Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SUHU DAN KALOR

Dosen pengampu: Yuliana Susanti, M. Pd

Di susun oleh:

KELOMPOK 5

o HAIRUMAN
o ITA HERLINDA
o ERNA YULIANA
o SITI HADIJAH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PALAPA NUSANTARA
TA.2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena


atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih kurang sempurna sehingga penulis memerlukan
penyempurnaan dan perbaikan. Ini diakibatkan adanya kendala yang
dihadapi oleh penulis pada saat menyusunnya. Karena itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaannya.

Selebung, 20 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Suhu dan Kalor.......................................................................3
B. Mengkonversikan Skala Berbagai Termometer.......................................3
C. Perubahan Wujud Benda Dalam Kehidupan............................................6
D. Pemuaian serta koefisien pengukurannya................................................7
E. Hukum Kekekalan Energi Kalor  Melalui Pemecahan Masalah..............9
F. Gafik Hubungan Suhu Terhadap Waktu  Pada Proses Perubahan Wujud
Benda.......................................................................................................10
G. Cara perpindahan kalor pada benda........................................................10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua
hal tersebut seperti hal yang paling sederhana saja perbedaan temperatur
udara saat siang dan malam hari, penurunan suhu teh panas jika ditambah
dengan es batu, dan lain sebagainya.
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain. Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat
berubah menjadi kalor energi kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat
berubah menjadi energi listrik.Pada dasarnya kehidupan manusia selam ini
tidak bisa terlepas dari yang namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan
manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan
manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Perbedaan suhu dan kalor?
2. Bagaimana cara mengkonversikanskala berbagai termometer?
3. Apa saja perbahan wujud dalam kehidupan?
4. Bagaimana cara menghitung Pemuaian serta koeifisen pengukurannya?
5. Apa bunyi Hukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan masalah?
6. Bagaimana gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan
wujud benda?
7. Bagaimana cara perpindahan kalor pada benda?                       

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Perbedaan suhu dan kalor
2. Untuk mengetahui Kenggulan dan  kelemahan berbagai alat ukur suhu
3. Untuk mengetahui  mengkonversikanskala berbagai termometer
4. Untuk mengetahui saja perbahan wujud dalam kehidupan
5. Untuk mengetahui cara menghitung Pemuaian serta koeifisen
pengukurannya
6. Untuk mengetahuiHukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan
masalah
7. Untuk mengetahui gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses
perubahan wujud benda
8. Untuk mengetahui  cara perpindahan kalor pada benda

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu dan Kalor


Suhu adalah ukura energi kinetik rata-rata dari molekul suatu  benda.suhu
adalah angka yang berubungan dngan energi tetapi bukan energi itu
sendiri.suhu diukur dengan sejumlah satun seperti kelvn, Fahrenheit, da
Celsius. Jadi, suhu adalah tingkat atau ukuran panas suatu benda.
Kalor dalah energi total yang terkandng oleh benda, baik yang
berhubungan dengan energi baik energi potesial maupun kinetik atau kalor
adalah banyaknya energi panas yang terkandung dalam zat. Energi poensial
adalah energi yang tersimpan sementara energi kinetikadalah energi gerak.
Hal in diukur dalam joule (J).

B. Mengkonversikan Skala Berbagai Termometer


Untuk mengukur suhu, termometer diberi skala. Untuk membuat skala,
diperlukan titik tetap bawah dan atas. Diantara dua titik tetap tersebut dibagi
menjadi sejumlah bagian-bagian yang sama panjang. Setiap bagian itu disebut
satu derajat. Ada empat skala termometer yang banyak digunakan. Keempat
skala tersebut  adalah skala Celsius, Fahrenheit, Reamur, dan
Kelvin. Termometer skala Celcius
Merupakan termometer  yang  menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100 derajat Celcius (100 C)
Titik beku: 0 derajat Celcius (0 C)
Dari 0 derajat Celcius sampai 100 derajat Celcius dibagi dalam 100 skala.
1. Termometer skala Reamur
Merupakan termometer yang menggunakan skala  Reamur (R).
itik didih air: 80 derajat Reamur (80 R)
Titik bekunya: 0 derajat Reamur (0 R)
Dari 0 derajat Reamur sampai 80 derajat Reamur dibagi dalam 80 skala.
2. Termometer skala Fahrenheit

3
Merupakan termometer yang menggunakan skala Fahrenheit (F).
Titik didih air: 212 derajat Fahrenheit (212 F)
Titik bekunya: 32 derajat Fahrenheit (32 F)
Dari 32 derajat Fahrenheit sampai 212 derajat Fahrenheit dibagi dalam 180
skala.
3. Termometer skala Kelvin
Merupakan termometer yang menggunakan skala Kelvin (K).
Titik didih air: 373 Kelvin (373 K)
Titikbekunya: 273 Kelvin (273 K)
Dari 273 Kelvin sampai 373 Kelvin dibagi dalam 100 skala.
Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari s
tu skala kedalam skala lainnya. Jadi, suhu suatu benda dalam Celcius dapat
dikonversi (diubah) kedalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan
Kelvin. Untuk mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain,
dapat menggunakan rumus atau formula tertentu yang sudah ditetapkan.
 Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R)
Rumusnya adalah :
R = (4/5) C
R = suhu dalam skala Reamur
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Reamur (R) adalah
R = (4/5) C
R = (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C)
sama dengan 80 dalam skala Reamur (R).
  Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Fahrenheit (F)
Rumusnya adalah:
F = (9/5) C + 32
F = suhu dalam skala Fahrenheit

4
C = suhu dalam skala Celcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Fahrenheit (F) adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C)
sama dengan 212 dalam skala Fahrenheit (F).
 Konversi Suhu dari Celcius (C) ke Kelvin (K)
Rumusnya adalah:
K = C + 273
K = suhudalam Kelvin
C = suhudalamCelcius
Contoh:
Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100C. Bila dikonversi
kedalam Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C)
sama dengan 373 dalam skala Kelvin (K).
Tak hanya dari skala Celcius (C),
konversi juga dapat dilakukan dari skala lainnya yaitu Reamur (R),
Fahrenheit (F), dan Kelvin (K).
Secara ringkas,rumus untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lai
nnya adalah:
 Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin
(K) adalah:
R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273

5
 Konversi suhu dari Reamur (R) keCelcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin
(K) adalah:
C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R + 273
 Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin
(K) adalah:
C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
 Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F)
adalah:
C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32

C. Perubahan Wujud Benda Dalam Kehidupan


(Purwanto, Budi; 2013, Hal. 185) Hubungan antara kalor, massa benda,
dan perubahan suhu benda dirumskan sebagai berikut:
Q= m.c.
Kalor yang diberikan pada suatu zat digunakan untuk menaikkan suhu dan
mengubah wujud benda. Perubahan jumlah kalor pada suatu benda ditandai
dengan kenaikkan atau penurunan suhu atau bahkan perubahan wujud benda
itu. Jika benda menerima kalor, suhunya akan naik . sebaliknya, suhu akan
turun jika melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan
suatu benda sebanding dengan besar kenaikkan atau penurunan suhunya.
Ada beberapa perubahan wujud benda yaitu:
1. Mencair (melebur)
Mencair adalah Proses perubahan wujud dari padat ke cair. Contohnya
es dan mentega berubah wujud dari padat menjadi cair karena adanya

6
kenaikan suhu (panas). Peristiwa tersebut dinamakan mencair atau
melebur
2. Membeku
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair ke padat.
Contohnya es adalah wujud air dalam bentuk padat jika dimasukkan ke
daam kulkas
3. Menguap
Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair ke gas.penguapan
terjadi jika kenaikan suhu yang besar. Ada empat cara mempercepat
penguapan yaitu, memanaskan, memperluas permukaan, meniupkan udara
ke atasnya dan mengurangi tekanan diatas.
4. Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud benda gas menjadi
cair. Contohnya embun dipagi hari
5. Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas.
6. Mengkristal
Adalah perubahan wujud gas menjadi padat.

D. Pemuaian serta koefisien pengukurannya


Pemuaian zat adalah bertambahnya ukuran benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertabahnya ukuran benda karena menerima
kalor.pemuaian benda dapat diamati dalam dalam bentuk pemuaian panjang,
pemuaian luas, dan pemuaian volume.
1. Pemuaian zat padat
Pemuaian yang terjadi pada zat padat ada tiga kemungkinan yaitu,
muai panjang, muai luas, dan muai volume.
a. Muai panjang
Adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena perubahan
suhu. Muai panjang terjadi pada benda yang bentuknya  batang
(memanjang). Yang secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:

7
b. Pemuaian luas
Adalah bertamabhnya ukuran luas permukaan suatu benda karena
perubahan suhu.
Sebuah benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder,
pasti memiliki luas dan volume. Seperti halnya pada pemuaian
panjang, ketika benda dipanaskan, selain terjadi pemuaian panjang
juga akan mengalami pemuaian luas. 
Perumusan pada pemuaian luas hampir sama seperti pada
pemuaian panjang, yaitu sebagai berikut:
Dengan β adalah koefisien muai luas. satuan dari β adalah /K sama
seperti koefisien muai panjang (α ). Coba Anda perhatikan sebuah
tembaga berbentuk persegi sama sisi. Misalkan, panjang sisi tembaga
adalah L0maka luas tembaga adalah L02 (Pangkat dua). 
Jika tembaga tersebut dipanasi sampai terjadi perubahan
temperatur sebesar ΔT maka sisi-sisi tembaga akan memuai dan
panjang sisi tembaga menjadi L0 + ΔT. Luas tembaga setelah memuai
akan berubah menjadi (L0 + ΔT)2 dan perubahan luas setelah
pemuaian adalah: dari perumusan koefisien muai luas, yaitu:
Oleh karena perubahan panjang ΔL tembaga sangatlah kecil maka
nilai ΔL2 dapat diabaikan. Jika ditulis ulang, persamaan tersebut
menjadi seperti yang telah Anda ketahui bahwa 
c. Pemuaian volume
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang
padat pasti memiliki volume.Jika panjang sebuah benda dapat memuai
ketika dipanaskan maka volume benda tersebut juga ikut memuai. 
Perumusan untuk pemuaian volume sama dengan perumusan panjang
dan luas, yaitu:  dengan γ adalah koefisien muai volume:  Perlu Anda
ketahui terdapat hubungan antara α dan β terhadap

8
E. Hukum Kekekalan Energi Kalor  Melalui Pemecahan Masalah
Kalor merupakan bentuk energi, yaitu  energi panas. Hukum kekekalan
energi kalor disebut dengan Asas Black. Jadi energi kalor (panas) bisa pindah
atau mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang suhuna lebih
rendah. Sama dengan halnya dengan energi listrik dimana muatan listri akan
mengalir dari yang potensialnya lebih tinggi menuju ke potensial yang lebih
rendah. Atau bisa di otentikkan seperti air yang mengalir dari dari tempat
yang memiliki energi potensial grafitasi tinggi menuju yang grafitasinya
rendah.
Asas Black ini menyatakan dengan persamaan matematika.
Q lepas=Q terima
Atau        
Keterangan:
m1 dan m2  = massa zat pertama dan zat kedua
c1 dan c2 = kalor jenis zat 1 dan zat 2
selisih suhu zat 1 dan zat 2
Contoh soal
Air 100 gram  pada suhu 200C dicampur dengan air 50 gram pada suhu
800C. Tentukan suhu campuran air tersebut.( c air = 1 kal/g)
Penyelesaian:
Diketahui m1=100 g, t1 = 200C
                  M2=50 g, t2 = 800C
Untuk mencari suhu air campuran, anda gunakan asas black , yaitu jumlah
kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan.
Q terima= Qlepas
            = mc
= m1c(tc-t1)
=100.1.(tc-20)
= 100 tc – 2.000
......... Q lepas=m2c(t2-tc)
=50. 1.(80-tc)

9
=4000-50 tc
Karena Qterima=Qlepas maka
100 tc-2000 = 4000-50tc
150 tc = 6000                  
tc=400C
Jadi suhu campuran adalah 400C

F. Gafik Hubungan Suhu Terhadap Waktu  Pada Proses Perubahan


Wujud Benda
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipananskan sampai
menjadi uap.dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah
suhu samapai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2),
setelah semua menjadi air barulah terjadi kenikkan suhu air (Q3), setelah
suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk
berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap
semua maka akan kembali terjadi kenaikkan suhu kembali (Q5).

G. Cara perpindahan kalor pada benda


Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Konduksi
Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskan dalam
selang waktu tertentu, ujung lainnya pun akan  terasa panas. Hal ini
menunjukkan bahwa pada batang logam tersebut terjadi aliran
atau perpindahan kalor dari bagian logam yang bersuhu tinggi
kebagian logam yang bersuhu rendah Perpindahan kalor pada logam yang
tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan
kalor secara konduksi.

10
Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan sel
ama terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-
partikel zat perantaranya.
Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik,
sedangkanisolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar
menghantarkan kalor. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan
kalor secara konduksi bergantung pada jenis logam, luas penampang
penghantar kalor, perbedaan suhu antar ujung-ujung logam, serta panjang
penghantar yang dilalui oleh kalor tersebut.
2. Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang
disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis
konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi
alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan
pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari
luar. Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi
udara disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut
dan angin darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil,
pengering rambut, kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas
memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding
lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan
perbedaan suhu antara benda dengan fluida.
3. Radiasi
Adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa
membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan konduksi atau
konveksi yang selalu membutuhkan medium.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energy radiasi.
Benda panas ada yang berpijar dan ada juga yang tidak
berpijar.Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energy kalor da
lam bentuk gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelomba

11
ng. Yosef Stefan menemukan bahwa lajur ambat kalor secara
radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda bergantung pada sifat dan su
hu permukaan benda.Benda yang mengkilap lebih sukar memencarkan
kalor daripada benda yang hitan dan kusam. Keadaan tersebut njuga
berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya
mengkilap lebih suka rmenyerap kalor dari pada benda yang
permukaannnya hitam dan kusam. Jadi bahwa benda hitam
dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik.

12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Suhu atau temperatur benda adalah besaran yang menyatakan derajat
panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangakan
benda yang diinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalor dalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi
ke benda yang suhunya lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan
suhu tergantung pada :
1. Massa benda
2. Kalor jenis benda
3. Perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat
cair, pada zat gas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto budi.2013 ” Fisika”  PT Wangsa Jatra Lestari,Solo


 Sandy Hermawan,ST.Mini book master fisika SMA Kelas X,XI,XII; Sandy
Hermawan, ST.; penyunting:Ahmad Fauzi,S.Si.-Cet.1-Jakarta:Wahyumedia,2012

Anda mungkin juga menyukai