TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kosmetik
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakain kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga
kesehatan.
besaran pada abad ke-20. Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha.
Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara
menambah daya tarik atau mengubah rupa tetapi tidak termasuk obat.
Apakah setiap bahan yang dipakai untuk mempercantik diri disebut sebagai
kosmetika? Sejak tahun 1938, di Amerika Serikat dibuat Akta tentang definisi
menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat
Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang
(Wasitaatmadja, 1997).
industri bahan kimia yang menyediakan bahan baku kosmetik. Selain bahan bahan
kimia, digunakan juga bahan lain seperti bahan-bahan biologi yang kualitas dan
kosmetik maupun para ahli kecantikan, misalnya dalam hal pengetesan bahan
atau kesehatan.
untuk mencegah dekomposisi bahan oleh bakteri, jamur atau jasad renik lain yang
dapat menimbulkan kerusakan warna dab bau (tengik). Namun dalam kosmetik
penyebab kelainan kulit umpamanya pada bau badan yang disebabkan antara lain
Dewasa ini terdapat ribuan kosmetika di pasar bebas. Kosmetika tersebut adalah
produk pabrik kosmetika di dalam dan luar negeri yang jumlahnya telah mencapai
angka ribuan. Data terakhir menunjukkan lebih dari 300 pabrik kosmetika
terdaftar secara resmi di Indonesia, dan diperkirakan ada sejumlah dua kali lipat
pabrik kosmetika yang tidak terdaftar secara resmi yang berupa usaha rumahan
3. preparat protektif
4. emolien
4. kosmetika badan
7. kosmetika lain
4. Fragrance: perfumes, colognes, toilet waters, body silk, bath powders, after
shave agent.
4. preparat wangi-wangian
Sub bagian Kosmetika Medik Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Dengan penggolongan yang sangat sederhana ini, setiap jenis kosmetika akan
dapat dikenal kegunaannya dan akan menjadi bahan acuan bagi konsumen di
dalam bidang kosmetologi. Penggolongan ini juga dapat menampung setiap jenis
sediaan kosmetika (bedak, cairan, krim, pasta, semprotan, dan lainnya) dan setiap
tempat pemakaian kosmetika (kulit, mata, kuku, rambut, seluruh badan, alat
2.2. Antiseptik
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani (sepsis=busuk) adalah zat-zat yang dapat
Bahan atau zat yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan atau aktivitas
1. Konsentrasi
4. Kondisi lingkungan seperti suhu, pH, dan tipe dari material dimana bakteri
berada
persyaratan di antaranya :
1. Memiliki spektrum luas yang artinya efektif untuk membunuh bakteri, virus,
diinaktivasi oleh bahan lain, dapat bekerja pada suhu biasa dan mempunyai
sensivitas. Khasiatnya sering kali berkurang oleh adanya cairan tubuh seperti
heksalorofen 3%, triklosan, iodin 1-3% serta iodofor berbagai konsentrasi atau
air matang untuk mengencerkan jika diperlukan pengenceran, hati-hati pada saat
wadah sabun dan air serta membiarkannya kering dengan cara diangin-anginkan
(http://scribd.com/doc/50741093/jack-dewa).
Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam
sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain. Triclosan mempunyai daya anti
mikroba dengan spektrum luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan
2.3. Triklosan
sel mikroba. Zat ini memiliki spektrum aktivitas yang luas terhadap bakteri gram-
adalah bahan campuran yang sering terdapat pada sabun pengurang bau badan
Agen antibakteri atau antiseptik merupakan senyawa atau agen yang dapat
antiseptik ditujukan untuk membunuh bakteri di luar tubuh. Berbeda pula dengan
Saat ini terdapat banyak pilihan antiseptik yang ada di pasaran. Bentuk dari
sediaan yang ada contohnya antara lain bentuk gel, lotion, sabun cair, atau sabun
tangan, zat aktif yang umumnya digunakan yaitu Triklosan. Triklosan atau irgasan
DP300 merupakan suatu agen kimia antibakteri yang banyak digunakan dalam
berbagai produk sepeti sabun, deodorant, kosmetik, lotion pembersih, pasta gigi.
banyak mencemari air. Antara tahun 1999 dan 2000, triklosan banyak ditemukan
dalam jumlah konsentrasi paling tinggi dalam pemeriksaan dari air sungai yang
tercemar.
Triklosan dapat diserap kulit, dan hidung dalam waktu beberapa menit saja
setelah pemakaian. Manusia juga dapat tercemari melalui makanan terutama ikan
Triklosan bersifat tidak larut dalam air kecuali pH alkali. Antiseptik ini larut
dalam hampir semua pelarut organik. Secara kimiawi triklosan bersifat stabil dan
tahan dalam pemanasan hingga 200oC selama 2 jam. Aktivitas triklosan dalam
produk pencuci tangan dipengaruhi oleh pH, adanya surfaktan, dan sifat ionik
hampir semua gram positif lebih besar daripada gram negatif dan antiseptik ini
yang dapat menurunkan fungsi otot. Namun fungsi triklosan sebagai bahan anti
bakteri dalam kosmetik masih belum dapat dihindari sepenunnnya. Jika digunakan
dalam jangka panjang, senyawa triklosan pada sabun memicu kerusakan sel otot
jantung. Triklosan diketahui banyak dipakai dalam produk pembersih dan pemutih
alias bahan antibakteri bisa merusak dua protein di dalam otot. Gangguan ini akan
melakukan penelitian dengan mengamati sel otot jantung dan serat otot rangka
(http://www.ipotnews.com/index.php?jdl=Triklosan_Pada_Sabun_Pencuci_Tanga
n_dan_Pasta_Gigi04/06/2013 14:33).
Namun, senyawa triklosan ternyata merusak dua protein yang terlibat dalam
kontraksi, sehingga otot rangka dan otot jantung tak mampu berfungsi dalam level
sel. Demikian pula tes kepada ikan lau kecil yang terpapar bahan triklosan.
Peneliti menemukan fakta bahwa efek triklosan di lingkungan laut selama tujuh
Secara langsung, triklosan yang digunakan dalam beberapa produk sabun dan
pasta gigi bisa memicu gangguan kesehatan saat bereaksi dengan lingkungan
aquatik atau berair. Salah satunya adalah gangguan pada keseimbangan hormon
langsung bagi kesehatan, yakni dengan memicu resistensi atau kekebalan kuman
(http://kosmetikazahra.blogspot.com/04/06/2013 14:33)
senyawa kimia terlarut dengan sistem adsorpsi pada fase diam padat atau sistem
partisi di antara fase diam cair yang terikat pada penyangga padat, dan fase gerak
cair.
bahan alam yang tidak stabil, polimer, dan berbagai gugus polifungsi dengan berat
molekul tinggi. Berbeda dengan kromatografi gas, pemisahan pada KCKT adalah
hasil antariksa spesifik antara molekul senyawa dengan fase diam dan fase gerak.
untuk mendapatkan pemisahan yang diinginkan dari komponen sampel dan ada
perangkat yang lebih praktis daripada yang lainnya, sehingga perlu mencapai
optimasi.
Pertama-tama harus dipilih sistem KCKT yag tepat, karena itu semua
parameter dalam persamaan yang tergantung kepada sistem atau kepada sifat fase
Parameter tersebut adalah retensi relatif α, koefisien partisi dari senyawa yang
paling lama ditahan k’, dan bilangan pelat. Senyawa yang dianalisis biasanya
memerlukan waktu dua sampai sepuluh kali lebih lama untuk melewati kolom,
dibandingkan dengan senyawa yang tidak diretensi tM. Perlu diperhatikan juga
viskositas fase gerak dan koefisien difusi senyawa dalam fase gerak. Selain itu
tipe dan karakteristik pengisi kolom (terutama porositas, rentang sempit ukuran
partikel, prosedur pengisian kolom yang baik, dan pengisi kolom berkualitas
2004).
cuplikan. Dalam beberapa kasus, cuplikan dapat diubah secara kimia untuk
menghasilkan senyawa yang lebih mudah dipisahkan atau lebih mudah dideteksi
setelah pemisahan.
disaring, dan disuntikkan ke dalam aliran pelarut. Secara ideal, pelarut yang
dipakai untuk melarutkan cuplikan seharusnya sama dengan fase gerak. Untuk
Untuk pekerjaan preparatif, konsentrasi lebih besar. Jika cuplikan tidak melarut
dengan cukup dalam pelarut yang dipakai untuk kromatografi, harus dipilih
pelarut yang kepolarannya lebih rendah daripada pelarut pengelusi. Jika kita
memakai pelarut yang lebih polar, kromatografi dapat sangat terganggu (Gritter
dkk, 1991)
Ada dua jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom
1. Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil
2. Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel
klinis.
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih
polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada
Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap
selama elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah
yang kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas.
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase
terbalik adalah campuran larutan buffer dengan metanol atau campuran air dengan
asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak dengan yang paling
dengan fase normal ini kurang umum dibandingkan dengan fase terbalik.
Kebanyakan fase diam pada KCKT berupa silika yang dimodifikasi secara
kimiawi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah
polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan
diperoleh disebut dengan silika fase terikat yang stabil terhadap hidrolisis karena
Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adalah pompa yang mempunyai
syarat sebagaimana syarat wadah pelarut yakni: pompa harus inert terhadap fase
gerak. Bahan yang umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat,
teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan
tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan
alir 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harus mampu
yaitu: pompa dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang
kosntan. Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih
penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi
Pada saat pengisian sampel, sampel digelontor melewati keluk sampel dan
kolom.
Detektor KCKT
universal (yang mampu mendeteksi zat secara umum, tidak bersifat spesifik, dan
tidak bersifat selektif) seperti detektor indeks bias dan detektor spektofotometri
massa; dan golongan detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit
secara spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan
elektrokimia.
pita. Untuk kolom konvensional, selnya bervolume 8 µl atau lebih kecil lagi
6. Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.