Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN I
TANGGAP PANAS SUATU ZAT CAIR

OLEH:
NAMA : RINI OKTAVIA
STAMBUK : A 241 18 005
KELOMPOK : II
ASISTEN : SUTRIANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019

LEMBAR KOREKSI
JUDUL : TANGGAP PANAS SUATU ZAT CAIR

KELOMPOK : II

KELAS :A

ASISTEN : SUTRIANI

NO. Hari/Tanggal Catatan Paraf

1 Rabu, 30 oktober 2019 - Kalimat yang


kurang hurufnya
ditambah
- Alat dan bahan
- Prosedur kerja
- Hasil pengamatan
- NST
- Grafik
- Pembahasan

2. Rabu , 30 Oktober 2019 - Penulisan


- Jumlah alat dan
bahan sesuai
dengan percobaan
- Grafik diperbaiki
- Pembahasan
untuk no 3 dan 5
digabung
I. TUJUAN
1. Memahami asas-asas mengenai perpindahan panas.
2. Memahami teori hantar panas.
3. Mengamati kecepatan menerima/melepaskan pans suatu zat cair.
4. Membuat interpretasi terhadap grafik temperatur dangan waktu.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 2 Gelas Beker 250 ml
 2 Stopwatch (Hp)
 1 Kaki tiga dan kasa
 1 Termometer
 1 Bunsen
 1 set Statif
 Tissue
 Korek Api
2. Bahan
 Air secukupnya
 Minyak secukupnya
 Spritus secukupnya

III. DASAR TEORI


Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah
karena adanya suhu, yakni dari benda bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan zat sebanding
dengan massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu ( Endro Wahyono,
2003 ).
Perpindahan kalor atau panas dapat terjadi dengan tiga cara yaitu,
Perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu
zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut.Contohnya
seperti memanaskan ujung besi maka ujung yang lainya akan terasa panas.
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu
zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi
terjadi karena perbedaan massa jenis, biasanya terjadi pada zat cair dan
gas. Contohnya seperti saat kita memasak air. Perpindahan kalor secara
radiasi adalah perpindahan kalor tanpa adanya zat perantara. Radiasi dapat
melalui ruang hamapa karena energi kalor yang dibawa berupa gelombang
elektromagnetik. Contohnya saat kita mendekati api unggun maka kulit
kita akan merasakan panas( Endro Wahyono, 2003 )
Kalor dapat merubah wujud zat ketika sejumlah kalor diterima atau
dilepas, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada suatu benda,
yaitu benda akan mengalami perubahan suhu atau mengalami perubahan
wujud. Kenaikan suhu suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan yang mengaitkan dengan kalor jenis atau kapasitas kalor (
Pristiadi Utomo, 2007 )
Seperti yang telah diketahui kalor adalah bentuk energi yang
berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Ilmuan inggris pada tahun 1761 Joseph Black menyatakan bahwa kalor
yang dilepas suatu benda sama dengan kalor yang diterima benda lain
dalam suatu sistem tertutup. Berdasarkan hukum kekekalan energi besar
kalor yang dilepas suatu benda sama dengan kalor yang diterima benda
lainnya atau dapat dirumuskan (Pristiadi Utomo, 2007 )
Qlepas = Qterima
Bila suatu zat cair dipanaskan, kecepatan mendinginya antara lain
ditentukan oleh kekentalan zat cair tersebut. Faktor lain yang
mempenaruhi adalah banyak atau sedikitnya serta tinggi rendahnya suhu
zat cair tersebut. Salah satu pendinginan zat cair adalah dengan
membiarkan terbuka beberapa saat (Tim Penyusun Praktikum Mekanika).
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Merangkai alat tersebut seperti gambar 1-1
3. Mengukur suhu ruangan menggunakan termometer
4. menuangkan atau masukan minyak kedalam gelas beker sebanyak 50
ml
5. Mengukur suhu mula-mula minyak sebelum dipanaskan,dan catat suhu
mula-mulanya.
6. Meletakkan gelas beker yang berisi minyak diatas kasa kaki tiga
7. Menyalakan Bunsen dan Meletakkan Bunsen dibawah kaki tiga yang
diatasnya telah ada gelas beker yang berisi minyak
8. Mengamati kenaikan suhu setiap 1 menit yang terjadi pada minyak
hingga mencapai suhu 70ºC, setelah suhunya mencapai 70ºC matikan
Bunsen.
9. Mematikan Bunsen dan mengangkat gelas beker dari atas kasa dan
meletakkan diatas meja bersamaan dengan termometer yang digunakan
saat mengukur kenaikan suhu.
10. mengamati penurunan suhu setiap 1 menit sebanyak enam kali
perlakuan dan mencatat hasil penurunan suhunya.
11. Mengulangi langkah 4 sampai 10 dengan mengganti isi gelas beker
dengan air sebanyak 50 ml.
V. HASIL PENGAMATAN

 Tabel Pemanasan air

No. Waktu (s) Suhu (ºC)

1. 60 s 40 ºC

2. 120 s 49 ºC

3. 180 s 55 ºC

4. 240 s 60 ºC

5. 300 s 64 ºC

6. 360 s 67 ºC

7. 420 s 70 ºC

 Tabel pendinginan air

No. Waktu (s) Suhu (ºC)

1. 60 s 66 ºC

2. 120 s 62 ºC

3. 180 s 57 ºC

4. 240 s 55 ºC

5. 280 s 52 ºC

6. 360 s 50 ºC
 Tabel pemanasan minyak

No. Waktu (s) Suhu (ºC)

1. 60 s 39 ºC

2. 120 s 52 ºC

3. 180 s 65 ºC

4. 202,32 s 70 ºC

 Tabel pendinginan minyak

No. Waktu (s) Suhu (ºC)

1. 60 s 65 ºC

2. 120 s 63 ºC

3. 180 s 61 ºC

4. 240 s 60 ºC

5. 300 s 58 ºC

6. 360 s 56 ºC

NST Termometer : 1℃
NST Stopwatch (HP) = 0.01 s
VI. ANALISIS DATA

 Grafik pemanasan untuk air dan minyak

Skala 1 : 0.1

 Grafik pendinginan untuk minyak dan air

Skala 1 : 0.1
VII. PEMBAHASAN

Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah


karena adanya suhu, yakni dari benda bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan zat sebanding
dengan massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu ( Endro Wahyono,
2003 ).
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan “Tanggap
panas suatu zat cair” yaitu, 2 gelas beker sebagai tempat memanaskan zat
cair (minyak dan air) , stopwatch (Hp) untuk mengukur lama waktu yang
dibutuhkan untuk proses memanaskan dan pendinginan zat cair, 2 kaki tiga
dan 2 kasa dudukan lakus untuk gelas beker agar bisa dipanaskan , 1
termometer untuk mengukur kenaikan suhu zat cair pada saat dipanaskan
dan untuk mengukur penurunan suhu zat cair pada saat didinginkan , statif
dan multi clam sebagai satu set perlengkapan untuk tempat
menggantungkan termometer , 2 bunsen untuk memanaskan zat cair ,
tissue berfungsi sebagai alas saat mengangkat gelas beker dari atas kaki
tiga dan sebagai lap untuk mengelap termometer yang telah digunakan
,minyak dan air sebagai objek zat cair yang diamati tanggap panasnya dan
korek api sebagai sumber api.
Pada percobaan tanggap panas zat cair proses perpindahan kalor
yang terjadi ialah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Perpindahan kalor secara konduksi ialah perpindahan kalor melalui zat
perantara tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantara
tersebut , dalam percobaan ini terjadi pada gelas ukur yang dipanaskan
akan membuat air ikut menjadi panas karena kalor mengalir melalui wadah
tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat yang mengalir
seperti zat cair dan gas , dalam percobaan ini terjadi pada saat air
dipanaskan dimana air pada bagian bawah wadah akan panas terlebih
dahulu dibanding pada bagian atas, air yang panas akan naik kepermukaan
, sedangkan yang diatas akan turun ke bagian bawah. Hal ini karena massa
air panas lebih ringan. Dan perpindahan kalor secara radiasi dapat terjadi
tanpa zat perantara, dalam percobaan ini terjadi panas yang berasal dari
pembakaran bunsen akan terasa kekulit kita ketika kulit atau badan kita
berada disekitaran sumber panas ( Osa Pauliza,2006).
Zat cair yang terlebih dahulu mengalami pemanasan saat percobaan
zat cair ( air dan minyak ), zat yang terlebih dahulu panas adalah minyak.
Banyak hal yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi yakni karena
kalor jenis minyak lebih kecil dari pada kalor jenis air, dan faktor
kekentalan suatu zat. Dimana minyak memiliki tingkat kerapatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan air, hal inilah yang menyebabkan
mengapa minyak yang lebih duluan cepat mengalami pemanasan.
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa
Pengertian tanggap panas zat cair , tanggap panas zat cair adalah
kemampuan zat cair untuk menerima kalor, dimana ketika semakin tinggi
atau cepat zat tersebut untuk menaikan temperaturnya. Tanggap panas
setiap zat”zat cair” di pengaruhi oleh kerapatan partikel , viskositas dan
kalor jenis zatnya. Tinggi tanggap panas zat cair berbanding terbalik
dengan proses pendinginan pada zat cair, dimana jika semakin tinggi
kemampuan tanggap panas zat cair , maka ketika benda / zat cair itu
didinginkan maka membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan
kalornya kembali hingga mencapai suhu termalnya dengan lingkungan(
Supriadi, B. 2017).
VIII. KESIMPULAN
Percobaan yang telah kami lakukan pada tanggal 24 oktober 2019
dilaboratorium Fisika, yang dapat kami simpulkan dari percobaan ini yaitu
pada asas-asas perpindahan panas digunakan Asas Black yang berbunyi “
bahwa banyaknya kalor yang dilepas oleh suatu benda sama dengan
banyaknya kalor yang diterima oleh benda” dalam sistematis ditulis

Qlepas = Qterima
Setelah kami melakukan percobaan tentang tanggap panas suatu zat
cair dapat dipahami bahwa panas dihantarkan secara Konduksi yaitu
perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-
partikel zat tersebut. Konveksi yaitu perpindahan kalor melalui suatu zat
yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Radiasi yaitu
perpindahan kalor tanpa adanya zat perantara atau pemancaran.

Setelah kami melakukan percobaan tentang tanggap panas suatu zat


cair kecepatan menerima / melepaskan panas suatu zat cair tidak konstan
atau kalor yang dihasilkan tidak tetap.

Setelah kami melakukan percobaan tanggap panas suatu zat cair,


grafik yang dihasilkan air dan minyak pada pemanasan suhu dan waktu
berbanding lurus, sedangkan pada pendinginan air dan minyak suhu dan
waktu yang dihasilkan berbanding terbalik.
DAFTAR PUSTAKA

Osa Pauliza, 2006. Fisika Kelompok Teknologi dan kesehatan untuk sekolah
menengah kejuruan kelas XI. Bandung : Grafindo Media Pratama.

Supriadi, B.2017.Perpindahan Panas Bagian I. Semarang : Universitas


Diponegoro

Tim penyusun. 2019. Penuntun paraktikum Mekanika Fisika. Palu: Universitas


Tadulako.

Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interaktif untuk SMA/MA. Jakarta Timur: Azka
Press.

Wahyono, Endro. 2003. Pintar Fisika untuk SMP. Bandung: Cmedia.

Anda mungkin juga menyukai