Anda di halaman 1dari 8

Indeks Bias: Pengertian, Macam, Rumus,

Contoh Soal Dan Pembahasan


At October 27, 2017 Indeks Bias, Optik, Optika Geometri, Pembiasan Cahaya,

Apabila kita melihat kolam yang airnya jenih, dasar kolam akan terlihat lebih
dangkal dari sebenarnya. Perhatikan orang yang berdiri di dalam kolam! Pasti
orang tersebut kelihatan lebih pendek dari sebenarnya. Begitu juga apabila kita
melihat ikan di dalam kolam, ikan tersebut terlihat lebih dekat ke permukaan.
Mengapa bisa terjadi hal seperti demikian?

Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang (baca: teori-teori tentang


cahaya). Oleh karena itu, peristiwa yang dialami gelombang juga dialami oleh
cahaya. Ketika gelombang melalui dua medium yang berbeda, akan mengalami
peristiwa pembiasan (refraksi). Pembiasan ini juga dialami oleh cahaya. Peristiwa
yang disebutkan di atas merupakan gejala pembiasan cahaya.

Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya ketika


memasuki medium yang satu ke medium yang lain. Besarnya pembelokan atau
pergeseran arah rambat cahaya yang keluar dari suatu medium bergantung pada
kerapatan optik medium tersebut. Kerapatan optik ini merupakan sifat dari
medium tembus cahaya (zat optik) dalam melewatkan cahaya.
Jika cahaya masuk dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat (ex. udara ke
air), cahaya dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, jika cahaya masuk dari
zat optik lebih rapat ke zat optik kurang (ex. kaca ke udara), cahaya dibiaskan
menjauhi garis normal. Garis normal adalah garis yang tegak lurus pada bidang
batas medium. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.

Besar kerapatan optik suatu medium dinyatakan dalam indeks bias. Itu artinya
semakin besar indeks bias suatu medium berarti kerapatan optik medium juga
semakin besar. Dan semakin besar kerapatan optik, maka akan semakin besar
pula arah pembelokan cahaya yang melewati medium tersebut. Lalu tahukan
kalian apa itu indeks bias? Beriku ini penjelasan lengkapnya, silahkan simak baik-
baik.

Pengertian Indeks Bias


Setiap medium mempunyai suatu indeks bias tertentu, yang merupakan suatu
ukuran seberapa besar suatu bahan membiaskan cahaya. Indeks bias suatu zat
adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan cahaya di dalam
zat tersebut. Kelajuan cahaya di udara selalu lebih besar daripada di dalam zat
lain. Oleh karena itu, indeks bias zat lain selain udara selalu lebih besar dari 1.

Semakin besar indeks bias suatu zat maka semakin besar cahaya dibelokkan oleh
zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang gelombang
cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya bervariasi
dari gelombang merah yang terpanjang sampai gelombang ungu yang terpendek.

Macam-Macam Indeks Bias dan Rumusnya


Ketika cahaya dari sebuah medium merambat melewati medium lain yang
berbeda kerapatan optiknya, cepat rambat cahaya akan berubah. Cepat rambat
cahaya akan berkurang jika memasuki medium dengan kerapatan tinggi.
Sebaliknya, cepat rambat cahaya akan bertambah jika memasuki medium dengan
kerapatan rendah.

Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) dengan cepat rambat
cahaya di dalam medium disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak suatu
medium dapat dicari dengan persamaan berikut.
c
n =
v
Keterangan:
n = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 108 m/s)
v = cepat rambat cahaya di dalam medium.

Berikut ini adalah beberapa contoh indeks bias mutlak beberapa medium yang
disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel Indeks Bias Mutlak Berbagai Medium
Indeks
Medium
Bias
Ruang hampa
1,0000
(vakum)
Udara 1,0003
Es 1,3100
Air (20C) 1,3300
Etil alkohol 1,3600
Kaca kwartz 1,4590
Kuarsa 1,4600
Gliserin 1,4700
Benzena 1,5010
Kaca plexi 1,5100
Kaca kerona 1,5200
Kaca flinta 1,6200
Batu nilam 1,7600
Intan 2,4200

Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Seberkas cahaya
(sinar) yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan
dibiaskan mendekati garis normal. Ini berarti, sudut datang (i) lebih besar
daripada sudut bias (r). Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar
datang dengan garis normal permukaan. Sementara, sudut bias adalah sudut
yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal. Perhatikan gambar berikut.

Hubungan antara sinar datang, sudut datang, dengan sinar bias dan sudut bias
ditemukan secara eksperimental oleh Willlebrord Snellius pada tahun 1621.
Hubungan yang diberikan dikenal sebagai Hukum Snellius pada pembiasan
cahaya, atau sering disebut saja dengan Hukum Pembiasan. Bunyi Hukum
Pembiasan Snellius ini adalah sebagai berikut.
Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium
yang berbeda merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias. Pernyataan ini
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:
n1 sin i = n2 sin r
sin i n2
=
sin r n1
Keterangan:
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
i = sudut datang sinar
r = sudut bias sinar

Pada hukum Snellius di atas, indeks bias mutlak medium 1 ditunjukkan oleh n1 dan
indeks bias mutlak medium 2 ditunjukkan dengan n2. Sementara itu,
perbandingan indeks bias mutlak dari dua buah medium disebut indeks bias
relatif. Jika cahaya datang dari medium 1 dengan indeks bias n1 menuju medium 2
dengan indeks bias mutlak n2, maka indeks bias relatif medium 2 terhadap
medium 1 dinyatakan dengan persamaan berikut.
n2
n21 =
n1
sin i
n21 =
sin r
Dengan mensubtitusikan persamaan n = c/v, kita mendapat bentuk persamaan
berikut ini.
v1
n21 =
v2
Keterangan:
n21 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
i = sudut datang
r = sudut bias
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
v1 = cepat rambat cahaya pada medium 1
v2 = cepat rambat cahaya pada medium 2

Catatan Penting:
Cepat rambat cahaya di udara sama dengan cepat rambat di ruang hampa.
Artinya, indeks bias udara bernilai 1. Jadi, jika cahaya dari udara memasuki
medium dengan indeks bias n, maka indeks bias relatif medium sama dengan
indeks bias mutlak medium tersebut.

Contoh Soal dan Pembahasan


Agar kalian dapat mengetahui penerapan konsep dan rumus indeks bias pada
peristiwa pemantulan cahaya, silahkan pelajari beberapa contoh soal dan
pembahasannya berikut ini.
Contoh Soal 1
Cahaya merambat dari udara ke air. Bila cepat rambat cahaya di udara adalah 3
108 m/s dan indeks bias air 4/3, maka tentukanlah cepat rambat cahaya di air!
Penyelesaian:
Diketahui:
c = 3 108 m/s
nair = 4/3
Ditanyakan: vair
Jawab:
c
nair =
vair
Maka cepat rambat cahaya di air dirumuskan sebagai berikut.
c
vair =
nair
3
vair = 108 m/s
4/3
2,25
vair =
108 m/s
Jadi, cepat rambat cahaya di dalam air adalah 2,25 108 m/s.

Contoh Soal 2
Seseorang menyinari sebuah kaca tebal dengan sudut 30 terhadap garis normal.
Jika cepat rambat cahaya di dalam kaca adalah 2 108 m/s, tentukan indeks bias
kaca dan sudut biasnya.
Penyelesaian:
Diketahui:
i = 30
v2 = 2 108 m/s
Ditanyakan: n2 (indeks bias kaca) dan r
Jawab:
Untuk mencari indeks bias kaca, gunakan persamaan:
3
c
108 m/s
n = = = 1,5
2
v
108 m/s
Jadi, indeks bias kaca adalah 1,5
Untuk mencari sudut bias, gunakan hukum Snellius.
sin i n2
=
sin r n1
sin 30 1,5
=
sin r 1
0,5
sin r =
1,5
sin = 0,33
r

r = sin1 (0,33)
r = 19,27
Jadi, besar sudut biasnya adalah 19,27.

Anda mungkin juga menyukai