Anda di halaman 1dari 6

Kenapa Pensil Tampak Patah Dalam

Gelas Berisi Air? Ini Dia Penjelasannya


Lengkap Dengan Gambar
At December 06, 2017 Fenomena Fisika, Optik, Optika Geometri, Pembiasan Cahaya,

Pernahkah kalian memasukkan batang pensil atau sedotan ke dalam gelas bening
berisi air jernih? Jika belum pernah, coba kalian lakukan sendiri dan amati apa
yang terjadi. Sebuah pensil, sedotan, atau benda-benda padat berbentuk
batangan seperti sendok, kayu, logam dan sebagainya apabila dimasukkan ke
dalam gelas berisi air maka akan terlihat seolah-olah patah atau bengkok seperti
yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Bisakah kalian menjelaskan bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi dengan


menggunakan konsep fisika? Peristiwa batang pensil tampak bengkok di dalam
gelas berisi air merupakan salah satu ilusi optik yang dapat dijelaskan dengan
menggunakan prinsip pembiasan cahaya dan komponen-komponennya seperti
Hukum Snellius dan indeks bias. Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan
pembiasan cahaya, indeks bias, dan konsep Hukum Snellius? Mari kita ulas secara
singkat.

Pembiasan Cahaya
Sebagai gelombang elektromagnetik, cahaya akan dipantulkan atau dibiaskan saat
melewati bidang batas antara dua medium. Ketika cahaya dari udara melewati
bidang batas antara air dan udara, maka sebagian kecil dari cahaya akan
dipantulkan dan sisanya akan diteruskan. Karena terdapat perbedaan kerapatan
optik (indeks bias) antara udara dan air, maka arah berkas cahaya yang datang
dari udara tidak akan sama dengan arah berkas cahaya di dalam air.

Karena hal tersebut, maka cahaya akan dibelokkan. Peristiwa ini disebut dengan
pembiasan cahaya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:
Pembiasan atau difraksi cahaya adalah adalah peristiwa pembelokan arah cahaya ketika melew
bidang batas antara dua medium yang berbeda kerapatan optik atau indeks biasnya. Pembiasa
cahaya terjadi akibat kecapatan cahaya berbeda pada setiap medium.

Ada dua syarat terjadinya proses pembiasan cahaya, yaitu:


Cahaya merambat melalui dua medium yang memiliki perbedaan kerapatan
optik, misalnya udara dengan air, udara dengan kaca, air dengan kaca, dan
sebagainya.
Cahaya yang datang harus miring pada batas dua medium, karena jika tegak
lurus maka tidak akan mengalami proses pembiasan.
Cahaya yang datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat (ex.
kaca ke udara) harus menghasilkan sudut bias lebih kecil dari 90. Hal ini karena
jika sinar bias sama dengan 90 maka cahaya tidak akan memasuki medium
kedua. Sedangkan jika sudut bias lebih besar dari 90 maka akan terjadi
peristiwa pemantulan sempurna.

Indeks Bias
Setiap medium mempunyai suatu indeks bias tertentu, yang merupakan suatu
ukuran seberapa besar suatu bahan membiaskan cahaya. Indeks bias suatu zat
adalah perbandingan kelajuan cahaya di udara dengan kelajuan cahaya di dalam
zat tersebut. Kelajuan cahaya di udara selalu lebih besar daripada di dalam zat
lain. Oleh karena itu, indeks bias zat lain selain udara selalu lebih besar dari 1.

Semakin besar indeks bias suatu zat maka semakin besar cahaya dibelokkan oleh
zat tersebut. Besarnya pembiasan juga bergantung pada panjang gelombang
cahaya. Dalam spektrum cahaya tampak, panjang gelombang cahaya bervariasi
dari gelombang merah yang terpanjang sampai gelombang ungu yang terpendek.
Berikut ini adalah beberapa contoh indeks bias beberapa medium yang disajikan
dalam bentuk tabel.
Tabel Indeks Bias Berbagai Medium
Medium Indeks Bias
Ruang hampa (vakum) 1,0000
Udara 1,0003
Air (20C) 1,3300
Kaca kwartz 1,4590
Kaca plexi 1,5100
Kaca kerona 1,5200
Kaca flinta 1,6200
Hukum Snellius
Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Seberkas cahaya
(sinar) yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan
dibiaskan mendekati garis normal. Ini berarti, sudut datang (i) lebih besar
daripada sudut bias (r). Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar
datang dengan garis normal permukaan. Sementara, sudut bias adalah sudut
yang dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal. Perhatikan gambar berikut.

Hubungan antara sinar datang, sudut datang, dengan sinar bias dan sudut bias
ditemukan secara eksperimental oleh Willlebrord Snellius pada tahun 1621.
Hubungan yang diberikan dikenal sebagai Hukum Snellius pada pembiasan
cahaya, atau sering disebut saja dengan Hukum Pembiasan. Bunyi Hukum
Pembiasan Snellius ini adalah sebagai berikut.
Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium
yang berbeda merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias.

Selain kedua pernyataan Hukum Snellius di atas, masih ada hal lain yang berlaku
pada peristiwa pembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.
1. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, sinar akan
dibiaskan mendekati garis normal.
2. Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, cahaya akan
dibiaskan menjauhi garis normal.
3. Jika sinar datang tegak lurus batas dua medium, maka sinar tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.

Penjelasan Mengapa Pensil Tampak Seolah Patah


Ketika sebagian batang pensil tercelup ke dalam gelas kaca berisi air, maka sinar
datang yang berasal dari batang pensil yang tercelup tersebut akan melewati tiga
medium, yaitu air, kaca (gelas), dan udara hingga akhirnya sampai ke mata kita
sebagai pengamat. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut ini.
Sinar datang 1 berasal dari ujung pensil yang tercelup air merambat melalui
medium air. Ketika mencapai medium kaca (gelas) maka sinar cahaya tersebut
akan dibiaskan mendekati garis normal. Hal ini dikarenakan indeks bias kaca lebih
besar daripada indeks bias air sehingga kerapatan optik kaca lebih besar (lebih
rapat) daripada air (lebih renggang).

Kemudian dari medium kaca, sinar cahaya bergerak keluar menuju udara. Karena
indeks bias udara lebih kecil daripada kaca, maka sinar dibiaskan menjauhi garis
normal dan menghasilkan sinar bias 1. Sinar bias 1 ini kemudian mencapai mata
kita. Hal yang sama juga berlaku untuk sinar datang 2. Setelah terjadi pembiasan
dari air ke kaca dan ke udara maka dihasilkan sinar bias 2 dan sinar bias ini juga
menuju mata kita.

Kemudian, perpanjangan sinar bias 1 dan sinar bias 2 ini akan berpotongan di satu
titik. Nah, di titik inilah tempat terbentuknya bayangan semu dari batang pensil
yang tercelup air. Bayangan semu inilah yang dilihat oleh mata kita. Karena
bayangan semu ini letakknya tidak tepat atau sedikit bergeser dari posisi benda
aslinya, maka oleh mata kita akan tampak seolah batang pensil yang tercelup air
tersebut patah atau bengkok.

Anda mungkin juga menyukai