Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Fisika menjadi ilmu pengetahuan yang mendasar, karena berhubungan
dengan perilaku dan struktur benda khususnya benda mati. Menurut sejarah, fisika
adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai dengan pengamatan-pengamatan
dari gerakan benda-benda langit, bagaimana lintasannya, periodenya, usianya, dan
lain-lain. Bidangilmu ini telah dimulai berabad-abad yang lalu, dan berkembang
pada zaman Galileo dan Newton.
Seorang fisikawan bernama Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-1736) adalah
seorang penemu yang mengembangkan skala Fahrenheit pada 1724. Awalnya, ia
membuat skala dengan temperature campuran es-air-garam sebesar 0 derajat. Ia
akhirnya menetapkan 32 derajat sebagai titik beku air dan 212 derajat sebagai titik
didihnya. Jarak keduanya adalah 180 derajat. Skala ini banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari oleh masyarakat umum di Amerika Serikat , Belize,
Kanada, Inggris, dan sejumlah negara Eropa lain. Skala tersebut mulai dikenal
dengan nama suhu.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu
suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu
menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu
benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara melakukan pengukuran temperatur?
2. Apa hubungan antara temperatur gas ideal, termometer celcius, dan
termometer Fahrenheit?
3. Bagaimana cara perhitungan Asas Black dan kalorimetri?
4. Apa saja bentuk hantaran kalor?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara melakukan pengukuran temperatur.
2. Mengetahui hubungan antara temperatur gas ideal, termometer celcius dan
termometer Fahrenheit.
3. Mengetahui cara perhitungan Asas Black dan kalorimetri.
4. Mengetahui bentuk-bentuk hantaran kalor.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran Temperatur

Pengukuran Suhu. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Ketika tangan kita dicelupkan ke dalam air yang baru direbus, beberapa
saat kemudian tangan kita akan merasakan panas. Demikian pula saat tangan kita
memegang es, ternyata tangan kita merasa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari
panas atau dingin biasa digunakan untuk menjelaskan derajat suhu suatu benda.
Suatu benda dikatakan panas, berarti benda tersebut memiliki suhu yang tinggi.

Demikian pula suatu benda dikatakan dingin, berarti benda tersebut


bersuhu rendah. Perasaan kita tidak dapat menyatakan suhu suatu benda dengan
tepat, juga karena jangkauan perasaan kita terbatas. Oleh karena itu manusia
menciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu dan besarnya
suhu dapat dilihat dari angka yang ditunjukkan.

Termometer

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda dengan tepat dan
menyatakannya dengan angka disebut termometer. Sebuah termometer biasanya
terdiri dari sebuah pipa kaca berongga yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa),
dan bagian atas cairan adalah ruang hampa udara. Termometer dibuat berdasarkan
prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila dipanaskan atau didinginkan.
Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan apabila
didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair tersebut
digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda. zat cair sebagai
bahan pengisi termometer ada dua macam, yaitu air raksa dan alkohol. Nah,
ternyata zat cair tersebut memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.

a. Termometer air raksa.

Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain:

 Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya


menjadi teliti.
 Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
 Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
 Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada
suhu – 40°C dan mendidih pada suhu 360° C.
 Volume air raksa berubah secara teratur.

Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa kerugian,
antara lain:

 Air raksa harganya mahal.


 Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
 Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya
pecah.

b. Termometer alcohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

 Alkohol harganya murah.


 Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol
mengalami perubahan volume yang besar.
 Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku
alkohol –130°C.

Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

 Membasahi dinding kaca.


 Titik didihnya rendah (78°C)
 Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar
dapat dilihat.

Termometer air raksa banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya


untuk mengukur panas badanmu digunakan termometer demam. Sedangkan untuk
mengukur suhu suatu ruangan digunakan termometer dinding. Jenis-jenis
termometer, antara lain :

 Termometer zat cair dalam gelas, Termometer ini biasanya digunakan


untuk mengukur temperatur pada daerah batas pengukuran yang
dipengaruhi oleh jenis zat termometrik yang berupa cairan dalam pipa
kapiler. Prinsip yang dipakai adalah zat cair memuai apabila dipanaskan.
 Termokopel, Termokopel terdiri dari dua jenis logam yang dihubungkan
dan membentuk rangkaian tertutup. Besarnya aliran listrik pada kawat
berubah sesuai dengan perubahan suhu. Keuntungan termokopel terletak
pada kecepatan mencapai keseimbangan suhu dengan sistem yang akan
diukur.
 Termometer hambatan listrik, Dasar kerja termometer ini adalah
hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu logam tersebut
naik.
 Termometer gas volume tetap, Termometer ini terdiri dari bola yang
berisi gas yang dihubungkan dengan tabung manometer. Prinsip kerjanya
adalah perubahan tekanan suatu gas akibat perubahan suhu bila volumenya
tetap.

Perbandingan Skala Termometer


Supaya suhu suatu benda dapat diukur dengan menggunakan termometer
hingga diketahui nilainya, maka dinding kaca termometer diberi skala dengan cara
menandai titik-titik tertentu pada kaca. Setelah itu masing-masing titik tersebut
diberi angka untuk menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda.
Langkah yang dipakai untuk menentukan skala suhu termometer menurut Celsius,
sebagai berikut:

 Titik tetap bawah skala Celsius (0°) menggunakan suhu air yang sedang
membeku (es).
 Titik tetap atas (100°) menggunakan suhu air yang sedang mendidih pada
tekanan udara normal yaitu 1 atm.
 Bagi jarak antara kedua titik tetap atas dan titik tetap bawah menjadi
bagian yang sama (100 bagian). Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara
dua garis berurutan sama dengan 1°C

Di bawah ini ditunjukkan perbandingan empat skala suhu, yaitu skala suhu
Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.

Termometer Celsius

 Dibuat oleh Anders Celsius dari Swedia pada tahun 1701 - 1744.
 Titik tetap atas menggunakan air yang sedang mendidih (100°C).
 Titik tetap bawah menggunakan air yang membeku atau es yang sedang
mencair (00 C).
 Perbandingan skalanya 100.

Termometer Reamur

 Dibuat oleh Reamur dari Perancis pada tahun 1731.


 Titik tetap atas menggunakan air yang mendidih (80°R).
 Titik tetap bawah menggunakan es yang mencair (0°R).
 Perbandingan skalanya 80.

Termometer Fahrenheit

 Dibuat oleh Daniel Gabriel Fahrenheit dari Jerman pada tahun 1986 - 1736
 Titik tetap atas menggunakan air mendidih (212°F).
 Titik tetap bawah menggunakan es mencair (0°F).
 Perbandingan skalanya 180.

Termometer Kelvin

 Dibuat oleh Kelvin dari Inggris pada tahun 1848-1954


 Titik tetap atas menggunakan air mendidih (373 K).
 Titik tetap bawah menggunakan es mencair (273 K).
 Perbandingan skalanya 100.

Hubungan antara Celsius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin sebagai berikut :


C : R : (F – 32) : K
5:4:9:5

Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:


2.2 Temperatur Gas Ideal, Termometer Celcius dan Termometer Fahrenheit

1. Gas Ideal

Gas Ideal itu adalah gas teoretis yang terdiri dari partikel-partikel titik
yang bergerak dengan acak dan tidak saling berinteraksi, dari beberapa
eksperimen diketahui kalau semua gas didalam kondisi kimia apapun di
temperatur yang tinggi ataupun temperatur yang rendah akan cenderung
memperlihatkan suatu hubungan sederhana di antara sifat makrospkopisnya
(tekanan, temperatur, dan volume)

Syarat Gas Ideal

1. Gas ideal harus bisa memnuhi beberapa syarat dibawah ini agar bisa disebut
gas ideal
2. Molekul gas ideal itu bergerak acak ke semua arah
3. Suatu gas yang terdiri dari molekul-molekul yuang disebut molekul dan
setiap molekul identik atau sama sehingga tidak bisa dibedakan dengan
molekul lainnya
4. Molekul dari gas ideal tersebar merata di semua bagian
5. Tidak memiliki gaya interaksi antar molekul kecuali bila antar molekul saling
bertumbukan atau terjadi tumbukan atara molekul dan dinding
6. Hukum-Hukum Newton tentang gerak itu berlaku pada molekul gas ideal
7. Semua tumbukan yang terjadi baik antar molekul ataupun antara molekul
dengan dinding merupakan tumbukan leting sempurna dan juga terjadi di
waktu yang sangat singkat ( molekul bisa digambarkan seperti bola kertas
yang sangat licin)

Tekanan Pada Gas Ideal

Tekanan gas ideal berlaku hukum boyle yang menyatakan baha pada
jumlah mol dan sushu tetap, volume akan berbanding terbalik dengan tekanan
gas. Persamaan tekanan gas ideal dirumuskan sebagai berikut
Rumus tekanan gas ideal

dengan

N = banyaknya partikel gas = 6,02 x 1023

m = massa dari 1 partikel gas (Kg)

v = kecepatan gerak partikel gas (m/s)

V = volume gas (m3)

P = tekanan gas ideal (N/m2)

Persamaan Gas Ideal

Dalam gas ideal berlaku 3 hukum tentang kinetika gas yaitu

1. Hukum Boyle : V ∝ 1/P (n dan T tetap)


2. Hukum Charles : V ∝ T ( n dan P konstan)
3. Hukum Avogadro V ∝ n ( P dan T tetap)

Dari ketiga hukum di atas, dapat dikatakan volume gas berbanding langsung
terhadap jumlah gas dan suhu dan berbanding terbalik terhadap tekanan,
dirumuskan persamaan gas ideal

Persamaan gas ideal

atau
Dengan :

N = jumlah partikel gas

n = jumlah mol gas

R = tetapan gas umum 8,31 x 103 M/mol K

k = tetapan Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K

2. Termometer Celcius

Termometer ini dibuat dari pipa kaca tipis yang kedua ujungnya tertutup
dengan tendon bawah yang diisi raksa. Diatas raksa adalah pipa hampa udara
yang ujung atasnya tertutup. Alat ini dilengkapi dengan skala untuk menunjukkan
suhu.

Untuk menandai thermometer dengan skala Celcius, thermometer mula-


mula dicelupkan ke dalam campuran es dan air pada tekanan 1 atmosfer.
Termometer dibiarkan beberapa lama sampai tinggi permukaan zat cair dalam
pipa thermometer tidak berubah. Ini artinya telah tercapai keseimbangan termal
antara es yang sedang mencair dengan thermometer. Tinggi raksa dalam pipa
thermometer kemudian ditandai. Pada tanda ini dibubuhkan angka 00 C.

Kemudian thermometer dicelupkan kedalam uap air diatas permukaan air


yang sedang mendidih pada tekanan 1 atmosfer. Sebagai zat termometrik,
permukaan raksa naik sampai tinggi tertentu. Setelah mencapai keseimbangan
termal maka dibubuhkan angka 1000 C. Jarak 0 – 100 dibuat dengan skala sama
yang masing-masing menyatakan perubahan angka 10 C.
3. Termometer Fahrenheit

Pada dasarnya Fahrenheit menentukan dua suhu sebagai patokan yang


agak berlainan dengan cara Celcius dan Reamur. Suhu tetap bawah ditetapkan
menggunakan salju yang dicampur dengan garam amoniak yang lebih dingin
daripada suhu es yang melebur pada tekanan udara normal (76 cm Hg). Suhu tetap
atas ditetapkan berdasarkan suhu badan manusia yang sehat. Ternyata, kedua suhu
itu menunjukkan pada angka 32 dan 212.

Rumus konversi suhu Celsius


Konversi dari Ke Rumus
Celsius Fahrenheit °F = °C × 1,8 + 32
Fahrenheit Celsius °C = (°F − 32) / 1,8
Celsius Kelvin K = °C + 273,15
kelvin Celsius °C = K − 273,15
2.3 Asas Black dan Kalorimetri

1. Asas Black

“Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih
rendah”

Secara umum rumus Asas Black adalah

Qlepas = Qterima

Keterangan:

Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat


Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat

dan rumus berikut adalah penjabaran dari rumus diatas :

(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)

Keterangan :

M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi

C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi

T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi

Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda

M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

2. Kalorimetri

Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dan reaksi kimia atau
perubahan fisik. Pada kalorimetri ini dapat melakukan pengukuran perubahan
kalor yang bergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor.
Dengan demikian kita dapat mengetahui suhu pada suatu ruangan atau benda-
benda lainnya. pengukuran panas ini sangat bermanfaat diberbagai bidang, salah
satunya adalah kesehatan.

Rumus kalor jenis :


Q = M . C . ⧍T

Ket : Q = Jumlah Kalor ( Dalam Joule )

M = Massa ( Dalam Gram )

C = Kalor Jenis

⧍T = Perubahan Suhu ( T2-T1 )

2.3 Hantaran Kalor

1. Konduksi

Konduksi berarti energi panas bergerak tanpa disertai pergerakan


permanen medium yang menjadi penghantar panas. Contoh konduksi adalah
rambatan panas pada material logam seperti besi, kawat, dan alumunium. Pada
level molekuler, konduksi terjadi karena adanya tubrukan antara molekul
berkecapatan lebih tinggi dengan molekul berkecepatan lebih rendah. Hal ini
menghasilkan peningkatan energi kinetik molekular yang selanjutnya
meningkatkan suhu.

2. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi seiring dengan


perpindahan zat perantara atau medum. Contoh dari konveksi adalah pendinginan
ruangan dengan AC dan pemanasan air. Pada level molekular, peningkatan suhu
akan berpengaruh pada peningkatan volume dan juga kerapatan medium. Medium
yang lebih renggang akan bergerak ke bawah, dan medium yang rapat bergerak ke
atas. Medium yang lebih renggang adalah medium yang bersuhu lebih rendah,
sebaliknya medium lebih rapat berarti suhu lebih tinggi. Pergerakan antar medium
inilah yang mengakibatkan perpindahan panas.
3. Radiasi

Radiasi adalah penghantaran energi panas tanpa dibutuhkan penghantar.


Panas ditransmisikan dengan emisi gelombang elektromagnetik. Pada level
molekular, radiasi panas terjadi karena pergerakan acak momentum dan atom
akibat radiasi elektromagnetik. Setiap benda akan mengeluarkan radiasi termal,
bergantung dari panas yang dimiliki. Semakin panas objek tersebut makan
semakin besar radiasinya. Salah satu contoh radiasi panas adalah perpindahan
energi panas dari matahari ke bumi dan benda-benda antariksa lainnya.

BAB 3

KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu dapat diukur
dengan menggunakan alat yang disebut termometer. Sifat yang diukur untuk
menyatakan suhu disebut sifat termometrik. Satuan suhu adalah derajat. Zat cair
yang biasa digunakan untuk mengisi termometer adalah air raksa.
Dengan menerapkan hukum kekekalan energi dapat dilakukan
pengukuran-pengukuran kalor atau kalorimetri. Kalorimeter adalah suatu alat
yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis dari suatu zat.
Kalorimeter bekarja berdasarkan asas Black, yaitu besarnya kalor yang
dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan sama dengan kalor
yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.

Daftar Pustaka
1. Sumarsono, Joko. 2009. Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Sumarsono, Joko dan Damari, Sri. 2009. Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai