Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM INTERFEROMETER MICHELSON

Michelson interferometer Experiment

Fairuz Nisa Alifia Halim, 190322623634, Prodi S1 Fisika UM,


fairuznisa.1903226@students.um.ac.id
Maghfirah Yusriyadibah Fuad, 190322623633, Prodi S1 Fisika UM,
yusriyadibah.1903226@students.um.ac.id
Rifdah Tsuwaibatul Aslamiyyah, 190322623643, Prodi S1 Fisika UM,
rtsuwaibatul.1903226@students.um.ac.id
Savira Aina Melati, 190322623690, Prodi S1 Fisika UM,
ainasavira.1903226@students.um.ac.id

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja interferometer Michelson dan
menentukan panjang gelombang sinar laser He-Ne menggunakan interferometer Michelson.
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan jarak cermin kedua (M2), mengamati pola
interferensi yang dihasilkan, dan menganalisisnya. Panjang gelombang sinar laser He-Ne yang
diperoleh adalah 1,334 m.
Kata kunci: interferometer Michelson, interferensi, panjang gelombang sinar laser He-Ne

ABSTRACT
The aim of this experiment is to study how the Michelson interferometer work and to determine
the wavelength of the helium neon (He-Ne) laser using the Michelson interferometer. In this
experiment, we vary the distance of second mirror (M2) and observe the interference pattern.
We got 1,334 as He-Ne laser wavelength from the experiment
Keywords: the Michelson interferometer, interference, He-Ne laser wavelength

PENDAHULUAN

Percobaan Michelson-Morley
Hasil dari eksperimen bertentangan
bertujuan untuk mendeteksi perubahan
dengan hipotesis adanya eter. Percobaan
kecil pada kecepatan cahaya dan
tersebut dilakukan menggunakan
menentukan kecepatan bumi relatif
interferometer Michelson yang membagi
terhadap eter yang masih berupa hipotesis.
sinar cahaya menjadi dua bagian dan
kemudian menggabungkannya kembali KAJIAN TEORI
agar membentuk pola interferensi cahaya.
Interferometer merupakan alat yang
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur digunakan untuk mengukur panjang atau
panjang gelombang atau panjang lain perubahan panjang dengan sangat teliti
terhadap garis-garis interferensi (Tim
dengan ketelitian yang tinggi karena
Praktikum Fisika Modern, 2016).
adanya perpindahan yang besar dan dapat Percobaan interferometer Michelson ini
diukur secara tepat dari salah satu cermin pastinya di dasari atas percobaan yang
berkaitan dengan besarnya nilai dari sudah pernah dilakukan oleh Michelson
dan Morley. Percobaan tersebut memiliki
panjang gelombang cahaya yang dapat tujuan untuk membuktian adanya medium
dihitung dengan tepat (Serway & Jewett, perambatan cahaya yakni eter dan
2014). kecepatan eter tersebut relatif terhadap
kecepatan bumi dengan alat interferometer
Menurut Sulistri (2013), fenomena Michelson. Alat interferometer Michelson
interferensi terjadi apabila gelombang- memiliki skema sebagai berikut (Serway &
Jewett, 2014).
geombang yang terpadu bersifat koheren, Dalam alat tersebut
yaitu memiliki perbedaan fase yang tetap. membutuhkan sumber
Interferensi optikal adalah interaksi antara cahaya, satu cermin semi-
pantul, dua cermin pantul
dua atau lebih gelombang cahaya yang
sempurna, dan detektor
resultannya bervariasi terhadap komponen (teleskop). Penyusunan
pembentuknya. tiga cermin tersebut
dengan cara meletakkan
Artikel ini menyajikan eksperimen dua cermin pantul
yang menggunakan alat interferometer sempurna pada sisi atas dan
kanan sehingga
Michelson untuk mengukur panjang
membentuk sudut 90
gelombang sinar laser helium neon yang derajat yang berpusat pada
Gambar 1.
selanjutnya disebut He-Ne, yang cermin semi-pantul. Cermin
Interferometer
semi-patul diletakkan di
memanfaatkan fenomena interferensi. Michelson
tengah dengan kemiringan
45 derajat. Untuk sumber cahaya diletakkan
disebelah kiri cermin semi-pantul dan
TUJUAN PENELITIAN detektor terletak di sisi bawah cermin semi-
pantul (Serway & Jewett, 2014).
1. Menentukan panjang gelombang Cara kerja alat tersebut
sinar laser helium neon (He-Ne) yakni saat sumber cahaya memancarkan
sinar ke cemin semi-pantul maka akan
2. Mempelajari cara kerja
terjadi dua keadaan yakni setengah cahaya
interferometer Michelson akan diteruskan ke cermin di sisi kanan dan
setengah yang lain akan dipantulkan ke
cermin atas. Saat cahaya sudah mengenai 𝑀 dan oleh 𝑀 akan diteruskan ke layar atau
cermin sisi kanan dan atas yang merupakan kertas putih. Dengan mengubah posisi
cermin pantul sempurna maka cahaya cermin 𝑀2 atau secara teori mengubah
tersebut akan dipantulkan kembali ke perbedaan panjang lintasan cahaya maka
tengah yakni cermin semi-pantul dan akan tampak pola gelap terang yang
menjadi dua gelombang cahaya yang berubah-ubah (pola inteferensi) dari sinar
bersatu. Kemudian saat cermin sampai yang koheren. Disebut sinat koheren karena
kembali ke cermin semi-pantul maka akan kedua cahaya tersbeut berasal dari satu
diteruskan ke detektor dan dapat dilihat sumber yakni laser (Tim Praktikum Fisika
pola interverensi atas dua gelombang Modern, 2016).
cahaya yang bergabung. Andaikan pada posisi awal dari pola
Dalam praktikum percobaan ini garis interferensi yang terjadi di layar
memiliki cara kerja yang sama dengan terlihat terang, bila 𝑀2 digeser ke posisi 𝑀2′
eksperimen interferometer Michelson. sehingga terlihat cicin terang berubah ke
Akan tetapi penyusun set percobaan yang terang berikutnya, maka lintasan cahaya
sedikit berbeda, untuk detektor digantikan yang menumbuk 𝑀2 telah bergeser
dengan kertas putih dan membuat pola sebanyak satu panjang gelombang atau bisa
interferensi dengan cara menggerakkan disimbolakan sejauh 𝑆. oleh Karena itu bisa
cermin sisi kanan. Memiliki gambar set disimpulkan dalam percobaan ini dipelajari
percobaan sebagai berikut. hubungan antara perubahan posisi cermin
pantul sempurna dalam perubahan lintasan
yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan frinji-frinji (cicin lingkaran
gelap terang) yang terjadi.
Persamaan pergeseran M2 dapat
dituluskan sebagai berikut.

𝑆 = 𝑛𝜆

Dimana 𝑛 dalah jumlah perubahan cicin


Gambar 2. Skema Percobaan terang-gelap-terang atau gelap-terang-
Interferometer
Cahaya yang Michelson
depancarkan oleh gelap dipusat lingkaran dan 𝜆 adalah
laser akan menuju ke cermin semi-pantul panjang gelombang laser. Sehingga untuk
(𝑀), cermin tersebut memiliki lapisan persamaan 𝜆 dapat dituliskan sebagai
perak yang tebalnya hanya cukup untuk berikut dengan 𝑆 = 2|𝑀2′ − 𝑀2 | (Tim
memantulkan sebagaian cahaya dan Praktikum Fisika Modern, 2016:12).
sebagian cahaya yang lain akan diteruskan.
Pada cermin 𝑀 cahaya terbagi menjadi dua, 𝑆 2|𝑀2′ − 𝑀2 |
𝜆= =
sebagain diteruskan ke cermin pantul 𝑛 𝑛
sempurna sisi kanan (𝑀2 ) dan yang lainnya
dipantulkan ke cermin pantul sempurna sisi
bawah (𝑀1 ). Saat cahaya sampai ke 𝑀1 dan
𝑀2 kemudian akan dipantulkan kembali ke
METODE PENELITIAN keempat, mengatur cermin M2 sampai
terjadi bayangan di layar berbentuk cincin
Alat dan Bahan lingkaran.
Langkah kelima, mencatat posisi
Alat dan bahan yang diperlukan
M2 kemudian menggerakkan perlahan-
dalam praktikum percobaan interferometer lahan mikrometer dan mengamati pola
Michelson ini adalah sebagai berikut. interferensi yang berbentuk cincin-cincin
Pertama, laser He-Ne sebagai sumber
pada layar (terang-gelap-terang atau
cahaya. Kedua, lensa positif 18 nm
sebaliknya, n=1). Langkah terakhir,
berfungsi untuk memperbesar berkas
mencatat posisi M2 (berdasarkan
cahaya yang dikeluarkan oleh laser. Ketiga, pergeseran pembacaan skala pada
set-up interferometer Michelson atau bin
mikrometer). Demikian seterusnya sampai
splitter yang berfungsi sebagai alat utama
mendapatkan beberapa data.
percobaan. Bin splitter terdiri atas beberapa
Memeperhatikan dalam mengatur atau
komponen, yakni terdapat satu cermin mengarahkan cahaya laser tidak
setengah pantul, dua cermin pantul
diperbolehkan dilihat oleh mata secara
sempurna, dan micrometer untuk
langsung.
menggerser salah satu cermin pantul
sempurna. Terakhir, layar putih atau kertas HASIL DAN PEMBAHASAN
yang berfungsi untuk tempat melihat pola
Data Pengamatan
interferensi yang ditunjukkan alat.
No Posisi M2 Posisi M2’ n
(𝜇𝑚) (𝜇𝑚)
1 0 1  0,5 3
2 0 2  0,5 6
3 0 3  0,5 9
4 0 4  0,5 12
5 0 5  0,5 15
Tabel 1 Data Pengamatan
Analisis Data
Prosedur Percobaan Dari data pengamatan yang telah
didapatkan, langkah selanjutnya adalah
Langkah pertama yakni meletakkan
mengnalisis data tersebut untuk
laser pada posisi yang aman atau tidak memperoleh nilai panjang gelombang dari
mudah goyang, kemudian mengarahkan sinar Laser He-Ne dengan visualisasi
cahaya laser pada set-up percobaan bentuk grafik hubungan antar variabel.
interferometer Michelson. Langkah kedua, Persamaannya adalah
meletakkan lensa positif di depan laser
yang bertujuan untuk memperbesar berkas 𝑆 = 𝑛
Di mana
cahaya yang dipancarkan laser. Langkah
𝑆 = 2|𝑀′2 − 𝑀2 |
ketiga, menyalakan laser kemudian
Sehingga
mengatur posisi cermin setengah pantul 2|𝑀′2 −𝑀2 |
hingga berkas laser terbelah menjadi dua 𝜆= 𝑛
; M2 = 0
2|𝑀′2 |
bagian yang saling tegak lurus. Langkah 𝜆= atau 2|M’2|= 𝜆n
𝑛
Dengan menggunakan persamaan garis 495(30)−45(330)
a= 5(495)−2025
linier y = a + bx, maka didapat :
𝑦 = 2|𝑀′2 |, 𝑎 = 0, 𝑏 = , 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = n a=0
Analisis data yang digunakan dalam
Ketidakpastian
percobaan interferometer Michelson ini
adalah metode kuadrat terkecil. Ketidakpastian y (Sy)
Tabel kuadrat terkecil dari percobaan 𝑆𝑦

interferometer Michelson 1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 ∑ 𝑥𝑦 + 𝑛 (∑ 𝑥𝑦)2


=√ [ ∑ 𝑦2 − 2 ]
𝑛−2 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
N XY
X Y X2 Y2 1 495(900) − 2(45)(30)(330) + 5(108900)
o =√
5−2
[ 220 −
5(495) − 2025
]

1 6
3 2 9 4 𝑆𝑦 = 0
2 24
6 4 36 16 Ketidakpastian b (Sb)

3 54
9 6 81 36 𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √
4 96 𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2
12 8 144 64
5 150 5
15 10 225 100 𝑆𝑏 = 0√ 5(495) − 2025
∑ 330
45 30 495 220 𝑆𝑏 = 0
10890
∑2 202 90 24502 4840 0 Ketidakpastian a (Sa)
5 0 5 0
∑𝑥 2
Dengan menggunakan metode 𝑆𝑎 = 𝑆𝑦 √𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
kuadrat terkecil, dapat ditentukan besarnya
konstanta a dan konstanta b. Konstanta b 495
𝑆𝑎 = 0√5(495)−2025
kemiringan garis lurus dengan sumbu-x
yang dinyatakan dengan persamaan
𝑆𝑎 = 0
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏= Ralat relatif untuk b
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
𝑆𝑏
5(330) − 45(30) 𝑅𝑏 = 𝑥 100%
𝑏
𝑏=
5(495) − 2025 0
𝑅𝑏 = 𝑥 100%
300 0,67
𝑏=
450 𝑅𝑏 = 0%
𝑏 = 0,667
Ralat Akurasi
Konstanta a perpotongan garis lurus
𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛− 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
dengan sumbu-y yang dapat dinyatakan 𝑥 100%
dengan persamaan: 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛

∑ 𝑥 2 𝛴𝑦− ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦 667 − 633


a= = 𝑥 100% = 5,09%
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 667
Jadi besar nilai b = ( 0.6667 ± 0) µm interferensi. Interferensi ini menghasilkan
dengan ralat relatif sebesar 0%, dan besar superposisi dari gelombang tersebut dan
nilai a = 0. Karena b =  maka nilai panjang menghasilkan pola intensitas baru.
gelombang pada LASER He-Ne yang Prinsip kerja percobaan
digunakan dalam percobaan interferometer Interferometer Michelson adalah kenyataan
Michelson adalah = ( 0.6667 ± 0) µm = bahwa perbedaan lintasan optik akan
(666,7 ± 0) nm dengan ralat relatif sebesar menghasilkan suatu frinji. Karena
0% dan akurasi hasil percobaan dengan permukaan beam splitter (pembagi berkas)
teori adalah 5,09%. cahaya laser yang sebagian dipantulkan ke
Grafik hubungan antara pola gelap terang kanan dan sisanya ditransmisikan ke atas.
(n) dengan cermin 2M2’ Bagian yang dipantulkan ke kanan menuju
suatu cermin datar akan dipantulkan
25
y = 0.6667x kembali menuju beam splitter yang
20
selanjutnya dipantulkan ke screen (layar).
15 Series1
M2'

Sedangkan bagian sisanya yang


10
5 dipantulkan ke atas oleh cermin datar
Linear
0 lainnya juga dipantulkan kembali menuju
(Series1)
0 20 40 beam splitter dan bersatu dengan caha dari
n cermin 1 menuju screen (layar). Sehingga
kedua sinar akan berinterferensi dengan
Jawaban Pertanyaan adanya pola-pola cincin gelap-terang atau
disebut frinji.
Hitung Panjang gelombang dari
cahaya laser He-Ne yang digunakan
PENUTUP
dalam percobaan interferometer
Michelson berdasarkan data yang Kesimpulan
diperoleh dan ralat hitungannya. Praktikum interferometer michelson
Jawab : yang telah dilakukan bertujuan untuk
Panjang gelombang dari cahaya laser memahami prinsip kerja interferometer
He-Ne pada percobaan Interferometer yang dirancang oleh michelson dan
Michelson menghitung panjang gelombang sumber
λ
b=2 cahaya yang dijadikan sebagai sumber
λ = 2b yakni laser He-Ne.
λ = 2 x 0,667 Alat ini memanfaatkan prinsip
λ = 1,334 m interferensi yang terjadi pada cahaya yang
pada interferometer terjadi karena adanya
PEMBAHASAN penggabungan cahaya hasil refleksi dan
Interferometer adalah salah satu transmisi oleh beam splitter pada
peralatan instrumentasi yang sering interferometer. 2 cahaya hasil pembiasan
digunakan. Interferometer merupakan alat dan pemantulan ini kemudian bergabung
ukur yang menggunakan gejala pada satu layar pengamatan yang kemudian
interferensi. Sebuah kejadian dua menghasilkan sebuah pola gelap terang
gelombang atau lebih berjalan melalui sebagai ciri telah terjadi interferensi
bagian yang sama dari sebuah ruangan pada dikarenakan dua gelombang ini memiliki
waktu yang sama disebut dengan fase yang sama.
Saran
Dalam praktikum ini, disarankan
untuk berhati-hati saat memutar vernier dan
lebih teliti saat membaca serta menghitung
jumlah perubahan cincin terang-gelap-
terang atau gelap-terang-gelap karena hal
ini dapat mempengaruhi nilai panjang
gelombang sinar Laser He-Ne yang diukur.

DAFTAR RUJUKAN

Serway, R & Jewett, J. 2014. Physics for


Scientist And Engineers With Modern
Physics, Ninth Edition. United State of
America: Brooks/Cole Cangage
Learning.

Sulistri, Emi & Masturi. 2013. Analisis


Interferensi Cahaya Laser Terhambur
Menggunakan Cermin Datar
“Berdebu” untuk Menentukan Indeks
Bias Kaca. Jurnal Fisika Vol. 3 No. 1,
Mei 2013.
https://media.neliti.com/media/public
ations/79455-ID-none.pdf diakses 4
Maret 2021.

Tim Praktikum Fisika Modern. 2016.


Modul Praktikum Fisika Modern.
Malang : Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN
2. Hasil cek plagiasi
1. Pengambilan Data (screenshot)

Anda mungkin juga menyukai