Anda di halaman 1dari 16

Handout

F I S I K A
Termometer
dan
Kalorimeter

Disusun oleh:

Elvira Silvia Tsani 19030224048


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat serta
karunia-Nya handout dengan judul termometer dan calorimeter ini dapat
terselesaikan pada waktunya. Penulisan handout ini bertujuan untuk menyelesaikan
tugas Fisika Dasar 1 Semester I program S1 Fisika Universitas Negeri Surabaya.

Handout ini berisi 7 sub materi yang meliputi Konsep Suhu, Skala Suhu,
Macam-macam Termometer, Konsep Panas, Azas Black dan Kalorimeter.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan handout ini.

Surabaya, Oktober 2019

Penulis
Daftar Isi

Termometer ………………………………………………………………
Konsep Suhu Beserta Macam Suhu ...........................................................
Macam-macam Termometer ……………………………………………..
Macam-macam Pemuaian ………………………………………………..
Konsep Panas …………………………………………………………….
Azas Black ………………………………………………………………..
Kalorimeter ……………………………………………………………….
Termomet Termometer adalah alat yang
er digunakan untuk
mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa
Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur.

A. Konsep Suhu

Suhu merupakan derajat panas dari suatu benda. Dari sentuhan telapak tangan, kita
dapat menyusun urutan benda-benda berdasarkan derajat panasnya dari benda A,
B, dan C, kita dapat memutuskan bahwa B lebih panas dari A, C lebih panas dari
B. Kita dapat menyatakan bahwa suhu yang paling tinggi adalah C, dan yang
paling rendah adalah A. Jadi, konsep suhu berasal dari perasaan kita.

Suhu dapat diukur dalam berbagai macam cara yang berbeda. Dalam hal ini
pengukuran suhu secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
pengukuran secara mekanik dan pengukuran secara elektrik.

a. Pengukuran secara mekanik tergantung pada beberapa prinsip fisik bahwa


gas, zat cair dan zat padat dapat berubah volumenya apabila benda tersebut
dipanaskan. Penggunaan substansi zat yang tidak sama dapat merubah
volume dalam perbedaan kuantitas zat tersebut. Sebagai contoh, air raksa
mempunyai penambahan 0,01% per derajat Fahrenhait sedangkan alkohol di
lain pihak mempunyai penambahan 0,07% per derajat Fahrenhait (0,1% per
derajat Celcius). Yang termasuk dalam pengukuran mekanik antara lain
termometer glass-steam, termometer bimetallic, termometer filled-system.
b. pengukuran secara elektrik menggunakan energi listrik untuk mengontrol
perubahan suhu secara analog maupun secara digital dan mempunyai prinsip
yang hampir sama dengan secara mekanik. Pengukuran perubahan suhu
tersebut dapat dideteksi dengan menggunakan beberapa sensor antara lain
thermocouple, thermistor, RTD IC Op-Amp, IC LM 35 dan lain sebagainya.
c. B. Skala Suhu

1. Skala Suhu Celcius


Skala Suhu Celcius ditemukan oleh Andreas Celcius yang berasal dari Swedia.
Skala Celcius dibuat berdasarkan Titik Beku Air pada suhu 0° celcius dan Titik
Didih Air pada suhu 100° celcius.

2. Skala Suhu Reamur


Skala Suhu Reamur ditemukan oleh Rene Antonie Ferchault de Reamur.
Reamur mengusulkan bahwa titik beku air pada suhu 0° reamur dan titik
didihnya 80° reamur.
Rumus Keterangan :
R = (4/5) C◦ R = Skala Suhu Reamur
C = Skala Suhu Celcius

Jika diketahui suhu suatu benda dalam Skala Celcius sebesar 150° Celcius,
hitunglah berapa besar suhu tersebut jika di konversi kedalam Skala Reamur?
R = ( 4/5 ) C
R = ( 4/5 ) 150
R = 600 / 5
R = 120°
Jadi suhu benda tersebut jika di konversi ke dalam Skala Reamur menjadi 120°
Reamur.

3. Skala Suhu Fahrenheit


Skala Suhu Fahrenheit ditemukan oleh Gabriel Fahrenheit yang berasal dari
Jerman. Kebanyakan skala suhu fahrenheit digunakan di negara Amerika
Serikat. Skala fahrenheit  memakai campuran Es dan juga garam dengan titik
beku air yang bernilai 32° Fahrenheit sedangkan titik didihnya sebesar 212°
Fahrenheit.
Rumus
F = (9/5) C◦+ 32

Suhu suatu benda dalam Skala Celcius menunjukan 80° Celcius, jika di
konversi ke dalam Skala Fahrenheit adalah?
F = ( 9/5 ) C + 32
F = ( 9/5 ) 80 + 32
F = 720 / 5 + 32
F = 144 + 32
F = 176°
Jadi suhu benda tersebut jika di konversi ke dalam Skala Fahrenheit menjadi
176° Fahrenheit

4. Skala Suhu Kelvin


Skala Suhu Kelvin ditemukan oleh Lord Kelvin. Lord Kelvin sendiri
menetapkan bahwa apa yang disebut 0° itu mutlak dan 0 (nol) mutlak ialah
suatu suhu ketika sebuah partikel itu berhenti bergerak sehingga tidak ada lagi
panas yang akan terdeteksi dikarenakan kalor yang ada sebanding dengan
energi kinetik yang diperlukan partikel. Suhu nol mutlak ( 0° K ) bila
dikoversikan ke dalam skala suhu celcius akan menjadi  -273,15° celcius.
Rumus Keterangan :
K = C◦+ 273 K = Skala Suhu Kelvin
C = Skala Suhu Celcius

Suhu suatu benda dalam Skala Celcius menunjukan 120° Celcius, Jika di konversi
ke dalam Skala Kelvin adalah?
K = C + 273
K = 120 + 273
K = 393°
Jadi suhu benda tersebut jika di konversi ke dalam Skala Kelvin menjadi 393°
Kelvin
Tabel Konversi Suhu Celcius, Kelvin dan Fahrenheit

C. Macam-macam Termometer

1. Termometer Cairan

Jenis termometer yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah


termometer yang pipa kacanya berisi cairan. Umumnya cairan akan memuai
dengan laju berbeda untuk jangkauan suhu yang berbeda akan tetapi pengecualian
pada raksa yang memiliki pemuaian yang teratur.

Jenis-jenis termometer cairan, yaitu :

- Termometer Air Raksa


- Termometer Alkohol (termometer badan, termometer ruangan,
termometer laboratorium)

2. Termometer Gas

Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat termal


gas. Ada dua macam termometer gas, yaitu :

a.       Termometer yang volume gasnya dijaga tetap, dan tekanan gasnya
dijadikan sifat termometrik dari termometer.

b.      Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap, dan volume gasnya
dijadikan sifat termometrik dari termometer.   
Pada prinsipnya, jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda
ketinggian h yang lebih besara pada termometer. Karena gas memuai lebih
besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada termometer
cairan. Selain itu dapat mengukur suhu lebih rendah dan lebih tinggi
dibandingkan termometer cairan. Jangkauan suhunya mulai dari -250°C sampai
dengan 1500°C.

3. Termometer zat padat

Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan logam


konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai termometer
hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat platina halus yang
dililitkan pad mika dan dimasukkan dalam tabung perak tipis tahan panas

Jenis-jenis termometer zat padat, yaitu :


- Termometer platina
- Termometer bimetal

4. Termometer Termistor
Alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur
suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau
hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang
mengenai termistor ini berubah. Ketika suhu naik, hambatan termistor turun.
Hambatan listrik diukur dengan suatu rangkaian yang mengandung sebuah
skala yang dikalibrasi dalam derajat suhu. Keuntungannya, dapat dihubungkan
ke rangkaian lain atau komputer. Kerugiannya, jangkauan suhunya terbatas (-25
°C sampai dengan 180 °C).

5. Termometer Termokopel
Termokopel merupakan sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).
Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor
standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu
yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.
6. Termometer Galileo
Termometer yang terbuat dari gelas silinder tertutup berisi cairan bening dan
serangkaian benda yang kerapatannya sedemikian rupa sehingga mereka naik atau
turun sesuai perubahan suhu.
Di dalam cairan digantungkan sejumlah beban. Umumnya beban tersebut dilekatkan
pada bola kaca tersegel yang berisi cairan berwarna untuk efek estetika. Saat suhu
berubah, kerapatan cairan di dalam silinder turut berubah yang menyebabkan bola
kaca bergerak timbul atau tenggelam untuk mencapai posisi di mana kerapatannya
sama dengan cairan sekelilingnya atau terhenti oleh bola kaca lainnya. Bila
perbedaan kerapatan bola kaca sangat kecil dan terurutkan sedemikian rupa
sehingga yang kurang rapat berada di atas dan yang terapat berada di bawah, hal
tersebut dapat membentuk suatu skala suhu.

D.
d. Pemuaian
Jika suatu zat diberikan kalor maka zat itu akan memuai atau bertambah
besarnya tergantung pada jenis bahan, ukuran benda mula-mula, dan besarnya
perubahan suhu atau kalor yang diberikan. Pemuaian ada tiga macam yaitu
muai panjang, muai luas, dan muai volume. Zat padat mengalami ketiga
pemuaian tersebut sedangkan zat cair dan gas hanya mengalami muai volume
saja.
Muai panjang dialami oleh zat padat yang luas penampangnya sangat kecil bila
dibandingkan dengan panjangnya. Perubahan panjang per satuan panjang tiap
derajat perubahan suhu disebut koefisien muai panjang zat padat. Secara
matematis:
Rumus
 Koefisien muai luas suatu zat adalah perubahan luas per satuan luas tiap derajat
perubahan suhu. Secara matematis:

Koefisien muai volume adalah perubahan volume per satuan volume tiap derajat perubahan
suhu. Secara matematis:
E.
e. Konsep Panas
1. Pengaruh Kalor terhadap suhu benda
Jika suhu benda tinggi, kalor yang dikandung oleh benda juga besar.
Sebaliknya, jika suhu benda rendah, kalor yang dikandung oleh benda juga
kecil. Kalor yang dimiliki oleh suatu benda bisa berubah-ubah. Bisa naik, bisa
juga turun karena kalor dapat berpindah dari suhu tinggi menuju suhu rendah.

Kalor dapat mengubah suhu benda:


Air panas memiliki suhu tinggi. Air dingin memiliki
suhu rendah. Apabila kedua air dicampur, campuran
itu akan menghasilkan suhu baru. Suhu rendah akan
meningkat karena menerima panas yangbersuhu
tinggi.

2. Pengaruh Kalor terhadap wujud benda


Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan
suhu/temperatur zat tersebut. Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat
dapat mengubah wujud zat tersebut tanpa menaikkan suhunya.  Pada saat
terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau dari cair
menjadi gas, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan
tetapi perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan suhu.

 Melebur/ Mencair
Melebur merupakan perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Pada saat
benda mencair, diperlukan kalor dan pada kejadian ini tidak terjadi kenaikan
suhu. Titik lebur merupakan suhu pada waktu zat melebur. Kalor yang
diperlukan untuk mengubah 1 kg zat padat menjadi cair disebut Kalor Laten
Lebur.
 Membeku
Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Es
adalah wujud air dalam bentuk padat. Air dapat membeku jika mengalami
penurunan suhu yang sangat dingin.

 Menguap
Peristiwa berubahnya zat cair menjadi gas disebut penguapan. Penguapan
terjadi jika ada kenaikan suhu yang besar.

 Mengembun
Mengembun merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Jadi,
mengembun merupakan kebalikan dari menguap. Pada waktu gas
mengembun, gas melepaskan kalor. 

 Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau
sebaliknya. Untuk membedakannya, kamu bisa menggunakan istilah
melenyap dan mengkristal. Melenyap adalah peristiwa perubahan wujud
padat menjadi gas.

 Mengkristal
Mengkristal adalah perubahan wujud gas menjadi padat.
F.
f. Azas Black

Apabila suatu zat dicampur dengan zat lain yang suhunya berbeda, maka antara
kedua zat itu akan terjadi pertukaran kalor hingga tercapainya keseimbangan
termal dimana suhu kedua zat akan sama. Black menemukan bahwa pada
proses pencampuran ini, besarnya kalor yang dilepaskan oleh zat yang suhu
awalnya lebih tinggi akan sama dengan besarnya kalor yang diterima oleh zat
yang suhu awalnya lebih rendah. Black kemudian merumuskan asasnya yang
berbunyi: kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Asas Black
merupakan bentuk lain dari hukum kekekalan energi, yaitu banyaknya energi
selalu tetap. Artinya, bila sebuah benda memberikan kalor kepada benda lain,
maka kalor yang diterima sama dengan kalor yang diberikan. Secara matematis:

Kalorimet
er
Kalorimeter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kalor jenis dari suatu zat. Kalorimeter bekarja berdasarkan asas Black, yaitu
besarnya kalor yang dilepaskan oleh sebuah benda yang suhunya lebih tinggi akan
sama dengan kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah.

Kalorimeter dibuat dari bejana yang sudah diketahui kalor jenisnya (ck)
misalnya tembaga atau aluminium. Bejana ini dimasukkan ke dalam bejana
yang lebih besar kemudian ditutup dengan kayu. Pada tutup ini dilengkapi
dengan dua buah lubang, yang satu untuk termometer dan yang satunya untuk
pengaduk. Supaya tidak ada panas yang hilang, di antara bejana yang kecil dan
yang besar diletakkan gabus. Langkah-langkah penggunaan kalorimeter yaitu:
–       Kalorimeter dan pengaduknya ditimbang (mk)
–       Kalorimeter diisi air lalu ditimbang lagi. Hasilnya dikurangi dengan mk,
maka diperoleh massa air (ma).
–       Suhu kalorimeter berikut air dan pengaduknya diukur dengan termometer
(ta = tk)
–       Bahan yang akan diukur kalor jenisnya ditimbang (mx)
–       Bahan dipanaskan kemudian diukur suhunya (tx)
–       Bahan yang sudah dipanaskan dimasukkan ke dalam kalorimeter dan
diaduk perlahan kemudian diukur suhu campurannya (tcp)
Dalam hal ini, yang melepaskan kalor adalah bahan yang akan dicari kalor
jenisnya dan benda yang menerima kalor adalah air dan kalorimeter. Menurut
hukum kekekalan energi:
Rumus

Link Video
https://youtu.be/zMXNYqUgXEQ

https://youtu.be/tat2lJ2o8jg

https://youtu.be/T4t7p_aSgfg

https://youtu.be/xVjUg0uIZ5o

https://youtu.be/xp8_lftTlA4

Anda mungkin juga menyukai