Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 1


DIFRAKSI FRAUNHOFER........................................................................................................................ 2
INTERFERENSI CELAH PADA KISI ........................................................................................................ 5
POLARIMETER ......................................................................................................................................... 9
DIFRAKSI DAN INTERFERENSI GELOMBANG PERMUKAAN AIR ................................................... 13
POLARISASI CAHAYA ........................................................................................................................... 18
DIFRAKSI GELOMBANG CAHAYA ...................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 30

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 1


PERCOBAAN I
DIFRAKSI FRAUNHOFER

A. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip terjadinya difraksi fraunhofer.
2. Menentukan panjang gelombang suatu sumber cahaya.

B. Alat dan Bahan


1. Sumber cahaya monokromatis/ laser
2. Mistar logam.
3. Layar pengamat.
4. Bangku optik.

C. Dasar Teori
Difraksi farunhofer menggambarkan pola medan jauh. Kedua sumber cahaya dan layar
pengamatan berjauhan letaknya terhadap celah difraksi, sehingga muka gelombang
yang tiba pada celah dan layar pengamatan berupa gelombang bidang. Pola difraksi
berubah dalam hal ukuran saja. Misalnya persamaan gelombang elektromagnetik yang
dihasilkan oleh sumber cahaya adalah:
𝐸𝐿
𝑑𝐸 ≈ sin⁡(𝑤𝑡 − 𝑘𝑟)2............................................................. (1)
𝑅

dengan (EL/R) adalah amplitudo gelombang.


Dengan menggunakan pendekatan Fraunhofer, besar intensitasnya adalah:
𝑠𝑖𝑛𝛽 2
𝐼 (𝜃 ) = ⁡ 𝐼𝑜 ( ) ...................................................................... (2)
𝛽

Dengan
𝛽 = ⁡ (𝑘𝑏/2)𝑠𝑖𝑛𝜃........................................................................ (3)

D. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan ini
2. Meletakkan kertas di dinding sebagai layar
3. Menyusun alat dan bahan seperti gambar di bawah

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 2


4. Mengatur posisi laser sehingga diperoleh pola titik pada layar dengan jarak
beberapa meter dari penggaris.
5. Mengukur jarak D
6. Memberikan tanda X pada layar sebagai posisi sumber cahaya laser sebelum
penggaris diletakkan
7. Mengatur posisi penggaris hingga sehingga menghasilkan berkas cahaya pola
terang dan gelap pada layar
8. Mengamati pola cahaya yang paling terang kemudian memberi tanda Q0 pada
kertas
9. Memberi tanda pada layar untuk titik terang P0, P1, P2, P3, P4 hingga P5
10. Mengukur jarak titik O terhadap titik X sebagai Q0
11. Mengukur jarak tiap titik terang masing-masing terhadap titik X sebagai P0, P1,
P2, P3, P4 hingga P5
12. Mencatat hasil pengamatan yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan

E. Tabel Pengamatan
D =...
d =...
Q0 =...

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 3


n Pn (m) Yn = Pn – Q0 (m) Yn2-Y02 (m2) Λ (m)
0
1
2
3
4
5

F. Tugas dan Pertanyaan


1. Dengan menggunakan persamaan (6) tentukan besar panjang gelombang sumber
cahaya dari slope yang dibentuk oleh plot
2. Bandingkan hasil yang anda peroleh dengan panjang gelombang secara teori/dari
refrensi, dan berikan komentar anda.
3. Tentukan juga panjang gelombang dari hasil pengisian tabel di bawah ini
Yo = .........
d =..........
D =..........

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 4


PERCOBAAN II
INTERFERENSI CELAH PADA KISI

A. Tujuan Percobaan
Mengamati pola interferensi yang dihasilkan oleh kisi.

B. Alat dan Bahan


1. Sumber cahaya/ Laser.
2. Bangku optik.
3. Layar.
4. Celah kisi 100 garis/mm dan 300 garis/mm
5. Mistar 30 cm

C. Dasar Teori
Interferensi terjadi ketika dua gelombang datang bersamaan pada suatu tempat. Agar
hasil interferensi dapat diamati maka syarat yang harus dipenuhi oleh dua sumber
cahaya haruslah kedua cahaya harus koheren, keduanya memiliki beda fase yang selalu
tetap (memiliki frekuensi dan amplitudo harus sama). Peristiwa interferensi hanya
dapat dijelaskan jika cahaya dipandang sebagai gelombang. Pola hasil interferensi
dapat ditangkap pada layar dengan pengamatan:
a. Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum.
b. Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum.

1. Interferensi melalui satu celah sempit


Perhatikan gambar 1. Di titik O, sinar monokromatik datang sejajar. Akibatnya
tidak ada selisih lintasan di antara sinar-sinar itu. Oleh karena itu, titik O
merupakan titik terang. Misalnya titik ini merupakan titik gelap pertama. Gelapnya
di titik P disebabkan gelombang cahaya yang mengenai titik ini mempunyai beda
lintasan 1/2𝜆. Dengan kata lain, titik P terjadi pola interferensi minimum pertama.
Beda lintasan dua gelombang cahaya panjangnya d/2 sin 𝜃. Dengan demikian;
𝑑 1 𝜆
sin 𝜃 = 2 𝜆 atau sin 𝜃 = ⁡ 𝑑
2

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 5


Sehingga interferensi maksimum terjadi apabila:
1
𝑑 sin 𝜃 = (2𝑘 − 1) 2 𝜆 (1)

dan interferensi minimum terjadi apabila


𝑑 sin 𝜃 = 𝑘𝜆 (2)
dimana k = 1,2,3......, d = lebar celah, 𝜃= sudut difraksi, 𝜆 = panjang gelombang
cahaya.

Gambar 1. Interferensi pada celah tunggal

2. Interferensi melalui dua celah sempit


Skema percobaan young untuk interferensi celah terlihat pada gambar 2 di bawah
ini.

Gambar 2. Interferensi melalui dua celah sempit

Hasil interferensi pada layar berupa garis terang dan garis gelap tergantung pada
beda lintasan cahaya dari S1 dan S2, dengan kondisi jarak celah dengan layar L (
d << L ), maka selisih lintasan untuk titik sembarang P adalah :
S2P – S1P = S2R = d sin 𝜃. (3)

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 6


Interferensi maksimum akan terjadi bila kedua gelombang memiliki fase yang
sama. Dua gelombang memiliki fase yang sama apa bila selisih lintasannya sama
dengan nol atau bilangan bulat dua kali panjang gelombang 𝜆, secara matematis
dapat ditulis:
d sin 𝜃 = k 𝜆 (4)
di mana k disebut orde atau nomor terang. Untuk harga 𝜃 yang kecil, dapat
digunakan pendekatan
𝑃
sin 𝜃 = tan 𝜃 ≈ (5)
𝐿

sehingga persamaan menjadi


𝑃𝑑
= 𝑘𝜆 (6)
𝐿

Dengan P adalah jarak terang ke – k terang pusat.


Interferensi minimum terjadi bila beda fase kedua gelombang 180 o. Ini berarti
pada lintasan kedua gelombang sama dengan ½ 𝜆 secara matematis dapat ditulis
d sin 𝜃 = (2k -1) ½ 𝜆 (7)

D. Prosedur Kerja
1. Siapkan sumber cahaya yang digunakan, bangku optik, celah kisi dan layar
2. Susun seperti gambar 3 di bawah ini

3. Agar diperoleh pola interferensi yang jelas pada layar, aturlah letak celah dengan
menggeser ke arah sumber cahaya atau kearah layar.
4. Ukur jarak kisi ke layar dan jarak celah kisi ke sumber cahaya dan catat hasilnya.
5. Ukur jarak masing-masing pita terang ke terang pusat hingga orde ke-3.

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 7


6. Lakukan percobaan yang sama dengan mengganti kisi 100 garis/mm dengan kisi
300 garis/mm.

E. Tugas dan Pertanyaan


1. Buatlah grafik antara jarak pita ke-n
2. Dari grafik, tentukan besar panjang gelombang sumber cahaya yang anda gunakan
dan berikan penjelasan.

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 8


PERCOBAAN III
POLARIMETER

A. Tujuan Percobaan
1. Memahami bahwa cahaya adalah gelombang transversal sehingga dapat
dipolarisasi.
2. Memahami cara kerja alat polarimeter.
3. Menghitung daya putar spesifik dari larutan gula tebu dengan menggunakan
cahaya yang dipolarisasi.

B. Alat dan Bahan


1. Polarimeter.
2. Tabung pemutar.
3. Sumber cahaya monokromatis.
4. Gelas ukur.
5. Larutan gula tebu.

C. Dasar Teori
Bila suatu berkas cahaya terpolarisasi linear melalui suatu larutan zat yang bersifat
optis aktif (misalnya larutan gula), maka bidang polarisasi cahaya tersebut akan
berputar sebesar sudut teta. Besar sudut teta tergantung pada konsentrasi larutan,
suhu larutan, panjang yang dilalaui sinar cahaya dan panjang gelombang cahaya. Sudut
putar dapat dihitung dengan persamaan.
𝜃 = 𝛼𝑙 . 𝑙. 𝑘 .. (1)
Dimana
𝛼𝑙 = daya putar spesifik
𝑙 = panjang tabung (cm)
𝑘 = konsentrasilarutan (g/cc)
Untuk gula tebu α = 66,540. Ini khusus berlaku untuk cahaya kuning pada suhu 200C.
Jika suhunya tidak sama, haruslah diadakan koreksi dengan menggunakan
persamaan.
𝛼𝑙 = 𝛼20 (1 − 0,000184)(𝑡 − 20) (2)

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 9


Untuk mengamati besar sudut α, dipergunakan alat polarimeter yang pada umumnya
terdiri dari polarimeter, lempeng λ/2, analisator dan dilengkapi dengan tabung-tabung
pemutar dengan panjang tertentu. Pada prinsipnya, cara kerja polarimeter dapat
diterangkan sebagai berikut.

Gambar a.

Gambar b.
Gambar 1.a, b Prinsip kerja polarimeter
Keterangan :
1. Light source
2. Unpolarized light
3. Polarizer
4. Polarized light
5. Sample tube containing organic molecules

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 10


6. 30° optical rotation
7. Movable analyzer
8. Observer

Berkas cahaya monokromatik setelah melalui polarisator sebagian akan memasuki


lempeng λ/2 dan sisanya langsung diteruskan pada tabung larutan. Karena lempengan
adalah lempengan ½λ bidang polarisasi sinar (2) akan terputar seperti yang terlihat
pada gambar diatas. Jika pada mulanya bidang polarisasi terletak ditengah-tengah
sumbu optic dengan sudut α maka setelah keluar dari lempengan λ/2 bidang polarisasi
ini akan terletak disamping kiri kanan sumbu optic dengan sudut α pula.

D. Prosedur Kerja.
1. Buatlah larutan gula dengan konsentrasi k1, k2, k3dan k4
2. Cuci bersih tabung pemutar, isilah dengan aquades (jangan sampai ada gelembung
udara) dan masukkan kedalam polarimeter. Jagalah agar bagian luar tabung
kering, terutama pada bagian ujungnya.
3. Tentukan isi setimbang polarisasi, catatlah kedudukan ini dan ulangi pengamatan
ini beberapa kali.
4. Kosongkan tabung pemutar. Ganti isinya dengan larutan konsentrasi k, setelah itu
putarlah analisator sehingga kedudukan setimbang diperoleh kembali. Ulangi
pengamatan beberapa kali.
5. Ulangi langkah 2 – 4 untuk larutan gula lainnya.

Gambar 2. Polarimeter

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 11


E. Tugas dan Pertanyaan.
1. Tunjukkan bahwa pelarut tidak punya daya putar.
2. Buatlah grafik antara teta dan k.
3. Bagaimanakah bentuk grafik tersebut ? Bandingkan dengan yang seharusnya.
4. Hitunglah α dari grafik tersebut.
5. HItunglah α dengan menggunakan persamaan (1), kemudian bandingkan hasilnya
dengan no. 4. Jika ada penyimpangan, terangkan.
6. Hitunglah kesalahan mutlak dan kesalahan relatifnya.
7. Apa yang dimaksud dengan cahaya yang terpolarisasi linear, terpolarisasi elips dan
terpolarisasi lingkaran? Terangkan mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi.
8. Apa yang dimaksud dengan lempengan λ/4 dan lempengan λ/2?
9. Dapatkah digunakan cahaya putih pada percobaan ini? Terangkan mengapa.

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 12


PERCOBAAN IV
DIFRAKSI DAN INTERFERENSI GELOMBANG PERMUKAAN AIR

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Difraksi Gelombang Permukaan Air
a. menjelaskan pengaruh perubahan lebar celah terhadap pola difraksi
b. menjelaskan hubungan kecepatan gelombang dengan frekuensi
2. Interferensi Gelombang Permukaan Air
a. menjelaskan pengaruh perubahan lebar celah terhadap pola interferensi
b. menjelaskan hubungan kecepatan gelombang dengan frekuensi

B. Dasar Teori
1. Difraksi
Jika sebuah gelombang air tiba pada suatu celah sempit, maka gelombang ini akan
mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-gelombang
setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut. Gejala ini
disebut difraksi.
Difraksi adalah lenturan yaitu peristiwa pematahan gelombang oleh celah sempit
sebagai penghalang. Difraksi terjadi dengan kuat apabila lebar celah tidak jauh
berbeda dengan panjang gelombangnya. Difraksi dapat terjadi pada semua bentuk
gelombang. Misalnya gelombang permukaan air yang terhalang oleh papan
bercelah. Setelah gelombang melewati celah itu, maka akan menyebar ke segala
arah. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar.

2. Interferensi
Interferensi merupakan gejala gelombang. Interferensi terjadi jika dua gelombang
permukaan air berpadu di suatu tempat. Interferensi gelombang permukaan air
dapat diamati dengan jelas pada tangki riak.
Syarat agar terjadi interferensi pada gelombang permukaan air adalah kedua
sumber harus bergetar serentak (memiliki fase yang sama) amplitudo dan
frekuensi yang sama. Dua sumber getar yang memiliki fase, amplitudo dan

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 13


frekuensi yang sama dinamakan dua sumber koheren. Dua sumber koheren hanya
dapat dihasilkan dari satu sumber getar. Pada tangki riak, dua sumber koheren
adalah dua pembangkit gelombang berbentuk bola yang digetarkan oleh satu
batang penggetar.
Interferensi antara dua gelombang permukaan air, akan membentuk pola
gelombang. Dari interferensi ini terdapat alur-alur di permukaan air yang
bergelombang, tetapi ada juga alur-alur yang tenang seolah gelombang tidak
pernah melaluinya. Ketika depan gelombang melewati dua celah dengan
gelombang depanya bertindak seperti dua buah sumber titik. Pola gelombang
melingkar yang menyebar dari celah membentuk interferensi secara konstruktif
dan destruktif. Posisi intensitas maksimum diberikan sebagai berikut
d Sin 𝜃= m λ
dimana:
d = jarak celah,
𝜃 = sudut yang dibentuk antara dua posisi intensitas maksimum
λ = merupakan panjang gelombang, dan
m = 0,1,2,3....

3. Cepat Rambat Gelombang


Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung
jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu.
Pada Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan
hertz (Hz). Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per
detik. Gelombang merupakan getaran yang merambat. Merambat berarti
bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dalam selang waktu tertentu. Jika
diketahui panjang gelombang dan periodenya, dapat ditentukan kecepatan
gelombang tersebut. Panjang gelombang dilambangkan λ, dengan satuan meter,
sedangkan kecepatan dilambangkan v satuannya m/s. Hubungan antara panjang
gelombang, frekuensi, periode, dan cepat rambat gelombang dapat dirumuskan
sebagai berikut.
v = λf atau v = λ/T

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 14


C. Alat dan Bahan
1. Satu set alat Pasco model WA-9899 terdiri atas:
a. Ripple Tank Assembly (reflector and projection screen)
b. Ripple Generator
c. Light Source
d. Long Diffraction Barrier (2)
e. Mini Diffraction Barrier
f. Short Diffraction Barrier
g. Plane Wave Dipper
2. Air 700-800 mL
3. Large Rod Stand ME-8735
4. 90 cm Rod ME-8738
5. Rod
6. Kertas (40x40 cm)
7. Mistar (30 cm)
8. Gelas Beaker 1000 mL
9. Sumber tegangan AC

D. Prosedur Kerja
1. Rangkai alat pasco model WA-9899
a) Pasang sumber cahaya pada batang statif di tepi belakang tangki riak
b) Tambahkan sedikit air ke dalam tangki riak dan atur ketinggian kaki tangki agar
level air seimbang

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 15


c) Letakkan long barrier di tengah-tengah tangki dan tambahkan sekitar 800 mL
air ke dalam tangki (atau setengah tinggi barrier)
d) Atur batang statif dan dasar statif lalu hubungkan generator riak dan posisikan
generator ke tengah tangki
e) Hubungkan sumber cahaya ke generator riak
f) Hubungkan generator riak ke sumber tegangan
g) Pasang plane wave dipper ke lengan riak dan sesuaikan hingga bagian bawah
dipper hampir tidak bersentuhan dengan permukaan air

h) Ubah sumber cahaya ke ‘STROBE’ dan atur frekuensi generator riak ke 20 Hz


dan amplitudo hingga kurang dari separuh maksimum
i) Tempatkan selembar kertas di bawah tangki riak sehingga Anda dapat melihat
pola gelombang yang dihasilkan

Difraksi Gelombang
2. On-kan generator riak
3. Amati pola gelombang permukaan air yang terbentuk pada layar.
4. Pasanglah penghalang difraksi panjang 5 cm di depan bidang getar dan tepat di
bawah sumber cahaya, sehingga membentuk celah tunggal. Atur lebar celah
sebesar 3 cm.

Gambar 1. Susunan alat difraksi gelombang

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 16


5. Sesuaikan amplitudo dan frekuensi hingga terbentuk pola gelombang melingkar
yang jelas
6. Ambil gambar pola gelombang permukaan yang terbentuk pada layar
7. Hitung panjang dari 5 gelombang
8. Ubah frekuensi generator riak
9. Amati apa yang terjadi pada panjang gelombang dan pola difraksi gelombang
10. Ulangi langkah 6-9
11. Ulangi langkah 2-10 untuk lebar celah 1,5 cm

Interferensi Gelombang Permukaan Air


12. Ulangi langkah 2-11 dengan mengubah rangkaian

Gambar 2. Susunan alat interferensi gelombang

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 17


PERCOBAAN V
POLARISASI CAHAYA

A. Pengantar
Sinar laser (puncak panjang gelombang = 650 nm) dilewatkan melalui dua polarizer.
Sebagai polarizer kedua (analisa) diputar dengan tangan, intensitas cahaya relatif
dicatat sebagai fungsi dari sudut antara sumbu polarisasi dari dua polarizer. Sudut ini
diperoleh dengan menggunakan Sensor Gerak yang digabungkan dengan polarizer
dengan belt drive. Plot intensitas cahaya terhadap sudut dapat dipasang dengan
kuadrat kosinus dari sudut.

B. Alat dan Bahan


1. 1 1Polarization Analyzer : OS-8533
2. 1 2Basic Optics Bench (60 cm) : OS-8541
3. 1 Aperture Bracket : OS-8534
4. 1 Red Diode Laser : OS-8525A
5. 1 Sensor Cahaya Sensitivitas Tinggi : PS-2176
6. 1 Sensor Gerak : PS-2120
7. 1 PASPORT Interface
8. 1 DataStudio Software : CI-6870

C. Teori
2 Polarizer
Sebuah polarizer hanya memungkinkan cahaya yang bergetar pada bidang tertentu
untuk melewati itu. Bidang ini membentuk "poros" polarisasi. Cahaya tak
terpolarisasi bergetar di semua bidang tegak lurus terhadap arah propagasi. Jika
lampu tak terpolarisasi insiden pada "ideal" polarizer, hanya setengah dari intensitas
cahaya akan ditularkan melalui polarizer

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 18


Gambar 1: Transmisi Cahaya oleh 2 Polarizer

Cahaya ditransmisikan terpolarisasi dalam satu bidang. Jika cahaya terpolarisasi ini
tampak pada polarizer kedua, sumbu dari yang berorientasi sedemikian rupa
sehingga tegak lurus dengan bidang polarisasi cahaya tampak , tidak ada cahaya akan
ditransmisikan melalui polarizer kedua. Lihat Gambar 1.
Namun, jika polarizer kedua berorientasi pada sudut tidak tegak lurus terhadap
sumbu polarizer pertama , akan ada beberapa komponen dari medan listrik dari
cahaya terpolarisasi yang terletak pada arah yang sama dengan sumbu polarizer
kedua, dan dengan demikian beberapa cahaya akan ditransmisikan melalui polarizer
kedua.

Polarizer #1 Polarizer #2
Eo 

E E

Unpolarized
E-field

Gambar 2: Komponen Medan Magnet

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 19


Jika medan listrik terpolarisasi disebut E0 setelah melewati polarizer pertama ,
komponen, E, setelah lapangan melewati polarizer kedua yang pada sudut 
sehubungan dengan polarizer pertama adalah E0cos (lihat Gambar 2). Karena
intensitas cahaya bervariasi sebagai kuadrat dari medan listrik , intensitas cahaya
yang ditransmisikan melalui filter kedua diberikan oleh
𝐼 = 𝐼𝑜 𝑐𝑜𝑠 2 𝜑

3 Polarizer

Gambar 3: Transmisi Medan Listik oleh Tiga Polarizer

Cahaya tak terpolarisasi melewati 3 polarizer (lihat Gbr. 3). Polarizer pertama dan
terakhir membentuk sudut 90o. Polarizer kedua memiliki sumbu polarisasi diputar
sudut  dari polarizer pertama. Oleh karena itu, polarizer ketiga diputar sudut
𝜋
(2 − 𝜑)dari polarizer kedua . Intensitas setelah melewati polarizer pertama adalah I1

dan intensitas setelah melewati polarizer kedua, I 2, diberikan oleh


𝐼2 = 𝐼1 𝑐𝑜𝑠 2 𝜑. (1)

Intensitas setelah polarize ketiga, I3, diberikan oleh


𝜋 𝜋
𝐼3 = 𝐼2 𝑐𝑜𝑠 2 ( − 𝜑) = 𝐼1 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜑) (𝑐𝑜𝑠2 ( − 𝜑)) (2)
2 2

Menggunakan identitas, 𝑐𝑜𝑠(𝛼 − 𝛽) = 𝑐𝑜𝑠 𝛼 𝑐𝑜𝑠 𝛽 + 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑠𝑖𝑛 𝛽, menghasilkan


𝜋 𝜋 𝜋 1
𝑐𝑜𝑠 ( 2 − 𝜑) = 𝑐𝑜𝑠 2 𝑐𝑜𝑠 𝜑 + 𝑠𝑖𝑛 2 𝑠𝑖𝑛 𝜑 = 𝑠𝑖𝑛 𝜑. Juga, ketika 𝑐𝑜𝑠 𝜑 𝑠𝑖𝑛 𝜑 = 2 𝑠𝑖𝑛(2𝜑),
𝐼1
𝐼3 = 4
𝑠𝑖𝑛2 ( 2𝜑) (3)

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 20


Karena akuisisi data dimulai di mana intensitas yang ditransmisikan melalui polarizer
3 adalah maksimum, sudut () diukur dalam percobaan adalah nol ketika polarizer
kedua adalah 45o dari sudut . Sehingga sudut  terkait dengan sudut yang diukur 
oleh
𝜑 = 45𝑜 + 𝜃 (4)

Persamaan ini dimasukkan ke dalam Data Studio kalkulator untuk mengkompensasi


mengukur  bukan mengukur  langsung

D. Prosedur Kerjaprosedur Kerja

Gambar 4: Rangkaian Komponen Peralatan

1. Naikan plat aperture pada pemegang aperture braket.


2. Naikan Sensor Cahaya dengan Sensitivitas Tinggi pada Aperture Bracket dan
pasang sensor ke PASPORT Interface. Pilih "Sun" ( 0-10,000 ) pengaturan di sisi
sensor.
3. Putar disk aperture pada sensor cahaya untuk aperture melingkar terbuka (lihat
Gbr.5 ).

Gambar 5: Penggunaan Lingkaran Tebuka .


4. Naikkan Sensor Gerak pada braket polarizer. Hubungkan katrol besar di Sensor
Gerak dengan katrol polarizer dengan sabuk plastik (lihat Gbr.6 ).

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 21


5. Pasang Sensor Gerak ke PASPORT Interface.

Gambar 6: Sensor Gerak Yang terhubung Polarizer dengan Belt


6. Tempatkan semua komponen di Optik Melacak seperti yang ditunjukkan pada
Gbr. 7.

Gambar 7: Penyusunan Posisi Komponen untuk praktikum

Mengatur Software
Mulai DataStudio dan buka file yang bernama "Polarization_PASPORT.ds".

Prosedur Untuk 2 Polarizer


Dalam dua langkah pertama, selaraskan polarizer untuk memungkinkan jumlah
maksimum cahaya yang lewat.
1. Karena sinar laser sudah terpolarisasi, polarizer pertama harus sejajar dengan
sumbu laser polarisasi. Pertama lepaskan pemegang dengan polarizer dan Sensor

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 22


Gerak dari trek. Geser semua komponen di trek berdekatan dan meredupkan
lampu kamar. Klik Start dan kemudian memutar polarizer yang tidak memiliki
Sensor Gerak sampai intensitas cahaya pada skala angka adalah pada maksimum.
Tekan Stop dan meninggalkan polarizer dalam posisi itu. Dari menu Percobaan
pilih "Hapus Data terakhir Run".
2. Untuk memungkinkan intensitas maksimum cahaya melalui kedua polarizer,
menempatkan pemegang dengan polarizer dan Rotary Motion Sensor kembali
pada jalur, tekan Start, dan kemudian memutar polarizer yang tidak memiliki
Sensor Gerak sampai intensitas cahaya pada angka skala berada pada titik
maksimum dan tekan Stop (lihat Gambar. 8). Dari menu Percobaan pilih "Hapus
Data terakhir Run".

Gambar 8: Putar polarizer Yang Telah Sensor Gerak


3. Tekan Mulai dan perlahan-lahan memutar polarizer yang memiliki Sensor Gerak
melalui 360 derajat. Kemudian tekan Stop. Simpan data ini.

ANALISA
1. Klik pada tombol Fit pada grafik dan pilih User-Defined Fit. Klik dua kali kotak
Fit User-Defined pada grafik dan menulis persamaan (A cos (x) ^ 2) dengan
konstanta Anda dapat menyesuaikan untuk membuat kurva sesuai data Anda.
Pastikan untuk memilih kotak DEG untuk derajat.
2. Cobalah cos3 (𝜑) fit dan kemudian mencoba cos4 (𝜑) fit. Apakah salah satu dari
ini lebih cocok daripada fit asli Anda? Apakah persamaan yang paling sesuai
dengan teori pertandingan data Anda? Jika tidak, mengapa tidak?

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 23


Prosedur Untuk 3 Polarizer
CATATAN: Bagian ini adalah opsional jika Anda tidak memiliki polarizer ketiga.
Mungkin kelompok lab lain memiliki satu dan Anda dapat berbagi.
1. Sekarang ulangi percobaan dengan 3 polarizer. Tempatkan satu polarizer di trek
dan putar sampai cahaya yang ditransmisikan adalah maksimal.
2. Kemudian tempat polarizer kedua di trek dan putar sampai cahaya yang
ditransmisikan melalui kedua polarizer adalah minimum.

Gambar 9: Pengaturan dengan polarizer Ketiga (# 2) antara Sensor Gerak dan


Sensor Cahaya
3. Kemudian tempat polarizer ketiga di jalur antara pertama dan kedua polarizer.
Putar sampai cahaya yang ditransmisikan melalui semua tiga polarizer adalah
maksimum (lihat Gbr.9).
4. Tekan Mulai dan rekam Intensitas vs sudut untuk 360 derajat saat Anda memutar
polarizer ketiga yang memiliki Sensor Gerak.
5. Pilih data Anda dari 2 polarizer dan dari 3 polarizer. Apa dua hal yang berbeda
untuk Intensity vs Angle grafik untuk 3 polarizer dibandingkan dengan 2
polarizer?
6. Klik pada tombol Fit dan pilih Fit User-Defined. Klik dua kali kotak Fit User-
Defined pada grafik dan masukkan persamaan yang Anda miliki untuk dua
polarizer. Kemudian mengubah persamaan sampai cocok data Anda untuk 3
polarizer.

E. Pertanyaan

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 24


1. Untuk 3 polarizer, apa adalah sudut antara polarizer tengah dan polarizer
pertama untuk mendapatkan transmisi maksimum melalui semua 3 polarizer?
Ingat: Dalam percobaan, sudut polarizer tengah secara otomatis membaca nol
ketika Anda mulai mengambil data tetapi itu tidak berarti polarizer tengah sejajar
dengan polarizer pertama.
2. Untuk 3 polarizer, berapa sudut antara polarizer tengah dan polarizer pertama
untuk mendapatkan transmisi minimum melalui semua 3 polarizer?

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 25


PERCOBAAN VI
DIFRAKSI GELOMBANG CAHAYA

A. Latar Belakang
Difraksi terjadi pada semua gelombang, yaitu gelombang pada permukaan
air,gelombang bumi, cahaya, gelombang mikro, dan sebagainya. Difraksi gelombang
ini mempunyai pola pola yang berbeda-beda, misalnya pada permukaan air polanya
adalah dari pola lingkaran yang kecil kemudian akan menjadi pola lingkaran yang
besar. Pada gelombang cahaya pola-pola difraksi ini juga berbeda-beda bergantung
seberapa besar intensitas cahayanya yang diberikan. Dengan melihat pola-pola ini
akan bisa ditentukan jarak pusat antar difraksi maksimum dengan difraksi
minimumnya. Perbedan pola dan intensitas cahaya ini juga akan memperlihatkan
seberapa besar panjang gelombang cahaya yang terdifraksikan atau terhamburkan.
Oleh karena untuk membuktikan hal ini maka kami kelompok 3 melakukan
percobaan ini yang berjudul difraksi gelombang cahaya dengan menggunakan
peralatan pasco scientific.

B. Tujuan
1. Mengetahui pola difraksi gelombang cahaya
2. Menentukan nilai persentasi intensitas cahaya.
3. Menentukan jarak antara pusat difraksi maksimum dan difraksi minimum pada
celah tunggal
4. Menentukan panjang gelombang cahaya

C. Alat dan Bahan


1. Bangku optik 120 cm
2. Perangkat celah tunggal (Single-Slit set)
3. Sumber cahaya laser (laser diode light)
4. High sensitivity light sensor
5. Rotary motion sensor
6. Interface 750
7. Monitor

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 26


8. CPU
9. Mouse
10. Linear Translator
11. Apertures bracket
12. Basic optic diode 2 buah

D. Kajian Pustaka
Difraksi Celah Tunggal

Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari
panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi
gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah tersebut.
Peristiwa ini dikenal dengan difraksi. Difraksi merupakan pembelokan cahaya di
sekitar suatu penghalang /suatu celah.

Gambar 1. Difraksi Celah Tunggal

m= + 1

m = -1

Gambar 2. Terjadinya garis gelap dan terang

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 27


Syarat terjadinya garis gelap ke-m adalah:
𝑑⁡𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑚𝜆; ⁡⁡⁡⁡⁡⁡𝑚 = 1,2,3, ….
Untuk sudut θ yang kecil, berlaku:
𝑎𝑑
= 𝑚𝜆
𝐿
Syarat terjadinya garis terang ke-m adalah
1
𝑑⁡𝑠𝑖𝑛𝜃 = (𝑚 + )𝜆
2

Untuk sudut θ yang kecil, berlaku :


𝑎𝑑 1
= (𝑚 + )𝜆
𝐿 2

E. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyusun alat seperti pada gambar di bawah ini.

3. Memutar single slit set pada celah tunggah 0,16 mm.


4. Menghidupkan laser light.
5. Mengatur jarak antara single slit set dengan apertures bracket sejauh 47 cm
sebagai L.
6. Mengatur pasco pada monitor, dengan membuka hardware setup dan memilih
rotary motion sensor dan light sensor.
7. Membuka graph dan mengatur pada sumbu y sebagai intensity dan sumbu x
position.

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 28


8. Mengklik tombol record pada monitor bersamaan dengan menggeser sensor
gerak rotasi secara perlahan sehingga pada monitor terbentuk grafik, kemudian
menghentikan perekaman dengan mengklik tombol stop.
9. Memilih ikon smart tool untuk melihat titik maksimum dan minimum pada grafik
hasil pola difraksi.
10. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
11. Mengatur pasco pada monitor, dengan membuka hardware setup dan memilih
rotary motion sensor dan light sensor untuk lebar celah 0,08 mm
12. Membuka graph dan mengatur pada sumbu y sebagai intensity dan sumbu x
position.
13. Mengklik tombol record pada monitor bersamaan dengan menggeser sensor
gerak rotasi secara perlahan sehingga pada monitor terbentuk grafik, kemudian
menghentikan perekaman dengan mengklik tombol stop.
14. Memilih ikon smart tool untuk melihat titik maksimum dan minimum pada grafik
hasil pola difraksi.
15. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 29


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2012. Penuntun Peraktikum Gelombang dan Optik. Program Studi Pendidikan
Fisika. Jurusan Pendidikan MIPA FKIP. Universitas Tadulako.

Permatasari Arda. 2013. Modul Percobaan Gelombang Permukaan Air Menggunakan Alat
Pasco Model Generator Riak, Sumber Cahaya dan Sistem Tangki Riak . Program
Studi Magister Pendidikan Sains. Universitas Tadulako.

Untara Adi. 2013. Praktikum Gelombang dan Optik. Program Studi Magister Pendidikan
Sains. Universitas Tadulako.

MODUL PRAKTIKUM GELOMBANG DAN OPTIK 30

Anda mungkin juga menyukai