Anda di halaman 1dari 12

Laporan Roket Mini Air

LAPORAN PRAKTIKUM IPA


ROKET AIR SEDERHANA
Laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas Ilmu Pengetahuan Alam
yang diajarkan dan di bimbing oleh Ibu Larasati Rizky Putri, S.Pd

(LOGO SMPN 25 TANGERANG)

Disusun oleh :
Nama :

Kelas : VIII (8) ...

SMPN 25 TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Banten
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENULISAN
B. TUJUAN PENULISAN
C. MANFAAT PENULISAN
D. RUMUSAN PERMASALAHAN/HIPOTESIS
BAB II ISI
A. ALAT DAN BAHAN
B. PENGERTIAN ROKET AIR
C. CARA MEMBUAT ROKET AIR
D. CARA KERJA ROKET AIR
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ROKET AIR
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau


kendaraan terbang yang menghasilkan dorongan melalui reaksi
pembakaran dari mesin roket. Dorongan ini terjadi karena reaksi
cepat pembakaran/ledakan dari satu atau lebih bahan bakar yang
dibawa dalam roket. Ketika baru dikembangkan, roket digerakkan
berkat hasil pembakaran bahan bakar minyak gas dan oksigen cair.

Robert Goddart adalah penemu roket. Ia mulai tertarik pada


dunia penjelajahan antariksa ketika dia masih kanak-kanak. Saat
itu dia sedang membaca buku Perang Antardunia karangan HG Wells.
Sejak saat itu, dia mulai menggemari dan mencintai dunia
keantariksaan. Goddart bukanlah sosok yang mudah menyerah. Demi
rasa ingin tahunya, ia mencoba berbagai bahan bakar dan mesin
untuk roket. Berkat keuletan dan kesabarannya, akhirnya dia
berhasil meluncurkan roket dengan bahan bakar yang pertama di
dunia pada tahun 1926. Bahan bakar yang digunakan adalah bensin
dan oksidannya adalah oksigen.

Roket adalah sejenis system propulsi yang membawa bahan


bakar dan oksigennya sendiri. Dorongan pada roket merupakan
penerapan yang menarik dari hukum III Newton yaitu memanfaatkan
adanya gaya aksi-reaksi. Prinsip propulsi roket akan
dianalogikan dengan menggunakan roket air sederhana. Prinsipnya
adalah botol akan meluncur bila botol diberi tekanan udara yang
tinggi (dari pompa) dan didalamnya diberi sedikit air untuk
menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar. Prinsip kerja
roket ini merupakan penerapan dari hukum ketiga Newton. Dasar
hukum roket air adalah hukum Newton 3 “Apabila sebuah benda
memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan
gaya kepada benda yang pertama. Kedua gaya tersebut memiliki
besar yang sama tapi berlawanan arah”.

Pada laporan ini saya akan menjelaskan pembuatan roket air


sederhana yang prinsip kerjanya merupakan penerapan dari hukum
III Newton.

B. TUJUAN PENELITIAN
1. Agar dapat membuktikan dasar teori newton melalui alat yang
sederhana yaitu roket air.
2. Agar dapat Mengetahui prinsip kerja/cara kerja Roket Air.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana langkah atau cara membuat
roket air.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prinsip kerja dari roket air ?
2. Mengapa prinsip kerja roket air disebut penerapan dari Hukum
III Newton ?
3. Apa sajakah yang mempengaruhi peluncuran roket air ?

D. HIPOTESIS
1. Prinsipnya adalah roket akan meluncur bila roket diberi
tekanan udara yang tinggi (dari pompa) dan didalamnya diberi
sedikit air untuk menghasilkan tenaga semburan yang lebih
besar.
2. Karena ketika meluncur, roket air memberikan gaya aksi yang
sangat besar kepada gas, dengan mendorong gas keluar, dan gas
tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan
mendorong roket air ke atas. Roket air mendorong gas ke bawah,
gas mendorong roket air ke atas. Inilah yang disebut hukum
aksi-reaksi/ Newton3. Oleh karena itu, prinsip kerja roket
disebut sebagai penerapan Hukum III Newton.
3. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi peluncuran
roket air, antara lain :

a. Wings (sayap)
Ukuran wings yang bagus adalah yang tidak terlalu lebar
atau tidak terlalu sempit, karena dapat berpengaruh pada
kestabilan roket saat meluncur. Makin lebar sayap maka
makin lebar pula luas penampang roket. Makin lebar luas
penampang roket, makin mudah bagi roket untuk mengalirkan
udara tetapi juga makian besar hambatan yang diterima
roket. Jumlah sayap dapat tiga atau empat buah tetapi yang
bagus adalah tiga buah. Fungsi dari wings adalah sebagai
pengarah aliran udara dari ujung roket menuju belakang.
Selain itu juga, sebagai penyeimbang ketika roket meluncur
di udara agar tetap stabil.
b.Body ( Botol)
Body roket terdiri dari satu atau dua botol air minum bekas
baik yang bersoda maupun air minum biasa. Tetapi botol yang
bagus di gunakan untuk membuat roket adalah botol bersoda
ukuran besar (1 liter). Alasannya karena mampu menampung
lebih banyak udara dan air serta mempunyai tekanan yang
lebih kuat, sehingga roket akan meluncur lebih jauh.
c.Nose cone
Nose cone adalah bagian paling ujung dari roket. Bentuknya
bermacam-macam, mulai dari bentuk kerucut, kerucut tumpul,
sampai yang tidak mempunyai nose cone (hanya ujung botol
saja). Bentuk Nose cone yang bagus adalah bentuk kerucut,
karena lebih mudah membelah udara saat roket meluncur.
d.Volume Air
Bahan bakar dari roket air adalah air. Volume air dalam
botol yang paling ideal adalah 1/3 volume botol. Apabila
volumenya terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu
pemompaan yang lama dan roket biasanya menjadi tidak
stabil. Sebaliknya jika volumenya kurang dari 1/3 maka
roket akan meluncur sebelum waktunya sehingga jarak tempuh
roket kurang maksimal.
e. Cara Memompa
Pompa yang digunakan adalah pompa sepeda yang memiliki
tekanan udara yang kuat. Teknik memompa diawali dengan
pelan-pelan kemudian cepat, hingga botol terlepas dari
peluncurnya. Apabila proses memompa berhenti dan botol
belum terlepas atau tidak segera diluncurkan maka udara
dalam botol akan habis, sehingga roket tidak dapat meluncur
secara maksimal.
f. Statif
Statif yang bagus adalah statif yang kuat dan tidak
mengeluarkan udara sedikit pun, sehingga roket mendapatkan
tekanan udara yang maksimal dan menyebabkan roket meluncur
dengan maksimal pula.
BAB II
METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Pompa
2. ....
3.
4.

Bahan :
NO NAMA BARANG JUMLAH BARANG
1. Botol ukuran 1 L 2 Buah
2. Karton 1 Buah
3. Seal tape 2 Buah
4.

5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.

B. PROSEDUR KEGIATAN

1 Cara membuat roket :


 Salah satu botol dipotong menjadi 1/3 bagian, kemudian
disambungkan pada bagian belakang botol lainnya.
 Sambungan botol direkatkan menggunakan selotip agar
tidak lepas.
 Sterofoam dipotong menjadi bentuk segitiga siku-siku
sebanyak 3 lembar untuk dijadikan sayap.
 Sayap-sayap tersebut ditempelkan pada badan roket
menggunakan selotip.
 Untuk membuat nose cone nya, pertama-tama karton di
bentuk menjadi sebuah kerucut dengan menggunakan
gunting.
 Kemudian nose cone yang sudah dibuat, disambungkan pada
bagian depan botol.
 Sambungan nose cone direkatkan menggunakan selotip agar
tidak lepas.
 Roket kemudian di hias pada bagian - bagiannya dengan
menggunakan cat air, spidol .dll

2 Cara membuat statif :


 Pipa 1/2'' ukuran 4 m dipotong menjadi 8 pipa berukuran
20 cm dan 1 pipa ukuran 39cm dengan menggunakan gergaji
pipa.
 Kemudian, 6 pipa berukuran 20 cm di gabungkan menjadi
statif bentuk persegi panjang menggunakan pipa L sebagai
penghubung bagian tepinya dan pipa T sebagai penghubung
bagian tengah statif. Lalu sambungan pipa – pipa
tersebut di rekatkan dengan lem pipa, supaya kuat dan
tidak ada udara yang keluar.
 Untuk membuat peluncur roket dibuat dari 1 pipa
berukuran 20 cm dan 1 pipa ukuran 39cm yang disatukan.
Kemudian direkatkan dengan selotip dan diberi seal tape
diatasnya. Lalu pipa tadi disambungkan pada dasar
statif.
 Salah satu pipa T dilubangi menggunakan pisau untuk
jalan masuk selang.
 Pentil ban tubles dipasangkan pada salah satu lubang
selang dan lubang satunya dimasukkan melalui pipa T yang
sudah dilubangi menuju badan roket.
 Untuk penyangga peluncur roket dibuat dari 1 pipa
berukuran 20 cm dan kemudian ujungnya ditutup dengan
tutup pipa agar udara tidak keluar.
 Lalu Pipa 1'' ukuran 20 cm dimasukkan ke dalam pipa tadi
dan dipasangkan dengan pipa T ukuran 1''.

3 Cara meluncurkan roket :


 Badan roket diisi menggunakan air, yang merupakan bahan
terpenting dalam proses peluncuran roket.
 Kemudian roket dipasangkan pada peluncur roket dengan
mulut botol terpasang tepat pada seal tape dengan tujuan
agar air tidak dapat keluar.
 Setelah semuanya terpasang dengan rapi, udara dipompakan
kedalam badan roket melalui selang dengan menggunakan
pompaan.
 Ketika sedang dipompa, roket ditahan terlebih dahulu
agar dapat menyimpan tekanan udara yang maksimal.
 Setelah proses pemompaan dirasa cukup, maka roket
dilepaskan/diluncurkan. Kemudian,hasil peluncuran roket
dicantumkan kedalam tabel hasil pengamatan.

C. PRINSIP KERJA ROKET AIR


“Roket akan meluncur bila roket diberi tekanan udara yang tinggi
(dari pompa) dan didalamnya diberi sedikit air untuk
menghasilkan tenaga semburan yang lebih besar.”
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. GAMBAR DAN FOTO RANGKAIAN SERTA PELUNCURAN ROKET

B. TABEL Hasil Praktikum Roket air


NO Percobaan Volume Peluncuran Jarak
ke air roket peluncuran
1. 1 3/4 Tidak -
berhasil
2. 2 1/4 TIdak -
berhasil
3. 3 1/3 Berhasil Jauh
BAB IV
LAMPIRAN

A. TABEL NAMA, JUMLAH, DAN HARGA BARANG

NO NAMA BARANG JUMLAH BARANG HARGA BARANG KET

1. Botol ukuran 1 2 Buah - bekas


L
2. Karton 1 Buah Rp2.500,00 -
3. Seal tape 2 Buah Rp10.000,00 -
4. Pipa L (1/2'') 4 Buah Rp12.000,00 -
5. Pipa T (1/2'') 3 Buah Rp9.000,00 -
6. Pipa T (1'') 1 Buah Rp3.000,00 -

7. Tutup pipa 1 Buah Rp3.000,00 -


8. Pentil ban 1 Buah Rp5.000,00 -
tubles
9. Selang (2 m) 1 Buah Rp5.000,00 -
10. Pipa ½'' (2 m) 1 Buah Rp30.000,00 -
11. Sterofoam 1 Buah Rp6.000,00 -
12. Selotip besar 1 Buah Rp.8.000,00 -
13. Pipa 1’’ (20 1 Buah - bekas
cm)
14. Lem pipa 1 Buah Rp10.000,00 -
JUMLAH 21 Buah Rp.103.500,00
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. PEMBAHASAN
Roket air adalah roket yang berbahan bakar atau lebih
tepatnya berbahan pendorong air dan udara bertekanan. Seperti
kita ketahui bahwa udara dalam suatu ruangan akan menekan ke
segala arah dan akan mengalir menuju tekanan yang lebih
rendah. Dengan dasar tersebut jika suatu botol diisi dengan
udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol akan
menekan ke segala arah dan jika botol dilubangi pada suatu
titik maka udara akan keluar dari lubang tersebut dan akan
menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya udara
ketika meluncur.
Pada percobaan roket air ini, ketika udara dipompakan
kedalam badan roket dan diberi sedikit air, maka udara akan
menekan ke segala arah dan roket akan meluncur dan ketika
meluncur roket air memberikan gaya aksi yang sangat besar
kepada gas, dengan mendorong gas keluar, dan gas tersebut
memberikan gaya reaksi yang sama besar, dengan mendorong roket
air ke atas. Roket air mendorong gas ke bawah, gas mendorong
roket air ke atas. Sehingga dapat dikatakan bahwa roket air
ini memanfaatkan gaya aksi-reaksi.
Pada percobaan roket air ini, saya dan kelompok saya
mengalami kegagalan ketika melucurkan roket air pada percobaan
pertama dan kedua, Hal ini disebakan karena ketika dipompa,
statif yang kami buat sering mengeluarkan udara pada bagian
sambungan pipa-pipa, walaupun sudah dipompa dengan kuat,
sehingga udara sebagai bahan bakar roket tidak maksimal yang
menyebabkan roket tidak dapat meluncur. Juga karena takaran
air pada percobaan pertama terlalu banyak yaitu sekitar ¾ dari
volume botol sehingga membutuhkan waktu pemompaan yang lama
dan pada percobaan kedua terlalu sedikit yaitu sekitar ¼ dari
volume botol. Yang menyebabkan roket meluncur dengan jarak
yang kurang maksimal sampai – sampai tidak bisa meluncur
ditambah pengaruh statif yang sering mengeluarkan udara. Jadi,
kegagalan pada percobaan pertama dan kedua disebabkan karena
statif dan takaran air.
Pada percobaan ketiga, akhirnya kami berhasil meluncurkan
roket, karena statif yang kami buat sudah diperbaiki pada
bagian yang sering mengeluarkan udara diberi lem pipa kembali
agar lebih kuat dan tidak memungkinkan untuk udara dapat
keluar dan karena kami telah mendapatkan takaran air yang pas
yaitu 1/3 dari volume botol, sehingga kami tidak membutuhkan
waktu pemompaan yang lama, sehingga roket meluncur dengan
jarak yang maksimal. Tetapi kami juga hampir gagal kembali
karena tehnik pemompaan yang kurang benar, yaitu pemompaan
yang kurang maksimal, yang menyebabkan roket hanya melucur
sekitar 1 m dari tempat peluncuran roket sedangkan untuk
volume air pada roket, kami telah mendapatkan takaran air yang
pas yaitu 1/3 dari volume botol, sehingga roket meluncur
dengan jarak yang maksimal. Jadi berdasarkan percobaan
pertama, kedua dan ketiga dapat diketahui bahwa Apabila volume
air terlalu banyak maka akan membutuhkan waktu pemompaan yang
lama dan roket biasanya menjadi tidak stabil. Sebaliknya jika
volumenya kurang dari 1/3 maka roket akan meluncur sebelum
waktunya sehingga jarak tempuh roket kurang maksimal.
Sedangkan untuk roketnya tidak ada kendala apa pun, karena
nose cone dan sayap yang kami buat sesuai dengan roketnya, dan
juga badan roket yang kami buat dari botol ukuran 1 L, sehingga
dapat menampung banyak udara dan air. Hanya saja, karena nose
cone yang kami buat terbuat dari karton maka ketika roket
mendarat dan jatuh nose cone yang kami buat sering rusak.
Tetapi jika tidak memakai nose cone maka ketika meluncur roket
akan kehilangan keseimbangan.

B. KESIMPULAN
Jadi, dari percobaan ini kita dapat mengambil beberapa
kesimpulan, antara lain :
 Roket air adalah sejenis roket model yang menggunakan bahan
bakar air dan udara.
 Pada dasarnya, sebuah roket dari jenis apapun memiliki cara
kerja yang sama, yakni memanfaatkan gaya aksi-reaksi,
termsuk roket air.
 Prinsip kerja roket air yaitu “Roket akan meluncur bila
roket diberi tekanan udara yang tinggi (dari pompa) dan
didalamnya diberi sedikit air untuk menghasilkan tenaga
semburan yang lebih besar.”
 Apabila volume air pada roket terlalu banyak maka akan
membutuhkan waktu pemompaan yang lama dan roket biasanya
menjadi tidak stabil. Sebaliknya jika volumenya kurang dari
1/3 maka roket akan meluncur sebelum waktunya sehingga
jarak tempuh roket kurang maksimal.
 Ada beberapa hal yang mempengaruhi peluncuran roket
air yaitu : sayap roket, nose cone, cara pemompaan, volume
air, badan roket, dan statif

DAFTAR PUSTAKA
.............

Anda mungkin juga menyukai