sekrup pada skala setengah utama (dua kali putaran )
6. Memutar mikrometer satu putaran penuh berlawanan arah jarum jam,
7. Membuat tanda garis batas yang berimpit pada salah satu pinggir lingkaran frinji yang
diplilihpada layar,
8. Menctat posisi awal mikrometer sebelum memulsi menghitung
9. Memutar knop mikrometer perlahan-lahan searah jarum jam dan pada saat yang sama hitung
banyaknya frinji yang melintasi garis batas
10. Mencatat posisi sehingga jarak mikrometer yang dihitung menurut poin 8 dan 9,
11. Megulangi langkah 9 dan 10 untuk jumlah frinji yang berbeda.

Cara Kerja
Peralatan eksperimen disusun seperti pada gambar dibawah ini:

1. Laser HeNe diposisikan di depan lensa.


2. Posisi cermin tetap , cermin bergerak dan lensa diatur sesuai dengan gambar diatas.
3. Laser hidupkan, lalu sinar laser diatur agar tepat melewati lensa supaya cahayanya
terfokus pada adjustable mirror.
4. Setelah diketahui bentuk awal frinjinya, tandai dengan melingkari pada layar sesuai
bentuk frinji awal. kegunaannya sebagai titik acuan untuk menghitung jumlah frinji.
5. Setelah peralatan sudah tersusun sesuai gambar percobaan dan juga setelah muncul
frinji pada layar pengamatan , lakukanlah pengukuran dm
6. Skrup pengatur pada M2 diputar secara perlahan-lahan berlawanan arah jarum jam
(horisontal dan vertikal) sehingga pola interferensi dapat dilihat perubahannya pada
layar pengamatan, hitunglah perubahan frinji sebanyak 5 kali kemudian catat dm nya
yang tercantum pada mikrometer. Jangan lupa catat posisi awal mikrometer sebelum
memulai perhitungnya.
7. Langkah 9 diulangi dengan kelipatan 5 sebanyak 10 kali pengukuran.
8. Setelah pengambilan data selesai, laser dimatikan dan alat yang telah digunakan
dirapikan kembali seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai