Anda di halaman 1dari 13

Pertemuan 1

BAB 4 SUHU DAN KALOR


A. Suhu dan Perubahannya
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur
suhu disebut termometer.
Berdasarkan zat pengisinya, termometer ada 3 jenis yaitu :
1. Termometer zat cair yaitu menggunakan zat cair sebagai pengisi termometer. Zat cair yang
digunakan yaitu raksa dan alkohol. Baik raksa maupun alcohol memiliki keuntungan dan
kelemahan.

Tabel keuntungan dan kelemahan antara raksa dan alcohol


Zat Cair Kelebihan Kelemaha
Mudah dilihat karena warnanya
Termasuk zat beracun
mengkilat
Jangkauan suhunya sangat luas Tidak dapat mengukur suhu yang
Raksa antara -39 0C sampai 337 0C lebih rendah dari -40 0C
Penghantar kalor yang baik Harganya mahal
Tidak membasahi dinding kaca
Daerah ukurannya sangat luas
Titik didihnya rendah yaitu 78 0C
antara -114 0C sampai 78 0C
Alkohol Tidak berwarna sehingga sulit dilihat
Membasahi dinding kaca

2. Termometer bimetal yaitu menggunakan 2 logam yang jenisnya berbeda kemudian


didekatkan. Ketika suhunya tinggi, maka logam yang lebih panjang akan melengkung. Hal
ini dimanfaatkan dalam pembuatan termometer.
Dua jenis logam yang berbeda dilekatkan. Jika suhu berubah, bimetal akan melengkung
karena logam yang satu memuai lebih panjang.
3. Termometer kristal cair yaitu kristal yang dapat berubah warna jika suhunya berubah.
Kristal ini dikemas dalam plastik tipis dan digunakan untuk mengukur suhu tubuh, akuarium
dan sebagainya.

Macam – macam termometer :


1). Termometer suhu badan / klinis untuk mengukur suhu badan,
2). Termometer dinding untuk mengukur suhu ruangan
3). Termometer maksimum-minimum untuk mengukur suhu ditempat terbuka.

Skala Termometer
Termometer memiliki 4 skala yaitu : Celcius (°C), Reamur (°R), Fahrenheit (°F), dan
Kelvin (K). Satuan suhu menurut sistem internasional (SI) yaitu Kelvin.
Skala termometer memiliki perbedaan pada titik tetap bawah dan titik tetap atas seperti pada
gambar berikut.

Tabel Perbandingan Skala Termometer


Jenis Termometer Titik Tetap Bawah Titik Tetap Atas Selisih (Jumlah Skala)
Celcius 0oC 100oC 100
Reamur 0oR 80oR 80
Fahrenheit 32oF 212oF 180
Kelvin 273 K 373 K 100

Dari nilai titik tetap atas dan titik tetap bawah keempat jenis termometer pada tabel di atas,
diperoleh rumus-rumus berikut ini.
Perbedaan skala tersebut menghasilkan perbandingan yaitu :
°C : °R : °F : K = 100 : 80 : 180 : 100
°C : °R : °F : K = 5 : 4 : 9 : 4
Dengan memperhatikan titik tetap bawah (dibandingkan mulai dari nol semua), perbandingan
suhunya yaitu :
tC : tR : (tF – 32) : (tK – 273) = 5 : 4 : 9 : 5
Sehingga, penetapan skala pada termometer yang menggunakan rumus sebagai berikut :

AWAL HASIL RUMUS LANGSUNG


Celsius Kelvin °C + 273°
Celsius Fahrenheit (9/5)°C + 32°
Celsius Reamur (4/5)°C
Kelvin Celsius °K – 273°
Kelvin Fahrenheit [(9/5)(°K – 273°)] + 32°
Kelvin Reamur [(4/5)(°K-273°)]
Fahrenheit Celsius (5/9)(°F – 32°)
Fahrenheit Kelvin [(5/9)(°F – 32°)] + 273°
Fahrenheit Reamur (4/9)(°F – 32°)
Reamur Celsius (5/4)°R
Reamur Kelvin (5/4)°R + 273°
Reamur Fahrenheit (9/4)°R + 32°

Contoh soal dan penyelesaiannya :


1. Sebuah zat cair diukur suhunya menggunakan termometer celcius diperoleh angka 40 0C.
Berapakah jika zat cair tersebut diukur suhunya menggunakan:
a. Termometer reamur
b. Termometer Fahrenheit
c. Termometer kelvin
Penyelesaian:
Diketahui: tc = 40 0C
Ditanyakan: tR, tF, dan T
Jawab:
a. Mengubah skala celcius ke reamur, gunakan rumus :
4 4
tR = x tC = x 40 == tR = 32
5 5
Jadi ketika diukur dengan termometer reamur, suhunya 32 0R.

b. Mengubah skala celcius ke Fahrenheit, gunakan rumus :


9 9
tF – 32 = x tC = x 40 = 72
5 5
tF – 32 = 72
tF = 72 + 32 == tF = 104
Jadi ketika diukur dengan termometer fahrenheit, suhunya 104 0F.
c. Mengubah skala celcius ke kelvin, gunakan rumus :
tK = tC + 273 = 40 + 273 = 313
Jadi ketika diukur dengan termometer kelvin, suhunya 313 K.
2. Suhu sebuah filamen lampu listrik yang sedang menyala adalah 2.925 K. Berapakah suhu
filamen lampu tersebut dalam skala Celcius?
Jawab : Dengan menggunakan kesetaraan Celcius ke Kelvin diperoleh:
tC = tK – 273 = 2.925 – 273 = 2.652
Jadi, suhu filamen lampu listrik yang sedang menyala adalah 2.652 0C.

3. Suhu udara di ruangan 95 0F. Nyatakan suhu tersebut ke dalam skala Kelvin!
Penyelesaian:
95 0F = 5/9 (95 – 32) = 35 0C
35 0K = (35 + 273) K = 308 K

Kita dapat membuat skala termometer . Skala termometer yang akan kita buat dapat
dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap kedua
termometer berada dalam keadaan yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap
bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas
Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es
melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing
termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut :
(Tx− Xb) (Ty−Yb)
=
( Xa−Xb) (Ya−Yb)

Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Contoh Soal dan Penyelesaiannya :
1. Termometer X dirancang dapat mengukur air membeku pada skala – 40 dan air mendidih
pada skala 160.Jika suatu benda diukur dengan termometer Reamur menunjukkan nilai
20°R, maka tentukan nilai yang ditunjuk saat diukur dengan termometer X!
Penyelesaian :
Diketahui : (tb)X = −40°X
(ta)X = 160°X
tR = 20°
(ta)R = 0°R
(tb)R = 80°R
Ditanya : tX = …. ?
Jawab :

(160 – tX) (8) = (200)(6)


1280 – 8tX = 1200
8tX = 1280 – 1200
8tX = 80
tX = 80/8
tX = 10
Jadi, suhu benda tersebut apabila diukur dengan termometer X adalah 10°X.

Pemuaian
Pemuaian adalah perubahan benda akibat bertambahnya suhu. Ketika suhu berubah
menjadi terlalu panas atau terlalu dingin maka ada benda tertentu yang mengalami perubahan.
Pemuaian dibagi menjadi 3 yaitu pemuaian zat padat, cair dan gas.
Pemuaian zat padat terjadi apabila zat padat dipanaskan, apabila didinginkan maka
akan menyusut. Pemuaian terjadi pada semua bagian benda yaitu panjang, lebar, dan tebal.
Contoh pemanfaatan pemuaian zat padat yaitu pada bimetal. Bimetal dimanfaatkan pada
termostat.
Pada zat cair dan zat gas mengalami pemuaian volume. Contoh pemuaian zat cair
yaitu pengemasan botol sirup, kecap, minyak dan saos tidak pernah diisi penuh agar tidak
tumpah ketika memuai. Sedangkan pemuaian pada zat gas contohnya memompa ban tidak
boleh terlalu keras dan harus menyesuaikan ukuran dari ban. Hal ini karena tidak meletus
ketika terjadi pemuaian.
Pertemuan 2
B. Kalor dan Perpindahannya
1. Kalor dan Perubahan Suhu Benda
Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda
bersuhu lebih rendah. Satuan kalor dalam SI adalah Joule (J).
Suhu benda akan naik jika benda tersebut diberi kalor, sebaliknya suhu benda akan turun jika
melepaskan kalor ke lingkungan. Contohnya, air panas didalam gelas lama – kelamaan akan
mendingin. Hal ini karena kalor dilepaskan ke lingkungan oleh air.
Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tergantung dari jenis benda
tersebut. Semakin besar kenaikan suhu benda, semakin besar pula kalor yang diperlukan.
Semakin besar massa jenis benda, semakin besar pula kalor yang diperlukan, dirumuskan
bahwa :
Q = m x c x ΔT
Keterangan : Q = kqlor yang diterima/dilepaskan (J)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (J/kg0C
ΔT = perubahan suhu ( 0C)
Setiap benda memiliki kalor jenis yang berbeda. Berikut kalor jenis benda:

2. Kalor pada Perubahan Wujud Benda


Untuk mendidihkan air diperlukan kalor, jadi untuk mengubah zat cair (air) menjadi gas
(uap) diperlukan kalor. Tabel perubahan wujud zat :

Pada perubahan wujud zat, tidak terjadi perubahan suhu. Kalor untuk mengubah wujud zat
disebut kalor laten. Berikut rumus kalor laten :
Keterangan :
Q = kalor yang dibutuhkan/dilepaskan untuk berubah wujud (J)
m = massa zat yang berubah wujud (kg)
L = kalor lebur/kalor beku (J/kg)
U = kalor penguapan/kalor pengembunan (J/kg)

Contoh penerapan kalor yaitu : ketika kita beraktivitas, maka tubuh kita akan menjadi panas
dan kemudian berkeringat. Ketika keringat menguap, maka memerlukan kalor. Kalor ini diambil
dari tubuh, sehingga tubuh menjadi dingin dan kembali ke suhu optimal.

Contoh Soal :
1. Air sebanyak 3 kg bersuhu 10oC dipanaskan hingga bersuhu 35oC. Jika kalor jenis air 4.186
J/kgoC, tentukan kalor yang diserap air tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 3 kg
c = 4.186 J/kgoC
∆T = (35 – 10)oC = 25oC
Ditanyakan: Q = …?
Jawab : Q = mc∆T
Q = 3 kg × 4.186 J/kgoC × 25oC
Q = 313.950 J
2. Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25oC dipanaskan dengan energi sebesar
1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/goC, tentukanlah temperatur air setelah pemanasan
tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui : m = 100 gram, cair = 1 kal/goC, T0 = 25oC, Q = 1.000 kal
Jawab:
Dengan menggunakan persamaan (3), diperoleh:
Q = mc∆T
Q
∆T =
mc
1.000 kal
∆T =
100 gram × 1 kal/goC
∆T = 10oC
Sehingga : ΔT = T – T0 = 10°C = T – 25°C == T = 35°C
Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35oC.
3. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya
10 kg dari 20oC menjadi 100oC, jika kalor jenis besi 450 J/kgoC?
Penyelesaian:
Diketahui: m = 10 kg, T1 = 20oC, T2 = 100oC, c = 450 J/kg oC
Ditanyakan: Q?
Jawab: Q = mc∆T = mc(T2 – T1) = 10 × 450 × (100 – 20)
Q = 10 × 450 × 80 = 360.000 J = 360 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi tersebut sebesar 360 kJ.
4. Kalor yang dibutuhkan oleh 3 kg zat untuk menaikkan suhunya dari 10 oC sampai 80oC
adalah 9,45 kJ. Berapakah kalor jenis zat tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 3 kg, ∆T = 80oC – 10oC = 70oC, Q = 9,45 kJ = 94.500 J
Ditanyakan : c

Jawab:
c = Q
m∆T
c = 94.500 J
3 kg × 70oC
94.500 J
c = 210
kgoC
c = 450 J/kgoC
Jadi kalor jenis zat tersebut adalah 450 J/kgoC.
5. Berapakah kapasitas kalor dari 5 kg suatu zat yang mempunyai kalor jenis 2 kal/goC?
Penyelesaian:
Diketahui : m = 5 kg = 5.000 g, c = 2 kal/goC
Ditanyakan: C
Jawab: C = m × c == C = 5.000 g × 2 kal/goC == C = 10.000 kal/oC
Perubahan temperatur memiliki arti selisih antara temperatur akhir air setelah pemanasan
terhadap temperatur awal, atau dirumuskan :
∆T = T – T0  T = ∆T – T0  T = 100C – 25oC  T = 35oC
Jadi, temperatur akhir air setela pemanasan adalah 35oC.
6. Perhatikan grafik pemanasan 1 kg es berikut ini!

Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 336.000 J/kg, dan kalor jenis air adalah
4.200 J/kg0C, hitunglah jumlah kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P–Q – R – S?
Pembahasan :
Perhatikan gambar berikut

Kalor yang dibutuhkan untuk proses dari titik P ke Q kita namakan Q1 :


Q1 = m.es x c.es x ∆T
Q1 = 1 x 2.100 x ( 0 – (-5))
Q1 = 10.500 J
Kalor yang dibutuhkan untuk proses dari titik Q ke R kita namakan Q2 :
Q2 = m.es x L
Q2 = 1 x 336.00
Q2 = 336.000 J
Kalor yang dibutuhkan untuk proses dari titik P – Q - R kita namakan QTotal :
QTotal = Q1 + Q2
QTotal = 10.500 J + 336.000 J
QTotal = 346.500 J
Jadi jumlah kalor yang dibutuhkan dari P – Q – R sebesar 346.500 Joule.

3. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah melalui 3 cara yaitu :
a. Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai partikel – partikel bahan
tersebut. Contohnya ketika menyetrika baju, maka baju akan menjadi panas tetapi licin dan
rapi. Hal ini karena kalor berpindah dari setrika ke baju.

b. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu bahan disertai partikel – partikel bahan
tersebut. Contohnya terjadinya angin darat dan angin laut di pantai.

Angin laut terjadi ketika daratan lebih cepat panas dari lautan (kalor jenisnya kecil), udara
diatas daratan ikut panas dan bergerak naik, sehingga digantikan udara dari lautan. Angin laut
terjadi pada siang hari. Angin darat terjadi ketika daratan lebih cepat mendingin dari lautan,
udara diatas lautan lebih cepat bergerak naik, sehingga digantikan oleh udara dari daratan.

c. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Contohnya ketika kita
berada di dekat api ungun, maka tangan akan ikutan panas. Hal ini karena kalor dari api
unggun berpindah ke tangan kita. Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi
kalor, yang besarnya bergantung pada suhu dan warna benda.

Semakin panas benda daripada lingkungan, maka semakin besar pula kalor yang
diradiasikan ke lingkungannya. Semakin luas permukaan panas benda, maka semakin besar
pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Apabila suhu benda lebih dingin dari
lingkungan, maka benda akan menyerap radiasi kalor dari lingkungan. Semakin rendah suhu
benda, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungan.
Ketika kita menjemur pakaian, maka pakaian yang berwarna gelap akan lebih cepat
kering daripada pakaian yang berwarna. Semakin gelap benda yang terasa panas, semakin
besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Semakin gelap benda yang terasa dingin,
semakin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
Azaz Black berbunyi banyaknya kalor pada benda yang bersuhu lebih tinggi sama dengan
banyaknya kalor yang diterima benda bersuhu lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai