Anda di halaman 1dari 24

FISIKA DASAR I

“SUHU DAN KALOR”


 

Dosen Pengampu:
Heny Sulistyaningrum, M.Pd.

DisusunOleh:
Kelompok5
1. NurAfiyani (1104200004)
2. AfdiyatulMutmainah (1104200017)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN

UNIERSITAS PGRI RONGGOLAWE (UNIROW) TUBAN


Jl. Manunggal 61 Tuban Telp. (0356) 322233 Fax (0356) 331578
E-mail: Prospective@unirow.ac.id Web: www.unirow.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan pada Illahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar 1 serta
sebagai tambahan referensi pengetahuan di Universitas PGRI Ronggolawe
Tuban.Dalam penyusunan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada
Allah SWT, Orang tua kami, ibu Heny Sulistyaningrum, M.Pd. selaku Dosen
Pengampu, teman-teman prodi Pendidikan Matematika angkatan 2020, serta
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya mohon maaf dan mengharapkan saran serta kritik yang
membangun dari pembacasupaya makalah selanjutnya bisa lebih baik. Atas
perhatianya saya sampaikan terimakasih, semoga apa yang kita laksanakan akan
mendapat ridlo dari Allah SWT. Aamiin.

Tuban, 9 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LatarBelakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan...........................................................................................................1

BABIIPEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Suhu..............................................................................................................2

B. Pemuaian.......................................................................................................5

C. Kalor..............................................................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

A. Kesimpulan.................................................................................................17

B. Saran............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tri Cahyono (2007) dalam buku Penyehatan Udara menyatakan bahwa suhu adalah
keadaan panas dinginnya suatu udara. Daerah tropis memiliki suhu udara yang
tertinggi di muka bumi, dan semakin ke kutub, suhu udaranya akan semakin
rendah.Lalu jika berdasarkan datarannya, dataran rendah cenderung memiliki suhu
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan dataran tinggi. Semakin tinggi permukaan
tanah, maka suhunya juga akan semakin rendah, seperti suhu dingin yang akan
dirasakan menusuk tulang jika sedang berada di gunung.
Suhu dan kalor merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran fisika. Dengan
mempelajari suhu dan kalor kita akan mengetahui apa itu suhu dan kalor. Dalam
kehidupan sehari-hari sendiri suhu dan kalor adalah dua hal yangg tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari.Suhu adalah besaran termodinamika yang
menunjuan besarnya energi kinetik translasi rata-rata.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu bendaa tersebut berubah
suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu. Karena suhu merupakan
ukuran dalam suatuan derajat panas. Kalormerupakan suatu kuantitas atau jumlah
panas baik yag diserap maupun yang dilepaskan oleh suatu benda
B. Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini antara
lain, adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan suhu ?
2. Apa yang dimaksud dengan pemuaian ?
3. Ada berapa jenis pemuaian ?
4. Apa yang dimaksud dengan kalor?
5. Ada berapa jenis kalor ?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu suhu
2. Untuk mengetahui apa itu pemuaian
3. Untuk mengetahui berapa jenis pemuaian
4. Untuk mengetahui apa itu kalor
5. Untuk mengetahui ada berapa jenis kalor

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Suhu
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem.
Suhu didefinisikan sebagai besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau
lebih yang berada dalam keseimbangan termal. Suatu benda yang dalam keadaan
panas dikatajan meiliki suhu tinggi dan apabila suatu benda dalam keadaan dingin
dikatakan memiliki suhu rendah. Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut
dinyatakan dengan besaran suhu.
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya suhu suatu
benda adalah termometer. Secara umum termometer ada dua jenis yaitu termometer
analog dan termometer digital termometer analog meruakan termometer zat cair seperti
air raksa atau alkohol. Sedangkan termometer digital merupakan termometer yang
digunakan untuk sensor elektonik.
Perubahan suhu benda, baik menjadi lebih panas atau menjadi dingin biasanya
diikuti dengan perubahan bentuk dan wujudnya.
1. Skala Suhu
Untuk dapat mengkuantitatifkan hasil pengukuran suhu dengan menggunakan
termometer maka perlu skala-skala tertentu. Penetapan skala yang terpenting
adalah penetapan titik tetap bawah dan titik tetap atas sebagai titik acuan
pembuatan skala-skala dalam termometer.
a. Satuanatau Skala Celsius (ºC)
Skala Celcius merupakan skala suhu yang didesain dengan titik beku air
adalah 0ºC dan titik didih air pada 100ºC pada tekanan atmosfer standari. Skala
ini diperkenalkan oleh Anders Celsius pada tahun 1742. Angka-angka yang
ditunjukan oleh skala celsius sudah lumayan tepat, namun secara lebih spesifik
masih ada beberapa ketidaktepatan sehingga tidak bisa dijadikan sebagai
standar satuan internasional. Satu derajat celsius mempresentasikan perbedaan
suhu yang sama dengan satu kelvin.
b. Satuan atau Skala Fahrenheit (ºF)
Skala Fahrenheit ialah salah satu skala suhu yang didesain dengan titik beku
air adalah 32ºF dan titik didih air adalah 212ºF. Dengan demikian perbedaan
titik lebur dan titik didih pada skala ini adalah 180 derajat. Skala ini

2
diperkenalkan oleh ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel Fahrenheit pada
tahun 1724.
c. Satuan atau Skala Reaumur (ºR)
Skala Reaumur yaitu sebuah skala suhu yang didesain dengan titik beku air
adalah 0ºR dan titik didihnya 80ºR, artinya terdapat perbedaan sebesar 80º
antara titik beku dan titik didih. Skala ini diperkenalkan oleh Rene Antoine
Ferchault de Reaumur pada tahun 1731.
d. Satuan atau Skala Kelvin (ºR)
Skala Kelvin yakni suatu skala suhu yang didesain dengan titik beku air
adalah 273ºK dan titik didihnya adalah 373ºK. Jadi perbedaan antara titik beku
dan titik didihnya adalah 100 derajat. Sampai saat ini Kelvin merupakan Satuan
Internasional untuk suhu karena dinilai paling akurat. Kelvin diperkenalkan
oleh William Thomson atau yang juga disebut Lord Kelvin.
2. Rumus Konversi Suhu
1. Rumus Konversi Suhu Skala Celsius
Dari Skala Ke Skala Rumus
Celcius Fahrenheit ° F=° C × 1,8×(° C+ 491,67)
Celcius Reamur ° R=° C ×0,8
Celcius Kelvin ° K=° C+273,15

2. Rumus Konversi Suhu Skala Fahrenheit

Dari Skala Ke Skala Rumus


3. Fahrenheit Celcius ° C=(° F−32)/1,8
Rumus Fahrenheit Reamur ° R=(° F−32)/0,44
Fahrenheit Kelvin ° K=(° F+ 459,67)/1,8
konversi suhu skala Skala Reamur

Dari Skala Ke Skala Rumus


Reamur Celcius ° C=° R/0,8
Reamur Fahrenheit ° F=° R ×2,25+ 491,67
Reamur Kelvin ° K=° R /0,8+273,15

3
4. Rumus Konversi Suhu Skala Kelvin

Dari Skala Ke Skala Rumus


3. Kelvin Celcius ° C=° K ×1,8 ×(°C +491,67)
Kelvin Fahrenheit ° F=° K ×0,8
Kelvin Reamur ° R=° K +273,15

Alat Ukur Suhu


a. Termometer Air Raksa
Jenis pertama yang mungkin sering kamu temui adalah termometer air
raksa. Alat ini berbentuk tabung kaca dengan logam cair berwarna perak di
dalamnya yang merupakan air raksa atau zat merkuri. 
Penggunaan termometer air raksa ini adalah dengan meletakkannya di area
mulut, lebih tepatnya adalah di bawah lidah. Sebelum memasukkannya ke
mulut, pastikan kamu sudah membersihkan alat ini dengan benar
Termometer air raksa memiliki harga yang lebih murah. Namun, saat ini
lebih baik menghindari penggunaan jenis ini karena dikhawatirkan air raksa
pada bagian dalamnya akan keluar dan berisiko menyebabkan keracunan. 
b. Termometer Digital
Termometer jenis ini dapat menunjukkan hasil yang lebih cepat dan akurat.
Alat ini menggunakan sensor panas elektronik yang bekerja untuk mengukur
suhu tubuh. Penggunaannya adalah dengan meletakkannya atau menjepitnya di
ketiak selama lima menit atau sampai alat ini mengeluarkan bunyi yang
menandakan hasil pengukuran sudah muncul di layarnya. 
c. Ear Thermometer
Alat ini khusus untuk mengukur suhu bagian dalam telinga. Ear
thermometer ini memiliki sinar inframerah yang mampu membaca panas pada
bagian dalam telinga. 
Kamu cukup meletakkan alat ini di lubang telinga dan pastikan sensornya
menghadap tepat ke arah permukaan lubang telinganya. Kamu hanya perlu
menunggu hingga sensornya berbunyi dan hasil pengukuran muncul di
layarnya. Namun, hasil pengukuran ear thermometer ini bisa saja kurang akurat
jika kamu memiliki banyak kotoran di dalam telinga.
d. Termometer Dot Digital

4
Sesuai dengan namanya, jenis satu ini memiliki bentuk seperti dot atau
empeng bayi. Alat ini akan menjadi solusi bagi kamu yang memiliki anak atau
bayi yang sulit untuk menggunakan termometer biasa. Kamu hanya perlu
memasukkan alat ini ke mulut anak seperti dot biasa. Biarkan anakmu
menghisapnya selama 3 sampai 5 menit dan hasil pengukuran akan muncul di
layarnya.
e. Termometer Digital Inframerah
Jenis nis yang terakhir adalah termometer digital inframerah. Di masa
pandemi ini, kamu mungkin seringkali menemui alat jenis ini karena hampir di
semua tempat umum menggunakannya. Alat ini mampu mengukur suhu tubuh
dengan sinar inframerah.
Kamu cukup meletakkan sensornya ke arah dahi dan nantinya sinar
inframerah akan membaca panas yang keluar dari kepala. Hasil pengukurannya
dapat segera muncul di layar. Tetapi sekarang ini, banyak juga yang
menggunakannya ke punggung tangan. Namun, jenis satu ini belum dapat
memberikan hasil seakurat jenis lainnya. 
B. Pemuaian
Pemuaian merupakan peristiwa perubahan ukuran ( penambahan panjang, luas,
atau volume) suatu benda karena pengaruh oleh suhu. Pemuaian pada zat padat bisa
berupa pemuaian panjang, pemuaian luas, maupun pemuaian volume. Pemuaian pada
zat cair dan pemuaian pada gas hanya bisa terjadi pemuaian volume.
Karakteristik pemuaian pada suatu zat atau benda berbeda-beda, baik itu untuk zat
padat, zat cair, dan gas. Berikut akan dibahas mengenai pemuaian pada masing-masing
zat padat, cair, dan gas.
1. Pemuaian Zat Padat
Pada umumnya, zat padat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut bila
didinginkan. Penjelasannya secara fisis, pada saat zat padat belum dipanaskan,
partikel-partikel pada zat padatakan bergerak (bervibrasi). Ketika zat padat
dipanaskan, gerakan (vibrasi) partikel-partikel tersebut akan lebih cepat sehingga
jarak antar partikelnya akan menjadi semakin besar (berjauhan). Semakin besarnya
jarak antar partikel direpresentasikan oleh adanya pertambahan ukuran zat padat,
baik itu pertambahan panjang, luas, ataupun volume.
a. Pemuaian Panjang

5
Pemuaian panjang atau pemuaian linier adalah bertambahnya ukuran
panjang suatu benda karena menerima kalor Pada pemuaian panjang nilai lebar
dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut.
Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya
mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai
panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan
pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah:

Rumus:
∆L = αL0∆T ……………….. Pers. (1)
∆L = L – L0
L – L0 = αL0∆T
L = αL0∆T + L0
L = L0 + α L0∆T
L = L0 (1 + α ∆T) ….…… Pers. (2)
∆L = L0 α ∆T
Keterangan:
L0  = panjang benda mula-mula (m)
L  = panjang setelah dipanaskan (m)
T0  = suhu awal
T = suhu setelah dipanaskan
A  = koefisien muai panjang zat (m/oC)
∆T = Perubahan Suhu (oC)
b. Pemuaian Luas
Bila zat padat yang dipanaskan tidak berbentuk batang tipis, melainkan
berbentuk pelat atau kepingan, maka pemuaian tidak hanya terjadi ke arah

6
panjangnya saja, tetapi juga ke arah lebarnya. Atau dengan kata lain, zat padat
tersebut mengalami pemuaian luas.
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena
menerima kalor. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah
lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Seperti halnya pada pemuian panjang
faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien muai
luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan
pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas
besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Rumus :
∆A = A – A0
Β = 2α 
A = A0 (1+ 2α∆T)
A = A0 (1+ β ∆T)
∆A = A0 β ∆T
Keterangan :
A = luas benda setelah dipanaskan (m2)
A0  = luas benda mula-mula (m2)
Β = 2α= koefisien muai luas (/oC)
∆T = perubahan suhu (oC)
∆A = pertubahan luas ( m2 )
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena
menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume
adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam
3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3
kali koefisien muai panjang.
Pemuaian volume pun dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya volume zat
padat mula-mula sebelum dipanaskan, jenis zat padat yang digunakan, serta
besarnya perubahan suhu yang dialami zat padat tersebut.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan
volume akhir suatu benda adalah:
Rumus :

7
V  = Vo + ∆V
V  = Vo + Vo γ  ∆T
V  = Vo ( 1+ γ   ∆T )
∆V = Vo γ  ∆T
Keterangan :
                        ∆V= pertambahan volume ( m3 )
                        Vo= volume mula-mula ( m3 )
                        V= volume setelah suhu naik ( m3 )
γ = koefisien muai volume ( / 0C )
      ∆T= Perubahan suhu ( 0C )
γ = 3a
γ = 3/2 β
2. Pemuaian Zat Cair

Sebagaimana halnya zat padat yang memuai ketika dipanaskan, zat cair pun
akan memuai ketika dipanaskan. Oleh karena zat cair memiliki bentuk yang
tidak tetap (mengikuti bentuk wadahnya), maka pemuaian yang terjadi pada
zat cair adalah pemuaian volume. Pemuaian pada zat cair ini dapat diteliti
dengan menggunakan alat yang dinamakan dilatometer, yaitu sebuah labu
gelas yang mempunyai pipa kecil berskala, dan hasil pengukurannya
memenuhi persamaan pemuaian volume seperti pada zat padat yang secara
matematis dinyatakan sebagai berikut.

V =V 0 (1+γ ∆ T )

Anomali Air

Pada umumnya hampir setiap zat cair akan memuai bila dipanaskan, dan
akan menyusut bila didinginkan. Tetapi tidak demikian halnya dengan air.
Pada suhu 0 °C hingga 4 °C, air menunjukkan perilaku yang berbeda, dimana
bila dipanaskan maka volumenya akan menyusut (berkurang) dan bila
didinginkan maka volumenya akan mengembang (memuai). Hal yang
bertentangan dengan sifat pemuaian ini dinamakan anomali air. Jadi, bila air
dipanaskan dari mulai suhu 0 °C hingga 4 °C volumenya akan berkurang, dan
pada suhu lebih dari 4 °C volumenya akan bertambah.

3. Pemuaian pada Gas


Sebagaimana halnya dengan zat padat dan zat cair, gas ketika dipanaskan
akan memuai. Pada gas, pemuaian yang terjadi adalah pemuaian volume.
Untuk mengetahui pemuaian pada gas, digunakan alat yang dinamakan
dilatometer, yang berupa sebuah labu kosong yang digunakan secara terbalik
dan ujung pipanya dimasukkan kedalam air. Udara dalam dilatometer suhunya

8
dinaikkan dengan cara memegang bola dilatometer dengan tangan. Karena
suhu tangan lebih tinggi daripada suhu udara dalam bola kaca, maka suhu
udara dalam bola kaca akan meningkat. Kenaikan suhu udara tersebut
menyebabkan pemuaian gas di dalam tabung, sehingga dari ujung pipa
dilatometer yang tercelup akan keluar gelembung-gelembung udara, dan ini
menunjukkan bahwa udara di dalam dilatometer memuai dan mendesak air
hingga keluar dari pipa. Pemuaian pada gas merupakan pemuaian volume,
seperti halnya pemuaian pada zat cair, sehingga secara matematis dinyatakan
sebagai berikut.

V =V 0 (1+γ ∆ T )

namun koefisien muai volume untuk semua jenis gas adalah sama, yaitu
1 −1 1
γ= K , sehingga persamaan di atas menjadi: V =V 0 (1+ ∆T)
273 273

C. Penyusutan
penyusutan adalah perubahan suatu benda yang menjadi berkurang panjang, lebar, luas, atau
volumenya, karena benda itu mengalami penurunan suhu. Pemuaian dan penyusutan bisa
terjadi pada zat padat, gas, dan cair. Misalnya seperti logam, udara, dan air raksa. Contoh
pemuaian dan Penyusutan Benda karena Pengaruh Kalor Dan Suhu sebagai berikut:
1. Pemuaian dan Penyusutan pada Kaca Jendela
Pemasangan kaca pada bingkai jendela itu sengaja dibuat lebih longgar, teman-
teman. Jadi, bingkai kaca dibuat lebih lebar dari ukuran sebenarnya. Ini karena kaca
bisa mengalami pemuaian saat terkena panas cahaya Matahari pada siang hari.
Sehingga, kelonggaran pada bingkai itu menjadi ruang saat kaca memuai. Saat malam
hari dan suhu udara menurun atau dingin, kaca akan mengalami penyusutan, teman-
teman.
2. Pemuaian dan Penyusutan pada Rel Kereta Api
Pada sambungan rel kereta api, terdapat sebuah celah, teman-teman.Rel kereta
api yang terbuat dari besi bisa memuai saat mengalami kenaikan suhu akibat
menerima cahaya matahari di siang hari atau saat kereta api lewat.Sehingga, celah
pada sambungan rel kereta api berfungsi agar ada ruang untuk pemuaian sambungan
rel. Pada siang hari, sambungan rel kereta itu terlihat sangat rapat karena memuai.
Sedangkan, pada malam hari saat suhu udara menurun, sambungan rel kereta api
menyusut dan celahnya terlihat.
3. Pemuaian dan Penyusutan pada Ban Kendaraan
Saat memompa ban sepeda, ban mobil, atau ban motor, udara yang diisikan ke
dalamnya sengaja tidak terlalu penuh. Ini karena udara di dalam ban juga bisa

9
memuai karena panas. Sehingga perlu diberi ruang untuk pemuaian. Jika diisi terlalu
penuh, maka udara yang memuai itu bisa berisiko menyebabkan ban meletus.
4. Pemuaian dan Penyusutan pada Termometer
Pada termometer, terdapat air raksa di dalamnya yang bisa memuai dan
menyusut, teman-teman. Misalnya, saat termometer air raksa digunakan untuk
mengukur suhu tubuh yang sedang demam atau suhu tubuhnya tinggi, maka air raksa
pada termometer itu akan memuai. Kemudian, saat termometer sudah tidak
digunakan, maka air raksa mengalami penyusutan.
5. Pemuaian dan Penyusutan pada Kabel Listrik
Kabel listrik terlihat berbeda saat siang hari dan malam hari. Kabel listrik di siang
hari terlihat mengendur,sedangkan di malam hari kabel listrik terlihat
lurus.Pemasangan kabel listrik yang kendur itu bertujuan agar saat malam hari dan
suhu dingin, kabel tidak terlalu tegang atau bahkan putus saat mengalami
penyusutan.
6. Pemuaian dan Penyusutan pada Tutup Botol
Tutup botol yang terbuat dari logam juga bisa mengalami pemuaian dan
penyusutan. Jika botol ditutup sangat rapat, akan lebih mudah dibuka dengan
dicelupkan atau dialiri air panas lebih dulu. Ini karena diameter tutup botol akan
bertambah karena pemuaian akibat suhu panas air. Sehingga, botol akan lebih mudah
dibuka. Namun, perlu hati-hati dan menggunakan kain untuk melindungi tangan dari
suhu tutup botol yang panas.

D. Kalor
Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu.
Secara alamiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Sebelum abad ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah
dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor merupakan zat,
tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik, massanya tidak berubah,
jadi kalor bukan zat.
Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu. Dalam satuan internasional, kalor
dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan dengan kalori.
1. Jenis-jenis Kalor
Kalor memiliki beberapa jenis yang dikategorikan berdasarkan proses bekerjanya
pada zat benda tertentu. Berikut ini jenis-jenis kalor yang perlu Grameds ketahui

10
agar bisa mengidentifikasi terjadinya perubahan kalor yang terjadi di kehidupan
sehari-hari:
a. Kalor Pembentukan (∆Hf)
Kalor pembentukan kata adalah kalor yang menghasilkan atau dibutuhkan
untuk membuat 1 mol senyawa dalam unsur- unsurnya, seperti berupa gas yang
ditulis dengan rumus molekulnya. Contoh kalor pembentukan adalah C12, O2,
Br2, H2.
b. Kalor Penguraian (∆Hd)
Kalor penguraian adalah bentuk kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan untuk
mengurai 1 mol senyawa menjadi unsur- unsur yang lain.
c. Kalor Pembakaran (∆Hc)
Kalor pembakaran adalah kalor yang didapat atau diperlukan untuk membakar
1 mol zat, yakni unsur atau senyawanya.
d. Kalor Netralisasi (∆Hn)
Kalor netralisasi adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk
membentuk 1 mol H20 dari reaksi antara asam dan basa. Kalor ini termasuk
dalam reaksi eksoterm karena adanya reaksi kenaikan suhu.
e. Kalor Pelarutan (∆Hs)
Kalor pelarutan adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk
melarutkan 1 mol zat yang awalnya padat menjadi larutan.
2. Kalor Jenis
RG Squad sudah pernah mendengar istilah kalor jenis, kan? Kalor jenis
adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk
menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu
benda untuk melepas atau menerima kalor. Masing-masing benda mempunyai kalor
jenis yang berbeda-beda, lho. Satuan kalor jenis ialah J/kg⁰C.
C = Q / m.ΔT
Keterangan:
C = kalor jenis zat (J/kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
M = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
3. Kapasitas Kalor

11
Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa
tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem
international ialah J/K. Perpindahan kalor juga bisa dihitung besarannya, lho. RG
Squad bisa menggunakan rumus di bawah ini.
Q = m.c.ΔT
Keterangan :
Q   : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)
M   : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
C    : kalor jenis zat (J/kg⁰C)
ΔT : perubahan suhu (⁰C)
Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu :
C = m. c
Keterangan :
C = kapasitas kalor (J/K)
M = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
C = kalor jenis zat (J/kg.K)
Nilai dari kalor jenis beberapa zat adalah sebagai berikut:

4. Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan medium
perantaranya. Tiga jenis perpindahan panas tersebut adalah konduksi, konveksi,
dan radiasi.
a. Konduksi
Konduksi berarti energi panas bergerak tanpa disertai pergerakan permanen
medium yang menjadi penghantar panas. Contoh konduksi adalah rambatan
panas pada material logam seperti besi, kawat, dan alumunium. Pada level
molekuler, konduksi terjadi karena adanya tubrukan antara molekul

12
berkecapatan lebih tinggi dengan molekul berkecepatan lebih rendah. Hal ini
menghasilkan peningkatan energi kinetik molekular yang selanjutnya
meningkatkan suhu.
b. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi seiring dengan
perpindahan zat perantara atau medum. Contoh dari konveksi adalah
pendinginan ruangan dengan AC dan pemanasan air. Pada level molekular,
peningkatan suhu akan berpengaruh pada peningkatan volume dan juga
kerapatan medium. Medium yang lebih renggang akan bergerak ke bawah, dan
medium yang rapat bergerak ke atas. Medium yang lebih renggang adalah
medium yang bersuhu lebih rendah, sebaliknya medium lebih rapat berarti
suhu lebih tinggi. Pergerakan antar medium inilah yang mengakibatkan
perpindahan panas.
c. Radiasi
Radiasi adalah penghantaran energi panas tanpa dibutuhkan penghantar.
Panas ditransmisikan dengan emisi gelombang elektromagnetik. Pada level
molekular, radiasi panas terjadi karena pergerakan acak momentum
dan atom akibat radiasi elektromagnetik. Setiap benda akan mengeluarkan
radiasi termal, bergantung dari panas yang dimiliki. Semakin panas objek
tersebut makan semakin besar radiasinya. Salah satu contoh radiasi panas
adalah perpindahan energi panas dari matahari ke bumi dan benda-benda
antariksa lainnya.
Ketiga jenis perpindahan panas tersebut dapat terjadi sekaligus pada suatu proses
pemanasan. Contohnya adalah proses memanaskan panci berisi air di atas kompor
seperti pada gambar berikut. Rambatan panas api dari kompor ke panci adalah
proses radiasi, kemudian air yang panas di bagian bawah panci akan bergerak ke
atas bertukar posisi dengan air di bagian atas menghasilkan transfer panas melalui
konveksi, dan panas yang terdapat di pemegang panci yang terbuat dari logam
dapat dihantarkan ke tangan melalui proses konduksi.

E. Asas Black
Asas Black adalah prinsip yang berada dalam ilmu termodimakia telah
dikemukakan oleh seorang ilmuan Fisika Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa
hal, yaitu sebagai berikut:

13
1. Jika dua buah benda yang berbeda yang dalam suhunya dicampurkan, benda yang
panas akan memberi sebuah kalor pada benda yang dingin sehingga suhu tersebut
akhirnya sama.
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin akan sama pada jumlah kalor yang dilepas
dari benda panas. Benda yang didinginkan akan melepaskan kalor yang sama besar
dengan kalor yang diserap jika dipanaskan.
Bunyi Asas Black, yaitu:
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya jumlah kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan banyaknya jumlah kalor yang diterima oleh zat yang suhunya
ialah lebih rendah”
Secara matematis, Asas Black dinyatakan sebagai berikut.
Qlepas=Qterima
Jika terdapat dua materi dengan suhu berbeda dicampurkan menjadi satu, asas
black dapat digunakan untuk mengetahui suhu akhir campuran. Penerapannya
secara matematis adalah sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
m₁. c₁.( T₁-Tm) = m₂ . c₂ . (Tm-T₂)
Keterangan :
m₁ = Massa materi bersuhu lebih tinggi
c₁ = Kalor jenis materi bersuhu lebih tinggi
T₁ = Suhu materi bersuhu lebih tinggi
m₂ = Massa materi bersuhu lebih rendah
c₂ = Kalor jenis materi bersuhu lebih rendah
T₂ = Suhu materi bersuhu lebih rendah
Tm = Suhu akhir campuran
Nama-nama kalor laten, antara lain adalah sebagai berikut:
 Pada saat melebur disebut kalor lebur
 Pada saat menguap disebut kalor uap
 Pada saat menyublim disebut kalor sublim
 Pada saat membeku disebut kalor beku
 Pada saat mengembun disebut kalor embun
Dari masing-masing nama kalor laten terdapat kesamaan dari masing-masing nama
kalor laten tersebut yang dilakukan oleh para ilmuwan sebagai berikut:
Kalor uap = Kalor embun

14
Kalor lebur = Kalor beku
Dari rumus menghitung kalor total yang telah dituliskan diatas untuk mencari nilai dari
kalor dalam wujud es sampai menjadi uap jenuh digambarkan sebagai berikut:

Contoh soal:
7. Suatu benda diukur dengan menggunakan termometer yang berskala fahrenheit dan
hasil pengukurannya menunjukan nilai 86 ℉ . Pada suhu berapakah termometer skala
celcius dan termometer skala fahrenheint menunjukan nilai yang sama.
Jawab:
 Pada skala celcius
5 5
T C = ( T F −32 ) = ( 86−32)=30 ℉
9 9
 Pada skala reamur
4 4
T R = ( T C ) = ( 30 )=24 ° R
5 5
 Pada skala kelvin
T K =( T C + 273 )=(30+273)=303 ° K
 Nilai skala celcius sama dengan nilai pada skala fahrenheit
T C =T F
9
( T +32 )=T C
5 C

15
9
( T −T C )=−32
5 C
4
T =−32
5 C
T c =−40 ℃

8. Sebuah batangkuninganmemilikipanjang mula-mula0,5mpadasuhu 15°C.Berapa


panjang batangkuninganitupada suhu165°C jikakoefisienmuaipanjangnya0,000019/
°C.
Jawab :
Diketahui :
L=0,5m
T 0=15 ℃
T =165 ℃
α =0,000019 /℃
Ditanya : ∆L=?
∆ L=L0 (1+ α ∆ T )
¿ 0,5 ¿
∆ L=0,501425 m
∆ L=50,14 m
9. Sebuahtangkiyangterbuatdaritembagadapatmemuat42literpadasuhu30°C.Koefisien
muaipanjangtembaga adalah0,000017/ °C.Berapakahvolumenyapada suhu100°C.
Jawab :
Diketahui :
v 0=42 l
T 0=30 ℃
T =100 ℃
∆ T =100 ℃−30 ℃=70 ℃

0,000017 −6 −6
α= → γ =3 α =3 ×(17 ×10 /℃)=51× 10 /℃

Ditanya : v=?
V =V 0 (1+γ ∆ T )
−6
V =42(1+51 ×10 /℃)(70 ℃)

16
V =42(1,00357)
V =42,15 l

10. Sebatang perunggu denganpanjang160cmdansuhumula-mula10°C.Setelahdipanaskan,


panjangnya bertambahmenjadi160,36cm.Jikakoefisienmuaipanjang perunggu tersebut
-5
adalah1,9x10 / K,sampaisuhuberapakahbatangtersebutdipanaskan.
Jawab :
Diketahui :
L0=160 cm
L=160,36 cm
T 0=10 ℃=283° K
−5
α =1,9 ×10 /° K

Ditanya : T=?
L=L0 (1+ α ∆ T )
L=L0 + α L0 ∆T
L−L0 =α L0 ∆ T
L−L0 =α L0 (T −T 0)
160,36 cm−160 cm=¿
0,36 cm=¿
0,36 cm
T −283 ° k= −5
(1,9 ×10 /° k)(160 cm)
5
0,36 ×10
T −283 ° k= °k
304
T −283 ° k=118,42 ° k
T =118,42 ° k + 283° k
T =401,42° k
T =100 ℃

11. Sebuah benda suhunya 50 ºC. Jika alat ukur temperatur diganti dengan skala
Fahreinheit, nilai temperatur menjadi?
Jawab:
C 5
=
F−32 9

17
50 5
=
F−32 9
9
F−32=50 ×
5
F−32=10 × 9
F=90+32
F=122
Jadi, angka dalam skala Fahreinheit sebesar 122 ºF.
12. Logam yang massanya 200 g memiliki kalor jenis 500 J/kgºC dan suhunya berubah
dari 20 ºC menjadi 100 ºC. jumlah kalor yang diterima logam adalah?
Diket: m = 200 g = 0,2 kg
C = 500 J/kgºC
∆T = 100 ºC – 20 ºC = 80 ºC
Jawab: Q = mc∆T
= 0,2 × 500 × 80
= 8000
Jadi, jumlah kalor yang diterima logam adalah 8000 J.
13. Terdapat logam bermassa 0,1 kg yang akan dipanaskan sampai suhunya mencapai 100
ºC, selanjutnya akan di masukkan ke dalam bejana yang berisi air 200 g dan suhunya
20 ºC. Apabila temperatur akhir campuran adalah 40 ºC dan kalor jenis air 4.200 J/kg
K, kalor jenis logam tersebut adalah?
Diket: mₐ = 100 g = 0,1 kg
cₐ = 4.200 J/kg K
T₁ = 100 ºC
T₂ = 40 ºC
T₃ = 20 ºC
mₓ = 200 g = 0,2 kg
Q₁ = Q₂
mc∆T = mc∆T
0,1 × 4.200 × (373 - 313) = 0,2 × X × (313 - 293)
0,1 × 4.200 × 333 = 0,2 × X × 293
X = 139.860 / 58,6
= 2.387
Jadi, kalor jenis logam tersebut adalah 2.387 J/kg K.

18
14. Sebuah kalorimeter dengan kapasitas 80 J/ºC mula-mula diisi dengan 200 g air dengan
suhu 100ºC. Kemudian ke dalam kalorimeter di masukkan sebuah logam yang
bermassa100 g dengan suhu 40ºC. Setelah tercapai kesetimbangan termal diperoleh
suhu akhir campuran 60ºC. Berapakah kalor jenis logam tersebut? (kalor jenis air
=1kal/gºC).
Diketahui:   Ck = 80 J/ºC = 19,2 kal/ºC
         M(a) = 200 g
T(a) = T(k) = 100ºC
                 M(l) = 100 g
                  T(l) = 400ºC
               C(a) = 1 kal/g ºC
                      T = 60ºC
Jawab :

Jadi, kalor jenis logam sebesar 4,384 kal/g ºC.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari pembahasan, penyusun dapat menarik kesimpulan,
yaitu:
1. suhu merupakan besaran yang menyatakan derajad panas suatu benda. Benda yang
panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan suhu yang dingin memiliki suhu yang
rendah. dalam SI suhu memiliki satuan celcius, kelvin, reamur, farenheit.
2. Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang beruhu lebih rendah. Sebagai bentuk energi, dalam SI kalor memiliki
satuan joule (J).
3. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.Pemuaian
terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat gas.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca maupun penyusun makalah
ini adalah:
1. Diharapkan hasil penyusunan makalah ini bisa dijadikan referensi untuk menambah
ilmu pengetahuan tentang Fisika Dasar 1 bab “Suhu dan Kalor.
2. Kami sebagai penyusun makalah, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, kami sebagai penyusun
makalah ini akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Seru, Sains. 2018.http://www.sainsseru.com/2018/01/materi-suhu-dan-kalor-fisika-


sma.html.
https://www.pijarbelajar.id/blog/suhu-dan-kalor-perbedaan-rumus-dan-contoh-soal
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KONSEP_DASAR_FISIKA/BBM_6_
%28Suhu_dan_Kalor%29_KD_Fisika.pdf
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-serta-perbedaan-suhu-dan-kalor-dalam-
ilmu-fisika-1vTBoh0dgsG
https://www.studiobelajar.com/suhu-dan-kalor/(diakses
Edrea, Rabia. 2020. Pengertian Kalor dan Rumusnya.
https://blog.ruangguru.com/pengertian-kalor-dan-rumusnya.
Rahmah Azzahra.2020. Asas Black- Pengertian, Rumus, Contoh Soal dan Pembahasannya.
https://rumus.co.id/asas-black/

21

Anda mungkin juga menyukai