Tujuan
Percobaan Interferometer Michelson
yang memanfaatkan sinar LASER He- Ne
ini, bertujuan yang diharapkan praktikan
bisa menentukan panjang gelombang sinar Skema Interferometer Michelson dengan 1.
LASER Helium Neon( He- Ne), dan LASER, 2. Cermin 1, 3. Cermin 2, 4. Layar.
mempelajari cara kerja Interferometer
Alat tersebut menggunakan
Michelson.
sumber cahaya dari LASER. Saat
LASER dinyalakan, sinar yang
Kajian teori
dihasilkan akan mengenai permukaan
1. LASER
bean splitter. Sebagian berkas cahaya
Light Amplification by
dipantulkan dan mengenai movable
Stimulated Emission of Radiation yang
mirror dan sebagian yang lain
biasanya disebut dengan LASER ini
ditransmisikan dan mengenai cermin
memiliki arti yakni penguatan cahaya
yang tetap. Kedua cermin tersebut
dengan rangsangan pancaran radiasi.
memantulkan sinar kembali ke arah
Syarat terbentuknya LASER yakni
bean splitter dan kemudian diteruskan 1. Prosedur Percobaan
ke layar. Pengukuran jarak dapat Dalam percobaan
diperoleh dengan menggerakkan cermin Interferometer Michelson ini
pada Interferometer Michelson langkah pertama yang harus
menggunakan vinier dan menghitung dilakukan yakni memeriksa semua
frinji yang bergerak dengan acuan suatu peralatan yang akan digunakan.
titik pusat. Sehingga diperoleh jarak Selanjutnya, meletakkan LASER
pergeseran sejauh S sebesar: pada posisi yang tidah mudah
S=nλ goyang dan aman serta
dengan n merupakan jumlah perubahan mengarahkan cahaya LASER pada
cincin terang-gelap-terang di pusat set-up interferometer Michelson.
lingkaran, λ ialah panjang gelombang Lalu, menyalakan LASER dan
sinar LASER He-Ne dan mengatur posisi cermin setengah
S=2|M 2 '−M 2| mengkilat sampai berkas LASER
adalah perubahan panjang lintasan terbelah menjadi dua bagian yang
cahaya. Dengan demikian saling tegak lurus. Perlu diingat
2|M 2 '−M 2| bahwa saat mengatur/ mengarahkan
λ= cahaya LASER jangan sampai
n
Metode dilihat oleh mata secara langsung.
1. Alat Dan Desain Kemudian, mengatur cermin M2
a. Set-up Interferometer Michelson hingga terjadi bayangan di layar
yang berfungsi untuk berbentuk cincin lingkaran dan
menghasilkan suatu pola mencatat posisi M2. Langkah
interferensi, set alat lengkap terakhir, yakni menggerakkan
interferometer Michelson seperti secara perlahan vernier dan
ditunjukkan pada gambar di menghitung banyaknya perubahan
bawah ini. pergeseran terang-gelap-terang (n =
b. LASER He-Ne, berfungsi 1) pada pusat frinji serta mencatat
sebagai sumber tunggal dari posisi M2’ yang berdasarkan
radiasi tampak yang koheren. pergeseran pembacaan skala pada
c. Layar putih berguna untuk vernier. Mengulangi langkah
menangkap layar dengan jelas. terakhir hingga mendapatkan
beberapa data.
Hasil
Data Pengamatan Tabel kuadrat terkecil dari percobaan
interferometer Michelson
Tabel 1. Data Pengamatan
No X Y X2 Y2 XY
Posisi M2 Posisi M2’ 1 6 4 36 16 24
No n 2 12 8 144 64 96
(𝜇𝑚) (𝜇𝑚) 3 18 12 324 144 216
4 24 16 576 256 384
1 0 2 0,5 6 5 30 20 900 400 600
∑ 90 60 1980 880 1320
2 0 4 0,5 12 ∑2 8100 3600 3920400 774400 1742400
Dengan menggunakan metode
3 0 6 0,5 18 kuadrat terkecil, dapat ditentukan besarnya
konstanta a dan konstanta b. Konstanta b
4 0 8 0,5 24
kemiringan garis lurus dengan sumbu-x
5 0 10 0,5 30 yang dinyatakan dengan persamaan
n ∑ xy−∑ x ∑ y
b= 2
n ∑ x 2− ( ∑ x )
Analisis Data
5 ( 1320 ) −90
Dari data pengamatan yang telah b=
5 (1980)−8
didapat, selanjutnya dianalisis untuk
memperoleh nilai panjang gelombang dari b=0,6667
sinar LASER He-Ne dengan visualisasi
bentuk grafik hubungan antar variabel. Konstanta a perpotongan garis lurus dengan
Persamaannya adalah sumbu-y yang dapat dinyatakan dengan
persamaan:
𝑆 = 𝑛
Di mana ∑ x 2 Σy−∑ x ∑ xy
a=
𝑆 = 2| M ' 2−M 2| n ∑ x 2−¿ ¿ ¿
Sehingga
1980(60)−90 (1320)
2|M ' 2−M 2| a=
λ= ; M2 = 0 5 (1980 )−8100
n
2|M ' 2| a=0
λ= atau 2|M’2|= λn
n
Dengan menggunakan persamaan garis
linier y = a + bx, maka didapat :
𝑦 = 2|𝑀′2 |, 𝑎 = 0, 𝑏 = , 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = n
Analisis data yang digunakan dalam
percobaan interferometer Michelson ini
Ketidakpastian
adalah metode kuadrat terkecil.
Ketidakpastian y (Sy)
1 667−633
Sy=
√ n−2
¿¿ ¿
667
x 100 %=5,09 %
1980 Pembahasan
Sa =0
√ 5 ( 1980 )−8100
Interferometer merupakan suatu alat
Sa = 0 yang digunakan untuk mengukur perubahan
panjang atau panjang dengan ketelitian yang
Ralat relatif untuk b tinggi berdasarkan garis interferensinya.
Sb Interferensi memiliki arti penggabungan
Rb= x 100 % secara superposisi dua gelombang atau lebih
b
yang bertemu pada satu titik tertentu. Hasil
0 dari interferensi ini berupa pola-pola friji
Rb= x 100 %
0,67 yang dapat digunakan untuk mengetahui
beberapa besaran fisis yang berkaitan
Rb=0 %
dengan interferensi seperti panjang
Ralat Akurasi gelombang sumber cahaya, ketebalan suatu
bahan dan juga indeks bias.
❑ percobaan−¿❑
x 100 % ¿
teori
Percobaan interferometer Michelson
❑ percobaan
ini bertujuan untuk menentukan panjang
suatu gelombang sinar LASER yang
digunakan. Percobaan interferometer ini ialah λ=¿ (667 nm ± 0nm), dengan nilai
dilakukan dengan cara mengubah posisi ralat relatifnya sebesar 0%. Sedangkan nilai
cermin pantul atau mengubah perbedaan ralat akurasinya ialah 5,09% (3 AP). Apabila
lintasan cahaya sehingga akan tampak pola nilai panjang gelombang ini dibandingkan
gerap dan terang yang berubah-ubah pada dengan tabel panjang gelombang spektrum
layar. Dengan mensubstitusi nilai-nilai yang gelombang elektromagnetik, maka diketahui
diperoleh dari perhitungan ke dalam bahwa cahaya dengan panjang gelombang
persamaan yang ada maka dapat sebesar 667 nm berada pada rentang
menentukan besarnya panjang gelombang spektrum cahaya warna merah (620-750
sinar LASER yang digunakan sebagai nm). Hal ini dapat dibuktikan pada
sumber cahaya. percobaan interferometer Michelson karena
Dalam percobaan interferometer cahaya yang terlihat pada layar berwarna
Michelson ini terdapat tiga variabel yang merah.
digunakan antara lain ialah variabel bebas, Nilai panjang gelombang sinar
variabel kontrol, dan variabel terikat. LASER He-Ne yang diperoleh dari
Variabel bebas ialah variabel yang nilainya percobaan ialah sebesar 667 nm sedangkan
dapat diubah-ubah. Pada percobaan ini, berdasarkan teori yang ada, panjang
variabel bebasnya ialah posisi cermin M2’ gelombangnya ialah 633 nm. Selisih hasil
(panjang lintasan S). Variabel kontrol ialah perhitungan panjang gelombang tersebut
variabel yang nilainya dibuat tetap, yaitu tidak terlalu besar, sehingga hal ini
posisi cermin tetap M1, dan sumber cahaya menunjukkan bahwa data yang dihasilkan
yang digunakan yakni sinar LASER He-Ne. ketika praktikum sudah sesuai dan cukup
Sedangkan variabel terikat ialah variabel teratur. Kesalahan tersebut dapat disebabkan
yang nilainya dipengaruhi oleh variabel oleh kualitas video tayangan yang mungkin
bebas. Pada percobaan interferometer kurang maksimal karena pengamat tidak
Michelson ini, variabel terikatnya ialah dapat mengamati perubahan cincinnya
jumlah perubahan cincin terang-gelap-terang secara nyata, pengamat kurang teliti dan
(n), dan panjang gelombang dari sinar kurang fokus dalam menghitung jumlah
LASER He-Ne. perubahan cincin terang-gelap-terang karena
Grafik hubungan antara panjang dilakukan secara manual serta pemutaran
lintasan (S) dan jumlah perubahan pola vernier (mikrometer) yang terlalu cepat.
terang-gelap-terang (n) maka dapat dilihat
bahwa perubahan panjang lintasan cahaya Penutup
(S) berbanding lurus dengan jumlah
perubahan cincin terang-gelap-terang (n). Interferometer Michelson adalah
Apabila perubahan panjang lintasan cahaya interferensi cahaya yang terjadi akibat
(S) semakin besar maka jumlah perubahan perbedaaan lintasan dari dua cahaya yang
cincin terang-gelap-terang juga akan berasal dari sumber yang sama yakni sinar
semakin besar. Berdasarkan perhitungan LASER Helium-Neon yang kemudian
yang dilakukan telah diketahui bahwa bertemu pada waktu dan ruang yang sama
panjang gelombang sinar LASER He-Ne pada suatu layar. Prinsip kerja percobaan
interferometer Michelson adalah sumber
cahaya yang diarahkan ke bearn splitter,
kemudian cahaya akan dibelah menjadi dua
oleh bean splitter. Setengah cahayanya akan Daftar rujukan
diteruskan pada cermin gerak dan Azizah, F.N, A. Puspitasari, dan P.A.
setengahnya lagi akan dipantulkan ke Maulidiasti. 2020. Percobaan
cermin tetap yang akan kembali ke beam Interferometer Michelson. JPSE:
Journal of Physical Science and
splitter dan akan diteruskan ke layar
Engineering).
sehingga terbentuk pola interferensi
berbentuk cincin lingkaran dengan pola Halliday, David, Resnick, Robert, Walker,
terang-gelap-terang. Berdasarkan percobaan Jearl. 2010. Fisika Dasar Jilid 2
yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Puajindanetr, S., S. M. Best, and W.
besarnya panjang gelombang sinar LASER
Bonfield. 1994. “Characterization
He-Ne sebesar (667 nm ± 0nm), dengan ralat and Sintering of Precipitated
relatif sebesar 0% dan ralat akurasi sebesar Hydroxyapatite.” British Ceramic
5,09% (3 AP). Sehingga diketahui bahwa Transactions 93(3):96–99.
cahaya dengan panjang gelombang sebesar Serway, Jewett. 2010.Physics for Scientists
667 nm berada pada rentang spektrum and Engineers with Modern
cahaya warna merah (620-750 nm). Hal ini Physics,9th edition.Boston : Brooks
Cole.
dapat dibuktikan pada percobaan
interferometer Michelson karena cahaya Setyaningsih, Agustina. 2009. “Penentuan
yang terlihat pada layar berwarna merah. Nilai Panjang Koherensi LASER
Berdasarkan grafik antara panjang lintasan S Menggunakan Interferometer
terhadap n, maka dapat disimpulkan bahwa Michelson.”
mana semakin jauh M2’ terhadap M2 maka Tim Praktikum Fisika Modern, 2016. Modul
jumlah perubahan cincin terang-gelap-terang Praktikum Fisika Modern. Jurusan
di pusat lingkaran akan semakin banyak, Fisika FMIPA UM:Malang.
sedangkan gradien dari grafik tersebut
menunjukkan nilai panjang gelombang dari
cahaya LASER He-Ne yang dipancarkan
pada set alat interferometer Michelson yakni
sebesar 0.6667µm atau 667 nm. Dalam
melakukan percobaan ini, diharapkan agar
berhati-hati dalam memutar vernier serta
lebih fokus dan teliti saat menghitung
jumlah perubahan concin terang-gelap-
terang karena hal ini dapat berpengaruh
langsung terhadap nilai panjang gelombang
sinar LASER He-Ne yang diukur.
Lampiran