Anda di halaman 1dari 15

TUGAS INSTRUMENTASI ANALITIK

TERMOMETER

DISUSUN OLEH :
ADITYA SURYA TAMA / 160405100
FARIZAL ERIANSAR PANE / 160405103

PROGRAM STUDI SARJANA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2017/2018
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Kalorimeter
Temometer merupakan suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur
suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan.
Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 1744) sehingga pada tahun 1742 dia
memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama
sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan
semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak.
Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 1907)
menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air
membeku dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273C.
Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku
pada suhu 0R dan mendidih pada suhu 80R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada
suhu 32F dan mendidih pada suhu 212F.
Berikut ini perbandingan skala dari termometer diatas yang menjadi masalah dalam bab suhu
adalah kebanyakan orang kesulitan untuk mengubah dari satu skala ke skala yang lainnya. Berikut
ini adalah contoh mengubah dari skala celcius ke skala fahrenheit
Untuk skala yang lain caranya sama dengan contoh diatas. Thermometer menurut
isinya dibagi menjadi : termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua
termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan
berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam sebagai misal termometer
klinis, termometer lab dan lain-lain.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan makalah berjudul Kalorimeter ini adalah sebagai
berikut:
1. Memenuhi tugas matakuliah Instrumentasi Analitik yang dibimbing oleh Drs
Mersi Suriani Siagian, S.T, M.T.
2. Mengetahui defenisi alat Termometer.
3. Mengetahui fungsi alat Termometer.
4. Mengetahui gambaran dan prinsip kerja alat Termometer.

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah berjudul Kalorimeter ini adalah sebagai
berikut:
1. Terpenuhinya tugas matakuliah Instrumentasi Analitik yang dibimbing oleh Drs
Mersi Suriani Siagian, S.T, M.T.
2. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami defenisi dari alat Termometer.
3. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami fungsi dari alat Termometer.
4. Penulis dan pembaca dapat lebih memahami gambaran dan prisip kerja dari alat
Termometer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Termometer
Pembuatan Termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (1564 1642)
pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang
dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan sehingga udara
dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian dicelupkan kedalam cairan
berwarna. Ketika udara dalam tabu menyusut, zat cair masuk kedalam pipa tetapi tidak
sampai labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat
cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu.
Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam
labu. Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair misalnya
raksa dan alkhohol. Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi
peningkatan suhu benda.

Ada berbagai macam jenis termometer, namun disini akan dijelaskan lebih fokus
kepada termometer air raksa atau termometer merkuri.

Gambar 1. Termometer Air Raksa

Termometer air raksa adalah termometer yang dibuat dari air raksa yang
ditempatkan pada suatu tabung kaca. Termometer ini terdiri atas tabung gelas tertutup
yang berisi cairan air raksa atau merkuri. Di tepi tabung terlihat garis-garis yang
menunjukkan skala temperatur. Bila suhu meningkat, air raksa dalam tabung yang
sempit itu akan naik. Titik di mana air raksa tersebut berhenti naik menunjukkan berapa
suhu tubuh si pengguna saat itu. Termometer air raksa termasuk paling banyak
digunakan. Mudah didapat, harganya murah dan pengukurannya akurat. Sesuai dengan
desain tabung kaca termometer ini, posisi ujung air raksa sebagai penunjuk derajatnya
akan berada di posisi yang tetap kecuali kita menggoyang-goyangkannya secara kuat.
Agar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan
skala suhu. Terdapat 2 skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius dan
skala Fahrenheit. Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius
(nama lain skala celcius adalah skala centigrade. Centigrade = seratus langkah). Skala
Fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat. Skala suhu yang cukup penting
dalam bidang sains adalah skala mutlak alias skala Kelvin.

Titik tetap skala celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan titik
didih air. Titik beku suatu zat merupakan temperatur di mana wujud padat dan wujud
cair berada dalam keseimbangan (tidak ada perubahan wujud zat). Sebaliknya, titik
didih suatu zat merupakan temperatur di mana wujud cair dan wujud gas berada dalam
keseimbangan. Perlu diketahui bahwa titik beku dan titik didih selalu berubah terhadap
tekanan udara., karenanya tekanan perlu ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya kita
menggunakan tekanan standar, yakni 1 atm (satu atmosfir).

2.2 Konversi Skala Suhu


Pada tekanan 1 atm, suhu titik es untuk termometer berskala celcius = 0 oC,
sedangkan termometer berskala Fahrenheit = 32 oF. Sebaliknya, pada tekanan 1 atm,
suhu titik uap untuk termometer berskala Celcius = 100 oC, sedangkan termometer
berskala Fahrenheit = 212 oF. Amati gambar di bawah.

Gambar 2. Perbandingan antara skala celcius dengan Fahrenheit.


Untuk memudahkan dalam mengubah skala Celcius menjadi skala Fahrenheit
atau mengoprek skala Fahrenheit menjadi skala Celcius, ingat saja 0 oC = 32 oF dan 100
o
C = 212 oF. Pada skala Celcius, antara 0 oC sampai 100 oC terdapat 100o. Sedangkan
pada skala Fahrenheit, antara 32 oF sampai 212 oF terdapat 180o.

a. Mengubah skala Celcius menjadi skala Fahrenheit

Untuk memperoleh suhu dalam skala Fahrenheit (TF), kalikan terlebih dahulu suhu

dalam skala Celcius (TC) dengan 9/5. Setelah itu tambahkan dengan 32o.

b. Mengubah skala Fahrenheit menjadi skala Celcius

Untuk memperoleh suhu dalam skala Celcius (TC), kurangi terlebih dahulu suhu dalam

skala Fahrenheit (TF) dengan 32o, setelah itu baru kalikan dengan 5/9.

2.3 Jenis Jenis Termometer


a. Termometer Air Raksa

Gambar 3. Termometer Air Raksa


Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer analog bisa
juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih
manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien
muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau
penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer
keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini
lebih aman dan mudah untuk dibaca.
Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja
dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air raksa
didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa
tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di
dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama
waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus
diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 C (-37.89 F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat
membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati
ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir
turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi
termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk
menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat
yang hangat saat temperatur di bawah -37 C (-34.6 F). Pada area di mana suhu
maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 C (-37.89 F) termometer yang
memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini
mempunyai titik beku of -61.1 C (-78 F).

Pengukuran Termometer Air Raksa


Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair
dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada
thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan termometer dari
uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan
pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran suhu celsius
menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.

Cara kerja Termometer Air Raksa

Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca
dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini
dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat,
Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk
tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Adapun
cara kerja secara umum adalah sbb ;
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut
jika suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.

Kalibrasi Termometer Air Raksa

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.
Proses kalibrasi thermometer antara lain :
1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin
termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah
poin titik beku air.
2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut
mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
b. Termometer Digital

Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai sensornya


untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua
buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja,
disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya
memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur.
Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula. Pada
temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B,
terjadilah beda tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi. Jadi dari input
temperatur lingkungan setelah melalui termokopel terdeteksi sebagai perbedaan
tegangan (volt). Beda tegangan ini kemudian dikonversikan kembali nilai arusnya
melalui pengkomparasian dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator,
fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt kemudian
dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor berupa seven
segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel.

Gambar 4. Termometer Digital

Kalibrasi Termometer Digital

Kalibrasinya biasa menggunakan kalibrator manual atau otomatis, kalibrator


manual suhu yg dikenakan ke sensor adalah suhu pemanas nyata dimulai dari 0 derajat
untuk setting ofsetnya. Kalibrasi otomatis terdiri dari suhu pemanas dan checker untuk
gain dalam rangkaian komparatornya
Material Penyusun Termometer Digital

Termometer digital memiliki bagian penyususn terpenting. Material penyusun


tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sensor PTC/ NTC
2. Komparator (OP-amp dan sejenisnya)
3. ANALOG to Digital konverter
4. Dekoder display (IC 7447 TTL misalnya)
5. Display (7 segmen, LCD, monitor)

c. Termometer Bimetal Mekanik

Gambar 5. Termometer Bimetal Mekanik


Termometer Bimetal Mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau
buah kepingan logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat)
menjadi satu. Kata Bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata
metal berarti logam, sehingga bimetal berarti dua logam. Prinsipnya, apabila suhu
berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien
muainya lebih tinggi, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan
melengkung ke arah logam yang keofisien muainya lebih rendah. Logam dengan
koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan
membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang.
Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh berbeda,
seperti besi dan tembaga. Pada thermometer keping bimetal dapat difungsikan sebagai
penunjuk arah karena jika kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping
akan langsung melengkung karena pemuaian panjang pada logam. Selain digunakan
sebagai termometer, keping bimetal juga digunakan pada lampu sein mobil, termostat,
setrika, dan lain-lain.
d. Termometer Inframerah

Gambar 6. Termometer Inframerah

Termometer Inframerah menawarkan kemampuan untuk mendeteksi temperatur


secara optik selama objek diamati, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan
disajikan sebagai suhu. Mereka menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan
akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh situasi ideal dimana objek
bergerak cepat, jauh letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau
adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan/alat medis/obat-
obatan/produk atau test, dan lain-lain). Termometers Infra Merah mengukur suhu
menggunakan radiasi kotak hitam (biasanya infra merah) yang dipancarkan objek.
Kadang disebut termometer laser jika menggunakan laser untuk membantu pekerjaan
pengukuran, atau termometer tanpa sentuhan untuk menggambarkan kemampuan alat
mengukur suhu dari jarak jauh. Termometers Infrared dapat digunakan untuk beberapa
fungsi pengamatan temperatur. Beberapa contoh, antara lain:

1. Mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh.


2. Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sakering listrik atau saluran
hotspot Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan
kalibrasi
3. Mendeteksi titik api/menunjukkan diagnosa pada produksi papan rangkaian
listrik Memeriksa titik api bagi pemadam kebakaran
4. Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dll
5. Memonitor proses pendinginan atau pemanasan material, untuk penelitian dan
pengembangan atau quality control pada manufaktur
e. Termokopel

Gambar 6. Termokopel
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan panas dalam benda yang diukur temperaturnya menjadi perubahan potesial/
tegangan listrik (voltase). Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur
rentangan suhu yang luas, hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran
dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi,
contohnya rentang suhu 0100 C dengan keakuratan 0.1 C. Untuk aplikasi ini,
Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara
lain:
1. Industri besi dan baja
2. Pengaman pada alat-alat pemanas
3. Untuk Termopile sensor radiasi
4. Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
BAB III
APLIKASI TERMOMETER PADA INDUSTRI

Termometer yang banyak digunakan pada bidang industri terbagi atas thermometer
kontak dan thermometer non kontak. Pada Industri, termometer yang sering dijumpai
adalah termokopel dan thermometer non-kontak yang sering dijumpai adalah thermometer
inframerah.

1. Termometer Kontak
Ada dua macam jenis termometer kontak. Termometer klinik sederhana adalah contoh
terbaik dari kontak termometer. Untuk audit energi di industri biasanya digunakan
termokopel untuk mengukur suhu dengan ketepatan yang tinggi, yang terdiri dari dua logam
yang tidak sama, ditempelkan bersama menjadi satu. Logam campuran termokopel yang
biasa digunakan adalah dalam bentuk kawat. Sebuah termokopel dapat dibuat dalam
berbagai kombinasi logam atau kalibrasi.
Empat kalibrasi sederhana adalah J, K, T dan E. Terdapat kalibrasi suhu tinggi R, S, C
dan GB. Setiap kalibrasi mempunyai kisaran suhu dan lingkungan yang berbeda, dan suhu
maksimum bervariasi tergantung pada diameter kawat yang digunakan pada termokopel.
Meskipun kalibrasi termokopel mendeteksi jarak antara suhu, maksimum jarak antara juga
dibatasi oleh diameter kawat termokopel.

2. Termometer Non-Kontak
Non-kontak atau termometer inframerah dapat mengukur suhu tanpa kontak fisik
antara termometer dan obyek dimana suhu diukur. Termometer ditujukan pada permukaan
obyek dan secara langsung memberikan pembacaan suhu. Alat ini sangat berguna untuk
pengukuran di tungku atau suhu permukaan dan lain sebagainya.
Termometer infra merah dapat digunakan untuk mengukur suhu dimana sensor
konvensional tidak dapat digunakan atau tidak dapat menunjukkan pembacaan yang akurat,
seperti sebagai berikut:
Bila dibutuhkan pengukuran pada respon yang cepat, seperti pengukuran pada benda
yang bergerak (contoh: rol, mesin bergerak atau belt conveyor).
Bilamana pengukuran non kontak dibutuhkan karena adanya bahan pencemaran
atauberbahaya (seperti: tegangan tinggi).
Jarak yang terlalu jauh atau tinggi.
Suhu yang terlalu tinggi untuk termokopel atau kontak sensor lainnya.
Obyek dalam keadaan vakum atau pada kondisi atmosfir terkontrol lainnya.
Obyek dikekelingi oleh medan listri (seperti induksi panas)
Prinsip dasar termometer infra merah adalah bahwa semua obyek memancarkan
energi infra merah. Semakin panas suatu benda, maka molekulnya semakin aktif dan
semakin banyak energi infra merah yang dipancarkan. Termometer infra merah terdiri dari
sebuah lensa yang fokus mengumpulkan energi infra merah dari obyek ke alat
pendeteks/detektor. Detektor akan mengkonversi energi menjadi sebuah sinyal listrik, yang
menguatkan dan melemahkan dan ditampilkan dalam unit suhu setelah dikoreksi terhadap
variasi suhu ambien.

Gambar 6. Termometer Inframerah


Pada audit energi, suhu merupakan salah satu parameter yang penting untuk diukur
dalam rangka menentukan kehilangan atau memebuat keseimbangan energi panas.
Pengukuran suhu diambil pada audit unit pendingin udara, boiler, tungku, sistim steam,
pemanfaatan kembali panas, penukar panas dan lain sebagainya. Selama audit, suhu dapat
diukur dari:
Udara ambien
Air pendingin/ chilled water di plant pendingin.
Udara masuk kedalam unit handling udara pada plant pendingin udara.
Air pendingin masuk dan keluar pada menara pendingin.
Permukaan jalur pemipaan steam, boiler, kiln.
Air masuk boiler.
Gas buang.
Kondensat yang kembali.
Pemanasan awal pasokan udara untuk pembakaran.
Suhu dari bahan bakar minyak.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/142528746/termometer-pdf

https://www.scribd.com/doc/192654593/Makalah-Termometer-Bimetal

https://www.agussuwasono.com/artikel/teknologi/instrumentasi/505-mengenal-beberapa-
alat-pemantauan-dalam-dunia-industri.html

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/80033999?extension=docx&ft=1506
526033&lt=1506529643&user_id=174005899&uahk=ScPh9J1RDLCIxjB3oJS5En8FTdo

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/93203098?extension=docx&ft=1506
526013&lt=1506529623&user_id=174005899&uahk=JpYAD6orTLZhXsSVxqgAZ49Lp
EI

Anda mungkin juga menyukai