Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Temperatur atau suhu menunjukan derajat panas suatu benda. Semakin tinggi suhu

suatu benda, semakin panas benda tersebut. Suhu juga dapat menunjukan energi yang

dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu

dalam bentuk perpindahan maupun gerak di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-

atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Temperatur dapat di ukur dengan menggunakan alat yang disebut termometer. Ada

empat macam satuan termoter yang paling dikenal yaitu Celcius, Reumur, Fahrenheit, dan

Kelvin.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini penulis akan membuat rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Konsep Temperatur

2. Mengukur Temperatur

3. Pemuaian Thermal

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini lebih mendalami Konsep Temperatur, Mengukur Temperatur,

dan Pemuaian Thermal.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Temperatur

Temperatur atau suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu

benda. Secara kualitatif dapat di ketahui suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah

benda yang di rasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif dapat diketahui dengan

menggunakan alat yang disebut termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan

termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata

yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur.

Termometer yang paling dikenal adalah Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.

Setiap satuan termometer memiliki perbandingan yang berbeda antara satu jenis

termometer dengan termometer lainnya. Adapun perbandingan termometer mengikuti

perbandingan sebagai berikut :

C:R:(F-32) = 5:4:9 dan

K = C + 273 (derajat)

Keterangan :

C = Satuan derajat Celcius

R = Satuan derajat Reumur

F = Satuan derajat Fahrenheit

K = Satuan derajat Kelvin


Derajat Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Sedangkan, derajat

Celcius dimulai dari 0 derajat. Maka dari itu, untuk mengubah suhi tersebut ke suhu yang

lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celcius terkebuh dahulu,

karena jika menggunakan Kelvin akan lebih rumit mengubahnya ke suhu yang lain.

2.2 Mengukur Temperatur

Satuan Internasional untuk temperatur atau suhu menggunakan satuan Kelvin ( K).

Sebagai Satuan Internasional, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya.

Misalnya cukup ditulis 20K saja, tidak perlu 20°K . Sedangkan skala-skala lain yang umum

digunakan adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celcius, 00 Celcius adalah titik dimana air membeku dan 100 0 Celcius

adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering

digunakan di dunia. Skala Celcius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke

Kelvin cukup ditambahkan 273 ( atau 273.15 untuk lebih tepatnya ). Skala Fahrenheit

adalah skala umumyang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 320

Fahrenheit dan titik didih air adalah 2120 Fahrenheit.


Perbandingan titik beku dan titik didih untuk satuan skala suhu dapat di tuliskan sebagai beriku :

Celciu Ream Fahrenhei Kelvi


s ur t n
Titik didih 100 80 212 373

Titik beku 0 0 32 273

Selisih kedua titik 100 80 180 100

Perbandingan 5 4 9 5

Cara mudah untuk mengubah dari Celcius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan

mengingat perbandingan C : F :R = 5: 9 : 4 atau dapat menggunakan persamaan sebagai

berikut :

Sehingga dapat di konversikan seperti tabel di bawah ini :

D K
ari e
Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin
Celcius - C C + 32 C + 273
Reamur R - R + 32 R + 273
Fahrenheit (F – 32 ) (F – 32 ) -
Kelvin K - 273 ( K – 273 ) -
Berdasarkan perbandingan dan persamaan konversi tersebut dapat digunakan

sebagai dasar dalam pembuatan termometer. Sebuah termometer biasanya terdiru dari

sebuah pipa kaca berongga yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa), dan bagian atas

acairan adalah ruang hampa udara.

Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila

dipanaskan atau di dinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan,

sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair

tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda.

Perubahan volume zat cair dalam pipa dapat digunakan untuk mengukur volume.

Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai bahan pengisi termometer ada dua macam, yaitu

air raksa dan alkohol. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari penggunaan bahan

tersebut .

1. Termometer air raksa.

Berikut ini beberapa keuntungan air raks sebagai pengisi termometer antara lain :

a.) Air raks tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga

pengukurannya menjadi teliti.

b.) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.

c.) Air raksa cepat mengambil panas dari suhu benda yang sedang diukur

d.) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu 40 0C

dan mendidih pada suhu 360 0C.

e.) Volume air raksa berubah secara teratur.

Sedangkan beberapa kerugian yang di miliki air raksa sebagai berikut :

a.) Air raksa harganya mahal.

b.) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.

c.) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
2. Termometer Alkohol

Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

a.) Alkohol harganya murah.

b.) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol

mengalami perubahan volume yang besar.

c.) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol -130

0C.

Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

a.) Membasahi dinding kaca.

b.) Titik didihnya rendah ( 78 0C).

c.) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.

Jenis-jenis termometer, antara lain :

1. Termometer Zat Cair dalam gelas

Termometer ini biasanya digunakan untuk mengukur tempertaur pada daerah batas

pengukuran yang di pengaruhi oleh jenis zat termometrik yang berupa cairan dalam

pipa kapiler. Prinsip yang dipakai adalah zat cair memuai apabila di panaskan.

2. Termokopel

Termokopel terdiri dari dua jenis logam yang dihubungkan dan membentuk

rangkaian tertutup. Besarnya aliran listrik pada kawat berubah sesuai dengan

perubahan suhu. Keuntungan termokopel terletak pada kecepatan mencapai

keseimbangan suhu dengan sistem yang akan diukur.


1. Termometer hambatan listrik

Dasar kerja termometer ini adalah hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu

logam tersebut naik.

2. Termometer gas volume tetap

Termometer ini terdiri dari bola yang berisi gas yang dihubungkan dengan tabung

manometer. Prinsip kerjanya adalah perubahan tekanan suatu gas akibat perubahan suhu

bila volumenya tetap.

2.3 Pemuaian Termal

Pemuauian termal adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah

panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor ). Pemuaian

setiap benda akan berbeda-beda terggantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau

daya muai dari benda tersebut. Perubahan panjang akibat panas kan mengikuti :

dimana

Lt = panjang pada suhu t

L0 = panjang pada suhu awal,

= koefisien muai panjang/kofisien muai linier,

= besarnya perubahan suhu.


Suatu benda akan mengalami muai panjang apabila benda itu hanya memiliki (dominan

dengan) ukuran panjangnya saja. Muai luas terjadi pada benda apabila benda itu memiliki

ukuran panjang dan lebar, sedangkan muai volum terjadi apabila benda itu memiliki ukuran

panjang, lebar, dan tinggi.

dimana

At = luas ( area) pada suhu t,\ A0 = luas

pada suhu awal,

= ( 2 kali ) adalah koefisien luas, dan =

besarnya perubahan suhu.

Dan untuk perubahan volum :

dimana

Vt = volum pada suhu t,

V0 = volum pada suhu awal,

= (3 kali) yaitu koefisen muai volum, dan

= besarnya perubahan suhu.


Pemuaian yang di pengaruhi suhu dan panas dapat di alami pada 3 medium zat yaitu :

1. Pemuaian zat padat

Umumnya zat padat akan mengalami pemuaian jika dipanaskan. Pemuaian zat padat

tergantung pada 3 faktor yaitu :

a.) Panjang awal sebelum dipanaskan b.) Kenaikan

suhu

c.) Jenis bahan

Jenis bahan yang berbeda akan mempengaruhi besar dan panjang hasil pemuaian benda

tersebut. Dikarenakan benda memilik koefisien yang berbeda. Sebagai contoh berikut

beberapa benda padat dengan nilai koesien benda tersebut.

Jenis Zat Padat Koefisien muaia panjang

(/0C atau /K )
Alumunium 2,4 x 10-5

Kuningan 1,9 x 10

Perunggu 1,9 x 10

Baja 1,1 x 10

Besi 1,2 x 10

Tembaga 1,7 x 10

Kaca Biasa 0,9 x 10

Kaca Pyrex 0,32 x 10

Emas 1,4 x 10
2. Pemuaian Zat Cair

Zat cair akan mengalami pemuaian jika ada kenaikan suhu. Zat cair hanya akan

mengalami pemuaian volume karena sifatnya yang selalu mengikuti bentuk wadahnya.

Pemuaian zat cair lebih besar dari pada pemuaian zat padat untuk kenaikan suhu yang

sama.

Berikut koefien muai volume beberapa jenis zat cair :

Jenis zat Cair Koefisien muai


Volume

(/0C atau /K
Air 0,00044

Alkohol ( etil ) 0,0011

Alkohol (metal) 0,0012

Aseton 0,0005

Gliserin 0,00053

Papaverin 0,001

Terpentin 0,00105

3. Pemuaian pada Gas

Gas akan mengalmi pemuaian jika ada kenaikan suhu. Gas hanya akan mengalami

pemuaian volume. Hal-hal yang berkaitan dengan pemuaian gas adalah Volume, suhu,

dan tekanan. Pemuaian gas dapat terjadi pada dua keadaan yaitu :

a.) Pemuaian gas pada tekanan tetap b.) Pemuaian

gas pada volume tetap


Pemuaian Volume tetap suatu gas dalam keadadn tempat tertutup di panaskan sehingga

suhu naik sebesar Δt. Volume udara dibatasi sehingga udara tidak dapat mengembang.

Hal ini menyebabkan tekanan udara bertambah sebesar Δp.

Rumus

Pt = P0 (1 + . Δt )

Δp = . P0. Δt

dimana

Δp : perubahan tekanan (atm ) Δt :

perubahan suhu (0C)

P0 : tekanan mula-mula (atm) Pt : tekanan

akhir (atm)

2.3 Teori Kinetik Gas

Teori kinetik merupakan suatu teori yang secara garis besar adalah hasil kerja dari Count Rumford
(1753-1814), James Joule (1818-1889), dan James Clerk Maxwell (1831-1875), yang menjelaskan
sifat-sifat zat berdasarkan gerak acak terus menerus dari molekul-molekulnya. Dalam gas misalnya,
tekanan gas adalah berkaitan dengan tumbukan yang tak henti-hentinya dari molekul-molekul gas
terhadap dinding-dinding wadahnya.
Gas yang kita pelajari adalah gas ideal, yaitu gas yang secara tepat memenuhi hukum-hukum gas.
Dalam keadaan nyata, tidak ada gas yang termasuk gas ideal, tetapi gas-gas nyata pada tekanan
rendah dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas, cukup akurat memenuhi hukum-hukum gas
ideal.
2.4 Sifat-Sifat Gas Ideal
Gas yang paling sederhana dan mendekati sifat-sifat gas sejati adalah gas ideal. Adapun sifat-sifat
gas ideal diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gas terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak, dengan jarak pisah antar molekul
lebih besar dari ukuran molekul. Hal ini meunjukkan bahwa gaya tarik antar molekul sangat kecil
dan diabaikan.
2. Molekul-molekul gas bergerak acak ke segala arah sama banyaknya dan memenuhi hukum
Newton tentang gerak
3. Molekul-molekul gas hanya bertumbukan dengan dinding tempat gas secara sempurna
4. Dinding wadah adalah kaku sempurna dan tidak akan bergerak

2.5 Persamaan Umum Gas Ideal


Persamaan umum gas ideal dapat dituliskan :
PV = nRT
Dengan :
P = tekanan gas (N/m2 = Pa)
V = volume gas (m3)
N = jumlah mol gas (mol)
T = suhu gas (K)
R = tetapan umum gas = 8,314 J/mol K
Persamaan umum gas ideal tersebut di atas dapat juga dinyatakan dalam bentuk :
N = N / NA
PV = nRT
PV = NRT / NA dengan R / NA = k
Maka diperoleh :
PV = NkT
K = tetapan Boltzman
= 1,38 . 10-23J/k

2.6 Hukum-Hukum pada Gas Ideal


1. Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan bahwa dalam ruang tertutup pada suhu tetap, tekanan berbanding
terbalik dengan volume gas, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan :
PV = konstan
Dengan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume gas (m3)

 Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa “Dalam ruang tertutup dan volume dijaga tetap, tekanan
gas akan sebanding dengan suhu gas”. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan, menjadi :
P / T = konstan
Dengan :
P = tekanan gas ( N/m2)
T = suhu gas (K)

 Hukum Boyle Gay-Lussac


Penggabungan hukum Boyle Gay-Lussac membentuk hukum Boyle Gay-Lussac yang menyatakan
bahwa “Gas dalam ruang tertutup jika suhunya berubah, maka akan diikuti perubahan tekanan dan
volume gas”. Sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan :
PV / T = konstan

2.7 Tekanan Gas dan Energi Kinetik Partikel Gas


1. Tekanan Gas
Pada pembahasan sifat-sifat gas ideal dinyatakan bahwa gas terdiri dari partikel-partike gas.
Partikel-partikel gas senantiasa bergerak hingga menumbuk dinding tempat gas. Dan tumbukan
partikel gas dengan dinding tempat gas akan menghasilkan tekanan.

P = Nmv2 / 3V
Dengan :
P = tekanan gas (N/m2)
V = kecepatan partikel gas (m/s)
M = massa tiap partikel gas (kg)
N = jumlah partikel gas
V = volume gas (m3)

2.8 Hubungan antara Tekanan, Suhu, dan Energi Kinetik Gas


Secara kualitatif dapat diambil suatu pemikiran berikut. Jika suhu gas berubah, maka kecepatan
partikel gas berubah. Jika kecepatan partikel gas berubah, maka energi kinetik tiap partikel gas dan
tekanan gas juga berubah. Hubungan ketiga faktor tersebut secara kuantitatif membentuk persamaan
:
Persamaan P = Nmv2 / 3V dapat disubstitusi dengan persamaan energi kinetik, yaitu Ek = ½
mv2 , sehingga terbentuk persamaan :
P = Nmv2 / 3V sedangkan mv2 = 2 Ek
P = N2Ek / 3V
P = 2Nek / V
Dengan :
Ek = energi kinetik partikel gas (J)
Dengan mensubstitusikan persamaan umum gas ideal pada persamaan tersebut, maka akan
diperoleh hubungan energi kinetik dengan suhu gas sebagai berikut.
PV = NkT
P = NkT / V = 2/3 . (N / V) Ek
Ek = 3/2 kT
Dengan :
T = suhu gas (K)

2.9 Energi dalam Gas


Gas terdiri atas partikel-partikel gas, setiap partikel memiliki energi kinetik. Kumpulan dari energi
kinetik dari partikel-partikel gas merupakan energi dalam gas. Besar energi dalam gas dirumuskan :

U = N Ek
Dengan :
U = energy dalam gas (J)
N = jumlah partikel

2.10 Prinsip Ekuipartisi Energi


Energi kinetik yang dimiliki oleh partikel gas ada tiga bentuk, yaitu energi kinetik translasi, energi
kinetik rotasi, dan energi kinetik vibrasi.
Gas yang memiliki f derajat kebebasan energi kinetik tiap partikelnya, rumusnya adalah :
Ek = f/2 kT
Untuk gas monoatomik (misalnya gas He, Ar, dan Ne), hanya memiliki energi kinetik translasi,
yaitu pada arah sumbu X, Y, dan Z yang besarnya sama. Energi kinetik gas monoatomik memiliki 3
derajat kebebasan dan dirumuskan :
Ek = 3/2 kT
Dan untuk gas diatomik (missal O2, H2), selain bergerak translasi, juga bergerak rotasi dan vibrasi.
Gerak translasi mempunyai 3 derajat kebebasan. Gerak rotasi mempunyai 2 derajat kebebasan.
Gerak vibrasi mempunyai 2 derajat kebebasan. Jadi, untuk gas diatomik, energi kinetik tiap
partikelnya berbeda-beda.
Untuk gas diatomik suhu rendah, memiliki gerak translasi. Energi kinetiknya adalah :
Ek = 3/2 kT
Untuk gas diatomik suhu sedang, memiliki gerak translasi dan rotasi. Energi kinetiknya adalah :
Ek = 5/2 kT
Sedangkan untuk gas diatomik suhu tinggi, memiliki gerak translasi, gerak rotasi, dan gerak vibrasi.
Energi kinetiknya adalah :
Ek = 7/2 kT
BAB III

PENUTUP

Secara kualitatif dapat di ketahui suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah

benda yang di rasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif dapat diketahui dengan

menggunakan alat yang disebut termometer. Perubahan volume zat cair dalam pipa dapat

digunakan untuk mengukur volume. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan,

sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang.

Suatu benda dapat mengalami pemuaian jika dipengaruhi kenaikan suhu yang

mengakibatkan perubahan benda pada panjang, lebar, dan luas atau volume benda tersebut.

Teori kinetik gas adalah teori yang menjelaskan perilaku sistem-sistem fisis dengan menganggap

bahwa sejumlah besar molekul yang bergerak sangat cepat.

· Teori Kinetik (atau teori kinetik pada gas) berupaya menjelaskan sifat-sifat makroscopik gas,

seperti tekanan, suhu, atau volume, dengan memperhatikan komposisi molekular mereka dan

gerakannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org http://pendfisikaunsri.blogspot.com/2010/03/temperatur.html

http://www.rumus-fisika.com/2012/07/suhu-dan-pengukurannya.html

http://www.rumus-fisika.com/2012/07/suhu-dan-pengukurannya.html

bukurobek.blogspot.com/2011/06/pemuaian.html

http://www.sridianti.com/apa-itu-teori-kinetik-gas.html

Estien Yazid, 2005. Kimia Fisika untuk paramedis. Yogyakarta : Andi Offeset

Ronald Gutreau dan William Savin ,2004. Fisika Modern. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai