Oleh :
Nama : Tsamara Ghinah S.W.
NIM : 171810201048
Kelompok : A4
Shift/Tanggal : 07.00-12.20
Asisten :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum interferometer michelson adalahn
sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara jumlah friji (N) dengan pergeseran cermin
(dm) dilihat dari bentuk dan pola pengamatan grafik yang terbentuk.
2. Mengetahui nilai tetapan kalibrasi K1 dan K2 dari analisa grafik maupun
penurunan kuantitatif yang dilakukan dan hubungan keduanya.
1.4 Manfaat
Eksperimen interferometer michelson memberikan pengetahuan pada
praktikan mengenai ketidakadaan eter. Selain itu interferometer michelson
memiliki fungsi lain sebagai penentuan panjang gelombang cahaya tertentu,
mengetahaui pola penguatan interferensi yang terjadi dan beberapa fungsi lainnya.
Banyak manfaat yang dapat dirasakan dari eksperimen interferometer michelson
dalam optika dan gelombang, sehingga sangat penting untuk mempelajarinya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Michelson melakukan percobaan pertama dari kecepatan cahaya pada
tahun 1877. Percobaan itu adalah bagian dari kelas demonstrasi. Michelson mulai
merencanakan penyempurnaan dari cermin berputar Leo Foucoult yang digunakan
untuk mengukur kecepatan cahaya. Pada tahun 1878, Michelson melalukan
pengukuran awal dengan peralatan seadanya dan menerbitkan hasil 299.910±50
km/s pada tahun 1879. Pada tahun 1887 Michelson dan Morley melakukan
sebuah percobaan terhadap gerakan bumi pada eter. Hipotesis mereka cahaya
merambat pada medium eter, namun hasil menunjukkan null (
Interferensi gelombang merupakan perpaduan antara dua gelombang atau
lebih pada suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi
gelombang yang mempunyai frekuensi, amplitude dan merambat pada garis lurus
dengan kecepatan yang sama tapi berlawanan arah akan menghasikan gelombang
stasioner atau gelombang diam. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi
saat gelombang-gelombang saling berlawanan. Sedangkan interferensi konstruktif
(saling menguatkan) terjadi jika gelombang-gelombang yang mengambil bagian
dalam interferensi memiliki fase yang sama. Interferensi konstruksi juga bisa di
sebut dengan superposisi gelombang (Bahrudin, 2006).
Interferometer Michelson adalah seperangkat alat yang memanfaatkan
kejadian interferensi. Prinsip interferensi adalah kenyataan optik (d) akan
membentuk suatu frinji. Percobaan ini menegaskan bahwa cahaya adalah
gelombang (Halliday, 1993).
Dalam interferometer, kedua gelombang berinterferensi diperoleh dengan
jalan membagi intensitas gelombang semula. Contohnya interferometer michelson
yang menghasilkan kesimpulan negatif tentang adanya eter. Interferometer juga
berguna dalam pengukuran indeks bias dan jarak. Prinsip kerja dari percobaan
Michelson adalah menghasilkan beberapa variasi konfigurasi. Pola interferensi
yang berbentuk lingkaran gelap-terang dapat terjadi, hubungan fase antara
gelombang-gelombang di sembarang titik pada pola interferensi harus koheren
(Tjia, 1994).
Gambar 2. 1 Pola Penampakan Frinji Dalam Hubungannya dengan Sudut θ
(Sumber : Bahrudin, 2006)
Interferensi gelombang dari dua sumber tidak teramati kecuali sumbernya
koheren, atau perbedaan fase diantara gelombang konstan terhadap waktu. Karena
berkas cahaya pada umumnya adalah hasil dari jutaan atom yang memancar
secara bebas, dua sumber cahaya biasaya tidak koheren. Korehesi dalam optika
sering dicapai dengan membagi cahaya menjadi dua berkas atau lebih kemudian
dapat digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi. Pembagian ini dapat
dicapai dengan memantulkan cahaya dari dua permukaan berbeda (Tipler, 1991).
Prinsip reflektansi dan transmisivitas pada eksperimen Interferometer
Michelson jelaskan sebagai berikut, sinar dikirim maju mundur melalui gas
beberapa melalui sepasang cermin sejajar. Hal ini akan merangsang emisi
berdasarkan sebanyak mungkin atom yang tereksitasi. Salah satu cermin itu
tembus cahaya sebagian, sehingga sebagian dari berkas sinar itu muncul sebagai
berkas sinar ke luar. (Zemansky, 1994).
Dengan mengarahkan micrometer berlahan-lahan pada jarak dm tertentu,
serta menghitung jumlah lingkaran N, berapa kali pola friji kembali pada pola
awal, maka panjang gelombang cahaya (λ) akan dapat di tentukan dengan
persamaan :
2.dm
λ= (2.1)
N
l=k . dm (2.2)
Dimana k adalah tetapan kesembandingan (kalibrasi) yang dapat di temukan
dengan persamaan :
N .λ
k= (2.3)
2.dm
Dengan kalibrasi ini maka interferometer dapat digunakan untuk mengukur
panjang gelombang (Hariharan, 2007).
BAB 3. METODE PENELITIAN
Tinjauan Pustaka
Variable Penelitian
Kegiatan Eksperimen
Data
Analisis
Kesimpulan