METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Alat Penelitian
Tahapan Penelitian
Penelitian dibagi atas enam tahap, yaitu 1) karakterisasi dan analisis kimia
teripang pasir sebagai bahan baku, 2) ekstraksi secara konvensional (maserasi,
menggunakan soxhlet dan reflux) skala 300 ml, 3) ekstraksi pada skala 3000 ml
secara reflux. 4) ekstraksi secara SFE pada berbagai suhu dan tekanan, 5)
ekstraksi SFE pada suhu dan tekanan yang menghasilkan testosteron tertinggi
menggunakan berbagai rasio laju alir co-solvent 6) analisis kualitatif dan
kuantitatif testosteron pada hasil ekstrak. Diagram alir tahapan penelitian secara
lengkap disajikan pada Gambar 6.
Teripang Segar
Karakterisasi teripang
Penggilingan Pengeringan/Penepungan
Sentrifugasi,
Presipitat 10.000 rpm, 15 menit, 4oC
Supernatan
Evaporasi
Pelarut
(Rotary vacuum evaporator)
Hasil ekstrak
Testosteron
dapat diamati dari bobot (200-500 g) dan panjangnya (25-35 cm). Teripang yang
telah memenuhi kriteria, dibersihkan dan dipisahkan antara daging teripang dan
jeroan, dicuci dan digiling, selanjutnya dilakukan analisis proksimat (Lampiran 1).
Ekstraksi secara reflux dengan pelarut metanol kloroform 1:2 v/v dan rasio
bahan pelarut 1:2 b/v digunakan pada tahap ini, karena pada tahap sebelumnya
kondisi ekstraksi ini menghasilkan testosteron tertinggi. Tahapan kali ini
bertujuan untuk menentukan suhu dan lama ekstraksi yang menghasilkan
testosteron tertinggi. Daging teripang segar yang telah digiling ditimbang
sebanyak 1000 g, dimasukkan ke dalam ekstraktor, ditambahkan pelarut sebanyak
2000 ml. Ekstraksi dilakukan pada berbagai suhu ekstraksi (40, 50 dan 60oC) dan
lama ekstraksi (30, 60, 90, 120, 150, 180, 210 dan 240 menit). Selama ekstraksi
secara reflux berlangsung, dilakukan pengadukan untuk meningkatkan kontak
bahan dan pelarut.
Air
masuk
Pengaduk
Air
keluar
Teripang segar dikeringkan dengan oven pada suhu 40oC selama 3 hari,
digiling dan disaring lolos saringan Sieve 40 mesh. Sebanyak 5 g tepung teripang
dimasukkan ke dalam tabung ekstrakstor, ditutup hingga tabung ekstraktor
tertutup secara sempurna kemudian alat ekstraksi SFE dioperasikan pada
berbagai suhu dan tekanan.
Prosedur penggunaan alat SFE secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
9, sedangkan peralatan SFE yang digunakan terlihat pada Gambar 9.
Pendeteksi
tekanan
Penampung
ekstrak
Pompa co-solvent
Oven multi
fungsi
Pompa CO2
Regulator
Tekanan
Pendingin
Ekstraksi SFE dilakukan pada variasi perlakuan suhu (40, 50, 60oC) dan
tekanan (23, 25 dan 27 MPa) selama 4 jam. Pengambilan hasil ekstraksi pada
menit ke 30, 60, 90, 120, 150, 210 dan 240 menit. Hasil ekstraksi ditimbang dan
dilakukan analisis kualitatif steroid dengan uji warna metode Lieberman Burchad.
65
Pemisahan steroid yang merupakan lemak tak tersabunkan dari hasil ekstrak,
dilakukan dengan penyabunan (Lampiran 2). Hasil penyabunan ditambahkan
etanol sebanyak 10 mL, lalu dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif kadar
testosteron dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 240 nm.
Metode Penelitian
66
4. Ekstraksi Pengaruh suhu dan tekanan pada ekstraksi teripang dengan SFE
ulangan.
Yij = μ + αi + δijk + γkl+ ωl +αωil+βω jl + αβωij+ εijkl
Keterangan :
Y ijkl = nilai respon pada faktor A taraf ke-i, ulangan
ke-k dan waktu pengamatan ke-l.
μ = rata-rata sebenarnya/rataan umum
αi = pengaruh faktor A taraf ke-i
δijk = komponen acak perlakuan
γkl = komponen acak waktu pengamatan
ωl = pengaruh waktu pengamatan ke-l
αωil= pengaruh interaksi waktu pengamatan dan faktor
εijkl = komponen acak dari interaksi waktu dan perlakuan
Rendemen ekstraksi
konvensional dipengaruhi Ekstraksi konvensional pada Metode, pelarut, rasio
oleh : metode, pelarut dan berbagai metode, pelarut dan yang menghasilkan
rasio bahan pelarut testosteron tertinggi
rasio bahan pelarut
Rasio laju alir CO2 dan Rasio laju alir alir yang
co-solvent berpengaruh Ekstraksi pada berbagai rasio co- menghasilkan rendemen
terhadap hasil testosteron solvent pada SFE tertinggi