Anda di halaman 1dari 36

Makalah Kelompok

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT


‘’ Elektron Bebas Fermi Dirac ‘’

Diajukan Kepada Ibu Dr. Hj. Hunaidah M.,M.Si Selaku Dosen Pengampuh
Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat

OLEH:
KELOMPOK IV

ELMI NORMAYANTI A1K1 16 011


SITI RABIYAH A1K1 16 061
SRI HASRIYANI HASRAN A1K1 16 065
NURHAPIA QURANI A1K1 16 091
NUR HASIYATIN HAMUNDU A1K1 16 109

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim….

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan

pertolongan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah

fisika zat padat dengan judul “Elektron Bebas Fermi Dirac” guna memenuhi tugas

kelompok. Dan tidak lupa kita kirimkan shalawat kepada sang revolusioner sejati,

Muhammad SAW, atas berkat kegigihan perjuangan beliau, sehingga kita bisa

menikmati nikmat Allah dengan sebaik-baiknya.

Dalam makalah ini, penyusun menyajikan materi “Elektron Bebas Fermi

Dirac” yang didalamnya terdapat beberapa sub materi yaitu Tingkat Energi dalam

Satu Dimensi, Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi – Dirac, Konduktivitas

Termal Logam, Kapasitas Panas Elektron Gas, Konduktivitas Listrik dan Hukum

Ohm's, Gerak Bidang Magnetik dan Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi.

Penyusun mengucapkan terima kasi kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penyusun mengharapkan makalah ini

dapat dijadikan literature dan bacaan, hingga menambah wawasan pengetahuan

kita khususnya pada materi “Elektron Bebas Fermi Dirac”

Sebagai hamba yang tidak luput dari kesalahan, penyusun mengharapkan

saran dan kritikan yang sifatnya membangun agar pembuatan makalah

kedepannya lebih baik lagi.

Kendari, Mei 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................2
C. Tujuan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Tingkat Energi dalam Satu Dimensi........................................3
B. Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi – Dirac................5
C. Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi................................7
D. Kapasitas Panas Elektron Gas.................................................11
Eksperimental Kapasitas Panas Suatu Logam..........................15
E. Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm's..............................16
Tahanan listrik eksperimental logam........................................19
Hamburan Umklapp...................................................................21
F. Gerak Bidang Magnetik............................................................22
Efek Hall ....................................................................................23
G. Konduktivitas Termal Logam..................................................26
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui banyak sifat fisik yang dimiliki dari logam tidak
hanya logam sederhana, namun juga berkaitan dengan model elektron bebas.
Menurut model ini, elektron valensi dari suatu unsur atom menjadi elektron
konduksi dan bergerak bebas pada keseluruhan volume logam. Bahkan ketika
logam memiliki model elektron bebas, distribusi pengisian elektron konduksi
menggambarkan kekuatan potensial elektrostatik dari inti ion. Kegunaan dari
model elektron bebas pada dasarnya merupakan sifat yang bergantung pada
sifat kinetik dari elektron konduksi. Interaksi dari elektron konduksi dengan
kisi ion akan dibahas pada bab selanjutnya.
Logam yang paling seberhana adalah logam alkali, misalnya
litium, sodium, potassium, cesium dan rubidium. Pada atom bebas elektron
valensi dari sodium adalah 3s. Pada logam, elektron ini menjadi elektron
konduksi dalam pita konduksi 3s.
Kristal tunggal yang terdiri dari N atom akan memiliki N
+
elektron konduksi dan N inti ion positif. Inti ion Na teridiri dari 10 elektron
yang menempati kulit 1s, 2s dan 2p pada ion bebas dengan distribusi ruang
yang pada dasarnya sama ketika logam dalam ion bebas. Inti ion menempati
+
hanya 15% volume kristal sodium. Jari-jari ion bebas Na adalah 0.98 Å,
sedangkan jarak tetangga terdekat logam adalah 1.83 Å.
Penjelasan mengenai sifat logam dalam hal ini gerak elektron bebas
telah lama dikembangkan sebelum ditemukannya mekanika kuantum. Teori
klasik memiliki beberapa keberhasilan, terutama penurunan dari Hukum
Ohm dan hubungan antara daya hantar listrik dan panas. Teori klasik
tidak dapat menjelaskan kapasitas panas dan kelemahan sifat kemagnetan
yang dimiliki elektron konduksi. (Hal ini bukan merupakan kegagalan
dari model elektron bebas, tetapi kegagalan pada fungsi distribusi kalsik
Maxwell).

1
Selanjutnya adalah kesulitan dengan model klasik. Dari banyak jenis
percobaan mengenai elektron konduksi dari logam yang dapat bergerak
secara bebas pada banyak lintasan lurus atom, tubrukan elektron konduksi
terjadi satu sama lain atau bahkan tubrukan dengan inti atom. Pada
8
temperatur rendah, lintasan bebas antar atom akan sepanjang 10 (lebih dari
1cm).
Mengapa zat yang terkondensasi secara transparan akan menjadi
elektron konduksi? Jawaban pertanyaan tersebut terdiri dari dua: (a)
Elektron konduksi tidak membelokkan inti ion yang menyusun kisi periodik
karena gelombang zat tersebut dapat menyebar bebas pada susunan periodik.
(b) Elektron konduksi tersebar hanya pada frekuensi tertentu antara
elektron konduksi laiinya. Sifat inilah yang dibahas pada Asas Pauli. Gas
Fermi elektron bebas akan menjelaskan bagaimana elektron bebas pada gas
dengan menggunakan Asas Pauli.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu;


1. Bagaimana Tingkat Energi dalam Satu Dimensi ?
2. Bagaimana Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi – Dirac ?
3. Bagaimana Konduktivitas Termal Logam ?
4. Bagaimana Kapasitas Panas Elektron Gas ?
5. Bagaimana Konduktivitas Listrik dan Hukum Ohm's ?
6. Bagaimana Gerak Bidang Magnetik ?
7. Bagaimana Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi ?

C. Tujuan

Tujuan makalah ini yaitu untuk memberikan pemahaman terhadap


rumusan masalah. dan sebagai bacaan bagi mahasiswa jurusan fisika guna
menambah wawasan pengetahuan, pada materi Elektron Bebas Fermi Dirac.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tingkat Energi dalam Satu Dimensi

Bayangkan sebuah elektron dengan massa m yang terkungkung oleh


sebuah kotak yang panjangnya L dan lebarnya tak terhingga, atau kita sebut
saja dengan s u m u r p o t e n s i al .

Bayangkan sebuah elektron bebas bergerak dalam sebuah sumur


potensial (daerah yang membatasi gerak elektron, dimana daerah tersebut
memiliki energi potensial tak hingga ∞, yang lebarnya L dan kedalamannya ∞.
Asumsikan bahwa pada daerah 0 – L energi potensialnya sama dengan 0. Jika
partikel tidak memiliki energy potensial, maka persamaan eigen valuenya adalah
H ψ (x)=ϵψ ( x )

 Untuk 1 dimensi
Besarnya harga ϵψ (x) adalah

ℏ2 d2
[ −
]
⋅ +V ( x ) Ψ ( x )=EΨ ( x )
2 m dx 2

Dimana pada electron bebas V ( x)=0


ℏ2 d 2
∴− ⋅ Ψ =E⋅Ψ ( x)..........................................................................1
2m dx 2
Dan solusinya adalah :
A sin kx + B cos kx
Agar Ψ ( x )=0=Ψ ( x= L)=0 maka besarnya x harus sama dengan 0.
Untuk x=0, maka :
Ψ (0)= A sin k0+ B cos k0
sin0=0, maka A≠0=c
Dan
cos 0 =1, agar Ψ (0)⇒0 maka B=0
∴Ψ (x )=Asin kx ...................................................................................2
Jika persamaan 2 di subtitusikan ke persamaan 1, maka di dapat
ℏ2
− (−k 2 ) A sin kx=E⋅sin kx
2m
ℏ2 2π
E= (k 2 )⇒ bila k= .....................................................k(1)
2m λ
Karena Ψ ( x)=0=Ψ ( x=L)=0, maka :
Ψ ( x=L)⇒0=Asin kL
sinkL=0⇒kL=nπ

k= .....................................................................................k(2)
L
Bila persamaan k(1) disubtitusikan ke dalam persamaan k(2), maka:

2 π nπ λ
= ⇒ L=
λ L 2
 Untuk harga n terkecil
λ
n=1⇒ L=
2
Pajang gelombang yang diperoleh kecil (minimum)
 Untuk harga n terbesar
3
n=3⇒ L= λ
2
Panjang gelombang yang diperoleh besar (maksimum)
2 2
ℏ nπ
Bila
E=
2m L ( ) , maka jumlah tingkat energy yang terisi “penuh”

N
n= ,
oleh electron pada 2 dimana N adalah jumlah electron dan angka
2 menunjukan spin electron (spin Up dan spin Down), sebesar :
2 2 2 2
ℏ Nπ ℏ nπ
∴ EF =
2m 2L
= ( )
2m L ( )
Energi tersebut dinamakan energi Fermi, yaitu tingkat energi tertinggi

yang ditempati elektron pada suhu T =0 K (pada keadaan dasar, yang


elektronnya terisi penuh).
 Jika suhu T > 0 K maka :
 Elektron akan mampu bertransisi (loncat) ke tingkat energi yang
lebih tinggi.
 Sedangkan elektron yang lainnya, pada waktu yang bersamaan,
tidak dapat bertransisi ke tingkat energi yang lebih tinggi, hal ini
terjadi dikarenakan berlakunya prinsip ekslusi Pauli.
Dari persamaan-persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak gelombang yang terbentuk, maka akan semakin tinggi
tingkat energinya
B. Pengaruh suhu terhadap distribusi Fermi - Dirac

Keadaan dasar adalah keadaan sistem elektron N pada nol mutlak.


Apa yang terjadi ketika temperatuere meningkat? Ini adalah masalah standar
dalam mekanika statistik dasar, dan solusinya diberikan oleh distribusi Fermi
- Dirac memberikan probabilitas bahwa orbital di energy ε akan ditempati
dalam gas elektron yang ideal dalam kesetimbangan termal
Syarat dari distribusi Fermi Diract adalah
 Partikelnya tak terbedakan
 Satu keadaan energi hanya dapat diisi oleh satu partikel atau kosong atau
memenuhi prinsip eksklusi Pauli.
 Berlaku untuk fermion (partikel spin pecahan misalnya: 1/2,1/3,1/4),
electron, proton, neutron dan lain-lain.
Secara matematis Ditribusi Fermi Diract dapat dituliskan :
1
f ( ϵ )=
ε −μ (3)
exp
[ ]
kBT
+1

Keterangan :
μ = potensial kimia
f ( ϵ ) = peluang suatu partikel untuk berada di tingkat energy E

Gambar 5.3 Fungsi Fermi - Dirac distribusi persamaan (5.5)


 Untuk T=0
E< E f → f ( E )=1
E> E f → f ( E )=0
dengan kata lain, pada suhu T=0 K semua tingkat energy E< E f (0) terisi
penuh elektron dan E> E f ( 0 ) kosong.
 Untuk T¿ 0 berlaku untuk :
E< E f → f ( E ) <1
E=Ef → f ( E ) =1/2
E> E f → f ( E ) >0

Hal ini berarti tingkat energi diatas Ef sudah terisi sebagian dan
dibawah Ef menjadi kosong sebagaian. Atau dari grafik dapat pula
dijelaskan bahwa grafik tersebut menunjukan bahwa tingkat energi (E)
makin tinggi maka peluang untuk tetap diam semakin kecil sehingga
peluang untuk loncat akan makin besar. sehingga tingkat energi yang lebih
tinggi dari Ef juga ada yang terisi (memiliki peluang),
Sehingga E−μ ≽ k b T
1 (μ −E )/k B T
f (E )= ( E−μ )/kB T
= ¿¿
e

C. Gas Elektron Bebas dalam Tiga Dimensi 6

Partikel bebas persamaan persamaan Schrodinger dalam tiga dimensi


adalah
−ℏ2 ∂2 ∂2 ∂2
+ ( + ψ ( r )=ϵ k ψ k (r )
2m ∂ x 2 ∂ y 2 ∂ z 2 k ) (6)

Jika elektron terbatas pada sebuah kubus kubus tepi L, fungsi gelombang
adalah gelombang berdiri

ψ n ( r )= A sin ( π nL x ) sin ( π nL y ) sin ( π nL z )


x y z
(7)

Dimana n x , n y , n z adalah bilangan bulat positif. Asal adalah di salah satu


sudut kubus.
Hal ini mudah untuk memperkenalkan fungsi gelombang yang
memenuhi kondisi batas periodik. Fungsi gelombang untuk menjadi periodik
dalam x , y , z , dengan periode L yaitu,
ψ ( x + L , y , z )=ψ (x , y , z) (8)
untuk y dan z koordinat. Fungsi gelombang memenuhi persamaan
Schrodinger partikel bebas dan kondisi periodisitas adalah dari bentuk
gelombang pesawat bepergian:
ψ k ( r )=exp ⁡(i k . r ) (9)
Dengan ketentuan bahwa komponen vektor gelombang k memenuhi
2π 4π
k x =0 ; ± ;± ; … .. , (10)
L L
dan juga untuk ky dan kz.
Setiap komponen k dari bentuk 2 nπ / L akan memenuhi kondisi
periodisitas lebih panjang L, di mana n adalah bilangan bulat positif atau
negatif. Komponen k adalah bilangan kuantum masalah tersebut, bersamaan
dengan bilangan kuantum m, untuk berputar arah. Kami pastikan bahwa nilai-
nilai k x memenuhi persamaan (8), untuk
i2 nπ ( x+ L)
exp [ik x ( x +L)=exp [ L ]
i2 nπ ( x +L)
=exp [ L ]
exp (i 2 nπ ) =exp (ik x x )
(11)
dengan substitusikan persamaan (9) di (6) maka mempunyai energy ϵ k 7dari
orbital dengan gelombang vektor k:
ℏ2 2 ℏ2 ) (12)
ϵ k= k= ¿
2m 2m
Besarnya k dari vektor gelombang berhubungan dengan panjang gelombang
λ dengan k =2 π
Momentum linear p dapat dinyatakan dalam mekanika kuantum oleh
operator p=−iℏ ∇, dari mana untuk orbital (9).
p ψ k ( r )=−i ℏ ∇ ψ k ( r )=ℏ k ψ k (r ) (13)
Sehingga ψ k gelombang bidang adalah fungsi eigen dari momentum linear
dengan nilai eigen ℏk Kecepatan partikel dalam k orbital diberikan oleh
v=ℏ k /m.
Dalam keadaan dasar dari sistem N elektron bebas, orbital yang
ditempati dapat digambarkan sebagai titik di dalam bola di ruang k. Energi
pada permukaan bola adalah energi Fermi, vektor gelombang di permukaan
Fermi memiliki besaran k F sehingga:
ℏ2 2
ϵ F= k (14)
2m F
Dari persamaan (10) dapat dilihat bahwa ada satu gelombang vektor
diperbolehkan yaitu, salah satu triplet berbeda dengan bilangan kuantum

2π 3
kx , ky , kz, untuk elemen volume ( ) ruang k. Dengan demikian dalam
L
lingkup volume 4 π k 3F /3 jumlah orbital adalah
4 π k 3F / 3 V 3
2. = 2 k F =N
2π 3 3π (15)
( )
L
Dimana faktor 2 di sebelah kiri berasal dari dua nilai yang diizinkan bilangan
kuantum berputar untuk setiap nilai yang diizinkan k. kemudian (15)
memberikan
1 /3
3 π2 N
k F= (
V ) (16)

Yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel.

8
Gambar 5.4 Dalam keadaan dasar dari
sistem N elektron bebas
orbital diduduki sistem
mengisi bidang radius k F ,
di mana εϵ F =ℏ2 k 2F /2 m
adalah energi dari sebuah
elektron memiliki
gelombang vektor k F .

Tabel 5.1 Hitungan electron bebas permukaan fermi untuk logam pada suhu
ruang

9
Gambar 5.5 Kepadatan partikel
tunggal sebagai fungsi dari energi, untuk
sebuah elektron gas bebas didalam tiga
dimensi dimana garis putus-putus pada
kurva mewakili kepadatan sumber f ( ,T)
D¿) orbital penuh didalam suhu yang
terbatas, sehingga k B T lebih kecil
dibandingkan ∈F , yang terbayang
kepadatan mewakili orbital penuh di nol
mutlak, energi rata-rata yang justru
meningkat saat suhu meningkat dari 0 ke
T, untuk elektron thermal dari padatan 1
ke padatan 2. `

Gunakan persamaan (14) dan (16)


2
ℏ2 3 π 2 N
∈F =
2m V ( ) 3
(17)

hal ini berhubungan dengan konsentrasi energi electron fermi N/V. Kecepatan
elektron v F untuk permukaan Fermi adalah :
1
ℏkF ℏ 3 π2 N
vF= ( ) ( )(
m
=
m V )
3
(18)

Setelah kisaran jumlah dari orbital per unit energy ditemukan dengan D
¿) yang disebut kepadatan suatu keadaan. Untuk memperoleh jumlah total
dari orbital energy yaitu dengan gunakan persamaan (17).
3
V 2 m∈
N= (
3 π 2 ℏ2 ) 2
(19)

Jadi kepadatan suatu keadaan (untuk gambar 5.5 ) adalah :


1
dN V V 32 2
D¿) = =
d ∈ 2 π2 2 π2

( ) (20)

Dimana D¿) adalah kepadatan dari satu pertikel keadaan. Atau kepadatan dari
orbitals. Hasilnya mungkin dapat dinyatakan lebih sederhana dengan
membandingkan persamaan (19) dan (20) untuk memperoleh :
dN 3 N
D¿) = = (21)
d∈ 2∈
Dalam kelipatan urutan dari satuan, jumlah orbitals per satuan energi
yang berkisar pada energi fermi yang jumlah total elektron konduksi dibagi
oleh energi fermi, sama seperti yang di harapkan.
10
D. Kapasitas Panas dari Elektron Gas

Pertanyaan yang menyebabkan kesulitan terbesar dalam


pengembangan awal dari teori elektron pada logam menyangkut kapasitas
panas dari electron konduksi. Mekanika statistik klasik memprediksi bahwa
partikel bebas harus memiliki kapasitas panas dari 3/2 kB, di mana kB adalah
konstanta Boltzmann. Jika N, atom masing-masing memberikan satu elektron
valensi ke gas elektron, dan elektron bebas bergerak, maka kontribusi
elektronik untuk kapasitas panas harus menjadi 3/2 NkB, seperti untuk atom
gas monatornic. Tapi ketika diamati elektron konstribusi pada suhu kamar
biasanya kurang dari 0,01 dari nilai ini.
Perbedaan ini membuat para ahli bingung (terganggu), seperti
Lorentz: Bagaimana elektron dapat berpartisipasi dalam proses konduksi
listrik seolah-olah elektron tersebut begerak, sementara tidak berkontribusi
terhadap kapasitas panas? Pertanyaan itu dijawab hanya pada penemuan
prinsip eksklusi Pauli dan fungsi distribusi Fermi. Fermi menemukan hasil
yang benar dan ia menulis, “ satu pernyataan bahwa panas spesifik hilang di
nol mutlak dan pada suhu rendah itu sebanding dengan suhu mutlak."
Ketika kita memanaskan bahan percobaan dari nol mutlak, tidak
semua elektron memperoleh sebuah energy k B T seperti yang diharapkan
secara sederhana, tetapi hanya elektron didalam orbital dalam sebuah kisaran
energi k B T pada tingkat Fermi adalah termal meningkat, seperti pada gambar
5. Jika N adalah jumlah total elektron, hanya sebagian kecil dari urutan T/TF
bisa panas pada suhu T, hal itu disebabkan hanya karena ketidaktepatan
dalam energi rata-rata dari urutan kBT pada bagian atas distribusi energi.
Masing-masing NT/TF elektron memiliki energi panas dari ordo
KBT. Total energi kinetik thermal elektronik U merupakan urutan dari :
U d ≈ (NT /T F ) k B T (22)
Kapasitas panas elektronik tersebut diberikan oleh :
C el=∂U /∂T ≈ N k B (T /T F ) (23)
Dan berbanding lurus dengan T, dalam kesepakatan dengan hasil
percobaan yang dibahas dalam bagian berikutnya. Dalam ruangan suhu C el

lebih kecil dari nilai sederhana 32 N K B dengan kelipatan dari urutan 0,01 11
atau
kurang, untuk TF 5 X 104 K .
Sekarang diperoleh ungkapan kuantitatif untuk elektronik kapasitas
panas yang berlaku di suhu rendah KBT≪ ∈F. Peningkatan tersebut
∆ U =U ( T ) −U (0) di dalam energi total (gambar 5) dari sebuah sistem
elektron N dimana dipanaskan dari 0 ke T adalah :
∞ ep
∆ U =∫ d ∈ ∈D( ∈ ) f ( ∈) −∫ d ∈ ∈D( ) (24)
0 0

Disini f (∈) adalah fumgsi dari diract Fermi (5):


1
f ( ∈ , T , μ )= (24a)
exp [ ( ∈−μ ) / K B T +1 ]

Dan D( ) adalah kisaran jumlah dari orbital per-unit energi. Kalikan identitas
∞ ep
N=∫ d ∈D( ∈ ) f ( ∈) =∫ d ∈D( ) (25)
0 0

Dari ∈f didapatkan
ep

¿ D( ∈ )=∫ d ∈ ∈F D( ) (26)
0

Dengan menggunakan persaman (26) tuliskan (24) sebagai :


∞ ep
∆ U =∫ d ∈ ( ∈−∈F ) f ( ∈ ) D ( ∈ )+ ¿∫ d∈ ( ∈ F−∈ ) [ 1−f (∈ ) ] ¿D( ) (27)
ep 0

Integral pertama pada sisi kanan pers (27) memberikan energi yang
dibutuhkan untuk mengambil elektron dari EF ke orbital energi E> Ep, dan
integral kedua memberikan energi yang dibutuhkan untuk membawa elektron
ke Ep dari orbital bawah EF ·jadi kedua kontribusi tersebut merupakan energi
positif.
Dari hasil f ( ∈ ) D ( ∈ ) d ∈ ( ∈−∈F ) di dalam integral pertama dari
persamaan (27) adalah jumlah rentang energi tinggi electron dari tiap orbital

d ∈ sebagai energi . Factor dari [ 1−f ( ∈) ] dalam integral kedua kemungkinan


electron telah dihapus dari orbital . Fungsi dari ∆U adalah
mengelompokkan di dalam gambar 6.
Kapasitas panas gas electron dapat dibedakan sebagai ∆ U
sehubungan dengan T. hanya suhu yang bergantung pada persamaan (27)
sebagai f ( ∈ ).maka dapat dikelompokan untuk memperoleh :

∂U ∂f
C el= =∫ d ∈ ( ∈−∈F ) D(∈) (28)
∂T 0 ∂T 12
Di dalam suhu terdapat ketertarikan pada logam τ /∈ F <0.01.

Gambar 5.6 ketergantungan suhu dari interaksi energi fermion gas


dalam tiga dimensi. Energi yang dinormalisasikan digambarkan
sebagai ∆ U /N ∈ dimana N adalah jumlah dari electron.Suhu
F

dituliskan sebagai KBT/∈F


Gambar 5.7 Penggambaran potensial kimia μ berbanding suhu
sebagai k B T untuk interaksi gas fermion dalam tiga dimensi. Untuk
memudahkan dalam menggambarkan. Satuan dari μ dan k B T
adalah 0.763 ∈F

Pendekatan yang baik dalam mengevaluasi padatan D( ∈ ) sebagai ∈F dan


keluarkan integralnya :
13

df
C el ≅( D¿¿ ∈ F)∫ d∈ ( ∈−∈ F ) ¿ (29)
0 dT
Uji kembali grafik pada gambar 7 dan gambar 8 untuk mendapatkan
variasi potensial kimia μ dengan T menyatakan bahwa k B T ≪∈ F Dengan
mengabaikan suhu ,
Gambar 5.8 Variasikan dengan suhu dari potensial kimia μ, untuk
electron bebas gas Fermi dalam satu dan tiga dimensi. Dalam
kesamaan logam τ /∈ F ≅ 0.01 temperatur ruang. Ini adalah kurva
yang menghitung integral dari seri expansions untuk menunjukkan
partikel di dalam sistem.

Ketergantungan dari potensial kimia μ di dalam fungsi distribusi gas


Fermi dan mengganti μ oleh ∈F konstan dengan τ ≡ KBT.

df ∈−∈F exp [ ( ∈−∈ F ) /τ ]


= ∙ 2 (30)
dT τ2 {exp [ ( ∈−∈ F ) / τ ] +1 }
Didapatkan :
x ≡ ( ∈−∈F ) /τ (31)
Dan diikuti untuk (5.29) dan (5.30) bahwa:

2 ex
C el=K T D ( ∈F )
B ∫ dx x 2 2 (32)
−∈ F ( e x +1 )
τ

Dari integral (32) kemudian menjadi:



ex π2
∫ dx x 2 2=
3
(33)
−∞ ( e x +1 )
14
Dimana kapasitas panas electron dalam gas :
1
C el= π 2 D ( ∈ F ) k 2B T (34)
3
Untuk persamaan (21) memiliki
3N 3N
D ( ∈F )= = (35)
2∈ F 2 K B T F
Untuk elektron gas bebas, dengan k B T F ≡∈F . Dengan demikian persamaan
(34) menjadi :
1
C el= π 2 N k B T /T F (36)
2

Eksperimental Kapasitas Panas Suatu Logam

Kapasitas panas suatu logam dapat dituliskan sebagai jumlah dari


kontribusi electron dan phonon. : C=γT + A T 3, dimana γ dan A adalah
karakteristik yang konstan dari sutau logam. Itu menunjukkan nilai
eksperimental dari C sebagai penggabungan dari C/T berbanding T 2.
C /T =γ + A T 2, (37)
Observasi koefisien nilai γ sebagai besaran yang diharapkan. Tapi
sering kali tidak sepakat dalam menetapkan nilai dari massa electron bebas
dari logam digunakkan persamaan (5.17) dan (5.34). Dimana m t h
didefinisikan sebagai :
mt h γ ( observasi)
= (38)
m γ (be bas)
Bentuk ini muncul secara alami karena ∈F berbanding terbalik dengan massa
dari electron. Dimana γ ∝m . Nilai dari perbandingan yang diberikan pada
Tabel 2. Pemisahannya melibatkan 3 efek pemisahan.
 Interaksi konduksi elektron dengan periodik potensi kisi kristal yang
sangat kaku. .Efektivitas massa elektron dalam hal ini disebut sangat
efektif secara massa
Gambar 9 nilai eksperimental kapasitas panas untuk potassium,
dikelompokkan sebagai C/T berbanding dengan T 2.

15

 Interaksi elektron konduksi dengan fonon. sebuah electron cenderung


berpolarisasi atau mengubah kisi di sekitarnya, sehingga elektron yang
bergerak mencoba untuk menyeret ion terdekat bersamanya, dengan
demikian meningkatkan massa efektif elektron.
 Interaksi elektron konduksi dengan diri mereka sendiri. Sebuah elektron
bergerak menyebabkan reaksi inersia dalam gas elektron di sekitarnya,
sehingga meningkatkan massa efektif elektron.

Fermion berat. Beberapa senyawa logam yang memiliki nilai-nilai


yang sangat besar telah ditemukan, dari konstanta kapasitas panas elektronikγ
. dua atau tiga kali lipat lebih tinggi dari biasanya Senyawa fermion berat
termasuk UBe13, CeAI3, dan CeCu2Si2. Telah diduga bahwa elektron f dalam
senyawa ini mungkin memiliki massa inersia setinggi 1.000 m, karena saling
tumpang tindih yang lemah fungsi gelombang elektron f pada ion berdekatan.

E. Konduktivitas
Listrik dan Hukum
Ohm's
Momentum elektron bebas berhubungan dengan gelombang vektor
oleh mv = ħk. Dalam medan E listrik dan medan magnet B gaya F pada
sebuah muatan electron –e adalah -e [E + (1/c)v x B], sehingga hukum kedua
Newton mengenai gerakan akan menjadi
dv dk 1 16
F=m
dt
=ℏ
dt
=−e E+ v × B
c ( ) (39)

Karena ketiadaan tumbukan bola Fermi (Gambar 5.10) bergerak di


ruang k dengan laju seragam dengan medan listrik yang diterapkan tetap. Kita
mengintegrasikan (5.39) dengan B = 0 untuk mendapatkan
k ( t )−k ( 0 )=−e E t /ℏ (40)
Jika gaya F = -eE diterapkan pada waktu t = 0 ke gas elektron yang
mengisi bola Fermi berpusat asal pada k ruang, maka pada waktu kemudian t
bola akan mengungsi ke pusat baru di
δ k=−e E t /ℏ (41)
Perhatikan bahwa bola Fermi dipindahkan secara keseluruhan karena
setiap elektron tergeser oleh δk yang sama.
Karena tumbukan elektron dengan ketidakmurnian,
ketidaksempurnaan kisi, dan fonon, lingkup yang dipindahkan dapat
dipertahankan dalam keadaan stabil dalam medan listrik. Jika waktu
tumbukan adalah τ, perpindahan bola Fermi dalam keadaan stabil diberikan
oleh (5.41) dengan t = τ. Kecepatan tambahan adalah v = ħδk/m = -eEτ/m.
Jika dalam tetap medan listrik E terdapat n elektron muatan q = -e per
satuan volume, densitas listrik saat ini adalah
j=nq v=n e 2 τ E /m (42)
Ini adalah hukum Ohm.
Gambar 5.10 (a) lingkup Fermi mengitari tempat orbital elektron yang
berada di k ruang pada keadaan dasar dari gas elektron. Momentum
bersih adalah nol, karena untuk setiap k orbital ada yang diduduki
orbital -k. (b) Di bawah pengaruh gaya F berperan konstan selama
17
interval waktu t setiap orbital memiliki vektor k meningkat sebesar
δk = Ft/ħ. Ini sama dengan perpindahan dari seluruh lingkup Fermi
oleh δk. Total momentum Nħδk, jika terdapat N elektron.
Penerapan gaya meningkatkan energi sistem dengan N (ħδk)2 / 2m.

Konduktivitas listrik σ didefinisikan oleh j = σE, sehingga dengan (42)


n e2 τ
σ= (43)
m
Resistivitas listrik ρ didefinisikan sebagai kebalikan dari konduktivitas,
sehingga
ρ=m/n e2 τ (44)
Nilai konduktivitas listrik dan resistivitas dari unsur-unsur yang
diberikan pada Tabel 3. Pada unit Gaussian σ memiliki dimensi frekuensi.
Sangat mudah untuk memahami hasil (43) untuk konduktivitas gas
Fermi. Yang kita harapkan muatan yang diangkut sebanding dengan
kerapatan muatan ne; faktor e/m masuk (43) karena percepatan dalam medan
listrik yang diberikan sebanding dengan e dan berbanding terbalik dengan
massa m. Waktu τ menggambarkan waktu luang selama medan bertindak
pada operator. Hasil yang sama erat untuk konduktivitas listrik diperoleh
untuk tipikal (Maxwell) gas elektron, seperti yang diwujudkan pada
konsentrasi pengangkut yang rendah dalam banyak masalah semikonduktor.
18
Tahanan listrik eksperimental logam
Tahanan listrik dari logam yang paling didominasi pada suhu kamar
(300K) oleh tumbukan elektron konduksi dengan fonon kisi dan pada suhu
cair helium (4 K) oleh tumbukan dengan atom ketidakmurnian dan
ketidaksempurnaan mekanik dalam kisi (Gbr. 11). Tingkat tumbukan ini
sering independen untuk perkiraan yang bagus, sehingga jika medan listrik
dimatikan distribusi momentum akan rileks kembali ke keadaan dasar dengan
tingkat relaksasi bersih.

Gambar 11 Resistivitas listrik di sebagian besar logam


muncul dari tumbukan elektron dengan
penyimpangan dalam kisi, seperti pada (a)
oleh fonon dan (b) dengan ketidakmurnian
dan situs kisi kosong.

1 1 1
= + (45)
τ τL τi
di mana τL dan τi masing-masing adalah waktu tumbukan untuk hamburan
oleh fonon dengan ketidaksempurnaan.
Resistivitas bersih ditentukan oleh
ρ=ρL + ρi (46)
di mana ρL adalah resistivitas yang disebabkan oleh fonon termal, dan ρ i
adalah resistivitas yang disebabkan oleh hamburan gelombang elektron oleh
kerusakan statis yang mengganggu periodisitas kisi. Seringkali ρL tidak
tergantung pada jumlah kerusakan ketika konsentrasi mereka kecil, dan sering
ρi tidak tergantung pada suhu. Pengamatan empiris ini mengungkapkan

19
aturan Matthiessen, yang mudah dalam menganalisis data eksperimen
(Gambar 12).

Gambar 12 Hambatan potasium di bawah 20 K, yang diukur


pada dua spesimen oleh D. MacDonald dan K.
Mendelssohn. Penyadapan yang berbeda pada 0 K
adalah atribut konsentrasi yang berbeda dari campuran
dan ketidaksempurnaan statis dalam dua bahan
percobaan.

Konsentrasi ketidak murnian sekitar 20 ppm. Dalam spesimen sangat murni


rasio resistivitas sekitar 106, sedangkan di beberapa alloye. (e.e., Manganin)
itu serendah 1,1.
Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan kristal tembaga murni
sehingga konduktivitasnya pada suhu helium cair (4 K) hampir 105 kali pada
suhu ruangan, untuk kondisi ini τ ≈ 2 ×10−9 s di 4 K. lintasan bebas rerata l
dari konduksi elektron didefinisikan sebagai:
l=v f τ (47)
Dimana v f adalah kecepatan di permukaan Fermi, karena semua tumbukan
hanya melibatkan elektron di dekat permukaan Fermi. Dari tabel 1 bisa
ditemukan v f =1,57 × 108 cm s−1 untuk cu, sehingga lintasan bebas rata-rata

20
adalah (4 K) = 0,3 cm. berarti jalur bebas sejauh 10 cm telah diamati dalam
logam yang sangat murni dalam kisaran suhu helium cair.
Dengan bergantung pada suhu bagian dari tahanan listrik sebanding
dengan tingkat di mana elektron bertumbukan dengan fonon termal dan
elektron termal. Tingkat tumbukan dengan fonon sebanding dengan
konsentrasi fonon termal. Salah satu batas sederhana adalah pada suhu di atas
suhu Debye 0, disini konsentrasi foton sebanding dengan suhu T, sehingga
ρ ∝T untuk T >θ. Sebuah dasar dari teori yang diberikan pada lampiran J.

Hamburan Umklapp

Hamburan Umklapp elektron oleh fonon menyumbangkan sebagian


besar resistivitas listrik dari logam pada suhu rendah. Ini adalah proses
hamburan elektron-fonon di mana melibatkan timbal balik vektor kisi G,
sehingga perubahan momentum elektron dalam prosesnya mungkin jauh lebih
besar

Gambar 13 Dua bola Fermi di daerah yang berdekatan,


konstruksi untuk memperlambat peran
proses umklapp phonon di tahanan listrik.

Dalam proses hamburan elektron-fonon normal pada suhu rendah


atau dalam proses umklapp yang wavevector dari satu partikel dapat
"terbalik", menganggap bagian tegak lurus (100) melalui dua daerah Brillouin
berdekatan di bcc kalium, dengan bola Fermi setara termuat dalam Gambar
5.13. Separuh bagian bawah dari gambar tersebut menunjukkan tumbukan
21
elektron-fonon normal k '= k + q, sedangkan bagian atas menunjukkan
proses kemungkinan hamburan k' = k + q + G melibatkan phonon yang sama
dan mengakhiri daerah luar Brillouin pertama, di titik A. Titik ini persis sama
dengan titik A' dalam daerah asli, di mana AA' adalah vektor kisi resiprokal
G. hamburan ini adalah proses umklapp, dalam analogi dengan fonon.
Tumbukan tersebut menghasikan hamburan kuat karena sudut hamburan
dapat dekat dengan π.
Ketika permukaan Fermi tidak memotong batas daerah, ada issome
minimum q 0 phonon wavevector untuk hamburan umklapp. Pada suhu cukup
rendah jumlah fonon tersedia untuk hamburan umklapp jatuh saat
exp(−θu /T ), di mana θu adalah temperature yang dihitung dari permukaan
dengan satu elektron orbital per atom dalam daerah Brillouin bcc, dengan
menunjukan satu geometri seperti q 0=0,267 k f .
Data eksperimental pada Gambar 12 untuk kalium memiliki bentuk
eksponensial yang diharapkan dengan θu =23 K dibandingkan dengan Debye
θ = 91K. pada suhu yang sangat rendah di bawah kisaran 2 K kalium, jumlah
proses umklapp di diabaikan dan resistivitas kisi kemudian hanya disebabkan
sudut hamburannya kecil, yang dalam posisi penghamburan normal atau tidak
umklapp.

F. Gerak Bidang Magnetik

Dengan persamaan (5.39) dan (5.41) kita menyebabkan persamaan


gerakan untuk perpindahan δk dari partikel bola Fermi yang bertindak dengan
gaya F dan oleh gesekan yang diwakili oleh tumbukan di tingkat 1/τ :

ℏ ( dtd + 1τ ) δ k=F (48)

ℏd
Partikel masa bebas percepatan dalam ( ) δ k dan efek tumbukan diwakili
dt
oleh ℏ δ k /τ, di mana τ adalah waktu tumbukan.
Pertimbangkan saat gerak sistem dalam seragam magnetik diajukan
B. gaya Lorentz pada elektron.

22
1
(CGS)
c (
F=−e E+ v × B ) (49)

(SI) F=−e ( E +v × B )
Jika m v=ℏ δ k, maka persamaan gerak adalah

(CGS) m ( dtd + 1τ ) v=−e( E+ 1c v × B) (50)

Kondisi yang penting adalah sebagai berikut. Posisikan suatu medan magnet
statis B terletak sepanjang sumbu z. Kemudian persamaan komponen gerak
berada.

(CGS) m( dtd + 1τ ) v =−e ( E + Bc v )


x x y

d 1 B
m ( + ) v =−e ( E + v )
y x x (51)
dt τ c
d 1
m ( + ) v =−e Ez z
dt τ
Hasil di SI diperoleh dengan mengganti c dengan l.
Dalam keadaan stabil dalam medan listrik statis derivatif waktu
adalah nol, sehingga kecepatan drift
−eτ −eτ −eτ
v x= E x −ωc τ v y ; v y = E y −ω c τ v x ; v z= E (5.52)
m m m z
Dimana ω c=eB/mc adalah frekuensi cyclotron.

Efek Hall

Efek hall adalah medan listrik yang dikembangkan di dua wajah


konduktor, dalam arah j × B, ketika j arus mengalir melintasi medan magnet
B. Perhatikan spesimen berbentuk batang dalam medan listrik memanjang Ex
dan medan magnet melintang, seperti pada Gambar 5.14. Jika pada kondisi
ini tidak dapat mengalir keluar dari batang ke arah y maka harus memiliki
δ v y =0 . Dari persamaan (5.52) ini hanya mungkin jika ada medan listrik
melintang
−eBτ
(CGS) E y =−ω c τ E x = Ex (53)
mc
−eBτ
(SI) E y =−ω c τ E x = Ex
mc

Jumlahnya didefinisikan dengan 23


Ey
RH= (54)
jx B
Disebut koefisien Hall. Untuk mengevaluasi pada model sederhana dengan
menggunakan j x =n e 2 τ E x /m dan diperoleh :
eBτ E x /mc −1
(CGS) RH= 2
= (55)
j x =n e τ E x / m nec
−1
(SI) RH=
ne
Ini adalah berlawanan untuk elektron bebas, untuk e positif dengan definisi.

Gambar 14 Standar geometri untuk efek hall. Penampang spesimen


berbentuk batang persegi panjang ditempatkan dalam medan magnet
Bz, seperti pada (a). medan listrik Ex dialirkan di seluruh akhir
elektroda menyebabkan kerapatan jx arus listrik mengalir ke bawah
batang. Kecepatan gerak elektron bermuatan negatif segera setelah
medan listrik diterapkan seperti pada (b). Defleksi arah -y disebabkan
oleh medan magnet. Elektron menumpuk di satu sisi batang dan
kelebihan ion positif yang didirikan pada sisi yang berlawanan seperti
dalam (c). Medan listrik melintang hanya membatalkan gaya lorents
karena medan magnet.
24
Tabel 4 Perbandingan lorong diamati koefisien dengan teori elektron
bebas

[Nilai-nilai eksperimental Rh yang diperoleh nelalui metode konvensional


dirangkum dari data pada suhu kamar yang disajikan dalam tabel Landolt-
Bornstein. Nilai-nilai yang diperoleh dengan metode gelombang semacam
alat di 4 K adalah dengan JM Goodman. Nilai-nilai dari n konsentrasi
pembawa berasal dari tabel 1.4 kecuali Na, K, Al, In, di mana valnes
Goodman digunakan. Untuk mengkonversi nilai Rh dalam satuan CGS
dengan nilai di volt-cm / amp-gauss, kalikan dengan 9 x 1011; mengkonversi
Rh di CGS untuk m3 / coulomb, kalikan dengan 9 x 1013.]

Semakin rendah konsentrasi pembawa muatan, maka akan


menyebabkan semakin besar Koefisien Hall. Mengukur Rh adalah cara
penting untuk mengukur konsentrasi pembawanya. Simbol Mu Rh
menunjukkan koefisien Hall sesuai persamaan (54), tetapi simbol yang sama
kadang-kadang digunakan dengan arti yang berbeda, yang resistensi Hall
masalah dua dimensi.
Hasil sederhana persamaan (55) sesuai dengan asumsi bahwa setiap
saat relaksasi adalah sama, tergantung pada kecepatan electron. Faktor secara
numerik adalah kesatuan yang masuk jika waktu relaksasi adalah fungsi dari

25
kecepatan. Dengan penyampaian menjadi agak lebih rumit jika kedua
elektron berkontribusi pada lubang konduktivitas.
Pada Tabel 4 teramati nilai-nilai koefisien ruang dibandingkan
dengan nilai-nilai dihitung dari konsentrasi pembawa muatan. Pengukuran
yang paling akurat yang dibuat dengan metode semacam alat resonansi. Nilai-
nilai yang akurat dari natrium dan kalium dalam perjanjian baik dengan nilai-
nilai dihitung untuk satu elektron konduksi per atom, dengan menggunakan
(5.55).
Perhatikan, bagaimanapun, nilai eksperimental untuk elemen trivalen
aluminium dan iodium ini sesuai dengan nilai yang dihitung untuk satu
pembawa muatan positif per atom dan dengan demikian tidak sepakat
besarnya dan menandatangani dengan nilai yang dihitung untuk diharapkan
tiga pembawa muatan negatif.
Anomali tanda dijelaskan oleh Peierls (1928). Gerak pembawa tanda
positif jelas, yang Heisenberg kemudian disebut "lubang," tidak dapat
dijelaskan oleh gas elektron bebas, tetapi ia menemukan penjelasan alami
dalam hal teori pita energi dikembangkannya. Teori Band juga
menyumbangkan terjadinya nilai-nilai yang sangat besar koefisien hall,
seperti untuk As, Sb, dan Bi.

G. Konduktivitas Termal Logam

Konduktivitas termal untuk partikel dengan kecepatan v adalah

1
K= Cvl, panas kapasitas C per satuan volume, dan berarti lintasan bebas l.
3
konduktivitas termal gas Fermi berikut dari (36) untuk kapasitas panas, dan

1 2
dengan ∈F = m v F :
2
2
π2 n k B T π 2 n k 2B Tτ
K el = . v . l= (57)
3 m v 2F F 3m
Dengan l=v F τ , konsentrasi elektron dalam n, dan τ adalah tumbukan. Dalam
logam murni kontribusi elektronik dominan pada semua suhu. Dalam logam
murni atau paduan teratur, elektron berarti jalan bebas dikurangi dengan
tumbukan dengan kotoran, dan kontribusi phonon mungkin sebanding dengan
kontribusi elektronik. 26

Rasio Thermal untuk Konduktivitas Listrik

Hukum Wiedemann-Franz menyatakan bahwa untuk logam pada


suhu tidak terlalu rendah dengan rasio konduktivitas termal terhadap
konduktivitas listrik untuk konduktivitas listrik berbanding lurus dengan
suhu, Dengan nilai konstanta proporsionalitas independen dari logam tertentu,
didukung gambaran tentang gas elektron sebagai pembawa muatan dan
energi. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan (5.43) untuk σ ang
(5.56) untuk K:
Tabel 5. Nomor Lorentz eksperimental

Nomor Lorenz L didefinisikan sebagai


L ≈ K /σT (58)
Dan menurut (57) harus memiliki nilai
2
π2 k B 2
−13 erg
L=
3 e( ) =2,72×10 (
esu
−deg )
¿ 2,45 ×10−8 watt−o h m/deg2
DAFTAR PUSTAKA
27
Kittel, Charles. 2005. Introduction to Solid State Physisc, Eighth Edition.
University Of California ; Berkeley

28

Anda mungkin juga menyukai