Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KELOMPOK 7

Konsep Dasar Fisika SD

Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas


Black

Dosen pengampu:

Dr.Hj.Yanti Fitria,S.Pd.M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 7
Cindy Voice Gulo 23129015
Delvira Indriani 23129016
Demara Fitri 23129017

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian
makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Jangan lupa shalawat seita salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa'atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah " Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black" dapat diselesaikan Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar fisika SD. Penulis berharap
makalah tentang Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black dapat menjadi referensi bagi
masyarakat agar bertambahnya pengetahuan tentang makalah tersebut.

Penulis menyadari makalah Suhu dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black ini masih
perlu banyak perbaikan karena kesalahan dan kekurangan Penulis terbuka terhadap kritik dan
saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. bila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, oktober 2023

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................4
A. Suhu dan Kalor................................................................................................................4
A. konversi suhu….............................................................................................................12
B. Asas black.....................................................................................................................14
C. Contoh Soal dan Pembahasan.......................................................................................16

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................21


A. Kesimpulan....................................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................22

2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Suhu dan Kalor adalah dua hal yang tidak bisa dipsahkan. Sangat banyak kegiatan
yangberkaitan dengan dua hal tersebut seperti yang paling sederhana ialah temperatur
udara saatsiang dan malam, dan beberapa kegiatan sederhana dalam keseharian sebagai
contohnya penuruan suhu the panas jika ditambahkan dengan es batu .Suhu merupakan
besaran fisika yang hanya bisa dirasakan, sebagai contohnya tubuh kita yangbisa
merasakan suhu pada panas dan dingin. Sedangkan kalor adalah trasnfer energi antar
duaberna karena perbedaan suhu. Pada makalah ini akan dispesifikasikan permasalahan
yang dilihat dari berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sediri, dimana pokok
pembahasannya meliputi

a. pengertian suhu dan kalor


b. Komponen yang ada dalam suhu dan kalor.
c. azas black

B. Rumusan Masalah

Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk mengetahui dan
memahami Al Quran Sebagai Sumber Ajaran Islam . Agar terarah dalam penulisan
makalah ini, penulis membuat rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Suhu dan Kalor?
2. Apa saja alat ukur suhu ?
3. Bagaimana cara untuk mengkorversikan skala berbagai termometer?
4. Bagaimana Cara perpindahan Kalor pada benda
5. bagaimana menerapkan azas black dalam penyelesaian masalah kalor?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan. Diluar itu, makalah ini ditulis karena kami ingin mengingatkan
kepada para pembaca bahwa begitu banyaknya manfaat dalam memahami Suhu
dan Kalor, Konversi Suhu, Azas Black dalam kehidupan sehari hari.
Selain itu tujuan penulisan makalah ini yaitu
a. Untuk Mengetahui perbedaan suhu dan kalor
b. Untuk mengetahui konversi bebrbagai skala suhu
c. Untuk mengetahui Cara perpindahan Kalor pada benda
d. penerapan azas black dalam berbagai permasalahan

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Suhu dan Kalor

A. Suhu dan alat ukur suhu

Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Benda yang panas mempunyai suhu tinggi dan benda yang dingin mempunyai suhu
rendah. Apabila suatu benda dirobab maka sifat fisik benda juga akan berubah. Sifat-sifat
benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.
Berdasarkan sifat termometrik sebuah benda maka dibuatlah alat pengukur suhu yang
dinamakan termometer
1. Jenis-jenis thermometer
Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan kepada beberapa sifat termometrik zat, seperti
pemuaian zat padat. pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara,
regangan zat padat, hambatan listrik, dan lain-lain Dengan demikian termometer ada berbagai
macam pula.
2. Skala thermometer
Penentuan skala termometer memerlukan dua titik referensi yaitu titik tetap bawah dan titik
tetap atas. Titik tetap bawah diambil dari titik beku air, pada tekanan normal dan titik tetap
atas ditentukan berdasarkan titik didih air. Terdapat tiga macaw skala termometer yang
seringdigunakan dalam pengukuran suhu yaitu skala Celcius, Skala Fahrenheit dan skala
Kelvin.
Anders celcius astronom Swedia menetapkan skala pada termometernya yaitu angka 0 pads
titik beku air dan angka 100 pada skala titik didih air. Interval antara titik beku dan titik didih
dibagi menjadi 100 bagian yang setup bagiannya -19 Celcius. Fahrenheit menetapkan suhu
pada titik beku air dengan skala 32 dan skala 0° F berada dibawah titik beku air, sedangkan
suhu pada air mendidih 212°F. Dengan demikian diperoleh perbandingan sebagai berikut:
(TF-32): TC-9:5
Skala Kelvin tidak ditetapkan titik beku dan titik didih air, tetapi berdasarkan energi kinetik
yang dimiliki sebuah beada encrgi kinetik antar partikel- partikel suatu benda akan
mengalami perubahan bila suhunya juga berubah. Kelajuan gerak partikel secara bertahap
akan berkurang seiring turunnya suhu. Pada saat suhu mencapai -273° C, gerak partikel
berhenti, ini menandakan EK =0 sehingga tidak ada lagi panas yang dapat diukur. Suhu
inimerupakan suhu yang paling rendah yang mungkin dapat dimiliki oleh suatu benda. Suhu -
273° C ini disebut suhu mutlak. Kelvin menetapkan suhu 0° K adalah pada suhu -273° C,1°
K pada Kelvin 1° C. Hubungan antara skala kelvin dan celcius dinyatakan dengan persamaan:
K=C+273
Dimana: K = angka pada skala kelvin

4
C = angka pada skala celcius

Contoh:
a. Pengukuran suhu ruang 25 C, berapa dalam derajat Fahrenheit?
b. Suhu suatu benda 68° F, berapa suhu benda tersebut suhu tersebut dalam derajat Kelvin?
Jawab
a. F = (9/5XC)+32= (9/5 X 25 )+ 32 = 77°F
b. 68 F = 5/9 (68-32) C = 5/9 (36) = 20°C

Soal-Soal latihan:
a Pada suatu hari termometer fahrenheit yang diletakkan dalam suatu ruangan menunjukkan
angka 122°F. Berapa angka yang akan ditampilkan oleh termometer Celcius?
b Titik uap oksigen adalah -182,5 C. Berapakan suhu tersebut jika dinyatakan dalam:
1) Skala Fahrenheit
2) Skala Kelvin
c. Pada suhu berapakah Skala termometer Celcius dan fahrenheit menunjukkan angka
pengukuran yang sama?

B. Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang bisa berpindah dari suatu benda ke benda lain,
yakni dari benda bersuhu panas ke benda yang bersuhu rendah bila kedua benda bersentuhan.
Saat dua benda yang suhunya berbeda bersentuhan, maka kedua benda akan

5
saling menuju suhu yang sama. Suhu yang sama ini dikatakan bahwa kedua benda berada
dalam kesetimbangan termal.
Contoh: terdapat dua gelas yang masing-masing berisi air panas dan air dingin, aimya
dicampurkan kedalam sebuah gelas, maka suhu air tersebut akan sating menuju
kesetimbangan termal yang berada antam suhu air panas dan suhu air dingin.
Suhu untuk untuk energi kalor dinyatakan dalam Joule sebagai peughargaan kepada James
Prescot Joule yang melakukan percobaan untuk menghitung jumlah energi panas (energi
kalor) tersebut.
1. Kalor jenis dan Kapasitas kalor
Thosep Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikan suhu suatu benda
dapat digunakan untuk menentukan banyaknya energi kalor (Q) yang diserap oleh benda. Jika
sejumlah kalor (Q) menghasilkan perubahan suhu (t) maka kapasitas kalor (C) dapat
didefinisikan
1. Rumus kapasitas kalor
C = Q / ΔT

Keterangan:
C = kapasitas kalor
(J/K) Q = banyaknya
kalor (J) ΔT =
perubahan suhu (K)
Dari percobaan selanjutnya ternyata banyaknya kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu
sebanding dengan massa benda (m) untuk setiap jenis benda.
2. Rumus Perpindahan Kalor
Q = m.c.ΔT

Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat
(J/kg⁰C) ΔT = perubahan
suhu (⁰C)
Besaran C disebut kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan karateristik ternal suatu
benda. kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg benda
itu sebesar 1 K
3. Rumus Kalor Jenis

6
c = Q / m.ΔT

7
Keterangan:
c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
4. Rumus Menentukan Kapasitas Kalor Itu
Sendiri C = m.c
Keterangan:
C = kapasitas kalor (J/K)
M = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg.K)
5. Rumus Kalor Lebur dan
Uap Kalor lebur
Q=mxL
Kalor uap
Q=mxU
ketentuan:

L = Kalor lebur zat


(Joule/kilogram) U = Kalor uap zat
(Joule/kilogram)
Soal : berapa energi panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 2,0 kgtembaga dari 27 C
menjadi 47 C. jika kalor jenis tembaga= 0.39 kgc
Jawab : Q= m.C.t
=2,0 kg 0,39 kg°C (47-27) C
=20 kg 0,39 kgC (20C)
=156 kj
2. Pengaruh kalor pada benda
Apabila kepada suatu benda diberikan tambahan energi kalor maka benda tersebut akan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain
a. Benda mengalami kenaikan suhu
b. Benda mengalami pemuaian
8
c. Benda mengalami perubahan wujud.
1. Untuk benda yang mengalami perubahan suhu, jumlah energi kalor yang dibutuhkan oleh
benda Q = m.c.ΔT untuk setiap kenaikan suhu
2. Pemuaian benda, Disamping kalor dapat digunakan untuk perubahan suhu.Energi kalor
dapat menyebabkan benda mengalami perubahan (memuai). Pemuaian benda ada 3 macam
yaitu perubahan panjang (muai panjang), muai luas dan muai volume.
a) Pemuaian panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda padat tersebut memuai kesegala arah. Namun
untuk menyederhanakan perhitungan kita dapat hanya memperhatikan pemuaian pada arah
memanjangnya. Apabila 3 batang logam yang berbeda jenisnya dipanaskan pada suhu yang
sama, maka setelah pemanasan pertumbahan panjang masing-masing logam tidak sama. Hal
ini disebabkan adanya perbedaan koefisien muai panjang (a) setiap jenis bahan.Koefisien
muai panjang (a) suatu bahan adalah perbandingan antara perubahan panjang (L) terhadap
panjang awal benda (Lo) persatuan kenaikan suhu t
Rumus pemuaian panjang ini dapat dituliskan dengan model matematika dan penjelasan
sebagai berikut.

Keterangan:
ΔL = Perubahan Panjang
L0 = Panjang awal
α = Konstanta pemuaian panjang
ΔT = Perubahan Temperatur
b) Pemuaian luas
Apabila benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka terjadi pertambahan
panjang pada arah memanjang dan arah melebar Dengan demikian benda padat mengalami
pemuaian luas. Pemuaian luas berbagai zat tergantung kepada koefisien muai luasnya (β).
Koefisien muai luas (β) suatu bahan adalah perbandingan antara pertambahan luas bahan
terhadap luas awal benda untuk setiap kenaikan suhu (t)

Keterangan:

9
ΔA = Perubahan Luas
A0 = Luas awal
β = 2α = Konstanta pemuaian luas
ΔT = Perubahan Temperatur
c) Pemuaian Volume
Bila benda padat berbentuk balok, dipanaskan, ukan terjadi pemuaian dalam arah panjang,
lebar dan tinggi yang biasa disebut dengan pemuaian volume (V), Pemuaian volume suatu zat
tergantung pada koefisien muai Volume) Koefisien muai volume suatu bahan adalah
perbandingan antara pertambahan volume (V) terhadap volume naval ( Vo) benda persatuan
kenaikan suhu (t)
Berikut ini model matematika dan penjelasannya.

Keterangan
ΔV = Perubahan Volume
V0 = Volume awal
γ = 3α = Konstanta pemuaian Volume
ΔT = Perubahan Temperatur

Contoh pemuaian dalam kehidupan sehari hari

Contoh Pemuaian Zat Padat


 Panjang kabel listrik
 Panjang rel kereta api
 Penyambungan dua plat logam
Contoh Pemuaian Zat Cair
 Air raksa pada termometer
 Air yang mendidih hingga tumpah dari
panci Contoh Pemuaian Zat Gas
 Meletusnya ban yang diisi angin terlalu penuh
 Pemuaian gas dalam balon udara akibat api

10
C. Perubahan wujud zat
Suatu zat dapat berada dalam fase padat, cair dan gas, penambahan kalor pada suatu zat tidak
selalu menaikkan suhunya. Atau pelepasan panas (kalor) pada suatu zat tidak selalu
menurunkan suhu zat tersebut, ketika panas (kalor) diberikan pada suatu zat mungkin akan
merubah fasenya dari padat ke cair atau dari cair ke gas. Perubahan fase seperti itu terjadi
pada tekanan dan temperatur tertentu untuk sebagian besar zat. Kalor yang diperlukan oleh
sebuah zat untuk mengubah fasenya disebut kalor laten yang dilambangkan dengan L. Kalor
yang diperlukan (atau dilepaskan) untuk mengubah fase suatu zat bermassa m adalah:
Q=mL
Jika terjadi perubahan fase dari padat menjadi cair maka kalor latennya disebut kalor
peleburan (Lt). Jika tadi pembaban fase dari cair menjadi uap maka kalor latennya disebut
kalor penguapan (Lu) Selama terjadi perubahan fase tidak terjadi perubahan suhu
(temperatur). Berbagai macam perubahan fase zat dapat digambarkan sebagai berikut:

1 = menyublim 4 = 5 mengembun
2 = menyublim 5 = membeku
3 = menguap 6 = mencair
Perubahan yang terjadi pemanasan 1 kg bongkahan es dari suhu -20C secara continiu sampai
menjadi uap air dengan suhu 140 C pada tekanan tetap, selama proses dianggap tidak ada
massa yang hilang.

11
A – B : kalor yang ditambahkan digunakan untuk menaikkan suhu es dari -20C menjadi 0C
Q1 = mes . Ces . T
=1 kg . 0,5 kkl/kg °C (20)
=10 kkl
B – C : kalor yang ditambahkan digunakan untuk perubahan wujud dari es Menjadi air
(meleburkan es) suhu 0 es-0 air
Q2 = mes . Cair . t
=1 kg. 80 kkl/kg °C
=800 kkl

C – D : kalor yang g ditambahkan digunakan untuk menaikkan suhu air dari 0C-100 C
Cant Q3 = mair . Cair . t
=1 kg . 1 kkl/kg °C (100)C = 100 kkl

D – E : kalor yang diberikan digunakan untuk mengubah fase dari air 100 C Menjadi uap air
100 C (menguap)
Q4 = mes . Lu
=1 kg. 539 kkl/kg °C = 539 kkl

12
E – F : kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan suhu uap 100C Menjadi
140C Q5 = Muap . Cuap . t
= 1 kg . 0,48 kkl/kg °C (40)C = 19,2 kkl

Jadi jumlah kalor yang diperlukan selama proses diatas adalah


Qtotal = Q1 + Q2+ Q3 + Q4+ Q5
= 10 kkl + 80 kkl + 100 kkl+ 539 kkl+ 19,2 kkl
= 748,2 kkl

A. PERPINDAHAN KALOR

Kalor berpindah dari suatu benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau sistem bersuhu
rendah. Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari suatu benda ke benda lain yakni dengan cara
konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Perpindahan kalor secara konduksi
Apabila benda A yang bersuhu tinggi disentuhkan dengan benda B yang bersuhu rendah,
maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda. A ke benda B.

Molekul-molekul pada benda A memiliki energi yang lebih besar dan kemudian dipindahkan
ke benda B melalui tumbukan atom-atom logam yang bersinggungan. Atom-atom yang
berenergi tinggi mentransfer energi ke atom-atom disebelahnya. Situasi ini berlanjut sampai
kedua benda mencapai titik kesetimbangan termal. Perpindahan kalor seperti ini disebut
konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat interaksi
molekuler
Kelajuan kalor berpindah secara konduksi sebanding dengan luas penampang benda dan
selisih suhu antara kedua benda dan berbanding terbalik dengan panjang atau ketebalan
benda. Jika jumlah kalor yang berpindah dinyatakan dengan Q selang waktu 1, luas
penampang A dan panjang batang maka kelajuan perpindahan kalor secara adalah = k.A
Dimana k adalah konstanta konduktivitas termal atau disebut juga kemampuan bahan
mengantarkan kalor: Nilai k bededa sesuai dengan jenis bendanya. Satuan k adalah w/m²
bedasarkan kemampuan menghantarkankalor secara konduksi benda dibedakan atas dua
bagian yaitu konduktor dan isolator. Dimana benda-benda bersifat konduktor dan isolator ini
sangat banyak dalam kehidupan kita.
Rumus perpindahan kalor secara konduksi

13
Keterangan :

Contoh perpindahan kalor secara konduksi


 tutup panci yang menjadi panas ketika digunakan untuk memasak.
 Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.
 Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
 Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.
2 Perpindahan kalor secara konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada benda yang bersifat fluida (cair dan
gas). Pada perpindahan kalor secara konveksi ini kalor dipindahkan dari molekul-molekul
yang panas ke molekul-molekul yang dingin, jadi energi kalor dihantarkan oleh molekul-
molekul. yang bergerak.
Kelajuan kalor yang berpindah secara konveksi dalam suatu fluida sebanding dengan luas
permukaan (A) benda yang sating bersentuhan dan selisih suhu antara benda yang
bersentuhan (t).
Rumus perpindahan kalor secara konveksi:

Keterangan :

Contoh terjadinya konveksi:


 Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.

14
 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai, dan lainnya pada saat dipanaskan.
 Terjadinya angin darat dan angin laut.

 Gerakan balon udara.


 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3. Perpindahan kalor secara radiasi


Bila kita berdiri diruang terbuka yang terkena sinar matahari, kita akan merasakan panas
meskipun badan kita tidak bersentuhan langsung dengan matahari. Begitu juga apabila kita
dekat dengan api unggun, kita akan merasas hangat walaupun badan kita fidak bersentuhan
langsung dengan api unggun tersebut. Adanya rasa hangat tersebut menunjukkan bahwa telah
terjadi perpindahan kalor, tetapt tidak secara konduksi maupun konveksi. Proses perpindahan
kalor seperti ini disebut perpindahan kalor secara radiasi. Radiasi merupakan suatu peristiwa
dimana elektromagnetik benda memancarkan kalor berupa gelombang
Suatu benda yang secara sempurna mampu menyerap dan memancarkan gelombang
elektromagnetik disebut benda hitam. Dari hasi pengukuran yang dilakukan oleh Stevan dan
Boltmann diperoleh 1juole perpindaban kalor pads benda hitam dirumuskan dengan :

Keterangan :

Contoh terjadinya radiasi:


 Panas matahari sampai ke bumi, walau hanya melalui ruang hampa.
 Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
 Menetaskan telur unggas dengan lampu.
 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari

B. Asas black

Asas Black dikemukakan oleh Joseph Black, di mana asas ini merupakan suatu prinsip dalam
termodinamika yang berbunyi: “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang
suhunya lebih rendah.” Pada asas Black berlaku: Jika dua buah benda dengan suhu yang

15
berbeda dicampurkan, maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang
lebih dingin hingga suhu keduanya sama.

16
Jumlah kalor yang diserap oleh benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas oleh
benda panas. Benda yang didinginkan akan melepas kalor yang sama besar dengan kalor
yang diserap bila benda tersebut dipanaskan.
Secara matematis, asas Black dapat dituliskan sebagai:
Q lepas =Q terima
(M1 x C1)(T1 - Ta) = (M2 x C2) (Ta - T2)
Dengan:
M1= massa benda 1 dengan tingkat temperatur lebih tinggi
M2= massa benda 2 dengan tingkat temperatur lebih rendah
C1= kalor jenis benda 1
C2 = kalor jenis benda 2
Ta = temperatur akhir pencampuran kedua benda
T1 = temperatur benda
T2 = temperatur benda 2
Catatan: Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali
antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah dan rumus cepat di atas hanya berlaku
untuk dua jenis zat cair yang sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap tidak ikut
menyerap.

17
C. Contoh Soal dan Pembahasan

Contoh Soal Konversi °C ke °F


1. Apabila pada sebuah termometer Celcius, titik didih air adalah 100°C, maka berapa
titik didih air pada termometer Fahrenheit?
Jawaban
T (°F) = 9/5 T (°C) + 32
= 9/5 x 100 + 32
= 9 x 20 + 32
= 212°F
Contoh Soal Konversi °C ke K
2. Jika terdapat sebuah benda dengan suhu tertulis 75°C, maka berapa suhu tersebut jika
harus ditulis dalam satuan Kelvin (K)?
Jawaban
T (K) = T (°C) + 273
= 75 + 273
= 348 K
Contoh Soal Konversi K ke °R
Berapakah suhu gas dalam ruangan dalam satuan skala suhu Reamur (°R) apabila tertulis 305
K?

T (°R) = 4/5 (K – 273)


= 4/5 (305 – 273)
= 4/5 (32)
= 125 : 5
= 25,6 °R
Contoh Soal Konversi °C ke °R
3. Andi sedang sakit, dan ketika diukur menggunakan termometer Celcius (°C) angka
yang diperlihatkan menunjukkan 40°C. Berapakah suhu badan Andi ketika harus di
konversi ke suhu Reamur (°R)?

18
T (°R) = 4/5 x T (°C)
= 4/5 x 40
= 160 : 5
= 32 °R
Contoh Soal Konversi °F ke °C
4. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), suhu tertinggi di Pangkalan
Esperanza yang berada di ujung utara Semenanjung Antartika adalah 64,94 °F
(Fahrenheit). Jika harus di tulis dalam satuan Celcius (°C), berapa suhu tersebut?
tF = 64,94 °F
tC : ( tF − 32 ) = 5 :
9 tC = 5/9 × ( tF −
32 )
= 5/9 × ( 64,94 − 32 )
= 5/9 × 32 ,94
= 18,3°C
5. Sebuah benda bersuhu 5⁰C menyerap kalor sebesar 1500 joule, kemudian suhunya
menjadi naik menjadi 32⁰C. Berapa kapasitas kalor benda tersebut?
Diketahui :
Q = 1500 J
ΔT = 32 ⁰C – 5 ⁰C = 27 ⁰C = 300K
Ditanya :
C...?
Jawab :
C = Q / ΔT
C = 1500J /
300K C = 5J/K
Jadi, hasil kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5 J/K
6. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 2 kg air dengan suhu 23 ⁰C
menjadi 100 ⁰C, jika diketahui kalor jens air adalah 1000 J/kg⁰C?
Diketahui:
m = 2 kg
c = 1000 J/Kg⁰C
19
ΔT = 100 ⁰C – 23 ⁰C = 77 ⁰C
Ditanya :
Q…..?
Jawab :
Q = m.c. ΔT
Q = 2. 1000.
77 Q =
154.000 J
7. Sebatang baja bersuhu 45°C dipanaskan sampai suhu 85°C sehingga panjangnya menjadi
50,02 cm. Jika koefisien muai panjang baja 1,0 × 10−5 °C−1 , maka panjang batang baja
mula- mula adalah….
A. 46
B. 48
C. 50
D. 52
E. 54
Pembahasan

20
8. Sebanyak 300 gram air dipanaskan dari 30oC menjadi 50oC. Jika massa jenis air adalah
1 kal/goC atau 4.200 J/kgK, tentukan:
a. banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam kalori)
b. banyaknya kalor yang diterima air tersebut (dalam joule)
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 300 g
c = 1 kal/goC
∆T = 50oC – 30oC = 20oC
Ditanyakan: Q dalam kalori dan
joule Jawab:
a. Banyaknya kalor yang diterima air dihitung dengan menggunakan rumus atau persamaan
berikut ini.
Q = mc∆T
Q = (300 g)(1 kal/goC)
(20oC) Q = 6.000 kal
Jadi, banyaknya kalor yang diterima air tersebut adalah 6.000 kalor.
b. Dari kesetaraan kalori dan joule diketahui bahwa:
1 kalori = 4,2 joule sehingga:
Q = 6.000 × 4,2 joule = 25.200 joule.
9. Air bermassa 200 gram bersuhu 30°C dicampur air mendidih bermassa 100 gram dan
bersuhu 90°C. (Kalor jenis air = 1 kal.gram−1°C−1). Suhu air campuran pada saat
keseimbangan termal adalah….
A. 10°C
B. 30°C
C. 50°C
D. 75°C
E. 150°C
Pembahasan
Diketahui :
Massa air 1 (m1) = 200 gram

21
Suhu air 1 (T1) = 30oC
Massa air 2 (m2) = 100
gram Suhu air 2 (T2) =
90oC
Kalor jenis air (c) = 1
kal.gram−1°C−1 Ditanya : suhu
akhir campuran Jawab :
Kalor yang dilepas air bersuhu tinggi (Q lepas) = kalor yang diserap air bersuhu rendah (Q
serap)

22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Benda yang panas mempunyai suhu tinggi dan benda yang dingin mempunyai suhu
rendah. Apabila suatu benda dirobab maka sifat fisik benda juga akan berubah. Sifat-sifat
benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.
Berdasarkan sifat termometrik sebuah benda maka dibuatlah alat pengukur suhu yang
dinamakan termometer
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang bisa berpindah dari suatu benda ke benda lain,
yakni dari benda bersuhu panas ke benda yang bersuhu rendah bila kedua benda bersentuhan.
Saat dua benda yang suhunya berbeda bersentuhan, maka kedua benda akan saling menuju
suhu yang sama. Suhu yang sama ini dikatakan bahwa kedua benda berada dalam
kesetimbangan termal.
Kalor berpindah dari suatu benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau sistem bersuhu
rendah. Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari suatu benda ke benda lain yakni dengan cara
konduksi, konveksi dan radiasi.
Asas Black dikemukakan oleh Joseph Black, di mana asas ini merupakan suatu prinsip dalam
termodinamika yang berbunyi: “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas
oleh zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang
suhunya lebih rendah.” Pada asas Black berlaku: Jika dua buah benda dengan suhu yang
berbeda dicampurkan, maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang
lebih dingin hingga suhu keduanya sama.

B. Saran

Demikian makalah ini penulis buat , kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna.
Oleh karena itu kami menerima saran maupun kritik yang membangun dan mengembangkan
makalah ini

23
DAFTAR PUSTAKA

Bob foster. 2004. Fisika SMA 1 B. Jakarta: Erlangga


Haliday, Resnick. 1996. Fisika Jilid i. Terjemahan PentrSilaban. Jakarta,
Erlangga Martin Kanginan. 2004. Fisika 1 C, Jakarta: Erlangga
Rahmat agus. 2000. Konsep Dasar IPA I. Jakarta: Erlangga
Suryanti dkk. 2003. Konsep Dasar IPA Fisika SD: Surabaya:
Gosaphat sumardi. 2007. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: UT
Zenius.net, by Gracia Carolina on july 22, 2022,rumus pemuaian panjang,luas,volume,dan
contoh soalnya materi fisika kelas 11 https://www.zenius.net/blog/rumus-pemuaian diambil
23 september 2022
Blog gramedia digital, pengertian kalor, rumus,jenis, perpindahan dan contoh soalnya
https://wwwgramediacom.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/pengertian
kalor/amp/?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_t f=Dari%20%251%24s&aoh=16641035659036&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com &ampshare=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi
%2Fpengertian-kalor%2F

di ambil 25 september 2022


Wikipedia.Thesoundofallhumanknowledge.Asasblack.https://id.m.wikipedia.org/wiki/AsasBl
ack diambil pada 26 september 202

24
LAPORAN PRESENTASI SAAT PERKULIAHAN
JUMAT, 27 OKTOBER 2023

List yang bertanya:


1. Jelaskan bagaimana kalor dapat di transfer atau berpindah dari
suatu benda ke benda lainnya?
(Pertanyaan oleh Aufa sadina Ayu dan dijawab oleh Demara Fitri)
Jawaban:
Kalor dapat berpindah dari suatu benda ke benda lainnya melalui
tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi
Berikut penjelasan mengenai ketiga cara tersebut:
Konduksi: Kalor berpindah dari benda ke benda lainnya melalui
kontak langsung antara partikel-partikel benda tersebut. Konduksi
terjadi pada benda padat atau cair yang bersentuhan langsung
dengan benda lainnya. Contohnya, ketika kita memasak air di atas
kompor, panas dari kompor akan berpindah ke panci melalui
konduksi.
Konveksi: Kalor berpindah melalui pergerakan massa fluida.
Konveksi terjadi pada benda cair atau gas. Contohnya, ketika kita
memasak air di atas kompor, air yang berada di dekat dasar panci
akan lebih cepat panas karena adanya pergerakan massa fluida
yang disebabkan oleh perbedaan suhu.
Radiasi: Kalor berpindah melalui gelombang elektromagnetik.
Radiasi dapat terjadi pada benda padat, cair, atau gas. Contohnya,
ketika kita merasakan panas matahari, panas tersebut berpindah
melalui radiasi.

25
Selain itu, kalor juga dapat berpindah melalui perpindahan massa
benda. Contohnya, ketika kita memasak mie dalam air mendidih,
kalor dari air akan berpindah ke mie melalui perpindahan massa
benda.
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang
dilepaskan atau diterima pada suatu benda, dan kapan kalor itu
diterima/dilepaskan?
(pertanyaan dari Berta Dila Muslimah dan dijawab oleh Demara
Fitri)
Jawabannya:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kalor yang
dilepaskan atau diterima pada suatu benda, yaitu
Massa zat: Semakin besar massa zat, semakin besar pula kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut. Sebaliknya,
semakin besar massa zat, semakin besar pula kalor yang
dilepaskan saat suhu zat tersebut menurun.
Kalor jenis: Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1°C.
Semakin besar kalor jenis suatu zat, semakin besar pula kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut.
Perubahan suhu: Perubahan suhu pada suatu zat dapat
mengakibatkan kalor yang diterima atau dilepaskan. Ketika suhu
zat meningkat, zat tersebut akan menyerap kalor. Sebaliknya,
ketika suhu zat menurun, zat tersebut akan melepaskan kalor.
Kalor dapat diterima atau dilepaskan pada suatu benda ketika
terjadi perpindahan kalor dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu lebih rendah
Perpindahan kalor dapat terjadi melalui konduksi, konveksi,
radiasi, dan perpindahan massa benda. Kalor yang diterima atau
26
dilepaskan pada suatu benda dapat diukur menggunakan alat yang
disebut kalorimeter.

3. Apa kaitan suhu dan kalor dan apa pengaruh antara keduanya?
(Pertanyaan dari Chintia regina Sidabutar dan dijawab oleh
Delvira Indriani)
Jawabannya:
Suhu dan kalor memiliki kaitan erat karena kalor adalah energi
panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu lebih rendah
Ketika kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, maka suhu
benda yang menerima kalor akan meningkat. Sebaliknya, ketika
kalor keluar dari suatu benda, maka suhu benda tersebut akan
menurun. Oleh karena itu, perubahan suhu pada suatu benda
dipengaruhi oleh jumlah kalor yang diterima atau dilepaskan oleh
benda tersebut
Pengaruh antara suhu dan kalor adalah sebagai berikut:
Kalor dapat menaikkan atau menurunkan suhu benda.
Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tergantung
pada kalor jenis dan massa benda tersebut.
Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan
perubahan wujud zat.
4. Mengapa benda yang berbeda memiliki nilai suhu yang berbeda
atau tidak sama walaupun diberikan jumlah kalor yang sama?
(Pertanyaan dari Efrida Yani dan dijawab oleh Delvira Indriani)
Jawabannya:

27
Ketika benda yang berbeda diberikan jumlah kalor yang sama,
perubahan suhu yang terjadi pada benda tersebut tidak sama.
Berdasarkan hal ini disebabkan oleh perbedaan kalor jenis yang
dimiliki oleh suatu benda. Kalor jenis suatu benda adalah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg
benda itu sebesar 1°C. Semakin besar kalor jenis suatu benda,
semakin besar pula kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda tersebut. Sebagai contoh, jika air dan minyak tanah dengan
suhu berbeda dipanaskan, maka minyak tanah mengalami
perubahan suhu lebih besar sekitar dua kali daripada perubahan
suhu air. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kalor jenis yang
dimiliki oleh kedua benda tersebut.
Selain itu, perubahan suhu pada suatu benda juga dipengaruhi
oleh massa benda tersebut. zat yang massanya lebih besar
memiliki energi panas yang lebih besar juga. Oleh karena itu,
ketika jumlah kalor yang sama diberikan pada dua benda yang
berbeda massa, benda yang memiliki massa lebih besar akan
mengalami perubahan suhu yang lebih kecil daripada benda yang
memiliki massa lebih kecil.

Selanjutnya tadi kuis dari ibuk


Ada 3 soal dan dijawab oleh
1. M Zakky
2. Aulia sari
3. Aufa sadina ayu

28
1
2

Anda mungkin juga menyukai