Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM FISIKA MODERN: INTERFEROMETER MICHELSON

Berliana Ayu Febrianti, 190322623697, S1 Fisika UM,


berliana.ayu.1903226@students.um.ac.id
Izza Latifatul Muna, 190322623698, S1 Fisika UM, izza.latifatul.1903226@student.um.ac.id
Tica Laudita Nabilah, 190322623714, S1 Fisika UM, tica.laudita.1903226@students.um.ac.id
Urmila Hairani Putri, 190322623624, S1 Fisika UM,
urmila.hairani.1903226@students.um.ac.id
Abstrak
Adanya gejala interferensi cahaya menyebabkan kita dapat mengukur panjang gelombang
dengan alat yang disebut Interferometer Michelson. Tujuan dari praktikum ini agar
mahasiswa dapat menggunakan set alat dan memahami prinsip kerja Interferometer
Michelson serta dapat mengukur panjang gelombang sinar laser He-Ne. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah set alat interferometer Michelson yang terdiri dari tiga
buah cermin dan vernier serta laser He-Ne dan layar putih atau kertas. Setelah melaukan 10
percobaan, dengan menggunakan metode analisis kuadrat terkecil diperoleh panjang laser
He-Ne yaitu sepanjang 𝜆 = (1,07 ± 0,03) 𝜇𝑚 dengan ralat relatif sebesar 2,88 % (3AP).
Sementara grafik hubungan antara n dan 2|M2′ | berbanding lurus.
Kata Kunci
interferensi; Interferometer Michelson; cahaya; panjang gelombang; cermin
Abstrac
The presence of light interference symptoms causes us to measure wavelengths with a device
called a Michelson Interferometer. The purpose of this practicum is so that students can use a
set of tools and understand the working principles of the Michelson Interferometer and can
measure the wavelength of the He-Ne laser light. The tools and materials used in this
practicum are the Michelson interferometer set consisting of three mirrors and a vernier as
well as a He-Ne laser and a white or paper screen. After carrying out 10 experiments, using
the least squares analysis method the length of the He-Ne laser was obtained, which is 𝜆 =
(1,07 ± 0,03) 𝜇𝑚 with a relative error of 2,88 % (3AP). While the graph of the relationship
between n and dan 2|M2′ | directly proportional.
Keyword
interference; Michelson Interferometer; light; wavelength; mirror
PENDAHULUAN perubahan posisi cermin tersebut atau
Cahaya merupakan gelombang perubahan lintasan cahaya, kita dapat
elektromagnetik dengan panjang gelombang menentukan panjang gelombang cahaya
sekitar 380-750 nm. Cahaya juga merupakan tersebut.
partikel yang disebut foton. Sifat-sifat yang
dimiliki cahaya yaitu dapat merambat lurus, TUJUAN
dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dapat Tujuan dari praktikum Interferometer
diurai, dapat disearahkan, serta dapat Michelson ini adalah diharapkan mahasiswa
berinterferensi. mampu menggunakan set alat interferometer
Interferensi cahaya merupakan suatu Michelson dan memahami prinsip kerja dari
kondisi dimana dua cahaya atau lebih interferometer Michelsen serta dapat
bergabung menjadi satu gelombang cahaya. mengukur panjang gelombang sinar laser
Gejala interferensi cahaya terjadi karena He-Ne.
adanya perbedaan lintasan yang dilalui oleh
cahaya. Dari gejala interferensi cahaya KAJIAN TEORI
tersebut kita dapat mengukur panjang Interferometer Michelson merupakan
gelombang dengan alat yang disebut seperangkat peralatan yang memanfaatkan
Interferometer Michelson. gejala interferensi. Prinsip interferensi yaitu
Interferometer Michelson sendiri adalah suatu kenyataan bahwa beda lintasan optik
alat yang dapat mengukur panjang (d) akan membentuk suatu frinji. Pada tahun
gelombang cahaya yang dikembangkan oleh 1887, Albert Michelson (1852-1931) dan
Michelson. Alat ini terdiri dari dua buah Edward W. Morley (1838-1932) mencoba
cermin dan sebuah beam splitter serta mengukur aliran eter dengan menggunakan
memanfaatkan sifat cahaya yang dapat interferometer optis yang sangat peka dan
merambat lurus dan dapat dipantulkan serta dikenal dengan interferometer Michelson
dapat berinterferensi. Untuk mengubah (Dadan Rosana, dkk. 2003). Jika benar
lintasan cahaya yang dilalui dapat dilakukan bahwa ada eter, maka seharusnya pengamat
dengan cara mengubah posisi cermin pantul. di bumi akan bergerak bersama eter dan
Dari pengubahan posisi cermin pantul akan merasakan adanya “angin eter”. Suatu alat
didapatkan perubahan pola cahaya yang yang dapat mendeteksi adanya pergerkan
akan tampak gelap terang. Kemudian dari eter telah dikembangkan oleh Michelson
pada tahun 1881, dan disempurnakan satu panjang gelombang atau sejauh S.
kembali oleh Michelson-Morley pada tahun Pergeseran M2 ke belakang atau ke depan
1887. Hasil penelitian yang mereka lakukan mempunyai akibat yang sama. Karena
menunjukkan bahwa “tidak ada gerakan eter cahaya dua kali (bolak-balik) melalui
yang menuju eter yang terdeteksi. Dengan lapisan udara yang sama, maka cermin M2
kata lain, yaitu “eter itu tidak ada”. telah mundur sejauh setengah panjang
Interferometer adalah alat yang dapat gelombang ke M2’. Dengan demikian
digunakan untuk mengukur panjang atau besarnya S adalah:
perubahan panjang dengan ketelitian yang 𝑆 = 𝑛𝜆
sangat tinggi berdasarkan garis-garis dimana n = jumlah perubahan cincin terang-
interferensi. Cahaya yang berasal dari gelap-terang (gelap-terang-gelap) di pusat
sebuah laser dijatuhkan pada cermin separuh lingkaran,  = panjang gelombang laser dan
mengkilat M. Cermin tersebut memiliki 𝑆 = 2|𝑀2 ′ − 𝑀2 | = perubahan panjang
lapisan perak yang tebalnya hanya cukup lintasan cahaya. Dengan demikian,
untuk memantulkan sebagian cahaya yang 2|𝑀2 ′ − 𝑀2 |
𝜆=
datang dan sebagian diteruskan lagi. Di M, 𝑛
cahaya terbagi menjadi dua bagian, sebagian
ditransmisikan menuju cermin M2 dan
sebagian lagi dipantulkan menuju cermin
M1. Oleh M1 dan M2, cahaya tersebut
dipantulkan kembali ke arah M kemudian
diteruskan/dipantulkan ke layar. Karena
keduanya berasal dari satu sumber yaitu Gambar 1. Skema Percobaan Interferometer
laser, maka keduanya disebut sinar koheren Michelson
yang dapat berinterferensi.
Andaikan mula-mula pusat dari pola METODE
garis interferensi yang terjadi di layar Dalam percobaan Interferometer
kelihatan terang, bila M2 digeser sedemikian Michelson ini, diperlukan alat dan bahan
rupa ke M2’ sehingga cincin terang berubah yang terdiri dari set-up Interferometer
ke terang berikutnya, maka lintasan cahaya Michelson, laser He-Ne (Helium-Neon), dan
yang menumbuk M2 telah bergeser sejauh layar putih atau kertas. Dalam melakukan
percobaannya yang pertama dilakukan
No. 𝑀2 ( 𝜇𝑚) 𝑀2 ' ( 𝜇𝑚) n
adalah letakkan laser pada posisi yang aman
1 0 2 4
(tidak mudah goyang) dan arahkan cahaya
2 0 4 6
laser pada set-up percobaan Interferometer
3 0 6 8
Michelson. Lalu, nyalakan laser dan atur
4 0 8 12
posisi cermin setengah mengkilat sampai
5 0 10 16
berkas laser terbelah menjadi dua bagian
6 0 12 20
yang saling tegak lurus. Aturlah cermin M2
sampai terjadi bayangan di layar berbentuk 7 0 14 24

cincin lingkaran. Kemudian, catat posisi M2, 8 0 16 28

dan gerakkan perlahan-lahan vernier dan 9 0 18 32

hitung banyaknya perubahan pergeseran 10 0 20 36

terang-gelap-terang (n = 1) pada pusat frinji.


Serta catat posisi M2’ (berdasarkan Dengan data yang didapatkan dari

pergeseran pembacaan skala pada vernier). percobaan Interferometer Michelson dapat

Lakukan seterusnya hingga mendapatkan 10 dilakukan perhitungan untuk mencari

data. panjang gelombang cahaya laser He-Ne.


Dimana persamaan yang digunakan adalah
𝑆 = 𝑛𝜆
𝑆 = 2|𝑀′2 − 𝑀2 |
|𝑀′2 − 𝑀2 |
𝑆=2 ; 𝑀2 = 0
𝑛
|𝑀′2 |
𝜆=2 𝑎𝑡𝑎𝑢 2|𝑀′2 | = 𝜆𝑛
𝑛
Gambar 2 Set Alat Interferometer Michelson

HASIL Dengan menggunakan persamaan garis

Dari percobaan yang telah dilakukan, linear y = a + bx, maka didapatkan

didapatkan hasil sebagai berikut: 𝑦 = 2|𝑀′2 |, 𝑎 = 0, 𝑏 = 𝜆, 𝑛 = 𝑥


Berikut merupakan grafik hubungan antara n
dan 2|𝑀′2 |
𝑏 merupakan kemiringan (slope) garis lurus
GRAFIK HUBUNGAN 2 M2'
DAN N terhadap sumbu x
60
𝑛∑(𝑥𝑦) − ∑𝑥∑𝑦
40 𝑏=
2 𝑀2′

𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
20
10(5312)− (186)(220)
=
0 10(4596)− (34596)
0 10 20 30 40 53120− 40920
n = 45960− 34596
12200
Gambar 3. Grafik hubungan antara n dan 2|𝑀2′ | = 11364
Analisis data yang digunakan dalam = 1,07357
percobaan ini adalah menggunakan kuadrat 𝑠𝑏 merupakan ketidakpastian konstanta 𝑏
terkecil, yang mana disajikan dalam tabel 1 ∑𝑥 2 (∑𝑦)2 −2∑𝑥 ∑(𝑥𝑦)∑𝑦+𝑛(∑𝑥𝑦)2
̅̅̅ =√
𝑠𝑦 |∑𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
berikut
= 1,13192
y= 2 2
No. x = n x y xy 𝑛
2(M2') 𝑠𝑏 = 𝑠𝑦√𝑛∑𝑥 2 −(∑〖𝑥)〗2
1 4 4 16 16 16
10
2 6 8 36 64 48 = 1,13192√10(4596)−(32596)
3 8 12 64 144 96
= 0,03096
4 12 16 144 256 192 𝑆𝑏
Ralat relatif = x 100%
𝑏
5 16 20 256 400 320
0,03096
6 20 24 400 576 480 = 100%
1,07357

7 24 28 576 784 672 = 2,88 % (3AP)


8 28 32 784 1024 896 Jadi Panjang gelombang sinar laser sebesar
9 32 36 1024 1296 1152 𝜆 = (1,07 ± 0,03) 𝜇𝑚 dengan ralat relatif

10 36 40 1296 1600 1440 sebesar 2,88 % (3AP).

Σ 186 220 4596 6160 5312 Dari konstanta a dan b diatas diperoleh
persamaan garis linear hubungan antara n
Dengan metode kuadrat terkecil dapat dan 2|𝑀2′ | adalah y = 1,0736x. dari
ditenukan besarnya konsanta a dan b yaitu: persamaan tersebut dapat ditentukan bahwa
a yaitu perpotongan garis lurus dengan nilai Panjang gelombang 𝜆 = 1,0736 𝜇𝑚.
sumbu y
∑𝑦∑𝑥 2 − ∑𝑥∑𝑥𝑦
𝑎=
𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2
PEMBAHASAN PENUTUP
Interferomter Michelson merupakan Interferometer Michelson merupakan
seperangkat peralatan yang berguna untuk seperangkat peralatan yang memanfaatkan
mengukur panjang dan perubahan Panjang gejala interferensi. Dengan gejala
dengan ketelitian yang sangat tinggi dengan interferensi ini, interferometer Michelson
memanfaatkan pada gejala interferensi dapat mengukur panjang gelombang sinar
cahaya. Interferensi cahaya merupakan suatu laser He-Ne dengan ketelitian yang sangat
perpaduan antara dua gelombang cahaya. tinggi berdasarkan garis-garis interferensi.
Intrferensi kemudian akan menghasilkan Pada percobaan yang dilakukan, panjang
pola gelap terang yang berbentuk cincin- gelombang sinar laser He-Ne pada
cincin. Saat kedua gelombang memiliki fase interferometer Michelson diperoleh sebesar
yang sama kemudian akan mengalami yang 𝜆 = (1,07 ± 0,03) 𝜇𝑚 dengan ralat relatif
namanya interferensi konstrukif (saling sebesar 2,88 % (3AP).
menguatkan) sehingga nantinya terbentuk Dari data yang diperoleh serta analisis data
pola terang. Sebaliknya, saat kedua yang telah dilakukan, besar panjang
gelombang tidak memiliki fase yang sama gelombang belum sesuai dengan teori. Hal
akan mengalami interferensi destruktif ini mungkin dikarenakan kurang teliti dalam
(saling melemahkan) sehingga terbentuk membaca skala sehingga panjang
pola gelap. gelombang yang diperoleh berbeda dengan
Pada grafik ini sehingga dapat dilihat panjang gelobang teori, yaitu 633 𝑛𝑚. Dari
bahwa pada perubahan jumlah frinji ini grafik yang diperoleh pada Gambar 3.
linear terhadap pada pergeseran di lintasan Grafik hubungan antara n dan 2|M2′ | bisa
optis dari perubahan posisi moveable mirror diketahui jika n dengan M2′ berbanding
yang dilalui oleh berkas cahaya pada laser lurus. Hal yang harus diperhatikan pada
He-Ne. Sedangkan dari kemiringan garis percobaan ini, yaitu dalam
dapat ditemukan nilai dari Panjang laser He- mengatur/mengarahkan cahaya laser jangan
Ne yaitu sepanjang 𝜆 = (1,07 ± 0,03) 𝜇𝑚 sampai dilihat oleh mata secara langsung.
dengan ralat relatif sebesar 2,88 % (3AP).
DAFTAR RUJUKAN
Malago, Jasruddin Daud. 2005. Pengantar
Fisika Modern. Makassar : Badan
Penerbit UNM Makassar.
Tim Praktikum Fisika Modern. 2016. Modul
Praktikum Fisika Modern Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Negeri Malang
https://www.researchgate.net/profile/Muham
mad
Jamilludin/publication/341742421_Pengu
kuran_Ketebalan_Film_Tipis_dengan_Int
erferometer_Michelson/links/5ed19d484
5851529451bc6ec/Pengukuran-
Ketebalan-Film-Tipis-dengan-
Interferometer-Michelson.pdf

LAMPIRAN
https://praktikumfisikamodernkelompok3.bl
ogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai