Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan modul Fisika materi suhu dan kalor untuk SMA kelas XI.
Modul ini ditulis dengan berbasis literasi sains. Literasi sains didefinisikan PISA sebagai
kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, dan
untuk menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu
membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alam. Literasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah literasi sains yang meliputi dimensi konten, proses dan
konteks. Literasi Sains terdiri atas empat pilar utama yaitu sains sebagai batang tubuh ilmu
pengetahuan, sains sebagai cara menemukan / menyelidiki, sains sebagai cara berfikir dan
interaksi antara sains, teknologi dan social (Chiappetta, et al, 1991).

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Prof. Dr. Ani Rusilowati,
M.pd. selaku dosen mata kuliah media pembelajaran yang senantiasa memberikan ilmu yang
sangat bermanfaat bagi kami. Sehingga kami kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas penyusunan
modul materi suhu dan kalor berbasis literasi sains untuk kelas XI SMA Semester Gasal tahun
pelajaran 2019/2020.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam modul ini, sebagaimana tiada
gading yang tak retak. Dengan senang hati kami senantiasa menerima kritik maupun saran yang
bersifat membangun. Adanya modul ini, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalm proses
pembelajaran bagi para siswa.

Penulis
DAFTAR ISI
Petunjuk Penggunaan Modul

Agar siswa berhasil menguasai dan memahami materi


dalam modul ini, lalu dapat mengalikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari, maka bacalah dengan cermat dan
ikuti petunjuk berikut dengan baik.

1. Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan


keyakinanmu, agar diberikan kemudahan dalam
mempelajari materi ini.

2. Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi


materi ini dapat dipahami dengan baik.

3. Buatlah catatan kecil mengenai istilah atau rumus


yang belum dipahami, untuk ditanyakan kepada guru
mata pelajaran.

4. Kerjakan lembar kegiatan siswa dan soal-soal yang


sudah disediakan dengan sungguh-sungguh, tanpa
melihat kunci jawaban.

5. Cocokkan hasil pekerjaan kamu dengan kunci jawaban


yang sudah disediakan.

6. Ulangi sampai kamu memahami materi modul.


PETA KONSEP

SUHU DAN KALOR

KALOR PADA PERPINDAHAN


SEBUAH BENDA KALOR

Konduksi

Konduksi

Konduksi
- termometer
- - celcius
- - reamur
Perubahan Alat ukur - - fahrenheit
Asas Black

suhu suhu - - kelvin


-
Perubahan - - melebur
wujud - - menguap
- - membeku
- - mengembun Zat padat
- - menyublim
-
Pemuaian Zat cair

Gas
SUHU DAN KALOR

Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar
3.6 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada berbagai kasus nyata.

Modul ini akan memberikan pengetahuan tentang literasi sains siswa yang
diterapkan pada sub bab:
1. Suhu dan alat ukurnya
2. Kalor
3. Pemuaian
4. Perpindahan Kalor

Tujuan kegiatan Pembelajaran


Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Meningkatkan kemampuan literasi sains pada materi suhu dan kalor.
2. Membandingkan skala termometer celcius dengan termometer suhu lainnya.
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu benda.
4. Menjelaskan pengertian pemuaian.
5. Mampu menjelaskan macam-macam perpindahan kalor
SUHU
A
Anda pasti pernah merasakan kepanasan di siang hari dan merasakan dingin di
malam hari. Untuk menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda tersebut
dinyatakan dengan besaran suhu. Jadi suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan
ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu adalah


thermometer. Prinsip kerja dari termometer adalah terjadinya
perubahan zat yang disebabkan panas. Perubahan tersebut
seperti perubahan volume karena adanya pemuaian, perubahan
warna, atau perubahan nilai hambatan listrik suatu bahan.
Termometer terdiri dari dua bagian, yaitu pipa kecil hampa
udara dan zat cair pengisi tabung termometer seperti gambar 1
berikut.

Gambar 1.Termometer
Skala thermometer yang sering digunakan terdiri atas skala celcius, skala reamur,
skala Fahrenheit, dan skala Kelvin. Perbandingan skala thermometer tersebut ditunjukkan
sebagai pada gambar 2 berikut.
Perbandingan skala dari keempat
termometer tersebut sebagai berikut:

C : R : (F – 32) : (K – 273) = 5 : 4 : 9 : 5

Hubungan antara termometer


Celcius dan Kelvin secara khusus dapat
dinyatakan:

t°C = (K – 273) atau t°K = (C + 273)

Gambar 2. Perbandingan skala termometer


B KALOR

1. Kalor

Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah jika kedua benda tersebut saling
disentuhkan. Karena kalor merupakan suatu bentuk energi, maka satuan kalor dalam S.I.
adalah Joule dan dalam CGS adalah erg. 1 Joule = 107 erg.
Dahulu sebelum orang mengetahui bahwa kalor merupakan suatu bentuk energi,
maka orang sudah mempunyai satuan untuk kalor adalah kalori.
1 kalori = 4,18 joule atau 1 Joule = 0,24 kal.

2. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Jika kalor yang sama diberika pada dua benda yang berbeda, akan menghasilkan
perubahan suhu yang berbeda. Untuk membedakan zat-zat dalam hubungannya dengan
pengaruh kalor pada zat-zat itu digunakan konsep kalor jenis yang diberi lambang “c”.
Kalor jenis suatu zat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau
dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan suhu satu satuan massa zat itu sebesar satu
satuan suhu. Jika suatu zat yang massanya m memerlukan atau melepaskan kalor sebesar
Q untuk mengubah suhunya sebesar ΔT, maka kalor jenis zat itu dapat dinyatakan dengan
persamaan:

Satuan dalam S.I.:


Q = m . c . ∆T c dalam J/Kg . K
Q dalam joule
m dalam Kg
ΔT dalam Kelvin
Dari persamaan Q = m . c . ΔT, untuk benda-benda tertentu nilai dari m . c adalah
konstan. Nilai dari m . c disebut juga dengan kapasitas kalor yang diberi lambang "C"
(huruf kapital). Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan
atau dilepaskan untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu.
Persamaan kapasitas kalor dapat dinyatakan dengan:

𝑄
C= Satuan dari C adalah J/K
∆𝑇

Dari persamaan:
diperoleh C=m.c
Q = m . c . ΔT dan Q = C .
ΔT
3. Asas Black

Asas Black menyatakan bahwa apabila dua jenis zat A dan B temperaturnya
berbeda maka setelah dicampurkan zat yang bertemperatur lebih tinggi (tA) akan
memberikan kalor (panas) pada benda yang bertemperatur lebih rendah (tB) terus menerus
sampai dicapai temperatur kesetimbangan tc(konstan). Dalam sebuah persamaan
matematis dan dalam keadaan ideal dimana tidak ada zat lain yang terlibat dalam proses
ini, maka asas Black dapat dituliskan sebagai berikut :

QA = QB
𝑚𝐴 𝑐𝐴 ∆𝑡𝐴 = 𝑚𝐵 𝑐𝐵 ∆𝑡𝐵
𝑚𝐴 𝑐𝐴 (𝑡𝐴 - 𝑡𝑐 ) = 𝑚𝐵 𝑐𝐵 (𝑡𝑐 - 𝑡𝐵 )
Asas ini juga berlaku untuk lebih dari pencampuran dua zat, sehingga secara
umum asas Black dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Artinya Jumlah kalor yang dilepas oleh zat yang bertemperatur lebih tinggi akan
seluruhnya diterima oleh zat yang bersuhu lebih rendah. Jika zat/benda yang menerima
kalor lebih dari satu jenis, maka seberapa besar satu zat menerima kalor dibanding zat lain
ditentukan oleh kalor jenis benda (selain oleh massanya).
AYO BERFIKIR

BAGAIMANA JOSEPH BLACK MENEMUKAN TEORI ASAS BLACK?

Gambar. Joseph Black

Joseph Black lahir pada tanggal 16 April 1728. Beliau adalah ahli fisika dan pada tahun
1760 merupakan orang pertama yang menyatakan prinsip asas black yaitu prinsip mengenai
perbedaan antara suhu dan kalor.
Ketika Joseph Black, ahli imia fisika dari Skotlandia menjabat Profesor di Universitas
Edinburgrh, kelasnya selalu dipenuhi murid-murid dari seluruh Eropa yang ingin
mendengarkan kuliahnya yang sering disertai demonstrasi percobaan yang menarik. Black
menghabiskan banyak waktu nya untuk mengamati perpindahan kalor. Karena sering berkutat
di Laboratorium, ia berhasil mendapatkan penemuan yang sangat penting di tahun 1761 yaitu
Kalor Laten. Black juga membuktikan bahwa setiap benda menyerap kalor yang berbeda untuk
menaikkan suhunya sebanyak 1 derajat.
Pada tahun 1799, Joseph Black melakukan penyelidikan tentang pelepasan dan
penerimaan kalor. Hasilnya adalah teori yang disebut asas black berbunyi :
“Besarnya kalor yang dilepaskan oleh suatu benda sama dengan besarnya kalor yang diterima
oleh benda lain”.
4. Perubahan Wujud Zat

Wujud zat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. Wujud
suatu zat dapat berubah dari wujud zat yang satu menjadi wujud yang lain. Perubahan wujud
dapat disebabkan karena pengaruh kalor. Perubahan wujud zat selain karena penyerapan kalor,
dapat juga karena pelepasan kalor. Setiap terjadi perubahan wujud terdapat nama-nama tertentu.
Berikut adalah skema perubahan wujud zat beserta nama perubahan wujud zat tersebut.

Gambar. Skema perubahan wujud zat

Perubahan wujud es sampai menjadi uap jenuh, beserta persamaan kalor yang diserap
dapat dilihat seperti gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3 Perubahan wujud air dan kalor yang diserap

 Dari es dengan suhu <0°C sampai es 0°C, kalor yang diserap:


Q = m𝑒𝑠 . C𝑒𝑠 . ∆t
 Dari es dengan suhu 0°C sampai air 0°C (es melebur), kalor yang diserap:
Q = m𝑒𝑠 . L𝑒𝑠
 Dari air dengan suhu 0°C sampai air 100°C, kalor yang diserap:
Q = m𝑎 . C𝑎 . ∆t → m𝑎 = m𝑒𝑠
 Dari air dengan suhu 100°C sampai uap 100°C (air mendidih), kalor yang diserap:
Q = m𝑎 . L 𝑢
 Dari uap dengan suhu 100°C sampai uap jenuh, kalor yang diserap:
Q = m𝑢 . C𝑢 . ∆t → m𝑢 = m𝑎 = m𝑒𝑠

C PEMUAIAN

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda disebabkan karena adanya pemanasan


sedangkan penyusutan adalah berkurangnya ukuran benda karena pendinginan. Pada umumnya,
benda akan memuai ketika dipanaskan atau menyusut ketika didinginkan. Besarnya pemuaian
suatu zat bergantung pada sifatnya. Terdapat tiga jenis pemuaian yaitu pemuaian pada zat cair,
padat, dan gas.

Pemuaian Zat Padat

Karena bentuk zat padat yang tetap, maka pada pemuaian zat padat dapat kita bahas
pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volum.

a. Pemuaian Panjang

Untuk pemuaian panjang digunakan konsep koefisien muai panjang atau koefisien muai
linier yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara pertambahan panjang zat dengan
panjang mula-mula zat, untuk tiap kenaikan suhu sebesar satu satuan suhu. Jika koefisien muai
panjang dilambangkan dengan α dan pertambahan panjang ΔL, panjang mula-mula Lo dan
perubahan suhu ΔT maka koefisien muai panjang dapat dinyatakan dengan persamaan:

Satuan dari α adalah C -1 atauK-1


Δ𝐿
𝛼=
Lo . ΔT

Dari persamaan di atas diperoleh persamaan :

ΔL = 𝛼 . Lo . ΔT dimana ΔL = Lt – Lo Sehingga Lt = Lo . (1 + α . ΔT)

b. Pemuaian Luas
Jika zat padat tersebut mempunyai 2 dimensi (panjang dan lebar), kemudian dipanasi
tentu baik panjang maupun lebarnya mengalami pemuaian atau dengan kata lain luas zat padat
tersebut mengalami pemuaian. Koefisien muai pada pemuaian luas ini disebut dengan koefisien
muai luas yang diberi lambang β.

Analog dengan pemuaian panjang, maka jika luas mula-mula Ao, pertambahan luas ΔA
dan perubahan suhu ΔT, maka koefisien muai luas dapat dinyatakan dengan persamaan:

Atau
ΔA ΔA = 𝛽 . Ao . ΔT
𝛽=
Ao . ΔT
ΔA = At − Ao

Sehingga At = Ao . (1 + . ΔT) 𝛽= 2α

c. Pemuaian Volume

Jika benda berbentuk balok dipanaskan, maka akan terjadi pemuaian dalam arah
memanjang, melebar, dan meninggi. Artinya benda padat berbentuk balok mengalami pemuaian
volume. Koefisien pemuaian pada pemuaian volume disebut dengan koefisien muai volume atau
koefisien muai ruang yang diberi lambang γ.

Jika volume mula-mula Vo, pertambahan volume ∆V dan perubahan suhu ∆T, maka
koefisien muai volume dapat dinyatakan dengan persamaan :

ΔV Atau ΔV = γ . Vo . ΔT
γ=
Vo . ΔT
ΔV = Vt − Vo

Sehingga

Vt = Vo . (1 + γ . ΔT) γ=3α
TAHUKAH KAMU

Aspal yang terbuat dari campuran semen dan pasir di sepanjang jalan desa, kecamatan,
kabupaten bahkan provinsi pasti memiliki volume berbeda beda. Semula aspal jalan dibuat
memang lurus, teratur, dan rata. Namun, dalam beberapa waktu jalan-jalan aspal akan terlihat
bergelombang. Hal ini disebabkan karena ketika matahari di siang hari mengalami pemanasan
yang terus-menerus yang mengakibatkan aspal tersebut mengembang dan membuat material yang
ada di dalamnya pun ikut mengembang. Dan ketika udara sekitarnya menjadi lebih dingin maka
aspal akan menyusut kembali dan begitu seterusnya. Ketika proses mengembang dan
menyusutnya aspal ini menjadi tidak teratur, menimbulkan lekukan-lekukan pada permukaan
aspal di jalan.
SAINS DALAM KEHIDUPAN

PRINSIP KERJA BIMETAL PADA SETRIKA LISTRIK

Semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya setrika listrik bukan?
Setrika listrik merupakan alat elektronik rumah tangga yang digunakan untuk menghilangkan
kusut pada pakaian.
Setrika listrik memiliki komponen utama yang berupa koil, yakni lilitan kawat yang
dililitkan pada selempeng asbes atau bahan lain yang tahan terhadap panas. Listrik dialirkan
ke kawat tersebut kemudian menimbulkan panas. Apabila setrika listrik tidak memiliki saklar
otomatis (prinsip kerja bimetal), maka biasanya lilitan kawat tersebut menjadi terlalu panas
dan membara, serta bisa menyebabkan putus. Panas dari lilitan kawat tadi ditransfer ke
permukaan bawah setrika sehingga menyebabkan panas. Jadi prinsip bimetal pada setrika
listrik akan selalu bekerja apabila lampu indikator setrika menyala. Saat lampu menyala
berarti bimetal juga menyala dan listirk dialirkan. Sedangkan saat lampu indikator setrika
mati, listrik tidak mengalir namun bimetal masih panas. Dan apabila nanti ketika bimetal
mulai mendingin (menyusut), lampu setrika kembali menyala dan begitulah seterusnya.
Dengan begitu setrika tidak akan terlalu panas sehingga dapat merusak pakaian yang disetrika.
Selain itu prinsip kerja bimetal di setrika listrik juga tergantung dari jenis logam serta
tinggi rendahnya temperatur kerja pada logam tersebut. Apabila dua lempeng logam saling
direkatkan, kemudian dipanaskan, maka logam yang punya koefisien muai lebih tinggi, akan
memuai menjadi lebih panjang. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya. Logam yang memiliki
koefisien muai lebih rendah, akan memuai menjadi lebih pendek. Akibat perbedaan reaksi
muai tersebut, maka bimetal akan melengkung menuju ke arah logam yang punya koefisien
muai lebih rendah.
Pemuaian Zat Cair

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap zat memuai
jika dipanaskan, kecuali air jika dipanaskan dari 0°C sampai 4°C, menyusut. Sifat keanehan air
seperti itu disebut anomali air. Grafik anomali air seperti terlihat pada gambar 4 berikut.

Keterangan:
Pada suhu 4°C diperoleh:
 volum air terkecil
 massa jenis air terbesar.

Gambar 4 Grafik anomali air

Karena pada zat cair hanya mengalami pemuaian volum, maka pada pemuaian zat cair
hanya diperoleh persamaan:
Vt = Vo . (1 + γ . ΔT)

Pemuaian Gas

a. Pemuaian volum pada tekanan tetap (Isobarik)

Gambar 5 (a): gas di dalam ruang tertutup dengan tutup yang


bebas bergerak.
Gambar 5 (b): gas di dalam ruang tertutup tersebut dipanasi dan
ternyata volum gas memuai sebanding dengan suhu mutlak gas.

Gambar 5 Proses isobarik

Jadi pada tekanan tetap, volum gas sebanding dengan suhu mutlak gas itu.
Pernyataan itu disebut hukum Gay-Lussac .
𝑉
Secara matematik dapat dinyatakan: V ~ T atau = tetap
𝑇
b. Pemuaian tekanan gas pada volum tetap (Isokhorik)

Gambar 6: gas dalam ruang tertutup rapat yang sedang dipanasi. Jika
pemanasan terus dilakukan maka dapat terjadi ledakan. Hal tersebut dapat
terjadi karena selama proses pemanasan, tekanan gas di dalam ruang
tertutup tersebut memuai. Pemuaian tekanan gas tersebut sebanding dengan
kenaikan suhu gas.

Gambar 6 Proses isokhorik


Pernyataan itu disebut juga dengan hukum Gay-Lussac. Secara matematik dapat
𝑃
dinyatakan: P ~ T atau = tetap
𝑇

c. Pemuaian volum gas pada suhu tetap (Isotermis)

Gambar 7 (a): Gas di dalam ruang tertutup dengan tutup yang


dapat digerakkan dengan bebas.
Gambar 7 (b): Pada saat tutup tabung digerakkan secara
perlahan-lahan, agar suhu gas di dalam tabung tetap maka pada
saat volum gas diperkecil ternyata tekanan gas dalam tabung
bertambah besar dan bila volum gas diperbesar ternyata tekanan
gas dalam tabung mengecil.
Gambar 7 Proses isotermis

Jadi, pada suhu tetap, tekanan gas berbanding terbalik dengan volum gas. Pernyataan itu
disebut hukum Boyle. Salah satu penerapan hukum Boyle yaitu pada pompa sepeda. Dari hukum
Boyle tersebut diperoleh:
P . V = tetap
Jika pada proses pemuaian gas terjadi dengan tekanan berubah, volum berubah dan suhu
berubah maka dapat diselesaikan dengan persamaan hukum Boyle - Gay Lussac, dimana:

𝑃. 𝑉
= tetap
𝑇
D PERPINDAHAN KALOR

Perpindahan kalor dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.

1. Konduksi

Perpindahan kalor secara konduksi (hantaran) adalah perpindahan kalor melalui zat
perantara dimana partikel-partikel zat perantara tersebut tidak berpindah. Berdasarkan daya
hantar panasnya maka zat dikelompokkan menjadi dua yaitu konduktor dan isolator.

 Konduktor (zat yang dapat menghantarkan panas dengan baik) antara lain: tembaga,
aluminium, besi, dan baja.
 Isolator (zat yang kurang baik menghantarkan panas), antara lain: kaca, karet, kayu, dan
plastik.

2. Konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi (aliran) adalah perpindahan kalor karena aliran zat
yang dipanaskan. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan zat gas.

 Konveksi dalam zat cair

Bila air dipanaskan, air akan memuai sehingga massa jenisnya berkurang. Karena massa
jenisnya berkurang maka air ini menjadi lebih ringan dan naik ke atas. Tempatnya kemudian
digantikan oleh air yang lebih dingin dari atas, yang turun karena massa jenisnya lebih besar.
Gerakan atau sirkulasi air tersebut dinamakan arus konveksi.

 Konveksi dalam udara

Arus konveksi pada udara atau gas terjadi ketika udara panas naik dan udara yang lebih
dingin turun. Penerapan konsep konveksi kalor dalam udara pada kehidupan sehari-hari dapat
dilihat pada terjadinya angin laut, angin darat dan pembuatan cerobong asap pada tangki pabrik.
- Angin laut (terjadi siang hari)

Pada siang hari daratan lebih cepat panas


dari pada lautan. Akibatnya udara di atas naik dan
kekosongan tersebut akan digantikan oleh udara
yang lebih dingin dari atas laut yang bertiup ke
darat. Maka terjadilah angin laut.

Gambar 8 Angin laut

- Angin darat (terjadi malam hari)

Pada malam hari daratan lebih cepat


dingin dari pada lautan, karena daratan lebih cepat
melepaskan kalor. Akibatnya udara panas di
lautan naik dan kekosongan tersebut digantikan
oleh udara yang lebih dingin dari atas
daratan yang bertiup ke laut.
Gambar 8 Angin Darat

3. Radiasi

Antara bumi dengan matahari terdapat ruang hampa yang tidak memungkinkan terjadinya
konduksi dan konveksi. Akan tetapi panas matahari dapat kita rasakan. Dalam hal ini kalor tidak
mungkin berpindah dengan cara konduksi ataupun konveksi. Perpindahan kalor dari matahari ke
bumi terjadi lewat radiasi (pancaran). Jadi radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara.
Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya radiasi (pancaran) kalor dinamakan termoskop.
MENCOBA YUK

MENYELIDIKI CONTOH BENTUK PERPINDAHAN KALOR DAN PEMUAIAN


GAS

A. Tujuan
Menyelidiki contoh bentuk perpindahan kalor dan pemuaian gas.
B. Apa yang kamu gunakan ?
1. Balon 2 buah (merah:A dan kuning:B)
2. Pembakar spirtus 1 buah
3.Erlenmeyer (gelas kimia) 2 buah(ditandai A dan B)
4. air secukupnya
5. Kaki tiga 2 buah (A dan B)
6. tabung reaksi 2 buah (A dan B)

C. Apa yang kamu lakukan ?


1. Pasangkan balon pada Erlenmeyer.
2. Apabila erlenmeyer A diletakan diatas kaki tiga kemudian dipanaskan dengan pembakar
spirtus dan erlenmeyer B hanya diletakan di atas kaki tiga, apakah ada pebedaan kondisi air
yang berada di erlenmeyer tersebut ?
3. Apa yang terjadi jika kita memasukan tabung reaksi yang telah dipasang balon kedalam
masing-masing erlenmeyer sesuai tanda ?
4. Bagaimana suhu pada erlenmeyer, air, dan juga tabung reaksi ? Apakah ada perbedaan
antara A dan B?
5. Setelah di diamkan beberapa saat, adakah perubahan pada kondisi balon ?
6. apakah terjadi perpindahan kalor ? jika iya, apakah jenis perpindahan kalor yang terjadi,
dan pada proses mana perpindahankalor tersebut berlangsung?

D. Apa yang kamu peroleh ?


1. kondisi air pada erlenmeyer
A : ................................................................................................................................
B : ................................................................................................................................
2. kondisi suhu pada erlenmeyer, air dan tabung reaksi
A : ................................................................................................................................
B : ................................................................................................................................
3. kondisi balon
A : ................................................................................................................................
B : ................................................................................................................................
4. jenis perpindahan kalor yang terjadi
A 1.Radiasi : ............................................................................................................
2.konveksi :.............................................................................................................
3.konduksi : ............................................................................................................
B 1.Radiasi : ............................................................................................................
2.konveksi :.............................................................................................................
3.konduksi : ............................................................................................................
LATIHAN SOAL

Soal no. 1

1. Hari ini Ayah kedatangan tamu dari Surabaya. Karena Nanda anak yang baik, dia membuat
minuman hangat untuk tamu Ayah. Nanda memanaskan 500 ml air dengan pemanas air
(heater) dengan daya 210 watt.

Perkirakan lama waktu yang diperlukan Nanda untuk kenaikan suhu air sebesar 36oC? Jika
massa jenis air 1000 kg/m3 dan kalor jenis air 4200 J/KgoC.

Soal no. 2

Cuaca siang ini panas sekali. Kakak ingin membuat Es Jeruk di rumah. Kakak mengambil
sebongkah es batu 100 gram pada suhu 0 derajat celcius kemudian dicampurkan dengan air
200 gram pada suhu 70 derajat celcius.

Jika es melebur seluruhnya berapakah suhu akhir campuran es dan air tersebut?

Soal no. 3

Suatu plat dari logam berbentuk persegi dengan sisi 10 cm koefisien muai panjang logam
adalah 3 × 10−5 /℃. Jika temperatur pada plat dipanasi hingga bertambah 20℃ maka luas plat
logam tersebut menjadi .... 𝑐𝑚2

Soal no. 4

Sebuah bejana tembaga dengan volum 100 cm3 diisi penuh dengan air pada suhu 30oC.
Kemudian keduanya dipanasi hingga suhunya 100oC.Jika α tembaga adalah 1,8 x 10-5/oC dan γ
air = 4,4 .10-4/oC, berapa volum air yang tumpah saat itu?

Soal no. 5

Suhu sebuah benda 80oC , nyatakan suhu benda tersebut dalam derajat Reamur dan derajat
Fahrenheit.
KUNCI JAWABAN

1. Hubungan materi suhu dan kalor dengan energy dan daya listrik.
Massa air yang dipanaskan
𝑚 = 𝜌𝑣
𝑚 = 1000 𝑘𝑔/𝑚3 ( 0,3𝑥10−3 𝑚3 )

𝑚 = 0,3 𝑘𝑔

Waktu yang diperlukan, energi dari pemanas W = Pt diubah menjadi panas atau kalor Q =
mcΔT untuk menaikkan suhu benda.

W =Q

Pt = mcΔT

(210)t = 0,3(4200)(36)

t = 216sekon = 216 / 60 = 3,6 menit

2. Notes: untuk menjawab pertanyaan ini dianjurkan sekali membuatkan grafik perubahan
suhunya agar lebih mudah dipahami sebagai berikut:

Dari grafik bisa dilihat bahwa es berubah hingga menjadi air dengan menerima kalor
melalui proses melebur dengan besar kalor Q1 dan diteruskan dengan Q2. Air panas pun
melepaskan kalor dengan besar kalor Q3.

Diketahui:

m es = 100 gram
T es = 0oC

m air panas = 200 gram

T air panas = 70 oC

c air = 1 kal/gr c

Les = 80 kal/gr

Ditanyakan:

T campuran =....?

Jawab:

Qlepas = Qterima

Q 3 = Q1 + Q 2

(mc∆T)airpanas = mes Les + mes cair ∆Tes

200.1. (70 − Tc ) = 100.80 + 100.1. (Tc − 0)

14000 − 200Tc = 8000 + 100Tc − 0

−300Tc = −6000

−6000
Tc =
−300

Tc = 20O C

3. Pertambahan luas pemuaian : ∆𝐴 = 𝐴𝑜. 𝛽. ∆𝑇

Dengan 𝛽 = 2𝛼 = 2(3𝑥10−5 /℃) = 6𝑥10−5 /℃

∆𝐴 = 𝐴𝑜. 𝛽. ∆𝑇 = (10𝑥10)(6𝑥10−5 )(20) = 0,12 𝑐𝑚2

Luas logam jadi 𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 100 + 0,12 = 100,12 𝑐𝑚2

4.
Diketahui:
Vo tembaga = Vo air = 100 cm3
∆T = 10oC - 30oC = 70oC

α tembaga = 1,8 . 10-5/oC

γ tembaga = 5,4 . 10-5/oC

γ air = 4,4 .10-4/oC

Ditanya: V air yang tumpah = ...?

Jawab:

Untuk tembaga

Vt = Vo (1 + γ . ∆T)

Vt = 100 (1 + 5,4 x 10-5 . 70)

Vt = 100,378 cm3

Untuk air

Vt = Vo (1 + γ . Δt)

Vt = 100 (1 + 4,4 x 10-5 . 70)

Vt = 103,08 cm3

Jadi V air yang tumpah = Vt air – Vt tembaga

= 103,08 – 100,378
= 2,702 cm3
5. Diketahui: t = 80oC

Ditanya:
o
a. R = …?
o
b. F = …?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai