Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL TERHADAP


TINGKAT KESUBURAN TANAMAN PADI
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah: Biofisika Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Arry Yuriatun Nur Hayati M.Si

Oleh

1. Anis Fitriyatus Shohima 171810201054


2. Anggi Dwi Novita Sari 171810201019
3. Tsamara Ghinah Salsabilah 171810201048
4. Wahyu Sulisti 181810201012

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (DAMPAK PERUBAHAN IKLIM
DAN PEMANASAN GLOBAL TERHADAP TINGKAT KESUBURAN TANAMAN PADI)
ini pada tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah memenuhi tugas, kami juga
mengucapkan terima kasih telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah penegtahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
penegtahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban, meskipun
terpacu pada jenis tanaman budidaya padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis
dari marga (genus) yang sama, yang biasanya disebut dengan padi liar. Padi diduga berasal dari
india atau indocina dan masuk ke indonesia dibawa oleh nenek moyang yang imigrasi dari
daratan asia sekitar 1500 SM, padi termasuk termasuk pada suku padi-padian atau pouceae.

Perbaikan genetika padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi, dari
hasil tindakan ini banyak manusia mengenal macam ras lokal, sperti ‘Rajalele’ dan kalten atau
‘Pandanwangi’ dari cianjur di indonesia atau ‘Basmati rice’ dari india utara. Pemulihan padi
secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di filipina sebagai bagian dari gerakan
medernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah
berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua
kultivar padi modern pertama adalah ‘IR5’ dan ‘IR8’ (di indinesia diadabtasi menjadi ‘PB5’
dan ‘PB8’), walaupun hasilnya tinggi tapi banyak petani menolak karena rasa padi tersebut
kurang enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat pada masalah yang kami temukana adalah:
1. Perubahan iklim apa yang mengakibatkan penyakit padi?
2. Pemanasan global apa yang mengakitkan kerusakan pada padi?
3. Apa saja wabah penyakit padi, bandingkan dengan jumlah wabah dari kedua masalah
diatas?

1.3 Tujuan

Tujuan diaadakannya pembuatan makalah ini untu menegtahui macama-macama dampak


pemanasan global yang mengakibatkan penyakit padi atau kerusakan pada tanaman padi yang
diakibatkan oleh pemanasan global.
Faktor Pemanasan Global

Pemanasan global memiliki dampak negatif pada perumbuhan tanaman padi,


pemanasan global menyebabkan ternjadi peningkatan suhu sangat ekstrim yang bedampak
pada penguapan air tanah terjadi dengan sangat cepat, sehingga menyebabkan tanaman padi
kekuranga air. Tanaan padi merupakan suatu tanaman yang dibudidayakan dengan cara
tergenang pada air dan membutuhkan sumber daya air dengan skala besar (Wirjohamidjoj,
2010)
Kekeringan merupakan suatu bentuk fenomena pemanasan global yang yang disebakan
oleh paningkatan suhu pada permukaan bumi. Hal ini menyebabkan ketersediaan air pada
permukaan bumi menjadi berkurang, karena proses penguapan terjadi secara cepat. Apabila
tidak segera diatasi maka akan mengganggu kehidupan yang ada dibumi, terdapat beberapa
solusi yang dapat digunakan untuk megatasi pemanasan global, antara lain dengan gerakan
menanam pohon yang dapat menhana air, mengurangi pembuatan rumah yang menggunakan
banyak kaca, dan lain-lain (Wirjohamidjoj, 2010).
Menurut utina (2009) pemanasan global merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang
ekosistem bumi yang disebabkan oleh adanya peningkatan suhu rata-rata pada laut, daratan
bumi, serta atmosfer. Penibgkatan suhu ini salah satunya diakibatkan oleh emisis gas rumah
kaca, yaitu meliputi karbo dioksida, dinitrooksida, dan lain-lain pada lapisan atmosfer. Pada
hakikatnya rumah kaca sangan diperlukan untuk kehidupan bumi, karena agar suhu dibumi
menjadi stabil. Namun jika efek rumah kaca berlebihan maka akan menimbulkan
mengakibatkan masalah pada permukaan bumi. Pemanasan global mengakibatkan terjadinya
adanya perubahan pada permukaan bumi meliputi perubahan iklimyang snagat ekstrim, seperti
mencairnya es pada kutub mencair dan lain-lainnya. Perubahan kehidupan pada permukaan
bumi meliputi matinya hewan-hewan yang tidak dapat bertahan hidup pada daerah yang
memiliki cuaca ekstrim, hasil produktivitas tanaman pertanian menjadi menurun.
Tanaman padi yang kekurangna air tidak dapat melakukan foto sintesis dengan baik
karena kekurangan nutrisi. Apabila tanaman padi tidak dapat melakukan fotosintesis maka
tanaman padi tidak dapat menghasilkan produkstivitas dengan maksimal. Pemanasan global
menyebabkan ketersediaan air pada sawah menjadi berkurang karena terjadinya penguapan,
sehingga pertumbuhan tanaman padimengakibatkan tidak optimal dan terganggu (utina, 2009).
Faktor Perubahan Iklim

Ancaman terbesar dalam dunia pertanian salah satunya adalah terjadinya perubahan
iklim global yang kemungkinan dapat mengakibatkan kegagalan panen. Pertanian dan
perubahan iklim mempunyai kaitan yang sangat erat karena sektor pertanian sangat bergantung
dan sangat rentan terhadap perubahan iklim, sehingga pengetahuan petani dalam menghadapi
perubahan iklim sangat diperlukan. Pemanasan global akibat meningkatnya konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer telah menyebabkan pola iklim global maupun regional mengalami
perubahan. Intensitas dan frekuensi kejadian iklim ekstrim cendrung mengalami peningkatan di
banyak wilayah. Laporan sintesis ke empat yang dikeluarkan oleh Panel antar Pemerintah untuk
Perubahan Iklim (IPCC, 2007) mengkonfirmasi bahwa sistem fisik maupun biologi di banyak
belahan dunia telah banyak yang mengalami perubahan dengan arah yang konsisten dengan
perubahan yang diharapkan sesuai dengan respon sistem tersebut terhadap pemanasan global.
Kesimpulan ini ditarik berdasarkan data seri pengamatan yang diambil dari 29,000 lokasi yang
tersebar di seluruh dunia.
Perubahan iklim selain berdampak negatif terhadap penyediaan produk pertanian juga
berdampak negatif pula pada stabilitas sistem produksi pertanian dan akses penduduk terhadap
produk-produk pertanian. Pada penyediaan, turunnya produktivitas dan meningkatnya risiko
gagal panen menyebabkan kuantitas dan kualitas ketersediaan produk pertanian menjadi lebih
rawan. Kinerja stabilitas juga menurun karena perubahan iklim juga tidak kondusif untuk
mendukung kinerja rantai pasokan karena kelancaran transportasi, komunikasi, pemrosesan, dan
penyimpanan terganggu (Sumaryanto, 2012).
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor paling rentan terhadap risiko dan dampak
perubahan iklim global. Di sisi lain sektor pertanian merupakan sumber utama mata
pencaharian bagi sebagian besar masyarakat pedesaan di Kabupaten Jember. Menurut Kgakatsi
(2006) perubahan iklim dapat dianggap sebagai faktor alam yang tidak terlihat yang mampu
menciptakan risiko tinggi bagi sektor pertanian. Perubahan iklim global dirasakan telah
melewati batas adaptasi sebagian besar petani Kabupaten Jember. Dengan demikian menjadi
penting untuk mengembangkan dan menerapkan langkahlangkah adaptasi yang efektif sehingga
dapat menekan risiko-risiko yang terkait dengan perubahan iklim global. Seperti halnya Negara
lain, di Indonesia kejadian iklim ekstrim yang enimbulkan bencana kekeringan dan banjir telah
meningkat secara konsisten (Boer dan Perdinan, 2008). Dalam periode 1844-1960 kejadian
kemarau panjang yang menyebabkan bencana kekeringan yang luas telah terjadi sebanyak 30
kali atau dengan frekuensi satu kali dalam empat tahun. Dalam periode 1961-2006, frekuensi
meningkat menjadi 1 kali dalam 2-3 tahun (Boer et al., 2007). Lebih dari 75% kejadian
kekeringan ini berasosiasi dengan fenomena El Nino. Hansen et al. (2007) menyatakan bahwa
meningkatnya kejadian El Nino akhirakhir ini merupakan respon terhadap terhadap pemanasan
global. Kejadian banjir juga sudah menjadi bencana yang umum. Dalam periode 2001-2004
telah terjadi sebanyak 530 bencana banjir di berbagai wilayah di Indonesia dan jumlah daerah
yang mengalami banjir juga cendrung meningkat.
Kejadian bencana kekeringan dan banjir pada saat ini menempati urutan pertama sebagai
penyebab kegagalan panen di Indonesia. Lebih dari 50% kegagalan panen tanaman padi di
Indonesia diakibatkan oleh kedua bencana ini. Kegagalan panen yang beruntun akibat bencana
iklim menyebabkan kondisi petani semakin sulit. Berdasarkan survei rumah tangga petani yang
dilakukan di Indramayu ditemukan bahwa kejadian kekeringan yang terjadi di tahun 2003
akibat kejadian El Nino telah meningkatkan jumlah rumah tangga miskin secara signifikan yaitu
dari 54% menjadi 68% dibanding tahun normal 2001. Akibat dari kegagalan panen, selain
petani tidak mendapatkan penghasilan pada musim tersebut juga kehilangnya investasi yang
sudah dikeluarkan sehingga untuk menutupi kebutuhan hidup dan musim tanam berikutnya
sebagian besar petani harus berhutang atau dengan mengadaikan barang-barang yang dimiliki.
Sebagian petani ada yang tidak dapat keluar dari beban hutang dengan para rentenir. Demikian
juga di NTT, pada tahun 2006 saat terjadi kemarau panjang akibat kejadian El Nino, 60% dari
pendapatan petani berasal dari subsidi pemerintah, sementara pada tahun normal jumlah rumah
tangga petani yang memerlukan subsidi sumber pendapatan petani (Kief and Soekarjo, 2007).
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Welch, Vincent, Auffhammer, Moya, Doberman, and Dawe (2010), menunjukkan suhu
dan radiasi berdampak signifikan pada fase penyerbukan dan fase pematangan tanaman padi di
negara yang beriklim tropis/subtropis. Suhu minimum berdampak negatif terhadap produksi
padi, sedangkan suhu maksimum berdampak positif terhadap produksi padi. Sementara dampak
radiasi bervariasi terhadap fase pertumbuhan tanaman padi. Kombinasi dampak dari suhu
maksimum, suhu minimum, dan radiasi lebih berdampak pada saat musim panen daripada
musim tanam.
Perubahan iklim menyebabkan perubahan signifikan pada suhu, kelembapan dan curah
hujan, sehingga tumbuhan padi rentan mendapatkan penyakit. Penyakit yang menyerang padi
akibat tidak terpenuhinya faktor-faktor tersebut membuat angka keberhasilan menurun drastis.
Selain itu padi adalah tumbuhan yang sangat sensitif terhadap kadar air. Curah hujan yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan pembusukan pada batang dan kekurangan air dapat
menyebabkan tumbuhan padi cepat mati. Pemanasan global juga menyebabkan peningkatan
suhu pada suatu daerah. Seperti yang telah di jelaskan, suhu termasuk faktor yang
mempengaruhi hasil produksi padi.

4.2 Solusi
Solusi yang dapat kami sarankan dari permasalahan yang telah adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan varitas padi unggul (produksi tinggi dan tahan kekeringan/ banjir) bermutu
yang berumur genjah.
2. Meningkatkan teknik budidaya pertanian misalnya melalui pengelolaan tanaman terpadu
(PTT) dan intensifikasi budidaya misalnya SRI dan sistem Legowo
3. Pengembangan usahatani sistem bedeng untuk tujuan konservasi tanah dan air di lahan
tadah hujan.
4. Optimalisasi pemanfaatan lahan tadah hujan dengan pompanisasi air irigasi dan
penghijauan.
5. Optimalisasi pemanfaatan lahan tidur dan pembukaan lahan baru.
Perubahan iklim adalah sesuatu yang tidak dapat di hindari dan di kotrol. Sebagai langkah
antisipasi dapat di kembangkan kebijakan pengembangan varietas padi unggul yang tahan
terhadap kekeringan, rendaman, dan hama penyakit. Selain itu, pengelolaan sumber daya air
yang tepat perlu diperhatikan dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan air tanaman
padi pada kondisi ketersediaan air yang sangat terbatas ataupun pada saat ketersediaan air
melimpah. Sehingga hama dan penyakit dapat di hindari seminimalisir mungkin.

Anda mungkin juga menyukai