Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SUHU, TERMOMETER, dan

KETERKAITAN SUHU DENGAN BIOLOGI

DISUSUN OLEH
Muhamad Justitia Ramadhan (200341617206)

DOSEN PENGAMPU
Drs. Parno, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS


MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul Suhu dan Keterkaitannya dengan Biologi tepat waktu.Makalah
Suhu dan Keterkaitannya dengan Biologi disusun guna memenuhi tugas Drs. Parno, M.Si pada
mata kuliah Fisika untuk Biologi di Universitas Negeri Malang. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Termodinamika.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen mata kuliah
Fisika untuk Biologi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 28 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... .................................. 2

DAFTAR ISI ......................................................................................... .................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... .................................. 4

A. Latar Belakang ............................................................................ .................................. 4

B. Rumusan Masalah ....................................................................... .................................. 4

C. Tujuan ......................................................................................... .................................. 4

D. Manfaat . ..................................................................................... …. ............................. 5.

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... .................................. 6

1. Konsep Gaya Gravitasi dan Berat ............................................... .................................. 6

2. Manfaat serta Contoh Aplikasi Gaya Gravitasi Bumi ................. .................................. 7

3. Keterkaitan antara gaya gravitasi dengan bidang biologi ........... .................................. 9

BAB III PENUTUP .............................................................................. ................................ 11

1. Kesimpulan ................................................................................. ................................ 11

2. Saran ............................................................................................ ................................ 11


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... ................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dingin dari suatu material. Ukuran panas
dingin ini relatif terhadap keadaan material tersebut. Suhu yang menjadi acuan disini atalah
suhu campuran air dan es yang didefinisikan sebesar 0°C pada skala Celcius. Untuk suhu
tertinggi digunakan suhu campuran air mendidih dan uap (air mendidih) pada tekanan
atmosfer sebesar 100°C. Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu adalah termometer,
termometer terdiri dari tabung gelas yang tertutup kedua ujungnya yang diisi dengan cairan
(umumnya air raksa) dan ruang hampa dalam fisika alat yang paling tepat digunakan adalah
termometer gas volume tetap. Termometer ini menggunakan gas pada konsentrasi yang sangat
rendah. Untuk keperluan praktis digunakan termometer raksa,alkohol, termokopel dan masih
banyak yang lainnya. Air raksa adalah jenis zat cair yang mudah mengembang bila terkena
panas dan mengempis bila terkena dingin. Pengembangan dan pengempisan air raksa jauh
lebih besar daripada tabung gelasnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimanakah konsep dasar suhu?

1.2.2. Bagaimana konsep dasar termometer?

1.2.3 Bagaimanakah peranan suhu di bidang Biologi?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas di dapatkan tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui konsep dasar suhu

4
1.3.2. Mengetahui konsep dasar termometer

1.3.2 Mengetahui peranan suhu di bidang Biologi

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang di harapkan penulis sebagai berikut:

1.4.1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar suhu dan termometer

1.4.2 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami peranan suhu dan termometer di bidang
biologi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SUHU
Ukuran panas atau dingin dari suatu benda ini difinisikan sebagai suhu. Konsep suhu atau
juga dikenal dengan istilah temperatur ini awalnya didasarkan pada atas indra perasa yang
dimiliki oleh manusia. Suatu benda yang lebih panas umumnya memiliki suhu lebih tinggi
dari suatu benda yang lebih dingin. Banyak sifat suatu benda yang dapat diukur dan nilainya
bergantung kepada suhu benda tersebut.

Dalam rangka memanfaatkan besaran suhu sebagai ukuran panas dingin suatu material
maka perlu dibuat skala ukuran dalam termometer. Termometer yang digunakan mempunyai
beberapa skala diantaranya skala Celcius, Kelvin, Reamur dan Fahrenheit.

▪ Skala Suhu Celcius

Skala suhu celcius pertama ditemukan oleh ilmuwan swedia bernama Andreas Celcius dan
beliau membuat skala celcius berdasarkan titik beku air yaitu 0 derajat celcius dan titik
didih air yaitu 100 derajat celcius.

▪ Skala Suhu Reamur

6
Rene Antoine Ferchault de Reamur adalah penemu skala Reamur. Skala Reamur
didapatkan dari suhu titik beku air pada 0 derajat Reamur dan titik didih air pada suhu 80
derajat Reamur.

▪ Skala Suhu Kelvin

Skala kelvin adalah skala suhu dimana nol mutlak didefinisikan sebagai 0 K. Suhu nol
mutlak inilah yang membuat molekul tidak bergerak (relative terhadap molekul lain secara
keseluruhan). Apabila dikonversi dari 0 Kelvin ke skala Celsius, suhunya akan bernilai -
273,15 derajat Celcius.

▪ Skala Suhu Fahrenheit

Skala suhu Fahrenheit ditemukan oleh Gabriel Fahrenheit ilmuwan berasal dari Amerika
Serikat. Skala Fahrenheit diperoleh dari campuran antara Es dan Garam yang memiliki
suhu titik beku air 32 derajat Fahrenheit dan nilai titik didihnya sebesar 212 derajat
Fahrenheit.

Konversi Suhu:

Perbandingan skala masing-masingnya adalah mencari selisih antara titik bawah dan atas
setiap skala:
C:F:R:K
(100-0) : (212-32) : (80-0) : (373-273)
100 : 180 : 80 : 100
Setelah sederhanakan, maka akan menjadi:
5:9:4:5

2.2 TERMOMETER
Termometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari kode Latin thermo yang bertanda panas dan
meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada beragam-ragam, yang
paling umum dipakai adalah termometer air raksa.Air raksa digunakan di termometer karena
7
mempunyai fase pemuaian yang teratur bertepatan dengan suhu di sekitarnya. Titik beku air
raksa juga sangat rendah, sekitar -39°C, sedang titik didihnya tinggi, mencapai 357°C.

Beberapa jenis termometer:

• Termometer raksa dan termometer alkohol. Adalah termometer yang berdasarkan


pemuaian zat cair. Biasanya digunakan untuk mengukur suhu ruangan dan suhu
badan.
• Termometer bimetal. Bimetal adalah dua buah logam yang berbeda koefisien
muainya dikeling menjadi satu. Jika alat ini dipanaskan maka bimetal akan
melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih kecil.
• Termometer hambatan. Termometer hambatan bekerja berdasarkan prinsip bahwa
jika seutas kawat dipanaskan, hambatan listriknya akan bertambah. Perubahan
hambatan listrik diubah menjadi pulsa-pulsa listrik dan pulsa listrik inilah yang
menunjukkan suhu pada saat itu.
• Termokopel. Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengukur suhu tinggi. Prinsip kerjanya adalah mengubah perbedaan suhu
menjadi tegangan listrik. Termokopel memanfaatkan perbedaan pemuaian antara
dua logam yang ujungnya bersentuhan. Perbedaan pemuaian antara dua logam
yang ujungnya bersentuhan akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Besar
GGL inilah yang dimanfaatkan termokopel untuk menunjukkan suhu.
• Termometer gas. Termometer gas memanfaatkan perubahan volume atau tekanan
gas karena suhu.
• Pirometer. Pirometer adalah alat pengukur suhu suatu benda yang memiliki suhu
sangat tinggi. PRinsip kerjanya berdasarkan intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh radiasi benda tersebut.

2.3. KETERKAITAN SUHU DAN TERMOMETER DALAM BIOLOGI

8
Suhu tubuh manusia sehat, normalnya menurut beberapa penelitian sejak tahun 1972 yang
dilakukan oleh Louis Eisman menyebutkan yaitu 37° Celcius. Suhu lingkungan berpengaruh
terhadap kondisi tubuh manusia. Menurut Mi Hyun No, Hyo-Bum Kwak, 2016,
menyebutkan bahwa oksigen yang dihirup tubuh pada saat latihan dalam intensitas sub-
maximal dan maximal dan denyut nadi berada pada level yang lebih rendah jika melakukan
latihan pada suhu lingkungan berkisar 22° Celcius dari pada pada suhu 10° Celcius dan 35°
Celcius. Selain itu kandungan asam laktat dalam darah juga lebih rendah dalam suhu tersebut
baik pada saat jeda istirahat atau pada saat latihan.

Kelembaban udara yang tinggi akibat dari tingginya suhu lingkungan juga mempengaruhi
tingkat dehidrasi yang merupakan efek samping tingginya suhu tubuh sebagai bentuk
penyesuai suhu tubuh terhadap lingkungan. Semakin tinggi kelembaban udara, tubuh
menyesuaikan dengan cara memperbesar pori-pori kulit, dan juga mengeluarkan keringan
lebih banyak sebagai bentuk penyesuaian suhu permukaan kulitdan juga suhu sekitar.
Semakin tinggi suhu lingkungan, semakin banyak keringat yang dibutuhkan, maka semakin
banyak pula air yang dibutuhkan untuk mengantikan sekresi keringat dari dalam tubuh.
Kelembaban udara yang tinggi juga memiliki efek yang buruk bagi tubuh pada saat
berolahraga seperti heat exhaustion, heat stroke, heat aesthenia dan bahkan terburuk
serangan jantung.

Semakin tinggi metabolisme terjadi, perubahan fisiologi tubuh juga terjadi, sebagai efeknya,
proses metabolisme (perubahan sistem energi) yang meningkat juga akan meningkatkan
asam laktat pada otot, sehingga, semakin cepat pula kelelahan pada otot dan tubuh. Apabila
tersebut berlangsung dalam waktu yang lama tanpa disadari oleh manusia, yang terjadi yaitu

9
kram otot (kejang) dan penurunan performa. Selama aktifitas latihan darah terpompa lebih
cepat sebagai akibat suhu permukaan kulit meningkat yang diiringi pula peningkatan suhu
pada otot-otot tubuh, darah dialirkan lebih cepat sebagai bentuk penanggulangan akibat
meningkatnya suhu.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ukuran panas atau dingin dari suatu benda ini difinisikan sebagai suhu. Konsep suhu atau juga
dikenal dengan istilah temperatur ini awalnya didasarkan pada atas indra perasa yang dimiliki
oleh manusia. Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu adalah thermometer. Istilah
termometer berasal dari kode Latin thermo yang bertanda panas dan meter yang berarti untuk
mengukur. Prinsip kerja termometer ada beragam-ragam, yang paling umum dipakai adalah
termometer air raksa. Keterkaitan Suhu dalam Biologi adalah dalam pengaruh kenikan suhu
pada fisiologi manusia saat berolahraga
3.2. Saran
Demikian pembahasan tentang Suhu,Termometer dan Keterkaitannya dalam Biologi yang
dapat saya paparkan. Besar harapan saya makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan
banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharap saran dan kritik yang membangun
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Diktat Fisika untuk Biologi, Parno. (2005). Fisika untuk Biologi. Diktat, 26.

Fundamentals of Physics, Halliday and Resnick 10th edition, (514-524)

Journal of Sport and Exercise Science, Vol 2, No 1, 2019 (9-13)

12

Anda mungkin juga menyukai