Anda di halaman 1dari 22

Hukum Dasar Termodinamika

Pertemuan 3
MK Termodinamika
Hukum ke-Nol Termodinamika
( Hukum Kesetimbangan Termal)
“ Jika benda A berada dalam keseimbangan panas denga benda B dan benda B berada
dalam keseimbangan panas dengan benda C, maka Benda A berada dalam
keseimbangan panas dengan benda C”
Hukum ke-Nol Thermodinamika
The Zeroth Law of Thermodynamics
 Jika dua buah benda bertemperatur berbeda disentuhkan satu sama lain,
temperatur keduanya akan berangsur menjadi sama. Dan apabila setiap bagian
pada kedua benda tersebut temperaturnya tidak lagi berubah, maka kedua
benda itu kita katakan berada dalam kesetimbangan termal.
 Jika benda A dan B berada dalam kesetimbangan termal dengan suatu benda
ketiga T, maka A dan B berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain.
Klasifikasi Proses
Adiabatik Diatermik Kuasistatik

-Tidak terjadi pertukaran kalor -Kalor diiizinkan berpindah -Proses yang berlangsung
antara sistem dan lingkungan dari sistem ke lingkungan dan sangat lambat
-terjadi jika antara sistem dan sebaliknya -seolah-olah gas berada dalam
lingkungan dibatasi oleh sekat -terjadi jika antara sistem dan keadaan statik
yang tidak dapat dilalui oleh lingkungan dibatasi oleh sekat
kalor yang dapat dilalui oleh kalor
-contoh : Dinsing termos air -Contoh: logam
panas
Apa itu kalor . . .?

Pengertian kalor berbeda dengan pengertian suhu. Suhu adalah derajat panas atau
dinginnya suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkan dari suatu
benda ke benda lainnya kerena perbedaan suhu/temperatur. Kalor memiliki dua
macam satuan, yaitu joule dan kalori. Mengenai konversi kedua besaran tersebut,
adalah seperti berikut :
Suhu
 Suhu atau temperatur merupakan ukuran yang menyatakan panas atau dinginnya
benda.
 Suhu adalah besaran skalar yg dipunyai oleh semua sistem termodinamika,
sehingga kesamaan suhu adalah syarat yg perlu dan cukup utk keseimbangan
termal.
 Zat-zat yg mempunyai sifat: berubah besaran fisisnya karena suhu dinamakan
zat termometrik (thermometric substance)
 Benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dikatakan lebih panas.
 Alat ukur: termometer
 Untuk mengukur suhu secara kuantitatif, perlu didefinisikan semacam skala
numerik. Skala-skala numerik yang sudah dikenal ada 4 jenis, yaitu:
 (1) skala Celcius (C),
 (2) skala Reamur (R),
 (3) skala Fahrenheit (F), dan
 (4) skala Kelvin (K) disebut suhu mutlak.
Skala Suhu
 Skala suhu dalam SI adalah celsius (oC).
 Sebelum 1954, Titik tetap sebagai patokan skala Celsius  titik es dan titik
uap (ice, and steam point)
 Suhu titik es : diddefinisikan sbg suhu campuran es dg air dalam keadaan
seimbang dengan udara jenuh pada tekanan 1 atmosfer. Titik angka 0 skala
celsius.
 Suhu titik uap : suhu air dan uap yg berada dalam kesetimbangan pada
tekanan 1 atmosfer. Titik angka 100 skala celsius.
Kelvin
 Disamping skala suhu celcius, terdapat skala suhu mutlak yg
didasarkan pada skala suhu mutlak yg didasarkan pada hukum
termodinamika kedua.
 Skala ini disebut pula sebagai skala Kelvin, (K, tanpa tanda
derajat)
 Hubungannya dengan Celcius TK=Tc+273,15
 Tahun 1967, K didefinisikan sebagai 1/273,16) dari suhu titik
tripel air
Pengukuran Temperatur
Temperature Measurement
 Dalam pengukuran temperatur dikenal berbagai macam derajat pengukuran.
Antara lain:

Skala Titik Beku Air Titik Didih Air


Celcius 0 0C 100 0C
Reamur 0 0R 80 0R
Fahrenheit 32 0F 212 0F
Kelvin 273 K 373 K

9
 Perbandingan skala suhu Celsius, Kelvin, Fahrenheit dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Konversi Satuan Temperatur
Temperature Measurement Conversion
Kalor dan Temperatur
Heat and Temperature
 Q = C.ΔT Satuan
SI Joule/kg °C (J/kg °C)
 Q = m.c.ΔT
CGS Kalori/g °C (kal/g °C )
 Q = Kalor / Panas (J)

 Kalor Perubahan Wujud


 Q = m.Lf
 Q = m.Lv

Dimana :
 C = Kapasitas Kalor (J/0C)
 c = Kalor Jenis (J/Kg.0C)
 m = massa (Kg)
 ΔT = Perubahan Suhu (0C)
Kalor dan Temperatur
Heat and Temperature Materi c (kal/g.K) c (J/Kg.K)
Perak 0.0564 236
Q = C.ΔT Tembaga 0.0923 386
Q = m.c.ΔT es 0.530 2220
Q = Kalor / Panas (J) air 1 4180

Penyederhanaan nilai
Kalor Perubahan Wujud Kalor jenis es 0,50 kal/g oC
Q = m.Lf Kalor Lebur 80 kal/g
Q = m.Lv Kalor Uap 540 kal/g
Dimana :
 Lf = Kalor Lebur (J/Kg) (Lf air = 333000 J/Kg)
 Lv = Kalor Uap (J/Kg) (Lv air = 2256000J/Kg)
 C = Kapasitas Kalor (J/0C)
 c = Kalor Jenis (J/Kg.0C)
 m = massa (Kg)
 ΔT = Perubahan Suhu (0C)
Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya kalor yang diperlukan
atau mungkin dilepaskan oleh suatu zat adalah sebagai berikut:
1. Massa benda
2. kenaikan suhu
3. Kalor jenis

Massa benda
semakin banyak massa suatu zat maka kalor yang diperkukan juga
semakin banyak. Contoh apabila kita memanaskan air sebesar 1 kg
dengan 10 kg, dengan pemanas yang sama, maka waktu yang
diperlukan untuk mendidihkan kedua air tersebut akan berbeda.
Kenaikan suhu
semakin besar kenaikan suhunya maka semakin besar pula kalor yang
diperlukan oleh sebuah zat. Contoh apabila kita memanaskan air
selama 5 menit dengan 10 menit dengan pemanas yang sama, maka
kenaikan suhunya lebih besar dengan waktu 10 menit

Kalor Jenis
kalor jenis benda adalah banyaknya kalor yang diperlukan diperlukan
atau dilepaskan oleh suatu benda yang massa 1 kg untuk menaikkan
suhu 1oC, contoh kalor jenis air sebesar 4200 J/kgoC ini berarti
bahwa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg sebesar 1oC
sebesar 4200 J
Tabel Kalor Jenis Zat
Kalor jenis Kalor jenis
No Jenis zat No Jenis zat
zat (J/kgoC) zat (J/kgoC)
1 Air 4200 11 Kuningan 370
2 Alkohol 2300 12 Marmer 860
3 Alumunium 900 13 Minyak tanah 2200
4 Baja 450 14 Perak 234
5 Besi 460 15 Raksa 140
6 Ema 130 16 Seng 390
7 Es 2100 17 Tembaga 390
8 Gliserin 2400 18 Timah hitam 130
9 Kaca 670 19 Timbal 130
10 Kayu 1700 20 Udara 1000
Kalor digunakan untuk mengubah wujud zat
 Melebur : Perubahan wujud dari padat menjadi cair
 Membeku : perubahan wujud dari cair menjadi padat
 Menguap : perubahan wujud dari cair menjadi gas
 Mengembun : perubahan wujud dari gas menjadi cair
 Menyublim : perubahan wujud dari padat menjadi gas
 Desposisi : perubahan wujud dari gas menjadi padat
Kalor uap (didih)
Kalor uap adalah banyaknya kalor yang digunakan untuk
menguapkan 1 kg zat cair pada titik didih
Penguapan dapat dipercepat dengan cara:
1. Memanaskan atau memberikan kalor
2. Memperluas permukaan bidang
3. Meniupkan udara disekitar permukaan
4. Mengurangi tekanan pada permukaan

Secara matematis kalor uap adalah:


Kalor Lebur
Kalor Lebur adalah kalor yang digunakan untuk meleburkan 1
kg zat padat pada titik lebur
Kalor Laten
► Selama perubahan fasa, jumlah kalor yang dilepaskan adalah
▪ Q=mL
► L adalah kalor laten dari zat, Laten artinya tersembunyi.
► Pilih tanda positif jika menambahkan energi pada sistem dan tanda negatif jika
energi dipindahkan dari sistem
► Kalor laten peleburan digunakan untuk pencairan atau pembekuan
► Kalor laten penguapan digunakan untuk penguapan atau pengembunan
Akibat perubahan suhu dapat mengakibatkan perubahan fase benda, seperti pada grafik
berikut (temperatur versus waktu) berikut ini:

Keterangan
Suhu (00C)
- Es bersuhu -25 0C di titik a
f
- Titik b titik lebur es 0 0C
d - Dari b ke c suhu tetap , terjadi proses peleburan.
100 e - Titik c es mencair, seluruh es menjadi air 0 0C.
- Titik c – d proses kenaikan suhu dari 0 0C sampai 100 0C.
75
- Titik d adalah titik didih
50 - Titik e – d proses penguapan suhu tetap.
- titik e seluruhnya menjadi uap
25
b
- Titik f uap
0
Waktu
c
-25 a

Anda mungkin juga menyukai