Anda di halaman 1dari 7

MENGUKUR SUHU MENGGUNAKAN TERMOMETER

Pengertian Suhu
Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu
termasuk besaran pokok. Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin ( K ). Mudahnya, semakin tinggi suhu
suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masingmasing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut.
Alat Ukur Suhu
Alat untuk mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Kata termometer ini diambil dari
dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure). Termometer
yang umum digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau
alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut : 
raksa tidak membasahi dinding kaca,
 raksa merupakan penghantar panas yang baik,
 kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
 jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC. Pengukuran suhu yang
sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat
rendah, yaitu -114ºC. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu
benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC. Pada pembuatan termometer terlebih dahulu
ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1
atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu
ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.
Satuan-Satuan Suhu Beberapa ilmuwan telah menentukan titik acuan dalam termometer. Skala yang
mereka tentukan menjadi dasar penentuan skala suhu. Ilmuwan yang dimaksud antara lain:
a. Anders Celcius (1701 — 1744). la membuat termometer dengan titik beku air pada skala 0 dan titik
didih air pada skala 100. Termorneter buatannya dikenal sebagai termometer Celcius dengan satuan suhu
dalarn dcrajat Celcius (°C). Jadi, termometer celsius mcmpunyai titik bawah 0 0 C dan titik atasnya 1000
C.
b. Gabriel Daniel Fahrenheit (1686— 1736). Ia menetapkan titik beku air pada skala 32° sebagai titik
acuan bawah dan titik didih air pada skala 2120 sehagai titik acuan atas. Termometer hasil rancangannya
disebut termometer Fahrenheit dengan satuan suhu derajat Fahrenheit (°F).
c. Antoine Ferchault de Reamur (1683 — 1757). Termometer rancangannya disebut sebagai
termometer Reamur dengan titik acuan hawah 00 R dan titik acuan atas 800 R.
d. Lord Kelvin (1824 — 1904). ia merancang termometer yang dikenal sebagai termometer Kelvin.
Termometer ini mempunyai titik acuan bawah 273 dan titik acuan atas 373. Skala satuan suhu termometer
ini dinyatakan dalam Kelvin (K). Berdasarkan penetapan dan ilmuwan—ilmuwan ini, kita dapat
mengenal 4 macam skala (derajat) dalam suhu, yaitu Celcius (°C), Fahrenheit (°F), Rearnur (°R, dan
Kelvin (K).
Perhatikan penetapan skala beberapa termometer pada Gambar skema skala suhu C, R, F dan K.

Perubahan Satuan-Satuan Suhu


Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat dapat
dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap kedua termometer
berada dalam keadaan yang sama. Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y.
Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap
bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah
suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing termometer,
diperoleh hubungan sebagai berikut.

Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y Atau dengan menggunakan rumus perbandingan skala satuan suhu antara
temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180 C : R : F = 5 : 4 : 9 (± 32)
Jenis-Jenis Termometer
Thermometer memiliki keragaman bentuk dan jenis, tergantung dari jenis skalanya, bahan yang akan
diukur,dsb. Secara umum, thermometer dapat kita golongkan menurut :
1. Menurut skalanya
 Thermometer berskala Reamur; titik beku : 0°R dan titik didih : 80°R
 Thermometer berskala Fahrenheit; titik beku : 32°F dan titik didih : 212°F
 Thermometer berskala Kelvin; titik beku : 273 K dan titik didih : 373 K
 Thermometer berskala celcius; titik beku : 0°C dan titik didih : 80°C Titik beku : suhu dimana es mulai
mencair dan titik didih adalah suhu dimana seluruh bagian air menguap. Keduanya pada keadaan standar,
yaitu pada tekanan 1 atm.
2. Menurut penggunaannya, dapat dibedakan menjadi :
 Thermometer ruangan,
 Thermometer badan,
 Thermometer rumput
 Thermometer apung,
 Thermometer Maksimum
 Thermometer minimum,dsb
3. Menurut zat pendeteksi panas, dapat dibedakan menjadi :
 Thermometer cair (liquid in-glass thermometer), pendeteksi panasnya adalah zat cair yang berada di
dalam tabung kaca. zat cair akan memuai atau menyusut secara teratur sesuai dengan suhu udara dan
menunjukkan skala hasil pengukuran.
 Thermometer digital, pendeteksi panasnya adalah sensor yang bisa mengirim sinyal elektrik mengenai
suhu kemudian sinyal itu diubah menjadi tampilan digital pada layar dan menunjukkan suhu.
4. Menurut zat cair yang digunakan (untuk liquid in-glass thermometer), dapat dibedakan menjadi :
 Thermometer alkhohol
 Thermometer raksa
 Thermometer campuran
4.a. Termometer raksa
Termometer air raksa dalam gelas adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang ditempatkan pada
suatu tabung kaca. Termometer raksa dapat kita kenali dari warna cairan thermometernya yang berkilau
keperakan. Tanda yang dikalibrasi pada tabung membuat temperature dapat dibaca sesuai panjang air
raksa di dalam gelas, bervariasi sesuai suhu. Untuk meningkatkan ketelitian, biasanya ada bohlam air
raksa pada ujung termometer yang berisi sebagian besar air raksa; pemuaian dan penyempitan volume air
raksa kemudian dilanjutkan ke bagian tabung yang lebih sempit. Ruangan di antara air raksa dapat diisi
atau dibiarkan kosong.
Kelebihan raksa sebagai bahan pengisi termometer antara lain:
1. Raksa dapat menyerap / mengambil panas dari suhu sesuatu yang diukur.
2. Raksa memiliki sifat yang tidak membasahi medium kaca pada termometer.
3. Raksa dapat dilihat dengan mudah karena warnanya yang mengkilat.
4. Raksa memiliki sifat pemuaian / memuai yang teratur dari temperatur ke temperatur.
5. Raksa memiliki titik beku dan titik didih yang rentangnya jauh, sehingga cocok untuk mengukur suhu
tinggi.
Selain kelebihan, air raksa juga memiliki kekurangan, antara lain :
1. Titik bekunya tinggi sehingga tidak cocok untuk mengukur suhu di daerah dingin
2. Raksa merupakan zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan
3. Raksa harganya mahal
4.b. Thermometer alkohol
Sebagai pengganti air raksa, beberapa thermometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan
pewarna merah. Bagi sebagian kalangan, termometer ini lebih mudah untuk dibaca, karena warna
merahnya cukup mencolok. Selain itu thermometer ini juga lebih aman digunakan karena bahan dasarnya
adalah alkhohol, bukan logam berat seperti merkuri (Hg).
Kelebihan alkohol sebagai bahan pengisi thermometer :
1. Alkohol dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah, sampai -1140 C.
2. Alkohol lebih murah jika dibandingkan dengan raksa
3. Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil sehingga lebih akurat.
Termometer alkohol juga memiliki kelemahan, antara lain:
1. Pemuaiannya tidak teratur
2. Tidak berwarna sehingga sulit dilihat (harus diwarnai)
3. Membasahi dinding kaca
4. Tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi, sebab pada suhu 780 C alkohol sudah
mendidih.
4.c. Thermometer campuran
Beberapa perusahaan menggunakan campuran gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air
raksa.
Prosedur Penggunaan Termometer
Secara umum, cara kerja thermometer adalah sebagai berikut : Ketika temperatur naik, cairan di bola
tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yg menutupinya. Hasilnya, benang cairan yg tipis
dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperatur turun, cairan mengerut dan cairan yg tipis di
tabung bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan tipis yg dinamakan meniscus dibaca terhadap skala
yg menunjukkan temperatur. Zat untuk termometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik artinya
mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. zat cair
tersebut memiliki dua titik tetap (fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah. Misalnya, titik didih
air dan titik lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu, pembagian dilakukan di antara
kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar, misalnya termometer skala Celcius dengan 100
bagian dan setiap bagiannya bernilai 1C.
Karena termometer yang paling sering digunakan adalah termometer cair, maka kali ini akan kita bahas
cara memakai termometer cair.
1. Tempelkan benda yang akan kita ukur dengan ujung thermometer yang berisi cairan thermometer. Jika
kita akan mengukur suhu udara, sebagai contoh, cukup letakkan thermometer pada ruangan yang
terlindung dari sinar matahari langsung.
2. Perhatikan gerakan zat cair dalam thermometer. Tunggu beberapa saat sampai cairan berhenti bergerak.
3. Bacalah besaran skala yang terlihat tepat tegak lurus dengan thermometer. Yang perlu diperhatikan
adalah jangan sampai thermometer pecah karena benda yang diukur terlalu panas, sehingga berada diluar
batas maksimal thermometer.
Dalam mengukur suhu benda, pastikan tangan kita tidak menyentuh thermometer. Hal ini dapat
mempengaruhi pembacaan akhir thermometer.gunakan alat Bantu seperti penjepit kayu atau penjepit
statis. Perlu diingat bahwa setelah mengukur benda panas, thermometer jangan langsung dipakai untuk
mengukur benda bersuhu dingin. Hal ini untuk menecegah pecahnya thermometer akan perbedaan suhu
yang cukup besar. Cara Merawat dan Mengkalibrasi Termometer harus dikontrol dan dipelihara dengan
baik agar menghasilkan data dan pembacaan yang benar, maka harus ada pemeliharaan alat yaitu dengan
pengawasan dan melakukan pengkalibrasian alat serta membandingkannya dengan alat yang lain untuk
mengetahui alat yang dipakai masih dapat digunakan atau tidak. Alat yang diperlukan adalah Termometer
terkalibrasi disertai sertifikat Uji Operasional, Semua alat pengukuran harus dikontrol pada saat pertama
beroperasi dan sesudah digunakan paling sedikit satu kali pertahun dengan menggunakan thermometer
terkalibrasi. Pengujian harus dilakukan paling sedikit dengan satu nilai pada rentang temperatur dimana
alat dioperasikan. Untuk pengukuran pada temperatur kamar misal alat tersebut dicek pada 15 – 25 0 C .
suhu yang ditunjukan oleh masing-masing termometer dicek oleh thermometer terkalibrasi, dimana
thermometer-termometer tersebut dimasukkan kedalam lemari pendingin atau penangas air (water bath),
sampai temperatur yang ditunjukkan oleh masing-masing termometer stabil paling sedikit dalam satu
menit.
Untuk pengukuran suhu udara dengan menggunakan termometer, hal berikut dianjurkan untuk
memperlambat penunjukan suhu, tempelkan gabus atau kapas/wool pada ujung termometer dan biarkan
termometer kira-kira 1 (satu) jam untuk mencapai temperature diinginkan. Agar thermometer yang kita
punya tahan lama, diperlukan perawatan khusus. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Perhatikan permukaan kaca thermometer. Setelah dipakai, segera bersihkan kaca dari kotoran atau
endapan yang mungkin menempel dengan kain. Usapkan kain tersebut secara perlahan
2. Segera simpan thermometer setelah dipakai dalam wadah penyimpanannya. Sebelum disimpan,
sebaiknya thermometer didinginkan terlebih dahulu. Simpan thermometer pada lemari penyimpanan yang
tertutup
3. Periksa keadaan thermometer secara berkala, jangan sampai terjadi anomaly pada thermometer tersebut

Conductivity Temperature Depth

CTD adalah alat yang digunakan dalam sampling oseanografi untuk mengukur salinitas air laut, suhu
serta kedalaman air laut pada tempat dan kedalaman yang diinginkan. Alat ini terdiri dari 3 sensor utama,
yaitu sensor tekanan untuk pengukuran kedalaman, thermistor sebagai sensor suhu, dan sel induktif
(conductivity) sebagai sensor salinitas, juga dapat diberikan sensor tambahan seperti sensor klorofil,
kekeruhan, oksigen dsb. Umumnya ada 3 komponen utama dalam pengoperasian CTD yaitu : CTD,
perangkat komputer dengan software-nya, dan perangkat interface sebagai unit penghubung antara CTD
dan komputer.

Umumnya ada 3 komponen utama dalam pengoperasian CTD yaitu : CTD, perangkat komputer
dengan software-nya, dan perangkat interface sebagai unit penghubung antara CTD dan komputer
Unit masukan data terdiri dari sensor CTD, rosette, botol sampel, kabel koneksi dll. Sensor berfungsi
untuk mengukur parameter karakteristik fisik air laut yang terdiri dari sensor tekanan, temperatur, dan
konduktivitas.
Botol sampel berfungsi sebagai wadah sampel air sedangkan rosset berfungsi untuk mengatur penutupan
botol. Kabel koneksi berfungsi sebagai penompang, dan juga berfungsi sebagai pengantar sinyal.
Telekomando akan memberikan sinyal kepada rosset untuk menutup botol secara berurutan, setelah
mengambil sampel air laut.

Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi
perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran
serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel
serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi,
kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat
terekam.
Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik
air laut (konduktivitas).

a. Sensor Tekanan.
Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan
kedalaman. Sensor ini terdiri dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian
dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan,
Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban
(berat), arus dll. (Herunadi, 1998).
b. Sensor Temperatur.
Sensor temperatur adalah sensor yang berpengaruh terhadap suatu hambatan, dalam bentuk termistor
yang merupakan alat semikonduktor yang berperan sebagai tahanan dengan besar koefisien tehanan
temperatur yang tinggi dan biasanya bernilai negative. Alat ini terbuat dari campuran Oksida- Oksida
logam yang diendapkan seperti mangan, nikel, kobalt dll.

c. Sensor Konduktifitas.
Sensor konduktifitas merupakan sensor yang mendeteksi adanya nilai daya hantar listrik di suatu perairan.
Sensor ini merupakan sensor yang terdiri dari tabung berongga dan empet buah terminal elektroda
platina-rhodium di belakang sisinya. Sebagai sensor yang melewati nilai konduktifitas maka rata-
rata hasil proses dalam pengukuran akan melewati nilai rendah (low pass fliter). Sensor ini akan mulai
mengukur ketika alat telah bergerak masuk kedalam air sampai pada posisi yang diinginkan. Sebenarnya
sensor ini mengukur nilai konduktifitas untuk mengetahui nilai salinitas atau kadar garam di
sebuah perairan sacara tidak langsung.

Prinsip Pengukuran CTD.
Pada Prinsipnya teknik pengukuran pada CTD ini adalah untuk mengarahkan sinyal dan mendapatkan
sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian mendapatkan data dari metode multiplexer
dan pengkodean (decode), kemudian memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial
data stream dengan dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara
perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui  daya hantar listrik
air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure
monitor atau quartz crystal.

Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam
meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau
kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas.
Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke
komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama
perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.

Bagaimana cara kerja CTD ?


CTD diletakan pada kerangka Rosette. Kemudian probe dihubungkan dengan kabel elektrik yang ada
kerangka Rosette. Berat dari kerangka Rosette tersebut sekitar 25 Kg dan menghabiskan panjang kabel
sekitar 5 meter untuk mengikat probe ke lengan-lengan kerangka. Setelah semua perangkat di pasang,
akan lebih baik jika kita memeriksa keseimbangan peralatan, jika dipastikan fix maka kita dapat mulai
memasukan CTD kedalam laut.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :


1.      Mulai dengan program akusisi data dan dilengkapi profil untuk mengidentifikasi data. Siapkan peralatan
yang akan digunakan dan letakkan botol sesuai dengan prosedur paemasangan.
2.      Setelah kerangka (Rosette) diletakan pada posisinya dan CTD (Probe atau rangkaian sensor yang sudah
di Set) diletakan di dalamnya, maka instrumen ini akan ke sisi (pinggir) kapal, lalu dihubungkan kabel-
kabek interkoneksinya maka instrumen tersebut siap diturunkan .
3.      Setelah CTD siap untuk diturunkan maka kontrol unit di set untuk kondidi ON. Ketika kontrol unit
sedang dipersiapkan maka instrumen (Rosette dan Probe) dapat diturunkan pelan-pelan mendekati
permukaan air.
4.      CTD mulai diturunkan kedalam air secara pelan-pelan, dan pada saat inilah rangkaian Probe dan kontrol
unit saling berhubungan untuk merekam data dalam benntuk sinyal analog pada tipe recorder. Pada saat
ini juga prosedur akusisi dimulai dan kerangka Rosette pada CTD diturunkan dengan kecepatan tertentu
sampai pada kedalaman yang diinginkan.
5.      Pada saat CTD probe diturunkan maka pengiriman data ke kontrol unit juga di mulai. Perhatikan data
yang di dapat dan keaadaan kece[atan penurunannya.
6.      Setelah mendapatkan data yang diinginkan maka stop penerimaan data dari Probe. Berhentikan juga
perekaman data pada recorder. Kemudian dapat ditarik ke permukaan air, dengan catatan tidak ada lagi
data yang di kirim oleh CTD dan dipastikan OFF.
7.      Setelah unit data akusisi di-Offkan dan instrument diletakan di atas kapal maka tekan End of
Profile data dan diberhentikan akusisi program. Data yang di dapat bisa langsung disambungkan ke
personal Computer atau direkam oleh Tipe Recorder.
8.      Proses pengambilan data selesai

Anda mungkin juga menyukai