Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FISIKA STATISTIK

“TEORI DISTRIBUSI MAXWELL-BOLTZMANN PADA LAJU GAS”

Dosen Pengampu: Tugiyo Aminoto, S.Si., M.Si., M.Ed

Nama Anggota Kelompok 2:

1. Anna Mepti Febria A1C317042


2. Azizah Hanum A1C317012
3. Vetty Milyani A1C317022

Kelas: Pendidikan Fisika Reguler B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari dosen pengampu Mata
Kuliah Fisika Statistik yang telah berkontribusi memberikan arahan dan materi.
Makalah ini membahas tentang Teori Distribusi Maxwell-Boltzmann Pada Laju Gas.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai teori distribusi Maxwell-Boltzmann pada laju
gas. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini
terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan yang akan datang dengan mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berperan dan kami memohon kritik serta saran yang dapat
membangun demi perbaikan yang akan datang.

Jambi, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Distribusi Maxwell-Boltzmann Pada Laju Gas ........................................3
2.2 Kecepatan Molekuler dalam Tabung Gas.................................................9
2.3 Kecepatan Gas dalam Tabung Gas .........................................................12
2.4 Fenomena Ledakan Tabung Gas ............................................................13
BAB III PENUTUP ..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan .............................................................................................15
3.2 Saran .......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari hari banyak fenomena termodinamika yang terjadi.
Alasan pengembangan fisika statistik adalah untuk memberi landasan yang kokoh
bagi fenomena termodinamika. Salah satu statistik klasik yang terkenal adalah
statistika Maxwell-Boltzman. Statistika ini memandang enam dimensi pergerakan
molekul, yaitu tiga dimensi posisi dan tiga dimensi kecepatan. Ruang enam dimensi
ini di sebut ruang fasa. Ruang fasa masih dibagi lagi ke dalam volume kecil enam
dimensi yang di sebut sel. Molekul terbagi di dalam sel dan terjadilah distribusi
molekul menurut sel. Distribusi jumlah molekul dalam sel tanpa memandang
molekul secara individu di sebut status makro dari sistem, sedangkan penentuan
molekul tertentu (secara individu) dalam tiap status makro di sebut status mikro
dari system. Jumlah status mikro terhadap status makro tertentu dinamakan
probabilitas termodinamika.
Makalah ini membahas Teori Distribusi Maxwell-Boltzman Pada Laju Gas
dan aplikasinya dalam penurunan persamaan gas ideal PV = NkT. Distribusi
Maxwell-Boltzman menggambarkan kecepatan partikel dalam gas, dimana partikel
bergerak bebas antara tumbukan kecil, tetapi tidak berinteraksi satu sama lain,
sebagai fungsi suhu dari sistem, massa partikel, dan kecepatan partikel. Partikel
dalam konteks ini mengacu pada atom atau molekul dari gas. Tidak ada perbedaan
antara keduanya dalam perkembangan dan hasilnya. Dimana persamaan tersebut
bukan dalam bentuk PV = Nrt. Sebab melalui pendekatan mekanika statistik kita
mulai mempersoalkan gerak molekul-molekul gas. Sebagaimana dipahami, k
adalah tetapan umum gas untuk setiap molekul n, sedangkan n adalah untuk setiap
mol.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana distribusi statistik Maxwell-Boltzmann pada laju gas?
2. Bagaimana kecepatan molekuler dalam tabung gas?
3. Bagaimana kecepatan gas dalam tabung gas?
4. Bagaimana fenomena terjadinya ledakan tabung gas?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui distribusi Maxwell-Boltzmann pada laju gas.
2. Mengetahui kecepatan molekuler dalam tabung gas.
3. Mengetahui kecepatan gas dalam tabung gas.
4. Mengetahui fenomena terjadinya ledakan tabung gas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi Maxwell-Boltzmann Pada Laju Gas


Pada sistem partikel, terdapat tiga jenis distribusi, yaitu distribusi Maxwell-
Boltzman, Bose-Einstein dan Fermi-Dirac. Pada distribusi Maxwell-Boltzman,
partikel satu dengan partikel yang lain dapat di bedakan. Sedangkan pada distribusi
Bose-Einstein dan Fermi-Dirac, partikel satu dengan partikel yang lain tidak dapat
di bedakan. Salah satu aplikasi distribusi Maxwell-Boltzman dalam kehidupan
sehari-hari adalah distribusi partikel pada tabung gas. Dengan menggunakan teori
distribusi Maxwell-Boltzman kita dapat menentukan kecepatan molekuler dalam
tabung gas, kecepatan gas dalam tabung gas dan fenomena ledakan tabung gas.
Distribusi Maxwell-Boltzmann ini merupakan suatu rumusan fungsi
statistik untuk menentukan kemungkinan ditemukannya molekul dengann
kecepatan dan pada jarak tertentu. Seperti yang diketahui bahwa gas tersusun dari
atom atau molekul. Atom atau molekul gas sebenarnya tidak berinteraksi dengan
yang lainnya kecuali melalui tumbukan. Kita mungkin membayangkan bahwa gas
merupakan gabungan bola-bola sangat kecil di udara, yang bertumbukan antara satu
dengan lainnya. Kalaupun atom atau molekul gas bergerak dengan kecepatan yang
awalnya sama (padahal sebenarnya tidak sama), tumbukan yang dialami oleh
masing-masing gas akan menyebabkan perbedaan kecepatan gas. Beberapa gas
bergerak sangat cepat, dan yang lainnya bergerak lambat. Dengan demikian, ada
sebaran jumlah molekul mulai dari kecepatan nol hingga kecepatan yang sangat
besar. Sebaran tersebut digambarkan dengan suatu fungsi distribusi kecepatan
molekul f(v), yang disebut distribusi Maxwell. Berdasarkan fungsi ini, pengaruh
masa molekul dan suhu terhadap distribusi dinyatakan dalam persamaan:

Grafik alur fungsi f(v) terhadap kecepatan v disajikan pada Gambar 3 di bawah ini.
Pada suhu tinggi atau masa molekul kecil, distribusi molekul dengan kecepatan
tinggi lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan pada suhu rendah atau masa
molekul lebih besar. Semakin kecil masa molekul atau semakin tinggi suhu, puncak

3
kurva bergeser ke v yang lebih tinggi, dan kurva melebar sepanjang aksis kecepatan
v tersebut.
Persamaan Maxwell f(v) di atas selanjutnya diteliti secara cermat oleh
Boltzmann. Penurunan persamaan Maxwell dimulai dari pendapat Boltzmann yang
menyatakan bahwa fraksi molekul yang bergerak dengan kecepatan tertentu

berbanding lurus dengan pangkat . Berdasarkan pendapat ini,


distribusi kecepatan gas dalam arah satu dimensi di sumbu X dirumuskan dengan
persamaan berikut.

Peluang maksimal ditemukannya molekul dengan kecepatan tersebut adalah


seratus persen atau satu. Sehingga, persamaan 13 ini dituliskan menjadi:

4
Untuk menyelesaikan persamaan ini, maka perlu diperhatikan penyelesaian
matematik sebagaimana tertera dalam Tabel 1 berikut.

Dengan memasukkan harga A ke dalam persamaan 13 tentang distribusi fungsi f(v)


dv di atas, maka:

Persamaan ini dikenal dengan persamaan Maxwell-Boltzmann. Pembahasan yang


telah dilakukan diasumsikan pada kecepatan gas yang bergerak di sumbu X. Namun
gas selalu bergerak acak dengan arah di tiga dimensi X, Y, dan Z. Oleh karena itu,
persamaan 15 di atas secara terpisah dapat dituliskan sesuai dengan arahnya:

5
Distribusi molekul yang memiliki kecepatan dalam rentang kecepatan v sampai
(v+dv) direpresentasikan oleh suatu persamaan koordinat kartesian berikut.

Distribusi akhir ditemukannya molekul yang bergerak dengan rentangan kecepatan


v sampai dv merupakan jumlah peluang teletaknya molekul dalam segala arah di
tiga dimensi dengan rentang kecepatan v sampai v + dv atau berbentuk bola. Untuk
itu, perhitungan peluang harus dikalikan dengan volum bola yang berjejari v dengan
kulit dv, sehingga volum bola adalah 4/3πv3.

6
Persamaan 16 ini adalah persamaan distribusi kecepatan Maxwell yang sudah
dituliskan dalam persamaan 12 di halaman 9. Mengingat hubungan antara massa m
dan massa molekul M, serta antara tetapan Boltzmann kB dan tetapan gas R, maka
persamaan distribusi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

Pada distribusi kecepatan molekul gas pertama kali dilakukan oleh


Maxwell, sebelum mengembangkan metode statistik, dan kemudian Boltzmant
mengembangkan bahwa Distribusi molekul gas sebagai fungsi waktu, posisi, dan
kecepatan molekul dinyatakan dalam persamaan transpor Boltzmant. Sehingga
Distribusi kecepatan molekul gas dalam keseimbangan sekarang disebut sebagai
distribusi Maxwell-Boltzmann. Pengukuran langsung dari distribusi kecepatan ini
dalam berkas molekul telah dilakukan dengan sejumlah metode. Kejelasan
eksperimental dari distribusi ini telah dilakukan oleh Stern (1920), Zartman dan Ko
(1930-1934), Estermann et al. (1947), dan Miller dan Kusch (1955).
Metode kisi-gas dan kisi Boltzmann adalah algoritma yang paling
menjanjikan di antara yang. Metode ini telah diterapkan untuk memecahkan
masalah aliran fluida seperti permeabilitas media berpori , dan aliran multifase.
Namun, tampaknya model ini belum diperiksa untuk menunjukkan distribusi
Maxwell-Boltzmant. Dalam penelitian ini, model gas-kisi digunakan untuk
menyelesaikan persamaan transport Boltzmant. Model ini digunakan untuk
mendapatkan fungsi distribusi molekul gas. Pertama, ingin menunjukkan bahwa
distribusi molekul gas tidak tergantung pada waktu ketika sistem mencapai
keseimbangannya. Kedua, ketika sistem gas berada dalam kesetimbangan,
distribusi kecepatan dan kecepatan molekul gas adalah distribusi Maxwell-
Boltzmann.
Masalah teori kinetik gas diungkapkan oleh persamaan transpor Boltzmann
di bawah ini, yang diterapkan untuk gas encer yang cukup, sehingga hanya
tumbukan biner yang diperhitungkan, dan kecepatan molekul tidak berkorelasi
dengan posisinya,dengan persamaan sebagai berikut:

7
Sisi kanan menentukan jumlah tabrakan yang terjadi selama waktu antara t
dan t + δt dalam elemen volume dalam ruang fase. Secara umum, fungsi distribusi
f = f(r,v,t) mendefinisikan jumlah molekul pada waktu t, memiliki posisi yang
terletak di dalam elemen volume 𝑑 3 r tentang r dan kecepatan yang terletak di
elemen ruang-kecepatan 𝑑3 v tentang v. M adalah massa dari satu molekul, F adalah
kekuatan eksternal yang bekerja pada molekul, 𝛻𝑟 dan 𝛻𝑣 merupakan operator
gradien sehubungan dengan r dan v,dΩ adalah elemen sudut padat dan σ(Ω) adalah
penampang diferensial untuk tabrakan (v1,v2).
Distribusi Maxwell-Boltzmann adalah solusi dari persamaan transpor
Boltzmann ketika gas berada dalam kesetimbangan. Tidak ada kekuatan eksternal
yang bekerja pada molekul, dan fungsi distribusi tidak tergantung pada posisi.
Distribusi kecepatan Maxwell-Boltzmann untuk satu komponen kecepatan adalah
distribusi gaussian dengan komponen kecepatan yang paling mungkin sepanjang
sumbu apa pun adalah nol. Jumlah molekul dengan komponen kecepatan antara 𝑣𝑥
dan 𝑣𝑦 + d𝑣𝑥 adalah :

Fungsi distribusi yang dinormalisasi untuk komponen kecepatan x adalah :

N adalah total molekul, k adalah konstanta Boltzmann, dan T adalah suhu absolut.
Dalam kasus sistem dua dimensi, ekspresi untuk fungsi distribusi kecepatan yang
dinormalisasi adalah:

8
dan jumlah molekul dengan kecepatan antara v dan v + dv adalah :

Jadi, kita dapat memperoleh ekspresi untuk kecepatan yang paling mungkin (𝑣𝑚𝑝 ),
kecepatan rata-rata (v), dan kecepatan rata-rata-kuadrat akar (𝑣𝑟𝑚𝑠 ).

2.2 Kecepatan Molekuler dalam Tabung Gas


Telah kita ketahui bahwa partikel gas selalu bergerak dengan kecepatan
yang bervariasi. Dengan kecepatan yang bervariasi tersebut, tentunya kita akan
mengalami kesulitan dalam mencari laju rata-ratanya. Untuk mempermudah
perhitungan, maka kita bisa mencari laju rata-rata menggunakan rumus 𝑣𝑟𝑚𝑠 .
Sedangkan distribusi kecepatan partikel gas telah dirumuskan oleh Maxwell dan
Boltzmann dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana dN/N, m, dan T merupakan fraksi partikel yang bergerak dengan kecepatan
antara c dan c + dc, dengan c merupakan suatu kecepatan molekul gas. Massa dalam
satuan satu partikel gas dan suhu dalam satuan Kelvin.
Berdasarkan persamaan distribusi kecepatan partikel gas oleh Maxwell-
Boltzmann diatas, tampak bahwa pergerakan partikel dengan kecepatan tertentu
sangat bergantung pada suhu. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:

9
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada saat suhu rendah atau suhu
kamar, pola distribusi partikel gas menunjukkan pola yang sempit. Sedangkan pada
saat suhu tinggi, pola distribusi partikel gasnya menunjukkan pola yang lebar.
Kurva dengan pola yang lebar menunjukkan bahwa terdapat banyak partikel yang
bergerak dengan energi kinetik yang relatif tinggi. Suatu partikel yang bergerak
dengan energi kinetik relatif tinggi akan memungkinkan terjadinya reaksi, dimana
energi kinetiknya dapat melampaui energi aktivasi. Energi aktivasi itu sendiri
merupakan energi minimum yang digunakan oleh suatu partikel untuk melakukan
suatu reaksi.
Berdasarkan grafik di atas, titik tertinggi atau titik maksimum menunjukkan
bahwa sebagian besar partikel memiliki kecepatan tertentu, artinya bahwa setiap
partikel memiliki kecepatan yang berbeda. Apabila suhu dinaikkan, maka titik
maksimum akan bergerak ke kanan dengan kecepatan yang lebih besar sehingga
polanya menjadi lebih lebar. Kecepatan partikel pada titik maksimum dapat disebut
sebagai kecepatan paling mungkin (𝑐𝑚𝑝 ) yang dapat ditentukan dengan melakukan
diferensiasi (dN/N) terhadap c:

10
Oleh karena harga diferensial pada titik maksimum adalah nol, maka dapat
ditentukan kecepatan paling mungkin (𝑐𝑚𝑝 ), yaitu:

Dimana nilai 𝑐𝑟𝑚𝑠 adalah sebesar:

Berdasarkan penurunan rumus di atas, didapatkan cara untuk menentukan


kecepatan paling mungkin, yaitu dengan cara mendiferensiasikan persamaan
distribusi Maxwell-Boltzmann. Sedangkan cara untuk menentukan kecepatan rata-
rata dapat dilakukan dengan mencari harga rata-rata setiap fungsi, atau dengan kata
lain kita dapat mengintegralkan persamaan distribusi Maxwell-Boltzman sebagai
berikut:

11
Sehingga didapatkan bahwa:
 Kecepatan efektif (𝑐𝑟𝑚𝑠 ) pada partikel gas
3𝑅𝑇 1/2
𝑐𝑟𝑚𝑠 = ( )
𝑀

 Kecepatan paling mungkin (𝑐𝑚𝑝 ) pada partikel gas

 Kecepatan rata-rata (𝑐̅) pada partikel gas

2.3 Kecepatan Gas Dalam Tabung Gas

12
Menurut Maxwell-Boltzman, partikel yang berada di dalam sistem tidak
selalu berinteraksi satu sama lain, melainkan saling bergerak bebas antara satu sama
lain,dimana pada suatu saat partikel tersebut akan bertabrakan.

Berdasarkan gambar di atas dapat di lihat bahwa saat kompor gas di nyalakan,
partikel yang ada dalam tabung gas bergerak lebih cepat. Sedangkan saat kompor
gas di matikan tampak bahwa partikel di dalam tabung gas bergerak lebih lambat.
Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa, kecepatan gas di dalam tabung gas
berbanding lurus dengan suhu gas tersebut. Artinya semakin besar suhu gas tersebut
maka semakain besar pula kecepatan gas tersebut.

2.4 Fenomena Ledakan Tabung Gas


Banyak sekali fenomena ledakan tabung gas dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat 3 Faktor yang menyebabkan terjadinya ledakan tabung gas di antaranya
sebagai berikut:
a. Faktor alat
Fenomena ledakan tabung gas bisa saja di sebab kan oleh faktor alat yang
memang tidak sesuai dengan standar, atau alat tersebut sudah tidak berfungsi
secara maksimal. Oleh karena itu kita harus memperhatikan usia alat tersebut,
walaupun alat tersebut sudah sesuai standar, tetapi telah melawati batas waktu
pemakaian, maka tetap berbahaya juga.misalnya, selang pada tabung gas
berlabel SNI, tetapi jika tidak pernah di ganti maka akan berbahaya, standarnya,
jangka waktu penggunaan selang pada tabung gas berlangsung paling lama 2
tahun.
b. Unsur kesalahan dalam penggunaan

13
Fenomena ledakan tabung gas bisa juga di sebabkan karena adanya kesalahan
dalam penggunaannya, yaitu menggunakan kompor gas tidak sebagaimana
mestinya,seharusnya sebelum menggunakan kompor gas kita harus memahami
atau membaca terlebih dahulu manual book tentang penggunaan kompor gas.
Selain itu kita juga bisa melakukan sosialisasi tentang bagaimana cara
menggunakan kompor gas secara baik dan benar.
c. Masalah kriminal
Faktor ini merupakan faktor penyebab terjadinya ledakan tabung gas dengan
memakan korban paling banyak. Masalah kriminal yang di maksud di sini adalah
menempatkan gas yang tidak sesuai dengan aturannya. Contoh, isi tabung yang
seharusnya di tempatkan pada tabung gas yang berukuran 3 KG justru malah di
suntikan pada gas yang berukuran 12 KG dan itu di lakukan di gudang yang
terdapat banyak tumpukan LPG.

Biasanya ledakan tabung gas kebanyakan terjadi pada saat ingin


menghidupkan kompor gas. Hal ini menunjukan bahwa pada kompor gas terjadi
perubahan suhu pada tabung gas, sehingga terjadi pula perubahan kecepatan. Jika
terdapat kesalahan pada selang atau terjadi kebocoran maka kondisi partikel gas
akan menabrak dinding tabung dan kecepatannya semakin besar, sehingga partikel
gas di dalam tabung tersebut mendorong tutup tabung supaya terbuka atau
menghancurkan dinding tabung yang mengakibatkan suatu ledakan tabung gas.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distribusi Maxwell-Boltzmann ini merupakan suatu rumusan fungsi
statistik untuk menentukan kemungkinan ditemukannya molekul dengann
kecepatan dan pada jarak tertentu. Seperti yang diketahui bahwa gas tersusun dari
atom atau molekul. Atom atau molekul gas sebenarnya tidak berinteraksi dengan
yang lainnya kecuali melalui tumbukan. Kita mungkin membayangkan bahwa gas
merupakan gabungan bola-bola sangat kecil di udara, yang bertumbukan antara satu
dengan lainnya. Kalaupun atom atau molekul gas bergerak dengan kecepatan yang
awalnya sama (padahal sebenarnya tidak sama), tumbukan yang dialami oleh
masing-masing gas akan menyebabkan perbedaan kecepatan gas. Beberapa gas
bergerak sangat cepat, dan yang lainnya bergerak lambat. Dengan demikian, ada
sebaran jumlah molekul mulai dari kecepatan nol hingga kecepatan yang sangat
besar. Sebaran tersebut digambarkan dengan suatu fungsi distribusi kecepatan
molekul f(v), yang disebut distribusi Maxwell.
Distribusi Maxwell-Boltzmann adalah solusi dari persamaan transpor Boltzmann
ketika gas berada dalam kesetimbangan. Tidak ada kekuatan eksternal yang bekerja
pada molekul, dan fungsi distribusi tidak tergantung pada posisi. Distribusi
kecepatan Maxwell-Boltzmann untuk satu komponen kecepatan adalah distribusi
gaussian dengan komponen kecepatan yang paling mungkin sepanjang sumbu
apapun adalah nol.
Kecepatan efektif (𝑐𝑟𝑚𝑠 )pada partikel gas:

3𝑅𝑇 1/2
𝑐𝑟𝑚𝑠 =( )
𝑀
Kecepatan paling mungkin (𝑐𝑚𝑝 ) pada partikel gas:
1
2𝑅𝑇 2
𝑐𝑚𝑝 =( )
𝑀
Kecepatan rata-rata (𝑐̅) pada partikel gas:

8𝑅𝑇 1/2
𝑐̅ = ( )
𝜋𝑀

15
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah agar pembaca dapat mengetahui
tentang “Teori Distribusi Maxwell-Boltzmann Pada Laju Gas”. Untuk segala
kritik dan saran yang bisa mengembangkan makalah ini akan selalu diterima.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arif,dkk. (2001). Lattice-Gas Automata for Numerical Experimental Verification


of Maxwell-Boltzmann Distribution. 12 (3).
Ikhsan, Jaslin. (2013). Teori Kinetik Gas Modul 1 Pembelajaran Kinetika Kimia.
Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Syl, Isana. (2012). Kimia Fisika 3. Modul 1: Sifat Gas secara Teori dan Distribusi
Kecepatan Molekul.
Wati, Widya. (2014). Aplikasi Distribusi Maxwell-Boltzmann dalam Menentukan
Kecepatan Molekuler. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-Biruni’, 3(2),
1-9.

17

Anda mungkin juga menyukai