Anda di halaman 1dari 24

BAHAN AJAR

“SUHU DAN PERUBAHANNYA”

OLEH

SHANIA INA UMBU REY


(1801050009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan definisi suhu

2. Siswa dapat menjelaskan berbagai jenis thermometer dan fungsinya

3. Siswa dapat menentukan skala suhu dengan melakukan pengukuran suhu dengan
menggunakan thermometer

4. Siswa dapat menentukan skala thermometer tak berskala dengan membandingkan dengan
thermometer berskala

5. Siswa dapat menjelaskan definisi pemuaian


A. BAGAIMANA MENGETAHUI SUHU BENDA

1. SUHU
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukan derajat panas khususnya pada
benda.Benda yang mempunyai panas dapat menunjukan suhu yang tinggi dibandingkan pada
benda yang dingin. Untuk dapat mengetahui seberapa besar suhu pada benda tersebut, maka alat
yang digunakan untuk mengukur suhu yaitu termometer.

Secara mikroskopis, suhu menunjukkan adanya energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda bergerak baik dalam bentuk perpindahan atau gerakan pada
tempat getaran. Jadi, semakin tinggi energi atom penyusun benda, semakin tinggi pula suhu
benda tersebut.

2. THERMOMETER
1. Pengertian Termometer

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat yang digunakan
untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer memanfaatkan sifat
termometrik dari suatu zat, yaitu perubahan dari sifat-sifat zat disebabkan perubahan suhu dari
zat tersebut. Adapun jenis zat cair yang digunakan pada termometer diantaranya sepeti:

a. Termometer raksa

Termometer yang biasanya digunakan saaat ini adalah termometer air raksa. Fungi dari
air raksa sebagai penunjuk suhu suatu benda yang diukur, berikut ini beberapa keunggulan dari
air raksa diantaranya seperti:

 Sangat peka terhadap perubahan dari suhu.

 Dapat dipakai untuk mengukur suhu yang tinggi maupun yang rendah.

 Mengkilap seperti perak sehingga mudah sekali untukdilihat.

 Tidak akan membasahi dinding kaca.

 Mengembang dan memuai secara teratur.

Raksa juga mempunyai kelemahan:

 Harganya mahal dan susah diperoleh

 Raksa tidak bisa mengukur suhu yang sangat rendah.


 Raksa termasuk kedalam zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya bocor atau
pecah.

b. Termometer Alkohol

Alkohol Juga bisa digunakan untuk mengisi pipa termometer. Tapi penggunaan alkohol
pada termometer tidak sebanyak penggunaan air raksa. Alkohol dapat digunakan sebagai pengisi
pipa termometer sebab alkohol mempunyai beberapa keunggulan diantaranya seperti:

 Mempunyai titik beku yang rendah

 Harga yang relatif murah.

 Dan mudah memuai.

Alkohol juga mempunyai beberapa kelemahan:

 Alkohol dapat membasahi dinding kaca dari termometer.

 Alkohol tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi.

 Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu diberi warna supaya mudah untuk terlihat.

2. Jenis-jenis thermometer

Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564-1642) yaitu
pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan sebutan termoskop yaitu berupa labu kosong
dilengkapi oleh pipa yang panjang dengan ujung pipanya yang terbuka. Awalnya dipanaskan
sehingga udara dalam labu akan mengembang. Lalu ujung pipa yang terbuka dicelupkan
kedalam cairan berwarna. Saat udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa akan
tetapi tidak sampai labu, itu cara kerja dari termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom
zat cair di dalam pipa juga akan berbeda. Tinggi dari kolom ini dipakai untuk menentukan suhu.
Prinsip kerja dari termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas di dalam
labu.

Tetapi pada saat ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair biasanya
dari air raksa atau alkhohol. Prinsip yang digunakan yaitu pemuaian zat cair saat terjadi
peningkatan suhu yang benda. Berikut ini beberapa jenis termometer yang dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari:

a) Thermometer Zat Cair

Secara umum, benda-benda di alam akan memuai (ukurannya bertambah besar) jika
suhunya naik. Kenyataan ini dimanfaatkan untuk membuat termometer dari zat cair. Perhatikan
Gambar 2.1. Cairan terletak pada tabung kapiler dari kaca yang memiliki bagian penyimpan
(reservoir/ labu).
Zat cair yang digunakan umumnya raksa atau alkohol jenis tertentu. Raksa memiliki
keistimewaan, yaitu warnanya mengkilat dan cepat bereaksi terhadap perubahan suhu. Selain itu,
raksa membeku pada suhu rendah (-38°C) dan mendidih pada suhu yang tinggi (lebih dari
350°C) sehingga dapat mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar. Namun, raksa sangat
beracun, sehingga berbahaya jika termometer pecah.

Alkohol untuk pengisi termometer biasanya diberi pewarna biru atau merah. Rentang
suhu yang dapat diukur bergantung jenis alkohol yang digunakan, contohnya: Toluen, dengan
rentang suhu -90°C hingga 100°C dan Ethyl alcohol, dengan rentang suhu -110°C hingga 100°C.
Alkohol tidak seberbahaya raksa dan mudah menguap, sehingga lebih aman digunakan sebagai
pengisi termometer. Terdapat dua jenis termometer zat cair, diantaranya:

a. Termometer Laboratorium

Bentuknya panjang dengan skala dari -10°C sampai 110°C menggunakan raksa, atau
alkohol seperti ditunjukkan pada gambar 2.1.
b. Termometer Suhu Badan

Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu badan manusia. Skala yang ditulis
35 °C dan 42 °C Pipa di dekat labu dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti, hal ini
karena raksa tidak segera turun ke labu/reservoir (Gambar 2.3).

c. Termometer Six-Bellani

Termometer Six-Bellani atau sering disebut juga termometer maksimum-minimum.


Termometer jenis ini bisa mencatat suhu tertinggi dan suhu terendah pada jangka waktu
tertentu. Termometer ini memiliki 2 cairan, yakni alkohol dan raksa pada satu
termometer.

d. Termometer Ruang

Termometer ruang terpasang pada dinding rumah atau kantor. Terometer ruang dapat
mengukur suhu dalam keadaan suatu saat. Skala pada termometer ini yaitu dari -50 °C
sampai 50 °C.

b) Termometer Bimetal

Perhatikan dua logam yang jenisnya berbeda dan dilekatkan menjadi satu seperti
pada Gambar 2.4.Jika suhunya berubah, bimetal akan melengkung. Mengapa? Karena
logam yang satu memuai lebih panjang dibanding yang lain. Hal ini dimanfaatkan
untuk membuat termometer (Gambar 2.5).
Termometer Bimetal memakai logam dalam mengukur suhu dengan prinsip
logam yang akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika sedang didinginkan.

c) Termometer Cristal Cair

Terdapat kristal cair yang warnanya dapat berubah jika suhu berubah. Kristal ini
dikemas dalam plastik tipis, untuk mengukur suhu tubuh, suhu akuarium, dan sebagainya

Gambar thermometer Kristal cair

SOAL URAIAN

1.Jelaskan mengapa indra perasa bukan pengukur suhu yang handal?

2.Sebut dan jelaskan jenis-jenis thermometer dalam kehidupan sehari-hari?


3. SKALA SUHU

Berapa suhu tubuh manusia sehat? Ya, kamu akan menjawab 37°C. Huruf °C
kependekan dari Celcius, salah satu contoh satuan suhu atau skala suhu. Saat ini, dikenal
beberapa skala suhu, misalnya Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Dalam skala
thermometer terdapat 4 skalah yaitu:

1. Satuan atau Skala Celsius (ºC)

Skala Celcius merupakan skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 0ºC dan titik
didih air pada 100ºC pada tekanan atmosfer standari. Skala ini diperkenalkan oleh Anders
Celsius pada tahun 1742.

Meski angka-angka yang ditunjukan oleh skala celsius sudah lumayan tepat, namun secara
lebih spesifik masih ada beberapa ketidaktepatan sehingga tidak bisa dijadikan sebagai standar
formal atau satuan internasional.

Definisi baku dari 1 derajat celsius adalah 1/273,16 dari perbedaan antara triple point air dan
nol absolut, berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa satu derajat celsius
mempresentasikan perbedaan suhu yang sama dengan satu kelvin.

2. Satuan atau Skala Fahrenheit (ºF)

Skala Fahrenheit ialah salah satu skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 32ºF
dan titik didih air adalah 212ºF.Dengan demikian perbedaan titik lebur dan titik didih pada skala
ini adalah 180 derajat. Skala ini diperkenalkan oleh ilmuwan Jerman yang bernama Gabriel
Fahrenheit pada tahun 1724.

3. Satuan atau Skala Reaumur (ºR)

Skala Reaumur yaitu sebuah skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 0ºR dan
titik didihnya 80ºR, artinya terdapat perbedaan sebesar 80º antara titik beku dan titik didih. Skala
ini diperkenalkan oleh Rene Antoine Ferchault de Reaumur pada tahun 1731.

4. Satuan atau Skala Kelvin (ºR)

Skala Kelvin yakni suatu skala suhu yang didesain dengan titik beku air adalah 273ºK dan
titik didihnya adalah 373ºK. Jadi perbedaan antara titik beku dan titik didihnya adalah 100
derajat. Sampai saat ini Kelvin merupakan Satuan Internasional untuk suhu karena dinilai paling
akurat. Skala kelvin menggunakan nol mutlak, tidak menggunakan “derajat”. Pada suhu nol
kelvin,tidak ada energi panas yang dimiliki benda. Ilmuwan yang memperkenalkannya adalah
William Thomson atau yang juga disebut Lord Kelvin.
Skala termometer memiliki perbedaan yaitu pada titik tetap bawah dan titik tetap atas seperti
pada gambar berikut.

Perbedaan skala tersebut menghasilkan perbandingan yaitu : 

°C : °R : °F : K = 100 : 80 : 180 : 100

°C : °R : °F : K = 5 : 4 : 9 : 4

Dengan memperhatikan titik tetap bawah (dibandingkan mulai dari nol semua), perbandingan
suhunya yaitu : 

tC : tR : (tF – 32) : (tK – 273) = 5 : 4 : 9 : 5


Sehingga, ada penetapan skala pada termometer yang menggunakan rumus sebagai berikut :

Perbandingan jumlah skalanya adalah sebagai berikut:

Perubahan suhu dari celcius ke kelvin dan dari kelvin ke celcius, karena jumlah skalanya
sama, maka ditulis sebagai berikut.

Keterangan:

tC = skala yang ditunjukkan termometer celcius (°C)

tR = skala yang ditunjukkan termometer reamur (°R)

tF = skala yang ditunjukkan termometer fahrenheit (°F)

tK = skala yang ditunjukkan termometer kelvin (K)


Secara umum, hubungan skala termometer yang satu dengan yang lain adalah seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Termometer X dengan titik tetap bawah (tb)X dan titik tetap atas (ta)X. Termometer Y
dengan titik tetap bawah (tb)Y dan titik tetap atas (ta)Y. Titik tetap bawah dan titik tetap atas
kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1
atmosfer.

Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing
termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.

Keterangan:

(ta)X = titik tetap atas termometer X

(tb)X = titik tetap bawah termometer X

tX = suhu pada termometer X

(ta)Y = titik tetap atas termometer Y

(tb)Y = titik tetap bawah termometer Y

tY = suhu pada termometer Y


CONTOH SOAL

1. Sebuah zat cair diukur suhunya menggunakan termometer celcius diperoleh angka 40 °C
Berapakah jika zat cair tersebut diukur suhunya menggunakan:

a. Termometer reamur

b. Termometer fahrenheit

c. Termometer kelvin

Penyelesaian:

Diketahui:

tc = 40°C

Ditanyakan: tR, tF, dan T

Jawab:

a. Mengubah skala celcius ke reamur

perbandingan skala termometer reamur dan celcius adalah sebagai berikut.

tR = 4

tC = 5

Maka:

tR x tC

tR x 40

tR = 32

Jadi, ketika diukur dengan termometer reamur, suhunya adalah 32°R

b. Mengubah skala celcius ke fahrenheit

perbandingan skala termometer fahrenheit dan celcius adalah sebagai berikut.

tF – 32 = 9

tC = 5
Maka:

tF = tC + 32

tF = ( 40 ) +32

tF = 72 +32

tF = 104

Jadi, ketika diukur dengan termometer fahrenheit, suhunya adalah 104°F

c. Mengubah skala celcius ke kelvin

untuk mengkonversi satuan suhu dari celcius ke kelvin kita langsung saja menggunakan
rumus berikut.

T = tC + 273

T = 40 + 273

T = 313

Jadi, ketika diukur dengan termometer kelvin, suhunya adalah 313 K.

2. Suhu sebuah filamen lampu listrik yang sedang menyala adalah 2.925 K. Berapakah suhu
filamen lampu tersebut dalam skala Celcius?

Jawab:

Dengan menggunakan kesetaraan Celcius ke Kelvin diperoleh:

tC = tK – 273 = 2.925 – 273 = 2.652

Jadi, suhu filamen lampu listrik yang sedang menyala tersebut adalah 2.652°C
SOAL

1.Ubahlah suhu celcius berikut ke suhu kelvin

a. 27 °C c. – 184 °C

b. 560 °C d. – 300 °C

2.Sebuah termometer X setelah ditera dengan termometer Celcius di dapat 40°C = 80°X dan
20°C = 50°X. Jika suhu sebuah benda 80°C, maka berapa °X suhu benda tersebut?

3. Suatu termometer X mengukur suhu es sedang melebur pada −10°X dan mengukur suhu air
mendidih pada 110°X. Termometer Celcius mengukur suhu benda tersebut adalah 40°C. Berapa
suhu benda tersebut jika diukur dengan termometer X?

4. jelaskan mengapa kelvin merupakan skala suhu dalam satuan internasional?

5. Ubahlah suhu-suhu berikut ini!

a. 0 0C ke Kelvin

b. 0 K ke 0C

c. 273 0C ke Kelvin

d. 273 K ke 0C
B.Perubahan Akibat Suhu
Apa yang terjadi pada benda jika suhunya berubah? Salah satu perubahan yang terjadi pada
benda adalah ukuran benda itu berubah. Jika suhu benda naik, secara umum ukuran benda
bertambah. Peristiwa ini disebut pemuaian.

Pemuaian adalah perubahan benda akibat dari bertambahnya suhu. Ketika suhu berubaha
menjadi terlalu panas atau terlalu dingin maka ada benda tertentu yang mengalami
perubahan. Pemuaian dibagi menjadi 3 yaitu pemuaian zat padat, cair dan gas.

Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan zat gas.

1) Pemuaian Zat Padat

Zat padat dapat mengalami pemuaian. Gejala ini memang sulit untuk diamati secara
langsung, tetapi seringkali kamu dapat melihat pengaruhnya. Misalnya, saat kamu menuangkan
air panas ke dalam gelas, tiba-tiba gelas itu retak. Retaknya gelas ini karena terjadinya pemuaian
yang tidak merata pada gelas itu. Kamu akan pelajari lebih dalam tentang pemuaian pada zat
padat.
 Pemuaian Panjang Zat Padat

Pada umumnya, benda atau zat padat akan memuai atau mengembang jika
dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pemuaian dan penyusutan itu terjadi pada semua
bagian benda, yaitu panjang, lebar, dan tebal benda tersebut. Jika benda padat dipanaskan,
suhunya akan naik. Pada suhu yang tinggi, atom dan molekul penyusun logam tersebut akan
bergetar lebih cepat dari biasanya sehingga logam tersebut akan memuai ke segala arah.

Para perancang bangunan, jembatan, dan jalan raya harus memperhatikan sifat pemuaian
dan penyusutan bahan karena perubahan suhu. Jembatan umumnya dibuat dari besi baja yang
saling disambungkan satu dengan lainnya. Untuk itu, agar sambungan besi baja tidak
melengkung karena memuai akibat terik panas matahari atau menyusut di malam hari,
sambungan-sambungan besi baja tidak boleh dipasang saling rapat satu dengan lainnya. Harus
ada rongga yang cukup di antara sambungan-sambungan itu.

Bimetal dibuat berdasarkan sifat pemuaian zat padat. Bimetal antara lain dimanfaatkan
pada termostat. Prinsip kerja termostat sebagai berikut. Jika udara di ruangan dingin, keping
bimetal pada Gambar 2.7 akan menyusut, membengkok ke kiri, dan menyentuh logam biasa
sehingga kedua ujungnya saling bersentuhan. Sentuhan antara kedua ujung logam itu menjadikan
rangkaian tertutup dan menyalakan pemanas sehingga ruangan menjadi hangat. Jika untuk
mengontrol ruangan berpendingin, cara kerjanya serupa. Saat ruangan mulai panas, termostat
bengkok dan menghubungkan rangkaian listrik sehingga pendingin kembali bekerja.

Besaran yang menentukan pemuaian panjang zat padat adalah koefisien muai panjang.
Koefisien muai panjang suatu zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan
panjang tiap satu satuan panjang zat itu jika suhunya dinaikkan 1 oC . Sebagai contoh, jika muai
panjang kaca 9 x 10-6 / oC berarti jika 1 meter kaca suhunya bertambah 1 oC maka panjangnya
bertambah 0,000009 meter.

Tabel 2.1 menunjukkan koefisien muai panjang beberapa bahan.

Persamaan koefisien muai panjang zat padat:


Dalam kehidupan sehari-hari, benda atau zat padat akan memuai atau mengembang jika
dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pemuaian dan penyusutan itu terjadi pada semua
bagian benda, yaitu panjang, lebar, dan tebal benda tersebut. Jika benda padat dipanaskan,
suhunya akan naik. Pada suhu yang tinggi, atom dan molekul penyusun logam tersebut akan
bergetar lebih cepat dari biasanya sehingga logam tersebut akan memuai ke segala arah.
Pernahkah kalian melihat celah pada rel kereta api? Mengapa dibuat sedemikian rupa?
Hal ini juga menyangkut teori pemuaian. Saat siang hari, panas dari matahari akan membuat besi
pada rel kereta akan memuai sehingga menjadi lebih panjang. Celah pada rel kereta inilah yang
dimafaatkan, sehingga ketika besi memuai, rel tidak akan patah dan bengkok.

 Pemuaian Luas dan Volume Zat Padat

Jika suatu benda berbentuk lempengan dipanaskan, pemuaian terjadi pada kedua arah
sisi-sisinya. Pemuaian semacam ini disebut pemuaian luas. Pemasangan pelat-pelat logam selalu
memperhatikan terjadinya pemuaian luas. Pemuaian luas memiliki koefisien muai sebesar dua
kali koefisien muai panjang. Berdasarkan data dalam Tabel 2.1, maka lempengan baja memiliki
koefisien muai luas sebesar 0,000022/oC.

Bagaimanakah pemuaian yang dialami oleh kelereng dan balok besi jika kedua benda
tersebut dipanaskan? Benda-benda yang berdimensi tiga (memiliki panjang, lebar, dan tinggi)
akan mengalami muai ruang jika dipanaskan. Pemuaian ruang atau pemuaian volume memiliki
koefisien muai tiga kali koefisien muai panjang. Balok baja jika dipanaskan akan memuai
dengan koefisien muai sebesar 0,000033/ oC.

Pernahkah kamu menjumpai daun pintu tidak dapat ditutupkan pada bingkai pintunya?
Kaca jendela tidak dapat masuk ke dalam bingkainya? Hal itu terjadi karena pemasangan daun
pintu dan kaca jendela terlalu rapat dengan bingkainya sehingga ketika terjadi pemuaian atau
penyusutan tidak tersedia lagi rongga yang cukup. Perhatikan gambar dibawah ini.

Pemuaian luas yaitu pemuaian pada benda berbentuk lempengan. Pemuaian luas
mempunyai koefisien 2x dari koefisien muai panjang. Koefisien muai luas = 2 x α. Pemuaian
volume yaitu pemuaian pada benda yang memiliki ruang (3 dimensi). Pemuaian volume
memilliki koefisien 3x dari koefisien muai panjang. Koefisien muai volume = 3 x α.

Persamaan pemuaian luas dan volume zat padat

Koefisien Muai Luas

Koefisien Muai Volume


2) Pemuaian Zat Cair dan Gas

Sebagaimana zat padat, zat cair juga memuai jika dipanaskan. Bahkan, pemuaian zat cair
relatif lebih mudah atau lebih cepat teramati dibandingkan dengan pemuaian zat padat.

Hampir semua zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Tetapi,
air memiliki sedikit pengecualian. Jika suhu diturunkan, memang volume air akan makin kecil
seperli lainnya. Namun pada suatu ketika volume air justru membesar meskipun suhunya tetap
diturunkan. Jadi ada suhu dimana air memiliki volume paling kecil. Jika pada suhu tersebut air
dipanaskan, volumenya akan bertambah besar, jika pada suhu tersebut air didinginkan,
volumenya akan membesar.

Sifat air yang demikian disebut anomali air. Pada tekanan 1 atm, volume terkecil yang
dimiliki air pada suhu 4°C . Dengan demikian, volume es lebih besar daripada volume air pada
suhu 4°C . Karena volumenya paling kecil maka, massa jenis yang terbesar terjadi saat suhu 4°C.

Gas juga memuai jika dipanaskan. Sifat pemuaian gas harus diperhatikan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya ketika memompa ban sepeda jangan terlalu keras, seharusnya
sesuai ukuran.
Contoh soal

1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah pertambahan
panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?

Penyelesaian:

Diketahui :

L0 = 1000 cm

∆T = 50 °C

α = 12 × 10-6 °C-1 (lihat di tabel koefisien muai panjang)

Ditanyakan : ∆L = ...?

Jawab:

L = L0(1 + α∆T)

L = L0 + L0α∆T

L – L0 = L0α∆T

∆L = L0α∆T

∆L = 1000 × 12 × 10-6 × 50
∆L = 0,6 cm

Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 0,6 cm.

2. Pada suhu 30oC sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya dinaikkan menjadi 90oC
dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/oC, maka tentukan luas pelat besi tersebut!

Penyelesaian:

Diketahui:

A0 = 10 m2

T0 = 30oC

T = 90oC

∆T = T – T0 = 90 – 30 = 60oC

α = 0,000012/oC

β = 2α = 2 × 0,000012/oC = 0,000024/oC

Ditanyakan: A = …?

Jawab:

A = A0(1 + β × ∆T)

A = 10(1 + 0,000024 × 60)

A = 10(1 + 0,00144)

A = 10 × 1,00144

A = 10,0144 m2

Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah 10,0144 m2.

Anda mungkin juga menyukai