Anda di halaman 1dari 8

Rumus Hubungan Indeks Bias Medium,

Cepat Rambat Cahaya, Panjang


Gelombang & Frekuensi + Contoh Soal
Dan Pembahasan
At October 31, 2017 Indeks Bias, Optik, Optika Geometri, Pembiasan Cahaya, Rumus,

Pembiasan (refraksi) adalah peristiwa pembelokan arah cahaya ketika melewati


bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasan
cahaya terjadi akibat kecepatan cahaya berbeda pada setiap medium. Mungkin
kalian pernah melihat sebuah pensil yang tercelup sebagian ke dalam air di dalam
gelas bening. Peristiwa ini memperlihatkan pembiasan cahaya. Coba kalian amati
gambar di bawah ini.

Bagian pensil yang tercelup ke air kelihatan patah. Perhatikan pula jika di
lingkungan kalian terdapat kolam yang jernih, dasar kolam tersebut akan nampak
lebih dangkal. Peristiwa tersebut juga merupakan contoh fenomena pembiasan
cahaya. Dalam pembiasan cahaya tidak pernah terlepas keterkaitan antara indeks
bias medium dan cepat rambat cahaya.
Tentunya kalian juga tahu bahwa cahaya merupakan salah satu bentuk
gelombang. Oleh karena itu, dalam gelombang kita mengenal istilah yang
namanya panjang gelombang dan juga frekuensi. Lalu adakah keterkaitan antara
indeks bias, cepat rambat, panjang gelombang dan frekuensi cahaya? Sebelum
bisa menjawab pertanyaan tersebut, kita bahas dahulu materi tentang indeks bias
dan Hukum Pembiasan berikut ini.

Indeks Bias
Indeks bias dapat dipandang sebagai suatu kemampuan medium membiaskan
(membelokkan) arah rambat cahaya. Jika cahaya bergerak dari vakum atau udara
ke medium lain, indeks biasnya disebut indeks bias mutlak medium tersebut. Pada
eksperimen Snellius, nilai indeks bias yang didapat (n = 1,5) merupakaan nilai
indeks bias mutlak kaca karena cahaya bergerak dari udara ke kaca. Secara
matematis, dapat ditulis sebagai berikut.
c . Pers.
n =
v (1)
Keterangan:
n = indeks bias mutlak medium
c = kecepatan cahaya di vakum/udara (3 108 m/s)
v = Kecepatan cahaya di suatu medium (m/s)
nilai indeks bias mutlak beberapa medium ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel Indeks Bias Mutlak Berbagai Medium
Medium Indeks Bias
Ruang hampa (vakum) 1,0000
Udara 1,0003
Es 1,3100
Air (20C) 1,3300
Etil alkohol 1,3600
Kaca kwartz 1,4590
Kuarsa 1,4600
Gliserin 1,4700
Benzena 1,5010
Kaca plexi 1,5100
Kaca kerona 1,5200
Kaca flinta 1,6200
Batu nilam 1,7600
Intan 2,4200

Hukum Pembiasan
Pembiasan cahaya tidak sembarang, tetapi mengikuti hukum-hukum
pembiasan. Hukum pembiasanpertama kali dinyatakan oleh Willebrord Snellius,
ahli Fisika berkebangsaan Belanda. Snellius melakukan eksperimen dengan
melewatkan seberkas sinar pada balok kaca. Berdasarkan hasil eksperimen yang
dilakukannya, Snellius kemudian menyatakan Hukum I Pembiasan, yang berbunyi
sebagai berikut.
Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias dari suatu cahaya yang
datang dari suatu medium ke medium lain merupakan suatu konstanta yang
besarnya sama dengan perbandingan indeks bias kedua medium tersebut.

Secara matematis, Hukum pembiasan di atas dirumuskan sebagai berikut.


sin
nr
nr sin i
ni sin i = = . Pers. (2)
r sin
ni
r
sin
= nir . Pers. (3)
i
sin
r
Keterangan:
i = sudut datang
r = sudut bias
n = indeks bias

Indeks bias relatif suatu medium adalah perbandingan nilai indeks bias mutlak
dari dua medium yang berbeda. Misalnya, seberkas cahaya bergerak dari medium
air (nair) ke medium kaca (nkaca). Secara matematis, indeks bisa air relatif terhadap
medium kaca dapat ditulis sebagai berikut.
nair . Pers.
= nkaca, air
nkaca (4)
Secara umum, jika cahaya bergerak dari medium-1 ke medium-2, maka secara
matematis indeks bias medium-2 relatif terhadap medium-1 ditulis sebagai
berikut.
n2
= n21, . Pers. (5)
n1
sin
n2
i
= n21, = . Pers. (6)
sin
n1
r
Keterangan:
n1 = indeks bias mutlak medium-1
n2 = indeks bias mutlak medium-2
n1,2 = indeks bias medium-2 relatif terhadap medium-1
i = sudut datang di medium-1
r = sudut bias di medium-2

Hubungan Indeks Bias Medium dengan Cepat Rambat Cahaya,


Panjang Gelombang dan Frekuensi
Pertama, kita akan menentukan hubungan antara indeks bias dengan cepat
rambat cahaya pada suatu medium. Untuk menentukan hubungan ini, kita dapat
mensubtitusikan persamaan (1) ke dalam persamaan (5) sehingga kita peroleh
persamaan berikut.
c/v2
= n21,
c/v1
v1 . Pers.
= n1, 2
v2 (7)
Kemudian, apabila kita subtitusikan persamaan (7) ke dalam persamaan (6), maka
kita peroleh rumus hubungan antara indeks bias medium, cepat rambat cahaya
pada medium serta sudut datang dan sudut bias, yaitu sebagai berikut.
sin
n2 v1
i . Pers.
= =
sin (8)
n1 v2
r
Keterangan:
n1 = indeks bias mutlak medium-1
n2 = indeks bias mutlak medium-2
n1,2 = indeks bias medium-2 relatif terhadap medium-1
v1 = cepat rambat cahaya pada medium-1
v2 = cepat rambat cahaya pada medium-2
i = sudut datang di medium-1
r = sudut bias di medium-2
Ingat bahwa v = f, dengan f = frekuensi cahaya dan = panjang gelombang.
Dengan demikian, apabila kita subtitusikan v = f ke dalam persamaan (1), maka
kita peroleh rumus hubungan antara indeks bias medium, frekuensi dan panjang
gelombang sebagai berikut.

n1, = 1 f
2 2 f
n1, = 1 . Pers.
2 2 (9)
Keterangan:
n1,2 = indeks bias medium
1 = panjang gelombang cahaya pada medium-1
2 = panjang gelombang cahaya pada medium-2
f = frekuensi cahaya

Persamaan (8) dan persamaan (9) memiliki makna fisis, yaitu kecepatan cahaya
dalam suatu medium berbanding terbalik dengan nilai indeks biasnya. Maksudnya
adalah, jika indeks bias semakin besar maka kecepatan cahaya semakin kecil.
Sebagai contoh, kecepatan cahaya dalam medium kaca lebih kecil dibandingkan
dengan kecepatan cahaya ketika merambat dalam air. Alasannya adalah karena
indeks bias mutlak kaca lebih besar daripada indeks bias mutlak air.

Selain itu, kalian juga dapat menyimpulkan bahwa ketika gelombang merambat
dari suatu medium ke medium lain yang indeks biasnya berbeda, maka panjang
gelombang () dan besar kecepatan (v) gelombang tersebut berubah, namun
frekuensi (f) gelombang tersebut tidak berubah.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Suatu berkas cahaya dengan panjang gelombang 6 10-7 m datang dari udara
ke balok kaca yang indeks biasnya 1,5. Hitunglah panjang gelombang dalam kaca.
Penyelesaian:
Diketahui:
1 = 6 10-7 m (udara)
n1 = 1 (udara)
n2 = 1,5 (kaca)
Ditanyakan: 2 (kaca)
Jawab:
Panjang gelombang cahaya di dalam medium kaca, dapat kita tentukan dengan
mensubtitusikan persamaan (9) ke persamaan (5) sebagai berikut.
n2 1
=
n1 2
1,5 6 10-
= 7

1 2
6
4
2 = 10-7 =
10-7
1,5
Jadi, panjang gelombang cahaya ketika melewati medium kaca adalah 4 10-7 m.

2. Cahaya datang dari air ke kaca. Indeks bias air = 1,33, indeks bias kaca = 1,54.
Hitunglah indeks bias relatif kaca terhadap air dan kecepatan cahaya di kaca jika
kecepatan cahaya di air sebesar 2,25 108 m/s.
Penyelesaian:
Diketahui:
nair = 1,33
nkaca = 1,54
vair = 2,25 108 m/s
Ditanyakan: nka (indeks bias relatif kaca terhadap air) dan vkaca
Jawab:
Indeks bias relatif kaca terhadap air
nkaca
nka =
nair
1,54
nka =
1,33

nka = 1,16

Kecepatan cahaya di dalam kaca


nair vkaca
=
nkaca vair
1,33 vkaca
= 2,25
1,54
108
1,33
vkaca = 2,25 108
1,54
vkac = 1,94 108 m/s
a

Anda mungkin juga menyukai