Anda di halaman 1dari 11

FISIKA DASAR I

TEMPERATUR DAN KALOR

OLEH :
KELOMPOK IV
1. I GUSTI AGUNG PENNY MAHADEWI (1605511004)
2. I MADE RAMA NATAPRASETYA (1605511012)
3. GEDE SURYA PINANDITA (1605511020)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2016
TEMPERATUR DAN KALOR
 TEMPERATUR

A. PENGERTIAN TEMPERATUR (SUHU)


Temperatur atau suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda.
B. ALAT UKUR TEMPERATUR DAN SKALA TERMOMETER

Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk mengukur besarnya suhu suatu
benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah termometer
zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol. Pertimbangan
dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah sebagai berikut:
1. Raksa tidak membasahi dinding kaca,
2. Raksa merupakan penghantar panas yang baik,
3. Kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil
cukup dapat mengubah suhunya,
4. Jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya
357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer
alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114ºC. Namun
demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda
yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas
dan titik tetap bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1
atmosfer. Di antara kedua titik tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap
bawah adalah suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu saat
air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a) Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100.
Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b) Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.
c) Termometer Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu
es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
d) Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut
suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total
partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan
angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap
bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.

Perbandingan Skala Termometer

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan


termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F= 5 : 4 : 9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka hubungan skala
C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
tºK = tºC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita
buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat
menentukan titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.

Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y. Termometer


X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik
tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua
termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada
tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-
masing termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.

Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
 KALOR

A. PENGERTIAN KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda ke benda
lainnya karena adanya perbedaan suhu. Ketika dua benda yang memiliki perbedaan
suhu bertemu maka kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah. Contohnya ketika kita mencampurkan air dingin dengan
air panas, maka kita akan mendapatkan air hangat.
B. RUMUS DAN SATUAN KALOR
Satuan kalor adalah Kalori (Kal) atau Joule (J). Kalori adalah banyaknya kalor yang
dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air agar suhunya menjadi 1 derajat Celcius.
1 Kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 Kalori
Rumus Kalor :

Keterangan :
Q = Kalor (J)
m = Massa Benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT = Perubahan Suhu (oC)
C. KALOR DAN PERUBAHAN PADA BENDA
1. Kalor Dapat Mengubah Suhu Zat
Pada hakikatnya, setiap benda yang suhunya lebih dari nol mutlak, maka benda
tersebut memiliki Kalor. Kandungan kalor inilah yang akan menentukan berapa
suhu tersebut. Apabila benda ini dipanaskan maka benda tersebut menerima
tambahan kalor sehingga suhunya meningkat. Sedangkan apabila benda tersebut
didinginkan maka benda tersebut melepaskan kalor sehingga suhunya menurun.
2. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat
Beberapa benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu, benda tersebut akan
mengalami perubahan wujud. Contohnya adalah ketika es dipanaskan (diberi kalor)
maka es (wujud padat) tersebut akan menjadi air (Wujud Gas), dan apabila
pemanasan terus dilakukan maka air tadi juga akan menjadi Gas. Titik dimana suatu
zat akan berubah menjadi Zat Cair disebut Titik Cair atau Titik Lebur benda.

a) Di bawah suhu 00 C air berbentuk es (padat) dan dengan pemberian kalor


suhunya akan naik sampai 00 C. (a-b) Panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu es pada fase ini adalah : Q = m x ces x t

Q = m x ces x t

b) Tepat pada suhu 00 C, es mulai ada yang mencair dan dengan pemberian kalor
suhunya tidak akan berubah (b-c). Proses pada b-c disebut proses MELEBUR
(perubahan fase dari padat menjadi cair). Panas yang diperlukan untuk proses ini
adalah :

Q = m . Kl Kl = Kalor lebur
es.

c) Setelah semua es menjadi cair, dengan penambahan kalor suhu air akan naik
lagi (c-d). Proses untuk merubah suhu pada fase ini membutuhkan panas
sebesar :

Q = m . cair . t

Pada proses c-d waktu yang diperlukan lebih lama daripada proses a-b, karena
kalor jenis air (cair) lebih besar daripada kalor jenis es (ces).

d) Setelah suhu air mencapai 1000 C, sebagian air akan berubah menjadi uap air
dan dengan pemberian kalor suhunya tidak berubah (d-e). Proses d-e adalah
proses MENDIDIH (Perubahan fase cair ke uap). Panas yang dibutuhkan untuk
proses tersebut adalah :

Q = m . Kd Kd = Kalor didih air.


Suhu 1000 C disebut TITIK DIDIH AIR.

e) Setelah semua air menjadi uap air, suhu uap air dapat ditingkatkan lagi dengan
pemberian panas (e-f) dan besarnya yang dibutuhkan :

Q = m . cgas . t

Proses dari a-f sebenarnya dapat dibalik dari f ke a, hanya saja pada proses dari f-a
benda harus mengeluarkan panasnya.
 Proses e-d disebut proses MENGEMBUN (Perubahan fase uap ke cair)
 Proses c-b disebut MEMBEKU (Perubahan fase dari cair ke padat).
Besarnya kalor lebur = kalor beku
Pada keadaan tertentu (suhu dan tekanan yang cocok) sesuatu zat dapat langsung
berubah fase dari padat ke gas tanpa melewati fase cair. Proses ini disebut sebagai
SUBLIMASI.
Contoh pada kapur barus, es kering, dll. Pada proses perubahan fase-fase di atas
dapat disimpulkan bahwa selama proses, suhu zat tidak berubah karena panas yang
diterima/dilepas selama proses berlangsung dipergunakan seluruhnya untuk
merubah wujudnya.

D. PERPINDAHAN KALOR
Panas dapat dipindahkan dengan 3 macam cara, antara lain :
1. Secara konduksi (Hantaran)
2. Secara konveksi (Aliran)
3. Secara Radiasi (Pancaran)
1) Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan Kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat
perantara (logam) tanpa disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut secara
permanen. Contohnya adalah ketika kita memanaskan salah satu ujung logam,
maka ujung logam lainnya akan ikut panas karena terjadi hantaran kalor dari suhu
tinggi ke suhu rendah. Ketika memanaskan salah satu ujung logam, maka partikel
yang terdapat pada ujung logam tersebut akan bergetar dan membuat getaran terjadi
pada partikel lain yang terhubung dengannya. Sehingga seluruh partikel logam
tersebut akan bergetar walaupun hanya satu ujung logam yang dipanaskan, nah hal
ini lah yang akan merangsang terjadinya perpindahan kalor.

2) Perpindahan Kalor Secara Konveksi


Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang
disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Konveksi dapat terjadi
pada zat cair atau gas. Ada dua jenis perpindahan kalor secara konveksi, yaitu :

 Konveksi Alamiah
Konveksi alamiah adalah konveksi yang dipengaruhi gaya apung tanpa faktor
luar, dan disebabkan oleh karena adanya perbedaan massa jenis benda.
Contohnya adalah pada pemanasan air, massa jenis partikel air yang sudah
panas akan naik menjauh dari api dan digantikan dengan partikel air lain yang
suhunya lebih rendah. Proses ini membuat seluruh partikel zat cair tersebut akan
panas sempurna.

 Konveksi Paksa
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi karena adanya pengaruh faktor
luar (contoh tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan
sengaja/dipaksakan. Artinya aliran panas kalor dipaksa menuju ke tempat yang
ingin dituju dengan bantuan faktor luar seperti tekanan. Contohnya adalah pada
kipas angin yang akan membawa udara dingin ke tempat yang panas, dan
radiator mobil yang memiliki sistem pendingin mesin.
3) Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Perpindahan kalor secara Radiasi adalah proses perpindahan kalor yang tidak
menggunakan zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan
konduksi dan konveksi. Pada Radiasi, agar terjadinya perpindahan kalor, kedua
benda tidak harus bersentuhan karena kalor dapat berpindah tanpa zat perantara.
Artinya kalor tersebut akan di pancarkan ke segala arah oleh sumber panas, dan
akan mengalir ke segala arah. Contohnya adalah saat kita dekat dengan api unggun
dari sudut manapun, maka kita tetap akan merasakan kehangatan dari sumber api,
contoh lainnya adalah panas matahari yang sampai ke bumi dan planet – planet
lain.

E. KALOR JENIS DAN KAPAITAS KALOR

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa jika kalor diberikan pada dua benda yang
berbeda, maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula, Contohnya ketika minya
dan air dipanaskan dengan suhu yang sama maka minyak akan memiliki perubahan
suhu 2 kali lebih besar dibandingkan air. Hal Ini disebabkan oleh perbedaan kalor jenis
yang dimiliki suatu benda. Kalor Jenis Benda adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu dari 1 kg massa benda tersebut menjadi 1 derjat celcius. Satuan
dari Kalor Jenis adalah Kalori / GramoCelcius atau dalam Sistem Internasional
ditetapkan dengan Joule / KilogramoCelcius. Kalor Jenis dapat dituliskan dalam
persamaan berikut :

Keterangan :
Q = Kalor (J)
m : Massa Benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT = Perubahan Suhu (oC)
Kapasitas kalor diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda
bermassa tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam
system International yaitu J/K.
Untuk mengetahui banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu zat
digunakan persamaan :

Q = m.c.ΔT

Dimana :
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg⁰C)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
Untuk menentukan kalor jenis suatu zat digunakan persamaan :

C = Q / m.ΔT

Dimana :
C = kalor jenis zat (J/Kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
Untuk menentukan kapasitas kalor suatu zat digunakan persamaan :

C = Q / ΔT

Dimana :
C = kapasitas kalor (J/K)
Q = banyaknya kalor (J)
ΔT = perubahan suhu (K)
F. HUKUM KEKEKALAN ENERGI PANAS (KALOR)
Jika 2 macam zat pada tekanan yang sama, suhunya berbeda jika dicampur maka : zat
yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang bersuhu lebih rendah
akan menyerap kalor.

Kalor yang diserap = kalor yang dilepaskan

Pernyataan di atas disebut “Asas Black” yang biasanya digunakan dalam kalorimeter,
yaitu alat pengukur kalor jenis zat.

Anda mungkin juga menyukai