Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 1


TANGGAP PANAS SUATU ZAT CAIR ......................................................................................... 2
TITIK BEKU PARAFIN .................................................................................................................. 5
KALOR JENIS BENDA PADAT .................................................................................................... 7
KALOR UAP AIR .......................................................................................................................... 10
TARA KALOR MEKANIK .......................................................................................................... 13
PENDINGINAN NEWTON .......................................................................................................... 17
PENENTUAN KELEMBABAN UDARA ....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 24

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 1


PERCOBAAN I
TANGGAP PANAS SUATU ZAT CAIR

I. TUJUAN
1. Memahami asas-asas mengenai perpindahan panas.
2. Memahami teori hantar panas.
3. Mengamati kecepatan menerima/ melepaskan panas suatu zat cair.
4. Membuat interpretasi terhadap grafik temperatur dengan waktu.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Beker gelas 250 cc
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Bunsen
5. Kaki tiga dan kassa
6. Statif
7. Aquades dan Oli

III. TEORI RINGKAS


Perpindahan panas dapat terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi (hantaran),
konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). Konduksi terjadi antara dua sistem berbeda
temperatur yang berhubungan secara langsung. Terjadinya dengan zat antara alir
(gas dan cair). Sedangkan radiasi tidak memerlukan zat antara seperti pada konduksi
dan konveksi melainkan terpancar dalam bentuk gelombang elektromagnetik seperti
cahaya atau gelombang radio.
Bila suatu zat cair dipanaskan, kecepatan mendinginnya antara lain ditentukan oleh
kekentalan zat cair tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi adalah banyak atau
sedikitnya serta tinggi rendahnya suhu zat cair tersebut. Salah satu pendinginan zat
cair adalah dengan membiarkan terbuka beberapa saat.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 2


IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kecepatan mendinginnya
suatu zat cair!
2. Jelaskan pengertian Hukum ke Nol Termodinamika!
3. Sebutkan beberapa persamaan yang anda ketahui yang menunjukkan hubungan
antara suhu dan waktu. Jelaskan!
4. Tuliskan bunyi hukum I, II, dan ke III Termodinamika!

V. PROSEDUR KERJA
1. Susunlah alat-alat seperti gambar (1-1).
2. Masukkan oli dan aquades pada masing-masing beker gelas dengan volume
kedua zat cair tersebut sama, sekitar 50 cc.
3. Catat suhu mula-mula (suhu awal pemanasan).
4. Panaskan zat cair sampai sekitar 85oC.
5. Kemudian dinginkan zat cair dengan mematikan bunsen.
6. Dalam proses pendinginan, ukur suhu zat cair setiap selang waktu tertentu,
misalnya 2 menit, selama sekitar 40 menit.
7. Catat data terakhir, 5 menit setelah anda melakukan pengukuran terakhir.

Statif
Termometer

Beker gelas

Kasa
Kaki tiga
Bunsen

Gambar (1-1)

VI. ANALISA DAN PERTANYAAN


1. Dari data yang anda peroleh, buatlah grafik antara temperatur dan waktu.
Interpretasi data tersebut.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 3


2. Pada percobaan ini, faktor-faktor apa saja yang dapat kontrol (sebagai variabel)?
Jelaskan.
3. Apakah saran anda agar percobaan ini dapat memberikan hasil yang mendekat
kebenaran?

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 4


PERCOBAAN II
TITIK BEKU PARAFIN

I. TUJUAN
1. Memahami konsep besaran yang berkaitan dengan titik beku parafin.
2. Menjelaskan pengertian titik beku parafin.
3. Menentukan titik beku parafin.
4. Membuat grafik hubungan antara waktu dengan penurunan suhu.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Alat pengaduk
2. Parafin
3. Stopwatch
4. Bunsen
5. Tabung reaksi
6. Statif
7. Termometer
8. Kertas grafik
9. Spritus

III. TEORI RINGKAS


Suatu materi dapat berwujud sebagai zat padat, zat cair atau gas, misalnya H 2O
dalam fase padat berwujud sebagai es, dalam fase cair berwujud sebagai air dan
dalam fase gas berwujud sebagai uap. Asalkan tidak terurai pada suhu yang tinggi,
maka semua zat-zat dapat berwujud sebagai salah satu dari ketiga fase tersebut
dengan syarat, suhu dan tekanannya cocok. Jika terjad pergantian dari fase yang stu
ke fase yang lain, maka terjadi penyerapan atau pembebasan panas dan biasanya
juga terjadi perubahan dari satu wujud ke wujud yang lain yang terjadi pada suatu
yang tertentu.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 5


Tinggi suhu dimana suatu zat cair mulai membeku disebut titik beku. Tinggi suhu ini
akan tetap sampai zat cair tersebut membeku seluruhnya.

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apa yang dimaksud dengan titik beku, titik lebur dan titik didih.
2. Jelaskan pengertian :
a. Panas peleburan (kalor lebur)
b. Panas pembekuan
c. Panas peralihan

V. PROSEDUR KERJA
1. Tumbuklah parafin kemudian masukkan ke dalam tabung sampai  ½ batang.
2. Pasanglah tabung tersebut pada statif kemudian panaskan sampai seluruhnya
mencair.
3. Masukkan termometer ke dalam tabung dan teruskan pemanasan sampai
suhunya mencapai 80oC.
4. Biarkan parafin tersebut mendingin sampai 30 oC dan amati penunjukkan
termometer setiap 1 menit.
5. Amati dan catat pada suhu berapa parafin mulai membeku.
6. Buatlah grafik hubungan waktu dan suhu.
7. Berdasarkan grafik, tentukanlah/ tunjukanlah dimana titik beku parafin.
8. Bagaimana pendapat anda, apakah spritus yang dipakai pada pembakaran
bunsen dapat dihitung? Kalay dapat, hitunglah berapa liter yang dipakai selama
percobaan anda!

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 6


PERCOBAAN III
KALOR JENIS BENDA PADAT

I. TUJUAN
1. Memahami asas-asas mengenai perpindahan kalor.
2. Memahami teori hantar kalor.
3. Menjelaskan pengertian kalor jenis.
4. Menjabarkan rumus untuk menentukan kalor jenis benda padat.
5. Menentukan kalor jenis benda padat.

II. ALAT dan BAHAN


1. Kalorimeter
2. Termometer batang
3. Neraca digital
4. Kompor listrik
5. Bejana didih
6. Benda yang diukur

III. TEORI RINGKAS


Kalor jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan berapa kalori yang
diperlukan untuk memanaskan satu satuan massa dari zat dengan kenaikan
temperatur sebesar 1 derajat celcius. Untuk memanaskan m gram massa dengan
kenaikan temperatur sebesar t, diperlukan sebesar :

Q = mc t (3-1)

dengan c = kalor jenis

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 7


Kalor jenis suatu zat ternyata tidak tetap, bergantung pada temperatur. Kalor jenis
biasanya disebutkan untuk interval temperatur tertentu. Kalor jenis dalam hal ini
adalah kalor jenis rata-rata untuk interval temperatur tersebut.
Kalor jenis dapat ditentukan dengan kalorimeter. Jika tak ada pertukaran kalor
antara kalorimeter dengan sekelilingnya, maka berlakulah :

mbcb (tb - t2) = (ma + mkck + mpcp) (t2 – t1) (3-2)

dengan
mb = massa benda padat
cb = kalor jenis benda padat
tb = temperatur benda padat mula-mula
t2 = temperatur kamar akhir
ma = massa air
mk = massa kalorimeter
ck = kalor jenis kalorimeter
mp = massa pengaduk
cp = kalor jenis pengaduk
t1 = temperatur kalorimeter mula-mula

Pertukaran kalor dengan sekelilingnya dapat dikurangi dengan kalorimeter yang


disempurnakan perlakuannya dan percobaan yang dilakukan dengan temperatur
mula-mula yang lebih rendah dari temperatur kamar dengan selisih antara
temperatur mula-mula dengan temperatur kamar sama dengan selisih antara
temperatur akhir dengan temperatur kamar.
Dalam percobaan di atas tidak ada temperatur yang menyatakan kalor yang
diperlukan untuk penguapan air. Berarti bahwa dalam percobaan ini penguapan air
dapat diabaikan.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 8


IV. TUGAS PENDAHULUAN
1. Buktikan persamaan (3-2) di atas.
2. Jelaskan perbedaan antara kalor dengan harga air.
3. Buatlah rancangan untuk menentukan kalor jenis benda padat yang jenis
bahannya sama dengan kalorimeter yang digunakan.

V. PROSEDUR KERJA
1. Nyalakan pemanas dan panaskan air secukupnya dengan bejana didih.
2. Timbanglah kalorimeter kosong, pengaduk dan benda dari logam.
3. Isilah kalorimeter dengan air sedemikian tinggi sehingga benda logam dapat
terbenam dan timbanglah kembali.
4. Masukkan benda logam ke dalam bejana didih.
5. Dinginkan kalorimeter berisi air tadi sehingga temperaturnya berada di bawah
temperatur kamar. Bersihkanlah dinding luar dari kalorimeter agar tak ada
embun yang melekat.
6. Masukkanlah kalorimeter tadi pada tempatnya dan catatlah temperatur mula-
mula.
7. Catatlah tekanan yang terbaca pada barometer dan temperatur kamar.
8. Catat pula temperatur benda logam kemudian angkatlah benda logam dari
bejana didih dan dengan cepat masukkanlah ke dalam kalorimeter.
9. Aduklah dan amati temperatur maksimum (temperatur akhir) dan catatlah.
10. Ulangi percobaan beberapa kali dengan jumlah air yang berbeda.

VI. ANALISA DAN PERTANYAAN


1. Buatlah tabel berdasarkan data yang anda peroleh.
2. Tentukan besarnya kalor jenis benda padat yang anda selidiki.
3. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Bagaimana cara
mengatasinya.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 9


PERCOBAAN IV
KALOR UAP AIR

I. TUJUAN
1. Memahami konsep kalor uap.
2. Memahami asas-asas perpindahan kalor.
3. Menjelaskan pengertian kalor uap.
4. Menentukan benda yang melepaskan kalor dan menerima kalor.
5. Menentukan kalor uap dari air.

II. ALAT dan BAHAN


1. Statif
2. Termometer batang
3. Neraca digital
4. Kompor listrik
5. Bejana didih
6. Stopwach
7. Penjepit

III. TEORI RINGKAS


Kalor penguapan suatu zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh tiap satu
satuan massa zat cair ketika berubah menjadi uap pada titik didihnya.
Pengukuran kalor penguapan ini menggunakan alat pemanas yang dapat
memberikan jumlah yang tetap, misalnya alat pemanas listrik. Air yang diketahui
massanya dibiarkan menguap pada titik didihnya dalam batas waktu yang
ditentukan. Dengan mengukur berapa massa air yang telah enjadi uap dalam batas
waktu tersebut maka dapat dihitung berapa besar panas penguapan.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 10


Jika banyaknya kalor yang diberikan oleh lat pemanas adalah x kalor/detik, lamanya
adalah t detik dan lebih banyak air yang telah menjadi uap dalam waktu tersebut
adalah m, maka kalor penguapan adalah sebagai berikut :
𝑡𝑥
L= (4-1)
𝑚

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apa sebabnya selama penguapan terjadi, temperatur air tidak naik ?
2. Apa yang dimaksud dengan kalor uap dan kalor embun ?
3. Disainlah suatu cara lain untuk menentukan kalor uap suatu zat cair.

V. PROSEDUR KERJA
1. Pasanglah alat-alat seperti pada gambar (4-1).
2. Isilah air ke dalam bejana didih yang volumenya tertentu, misalnya m 1, ukur
massanya.
3. Panaskan air tersebut dengan alat pemanas.
4. Amati kenaikan temperatur setiap 5 menit mulai saat suhunya kira-kira 40oC.
5. Panaskan air sampai mendidih dan biarkan air tersebut mendidih selama waktu
tertentu.
6. Sesudah waktu tersebut, matikan alat pemanas, kemudian timbanglah sisa air
(m2).
Keterangan :
S = Statif
T = Termometer
B = Beker
P = Pemanas

Gambar (4-1)

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 11


VI. ANALISA DAN PERTANYAAN
1. Hitunglah harga rata-rata kenaikan temperatur dalam setiap menit.
2. Hitunglah banyaknya kalor yang diberikan oleh alat pemanas dalam 1 detik.
3. Hitung kalor uap air tersebut.
4. Bila ada perbedaan antara hasil percobaan ini dengan kalor uap yang ada pada
daftar, terangkanlah apa yang menyebabkan adanya perbedaan tersebut.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 12


PERCOBAAN V
TARA KALOR MEKANIK

I. TUJUAN
1. Memahami prinsip kesetaraan kalor dengan energi.
2. Memahami asas-asas perpindahan kalor.
3. Mengamati hubungan antara besarnya hambatan dengan banyaknya kalor yang
ditimbulkan.
4. Menganti hubungan antara besarnya kuat arus dengan banyaknya kalor yang
ditimbulkan.
5. Mengamati hubungan antara lamanya arus mengalir dengan banyaknya kalor
yang ditimbulkan.
6. Menentukan angka kesetaraan joule dengan kalori.

II. ALAT dan BAHAN


1. Kalorimeter
2. Termometer batang
3. Amperemeter AC/DC
4. Voltmeter AC/DC
5. Rheostat
6. Power Supply
7. Stopwatch
8. Air
9. Neraca Digital

III. TEORI RINGKAS


Dua bentuk tenaga diantara tenaga-tenaga yang dibicarakan disini adalah tenaga
listrik dan tenaga kalor. Tenaga dari bentuk yang satu dapat diubah ke bentuk yang
lain. Misalkan pada peristiwa gsekean, tenaga mekanik berubah menjadi tenaga

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 13


panas, di dalam mesin uap, tenaga panas berubah menjadi tenaga mekanik. Bilangan
yang menyatakan besarnya tenaga listrik yang setara dengan 1 satuan tenaga
panas/kalor dinamakan angka kesetaraan kalor listrik.
Kesetaraan kalor mekanik pertama kali diukur oleh Joule dengan mengambil tenaga
mekanik dari beban yang jatuh untuk mengaduk air dalam kalorimeter sehingga air
menjadi panas. Cara lain adalah dengan mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
panas dalam suatu kawat tahan yang tercelup dalam air yang berada di dalam
kalorimeter.
Tenaga listrik yang hilang dalam kawat tahanan besarnya.

W = V i t (Joule) (5-1)

dengan : V = beda potensial antara ujung-ujung kawat


i = kuat arus (dalam ampere)
t = lamanya mengalir dalam detik

Tenaga listrik besarnya V i t joule sama dengan tenaga mekanik yang hilang
elektron-elektron yang bergerak dari ujung kawat berpotensial rendah ke ujung
kawat berpotensial tinggi. Tenaga ini berubah menjadi panas. Jika tak ada panas
yang keluar dari kalorimeter maka panas yang timbul besarnya adalah :

Q = (M + H) (ta – tm) kalori (5-2)

dengan : M = massa air


H = harga air kalorimeter beserta pemanas dan pangaduk
ta = temperatur akhir
tm = temperatur mula-mula

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 14


pnas yang keluar dari kalorimeter dapat sangat berkurang dan dianggap tak ada jika
selisih antara tenperatur akhir dan temperatur kamar sama dengan selisih antara
temperatur kamar dengan temperatur mula-mula.
Besarnya angka kesetaraan kalor/listrik adalah :

Vi t
a= (5-3)
(M + H) (t a − t m )

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apa yang dimaksud dengan angka kesetaraan kalor listrik, satuannya apa dan
berapa besarnya yang pernah didapatkan secara eksperimen.
2. Bentuk energi apa saja yang terlihat dalam percobaan ini.
3. Tuliskan rumus yang digunakan dalam percobaan ini serta penjabarannya secara
lengkap.

V. PROSEDUR KERJA
1. Timbanglah kalorimeter kosong dengan pengaduk.
2. Isilah kalorimeter dengan air hingga kira-kira kumparan pemanas tenggelam
kemudian timbanglah kembali.
3. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar (5-1).
4. Pasanglah saklar dan atur rheostat sedemikian rupa hingga arus yang mengalir
melalui kumparan kira-kira 3 ampere.
5. Putuskan saklar dan aduk air dalam kalorimeter.
6. Catat temperatur mula-mula dari kalorimeter dan air.
7. Hubungkan saklar dan jalankan stop wacth secara serentak.
8. Catat kuat arus dan beda potensial pada ujung-ujung kumparan pemanas

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 15


Gambar (5-1)
9. Sambil mengaduk air dalam kalorimeter, biarkan arus mengalir terus sampai
suhu/temperatur naik kira-kira 10oC di atas temperatur mula-mula.
10. Putuskan saklar dan hentikan stopwatch dan catatlah temperatur tertinggi yang
dicapai kalorimeter beserta isinya.
11. Catat lamanya aru mengalir.

VI. ANALISA DAN PERTANYAAN


1. Buatlah tabel berdasarkan data yang anda peroleh.
2. Tentukan angka kesetaraan joule dengan kalori
3. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan bagaimana cara
mengatasinya.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 16


PERCOBAAN VI
PENDINGINAN NEWTON

I. TUJUAN
1. Memahami hubungan antara teori dan praktek tentang penggunaan hukum
pendinginan Newton.
2. Memahami asas-asas fisika tentang perubahan temperatur.
3. Menggambarkan kurva pendinginan antara temperatur dan waktu.
4. Menentukan panas jenis zat cair.
5. Menghitung dengan teori ralat tentang presentasi kesalahan pengamatan.

II. ALAT dan BAHAN


1. Termometer
2. Neraca digital
3. Tabung reaksi
4. Bunsen
5. Gelas ukur
6. Statif

III. TEORI RINGKAS


Bila suatu zat cair yang temperaturnya di atas suhu kamar didinginkan dan
penurunan temperaturnya diamati pada tiap selang waktu tertentu maka akan
diperoleh suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara suhu dan waktu.
Dianggap bahwa penurunan temperatur zat cair sebanding dengan kuantitas panas
yang diradiasikan, dengan kata lain kuantitas panas yang diradiasikan zat cair per
satuan waktu sebanding dengan perbedaan temperatur sekelilingnya (hukum
perbandingan Newton).
Dengan membandingkan 2 buah kurva pendingin seperti yang terdapat pada gambar
(VI-1), maka panas jenis zat cair dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 17


M 1T2 − m (T1 − T2 )
S= (6-1)
M 2T1

dengan :
S = panas jenis zat cair
M1 = kuat arus (dalam ampere)
M2 = massa zat cair yang mempunyai volume yang sama dengan volume air
T1 = waktu pendinginan yang dibutuhkan air (dari T1 ke T2 oC)
T2 = waktu pendinginan yang dibutuhkan air untuk mencair (dari T1 ke T2 oC)
m = Nilai air tabung reaksi (massa tabung reaksi dikali panas jenisnya).

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Buktikan persamaan (6-1)
2. Tuliskan definisi dari kapasitas panas serta satuannya dalam sistem SI
3. Mengapa termometer yang dipasang pada percobaan ini tidak boleh menyentuh
dasar dari pinggiran tabung reaksi?

V. PROSEDUR KERJA
1. Panas air dengan volume tertentu kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Panas termometer (digantung pada lengan statif) dalam tabung reaksi dan
usahakan agar termometer tersebut tidak menyentuh dasar dan pinggiran
tabung tersebut.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 18


3. Amati dan catat penurunan temperatur untuk setiap selang waktu 30 detik atau
sesuai anjuran asisten.
4. Ulangi langkah 1-3 dengan zat cair lain yang volumenya sama dengan volume
air.
5. Ukur massa air, massa zat dan massa tabung reaksi yang anda gunakan.

VI. ANALISA DAN PERTANYAAN


4. Gambarkan kurva pendingin masing-masing untuk air zat cair lainnya pada satu
kertas grafik.
5. Bandingkan kurva yang Anda peroleh dengan sebenarnya (dalam literatur), apa
perbedaannya?
6. Hitung panas jenis zat cair, bandingkan hasilnya dengan ada dalam literatur.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 19


PERCOBAAN VII
PENENTUAN KELEMBABAN UDARA

I. Tujuan Percobaan
a. Memahami ukuran kelengasan udara
b. Memahami tentang kelembaban udara
c. Menentukan kelembaban nisbi udara

II. Teori Ringkas


Udara lengas adalah campuran udara kering dan uap air, uap air sangat penting
karena sumber dari semua kondensasi dan curahan, dapat menyerap baik radiasi
matahari maupun radiasi bumi (oleh karena itu sangat berpengaruh terhadap suhu
udara), uap air mengandung bahan laten dan energi ini dapat dilepas jika uap air
mengkondensasi.
Bahan laten yang dikandung oleh uap air merupakan sumber energi yang penting
untuk sirkulasi atmosfer dan berbagai gangguan atmosfer. Banyaknya uap air di
atmosfer merupakan faktor penting yang mempengaruhi besarnya laju penguapan
dan evapotranspirasi serta dapat berubah bentuk menjadi uap atau padat pada
kisaran suhu atmosfer normal.
Banyaknya lengas atau uap air di udara lengas dapat dinyatakan dengan beberapa
cara atau beberapa besaran:
a. Kelembaban mutlak adalah ukuran banyaknya uap air (dalam gram) di dalam 1
m3 udara lengas, dinyatakan dengan gram/m3.
b. Perbandingan campuran x adalah perbandingan antara banyaknya uap air (dalam
gram) dan banyaknya udara kering (dalam kg) yang terdapat dalam udara lengas
tersebut, dinyatakan dengan g/kg.
c. Kelembaban spesifik q adalah banyaknya uap air (dalam gram) uang terdapat
dalam kg udara lengas, dinyatakan dalam mg/kg.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 20


d. Kelembaban nisbi adalah perbandingan dalam persen antara uap air dan tekanan
uap air jenuh pada suhu yang sama.

Psikrometer:
Alat ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan
(gambar 1). Termometer yang satu tidak diapa-apakan sedang termometer lainnya,
bolanya dibalut dengan kain tipis yang selalu dibuat basah dengan mencelupkan ujung
kain tersebut di dalam air yang berada dalam tandon yang berisi cairan. Oleh karena
itu termometer terakhir yang disebut termometer bola basah menunjukkan suhu T w
yang lebih rendah dari suhu T yang ditunjukkan oleh termometer pertama. T disebut
suhu bola kering dan Tw disebut suhu bola basah. Beda atara kedua suhu ini (T – Tw),
disebut sebagai depresi bola basah dan diberi lambang DT w. Dengan mengetahui nilai
T, Tw, dan DTw hasil pengamatan maka dapatlah dicari besarnya kelembaban nisbi
udara dari suatu tabel yang disebut tabel psikrometer. Tabel psikrometer disusun
berdasarkan rumus psikrometer semiempirik berikut ini :
𝒆 = 𝒆𝒘 − 𝑨𝒑 (𝑻 − 𝑻𝒘 ) (7.1)

Di mana ew adalah tekanan uap air jenuh pada suhu Tw yang dapat ditentukan pada
tabel yang memuat tekanan uap jenuh pada berbagai suhu (Lihat lampiran B dan C).
Pada umumnya, A dari persamaan (7.1) tergantung dari desain psikrometer, laju
ventilasi aliran (aliran udara di sekitar termometer), suhu dan kelembaban tetapi
ketergantungannya pada suhu dan kelembaban tidak terlalu besar sehingga dapat
dianggap tidak penting. Yang panting ialah ketergantungan A pada laju ventilasi,
terutama pada laju ventilasi yang rendah, yaitu di bawah 3 m/dtk. Untuk
mendapatkan harga A tertentu, maka laju ventilasi harus tertentu pula. Pada
ketinggian stasiun di bawah 1000 meter, pengaruh perbedaan p dalam persamaan
psikrometer, dapat diabaikan.
Jadi dengan menggunakan rumus psikrometer tersebut di atas, dapatlah dihitung
tekanan uap air jenuh e pada kondisi pengamatan dari hasil pengamatan Tw dan (T –
Tw). Di samping itu dapat pula ditentukan tekanan uap januh ew pada suhu

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 21


pengamatan atau suhu bola kering dari tabel atau grafik yang menghubungkan
tekanan uap jenuh pada berbagai suhu. Pada Lampiran C, dari kedua besaran yang
didapatkan ini, e dan ew. pada suhu pengamatan atau suhu bola kering dari tabel atau
grafik yang menghubungkan tekanan uap jenuh pada berbagai suhu, dapat dihitung
kelembaban nisbi dengan menggunakan persamaan (7.1).

III. Alat dan Bahan


a. 1. Termometer (2 buah)
b. Kain tipis
c. Statif
d. Stopwatch

IV. Tugas Pendahuluan


a. Untuk mengukur tekanan udara, biasanya digunakan satuan mb (milibar).
Tentukanlah: 1 mb (milibar) dalam satuan Bar, Pascal, N/m2, dyne/cm2.
b. Bagaimana ketergantungan

V. Prosedur Percobaan
a. Susunlah peralatan seperti pada Gambar (7.1)
b. Masukkan cairan ke dalam tandon cairan.
c. Hubungkan antara bola termometer kedua dengan kain tipis yang tercelup ke
dalam tandon cairan dan tandai sebagai Tw.
d. Putar alat psikrometer selama 1 menit.
e. Catatlah pengukuran suhu dari masing-masing termometer, sebagai suhu T
(termometer bola kering) untuk termometer yang tidak diganggu, dan T w
(Termometer bola basah) pada termometer yang dihubungkan dengan tandon air.
f. Catatlah selisih antara suhu T dan Tw. sebagai DTw (depresi bola basah).
g. Tentukanlah besarnya kelembaban nisbi dari Tabel A.
h. Lakukan pengamatan setelah 20 menit dan ulangi hingga 3 kali.
i. Dengan cara yang sama, lakukan pula di luar ruangan.

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 22


VI. ANALISA DAN PERTANYAAN
Buatlah kesimpulan

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 23


DAFTAR PUSTAKA

MODUL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA 24

Anda mungkin juga menyukai