Anda di halaman 1dari 33

Bab 6 Optika

POKOK BAHASAN OPTIKA


1. Cahaya
2. Cermin
3. Lensa
4. Alat Optik
Cahaya

Cahaya adalah suatu gelombang elektromagnetik atau


partikel foton yang dipancarkan oleh benda-benda yang
mampu bersinar (Ex. matahari dan lampu listrik) sehingga
memungkinkan mata kita menangkap bayangan benda-
benda yang berada di sekitar benda bersinar tersebut.
Berkas Cahaya
Cahaya bergerak menurut suatu garis lurus yang disebut
dengan berkas cahaya, selanjutnya disebut dengan
sinar. Dalam fisika, ada tiga macam berkas cahaya yaitu
Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan atau refleksi adalah proses
terpancarnya kembali cahaya dari permukaan
benda yang terkena cahaya.

Cahaya Dapat Diuraikan


Pembiasan atau refraksi adalah pembelokan
arah rambat cahaya ketika melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Cahaya Dapat Dibiaskan
Istilah lain dari penguraian cahaya adalah dispersi
cahaya. Dispersi adalah peristiwa penguraian
cahaya putih (polikromatik) menjadi berbagai
macam warna tunggal (monokromatik).
Cermin

Cermin adalah keping kaca yang salah satu


permukaannya sangat halus dan di bagian
belakangnya kasar berlapis emulgram perak atau
lapisan logam tipis mengkilap, sehingga tidak
tembus cahaya serta bagian permukaan halusnya
dapat memantulkan semua berkas cahaya yang
datang.
Hukum Snellius (Pemantulan)
Garis normal (N) adalah garis yang tegak lurus dengan permukaan benda. Garis normal merupakan garis
khayal yang berfungsi mempermudah penggambaran sinar datang dan sinar pantul.
Sinar datang (i) adalah sinar yang menuju permukaan benda.
Sinar pantul (r) adalah sinar yang dipantulkan (berasal dari benda).
Sudut datang (i) adalah sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya datang (sinar datang) dengan garis normal.
Sudut pantuk (r) adalah sudut yang dibentuk oleh berkas cahaya pantul (sinar pantul) dengan garis normal.

Hukum Snellius menyatakan bahwa:


Sinar datang, garis normal dan sinar
pantul terletak pada satu bidang
Sudut datang sama dengan sudut
pantul = i r
Cermin Datar
Suatu cermin yang permukaan pantulnya berupa
bidang datar disebut dengan cermin datar.

sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin


datar adalah sebagai berikut.
Bersifat semu (maya), karena bayangan yang
terbentuk berada di belakang cermin.
Tegak dan menghadap ke arah yang berlawanan
terhadap cermin (berkebalikan).
Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda.
Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak
bayangan terhadap cermin.
Pembesaran Bayangan Cermin Datar
Berdasarkan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar, kita ketahui bahwa tinggi dan jarak
bayangan terhadap cermin datar itu sama dengan tinggi dan jarak benda terhadap cermin. Perbandingan
tinggi bayangan dengan tinggi benda pada cermin disebut perbesaran bayangan. Pada cermin datar,
perbesaran bayangan dirumuskan sebagai berikut.

, , Persamaan ini memberikan arti bahwa


= = =1 tinggi bayangan (h) sama dengan tinggi

Keterangan: benda (h) dan jarak benda ke cermin (s)
M = perbesaran bayangan sama dengan jarak bayangan ke cermin
h' = tinggi bayangan (s).
h = tinggi benda
s = jarak benda ke cermin
s = jarak bayangan ke cermin
Jumlah Bayangan 2 Cermin Datar
jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah
cermin datar yang membentuk sudut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
360
= 1

Keterangan:
n = jumlah bayangan
= sudut apit kedua cermin
Cermin Cekung
Cermin cekung (konkaf) adalah cermin
lengkung yang bagian dalamnya dapat
memantulkan cahaya. Cermin cekung
disebut juga cermin konvergen, karena
sifat cermin cekung yang
mengumpulkan atau memusatkan sinar
yang jatuh padanya.
Bagian-Bagian Cermin Cekung
Keterangan gambar:
M = titik pusat kelengkungan cermin
O = titik pusat bidang cermin (vertex)
F = titik api (titik fokus) cermin
OM = R = jari-jari kelengkungan cermin
OF = f = jarak titik api (jarak fokus), yang
panjangnya R
Perpanjangan OM = sumbu utama cermin Nomor-nomor ruang:

PM = sumbu tambahan, yang panjangnya O F = ruang I


sama dengan R dan dapat berfungsi F M = ruang II
sebagai garis normal M (-~) = ruang III
O (+~) = ruang IV
Sinar-Sinar Istimewa Cermin Cekung

1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.
2) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali
melalui titik pusat kelengkungan cermin.
Sifat Bayangan Pada Cermin Cekung
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda.
Sebuah benda atau objek yang diletakkan di depan sebuah cermin cekung akan memiliki
bayangan dengan sifat tertentu. bayangan sebuah benda oleh cermin cekung dapat
ditentukan dengan cara menggambarkan 2 dari 3 sinar istimewa pada cermin cekung.

Tabel Posisi Benda, Sifat Bayangan dan Letak Bayangan pada Cermin Cekung

No Posisi Benda Sifat Bayangan Letak Bayangan


1 Ruang I Maya, tegak, diperbesar Di belakang cermin
2 Titik Fokus Maya, tegak, diperbesar Di belakang cermin
3 Ruang II Nyata, terbalik, diperbesar Di depan cermin
4 Pusat Kelengkungan Nyata, terbalik, sama besar Di depan cermin
5 Ruang III Nyata, terbalik, diperkecil Di depan cermin
Rumus Nomor Ruang
Dari beberapa lukisan pembentukan bayangan benda pada cermin cekung di atas, kita
dapatkan data-data sebagai berikut.
Jika benda terletak di ruang I, maka bayangan berada di ruang IV.
Jika benda di ruang II, maka bayangan berada di ruang III.
Jika benda di ruang III, maka bayangan berada di ruang II
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah nomor ruang benda dengan nomor
ruang bayangan sama dengan lima.
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = V
Rumus Jarak dan Perbesaran Bayangan
Pada cermin cekung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s) akan
menghasilkan jarak fokus (f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut. 1 1 1 Keterangan:
= + ,
s = jarak benda f = jarak fokus
2 1 1 s = jarak bayangan R = jari-jari cermin
= + ,

Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan
dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai
berikut.
Keterangan:
, ,
= = M = perbesaran bayangan s = jarak bayangan

h' = tinggi bayangan s = jarak benda
h = tinggi benda
Cermin Cembung
Cermin cembung (konveks) adalah cermin
lengkung yang bagian luarnya dapat memantulkan
cahaya. Cermin cembung disebut juga cermin
negatif dan cermin divergen. Disebut cermin
negatif karena titik pusat kelengkungan cermin
dan titik fokus berada di belakang cermin yang
merupakan titik potong perpanjangan sinar-sinar
pantul dari berkas sinar datang yang sajajar. Oleh
karena itu, jari-jari kelengkungan (R) dan jarak
fokus (f) cermin cembung berharga negatif ().
Bagian-Bagian Cermin Cembung
Keterangan gambar:
M = titik pusat kelengkungan cermin
O = titik pusat bidang cermin (vertex)
F = titik api (titik fokus) cermin
OM = R = jari-jari kelengkungan cermin
OF = f = jarak titik api (jarak fokus), yang
panjangnya R
Perpanjangan OM = sumbu utama cermin
PM = sumbu tambahan, yang panjangnya
sama dengan R dan dapat berfungsi
sebagai garis normal
Sinar-Sinar Istimewa Cermin Cembung

1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F).
2) Sinar datang yang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama.
3) Sinar datang yang menuju ke titik pusat kelengkungan (M) dipantulkan kembali seolah-
olah berasal dari titik pusat kelengkungan tersebut.
Sifat Bayangan pada Cermin Cembung
Bayangan sebuah benda oleh cermin
cembung dapat ditentukan dengan
cara menggambarkan 2 dari 3 sinar
istimewa pada cermin cembung. Dan
satu hal yang perlu kalian ingat adalah
bayangan benda pada cermin
cembung selalu berada di antara titik
O dan F.

Cara melukis bayangan benda oleh cermin cembung terlihat pada gambar
di atas. Pada cara tersebut, sinar istimewa yang digunakan adalah sinar
istimewa 1 dan sinar istimewa 3. Berdasarkan gambar bayangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa benda yang diletakkan di depan sebuah cermin
cembung selalu menghasilkan bayangan maya, tegak, dan diperkecil.
Rumus Jarak dan Perbesaran Bayangan
hubungan antara jarak benda dan jarak bayangan dengan jarak fokus atau jari-jari
kelengkungan cermin diberikan pada rumus berikut ini.
1 1 1 Keterangan:
= + ,
s = jarak benda f = jarak fokus
2 1 1 s = jarak bayangan R = jari-jari cermin
= + ,

Tanda jarak fokus pada cermin cembung selalu bernilai negatif. Hal ini disebabkan
letak titik fokus pada cermin cembung terletak di belakang cermin.
Untuk benda nyata di depan cermin cembung, selalu terbentuk bayangan maya.
Jadi, nilai s pada cermin cembung selalu bertanda negatif.
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi
bayangan dengan tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan
sebagai berikut. Keterangan:
, , M = perbesaran bayangan s = jarak bayangan h = tinggi benda
= =
h' = tinggi bayangan s = jarak benda
Lensa

Lensa adalah benda bening tembus cahaya yang terdiri atas dua bidang lengkung atau satu
bidang lengkung dan satu bidang datar. Permukaan lengkung pada lensa merupakan bagian
permukaan bola. Lensa yang demikian disebut lensa sferis. Permukaan lensa sferis dapat
berupa keduanya cembung; keduanya cekung; atau gabungan cembung dan cekung.
Kebanyakan lensa terbuat dari kaca atau plastik.
Hukum Snellius (Pembiasan)
Snellius melakukan eksperimen dengan melewatkan seberkas sinar pada balok kaca. Secara
sederhana, percobaan Snellius ditunjukkan seperti pada gambar di bawah ini.

percobaan yang sama diulang dengan sudut datang yang berubah-ubah yaitu sebesar i1, i2,
i3 hingga sudut biasnya r1, r2, r3 ternyata Snellius menemukan bahwa hasil perbandingan
sinus sudut datang dengan sinus sudut biasnya selalu konstan atau tetap. Dengan hasil
percobaannya tersebut, Snellius mengemukakan Hukum Pembiasan yang berbunyi sebagai
berikut.
Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium
yang berbeda merupakan bilangan tetap.
Secara matematis, pernyataan Hukum Snellius yang kedua di
atas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan berikut.
1 sin 2 sin 3
= = = (1)
sin 1 sin 2 sin 3
Tetapan atau konstanta tersebut disebut dengan indeks bias relatif suatu medium terhadap medium
lain. Jika sinar datang dari medium 1 ke medium 2, maka indeks bias relatif medium 2 terhadap
medium 1 ditulis sebagai berikut. Keterangan:
2 Dengan demikian, persamaan (1) di atas dapat ditulis
21 = n1 = indeks bias mutlak medium 1
1 ulang sebagai berikut.
sin sin 2 n21 = indeks bias relatif medium 2
= 21 = 1 sin = 2 sin terhadap medium 1
sin sin 1
n2 = indeks bias mutlak medium 2
i = sudut datang pada medium 1
r = sudut bias pada medium 2
Selain kedua pernyataan Hukum Snellius di atas, masih ada hal lain yang berlaku pada
peristiwa pembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.
1) Jika sinar datang dari medium kurang rapat
ke medium lebih rapat, sinar akan dibiaskan
1)
mendekati garis normal. Ini berarti, sudut bias
lebih kecil daripada sudut datangnya (r < i).
2) Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat, cahaya akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih 2)
kecil dari sudut bias (i < r).
3) Jika sinar datang tegak lurus batas dua
medium, maka sinar tidak dibiaskan melainkan
diteruskan.
3)
Lensa Cembung
Lensa cembung adalah lensa dengan bagian
tengah lebih tebal daripada bagian tepi. Cahaya
yang jatuh pada permukaan lensa cembung akan
mengalami pembiasan. Berkas-berkas sinar
datang akan dibiaskan sehingga berkas-berkas
sinar biasnya mengumpul. Bagian lensa yang tebal
akan menghambat cahaya lebih banyak daripada
bagian lensa yang tipis. Oleh karena cepat rambat
cahaya di dalam lensa lebih kecil daripada di
udara, maka berkas-berkas sinar bias akan
mengumpul. Itulah sebabnya lensa cembung
bersifat konvergen.
Bagian-Bagian Lensa Cembung

Keterangan:
P1 dan P2 = Titik pusat bidang lengkung lensa
Garis P1P2 = Sumbu utama lensa
R1 dan R2 = Jari-jari kelengkungan permukaan
lensa
O = Pusat optik lensa
OP1 dan OP2 = Jari-jari kelengkungan (R)
F1 dan F2 = Titik api (titik fokus) lensa
OF1 dan OF2 = Jarak fokus lensa (f)
Sinar-Sinar Istimewa Lensa Cembung
Sinar istimewa 1: Sinar datang sejajar sumbu utama
akan dibiaskan melalui titik fokus (F1) di belakang
lensa.
Sinar istimewa 2: Sinar datang menuju titik fokus di
depan lensa (F2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar istimewa 3: Sinar yang datang melewati pusat
optik lensa (O) akan tidak dibiaskan melainkan
diteruskan.
Sinar istimewa 4: Sinar datang dengan arah
sembarang dibiaskan melalui titik fokus tambahan (FT)
di belakang lensa. FT adalah titik perpotongan garis
sejajar sinar datang yang melewati pusat optik lensa
dengan garis tegak lurus yang ditarik dari titik fokus F1.
Rumus Kekuatan Lensa
Pada lensa cembung, makin kecil jarak titik fokusnya, maka makin kuat lensa tersebut
memancarkan sinar. Hal ini berarti bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak
titik fokusnya. Secara matematis, kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:

= P = kekuatan lensa (dioptri = D)
f = jarak fokus (m)

Catatan: kekuatan lensa dinyatakan dalam dioptri bila jarak fokus dinyatakan dalam satuan
meter. Oleh karena itu, sebelum menentukan kekuatan lensa, terlebih dahulu kalian harus
mengonversi satuan jarak fokus ke meter (m).
Lensa Cekung
Lensa cekung merupakan lensa yang
permukaan lengkungnya menghadap ke dalam.
Ciri utama lensa cekung adalah bagian tengah
lebih tipis daripada bagian pinggir atau tepi.
Berbeda dengan lensa cembung yang
mengumpulkan sinar (konvergen), lensa cekung
memiliki sifat memancarkan/menyebarkan
sinar (divergen). Jika sinar datang sejajar sumbu
utama lensa, maka akan dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik fokus lensa.
Bagian-Bagian Lensa Cekung
Keterangan:
P1 dan P2 = Titik pusat bidang lengkung lensa
P1P2 = Sumbu utama lensa
R1 dan R2 = Jari-jari kelengkungan permukaan lensa
O = Pusat optik lensa
OP1 dan OP2 = Jari-jari kelengkungan (R)
F1 dan F2 = Titik api (titik fokus) lensa

bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu bersifat


maya, tegak, dan diperkecil (tidak bergantung pada posisi
atau jarak benda terhadap lensa). Letak atau posisi
bayangan selalu berada di depan lensa cekung tepatnya
di antara pusat lensa (O) dan fokus depan lensa (F1).
Sinar-Sinar Istimewa Lensa Cekung
Sinar istimewa 1: Sinar datang sejajar sumbu utama akan
dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus (F1) di depan
lensa.
Sinar istimewa 2: Sinar datang yang seolah-olah menuju
titik fokus (F2) di belakang lensa akan dibiaskan sejajar sumbu
utama.
Sinar istimewa 3: Sinar yang datang melewati pusat optik
lensa (O) akan tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Sinar istimewa 4: Sinar datang dengan arah sembarang
dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus tambahan (FT) di
depan lensa. FT adalah titik perpotongan garis sejajar sinar
datang yang melewati pusat optik lensa dengan garis tegak
lurus yang ditarik dari titik fokus F1.
Alat Optik

Alat optik adalah alat yang


menggunakan lensa dan cermin yang
memanfaatkan sifat cahaya yang
dapat dipantulkan dan dibiaskan yang
dimanfaatkan untuk melihat.

Anda mungkin juga menyukai